do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Minggu, 12 Oktober 2014

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman masalah kesehatan mulai berkembang yang dulunya dianggap hanya sebagai masalah psikologis namun saat ini kesehatan merupakan masalah yang kompleks. Sehingga banyak sekali upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya sanitasi lingkungan dimana lingkungan turut mengambil andil yang sangat besar dalam masalah kesehatan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis,
Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.,
lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan, apabila lingkungan sehat maka sehatlah individu begitu juga sebaliknya. Pada hakikatnya kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya kesehatan yang optimum pula. Jadi sangat jelas bahwa lingkungan adalah salah satu unsur  yang menentukan kesehatan individu.
Hendrik L.Blum  mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan salah satunya adalah lingkungan. Dimana lingkungan tersebut meliputi ligkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.
Selain lingkungan kesehatan juga dikenal dengan istilah kesehatan kerja dimana kesehatan kerja ini sangat penting bagi pekerja. Dengan adanya kesehatan kerja, pekerja akan lebih hati-hati dalam melakukan pekerjaannya. banyak sekali pekerja tidak berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya sehingga terjadi kecelakaan kerja dan berakibat fatal bagi pekerja tersebut. Banyak sekali faktor yang mengakibatkan kecelakaan kerja salah satunya lantai licin. Hal ini dilihat dari segi kondisi lingkungan yang tidak aman(unsafety condition).
Kesehatan pekerja ini bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial yaitu melalui usaha-usaha preventif, promotif serta kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Lingkungan
2.1.1 Definisi Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo, 1991) Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994)2
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal. (Tri Cahyono, 2000)2

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
1.      Perumahan
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a.       Bahan bangunan : lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.
b.      Ventilasi : menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan O2 yang diperlukan penghuni rumah.
-          Ventilasi alamiah : dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, dan sebagainya.
-          Ventilasi buatan : yaitu dengan mempergunakan alat – alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.

c.       Cahaya : rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik untuk berkembang bibit penyakit. Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
-          Cahaya alamiah : yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya ( jendela ) luas sekurang-kurangnya 15 % sampai 20 % dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah.
-          Cahaya buatan : yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak, listrik, api dan lain sebagainya.
d.      Luas bangunan rumah : luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan rumah tersebut. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.

         Fasilitas – fasilitas didalam rumah sehat :
                   Rumah yang sehat  harus mempunyai fasilitas – fasilitas sebagai berikut ;
      -penyediaan air bersih yang cukup
      -pembuangan tinja
-pembuangan air limbah ( air bekas )
      -pembuangan sampah
      -fasilitas dapur
      -ruang berkumpul keluarga
   -gudang
      -kandang
2.      Penyediaan air bersih
            Syarat air minum yang sehat :
-   Syarat fisik      : bening, tidak berasa, suhu di bawah udara di luarnya.
-   Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel  ( contoh ) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
-       Syarat kimia :
  Flour ( 1 – 1,5 mg/l )
  Chlor ( 250 mg/l )
  Arsen ( 0,05 mg/l )
  Tembaga ( 1 mg/l )
  Besi ( 0,3 mg/l )
  Zat organik ( 10 mg/l )
  pH ( 6,5 – 9,0 mg/l )

3.      Pembuangan kotorran manusia ( tinja )
            Persyaratan dalam membuat jamban yang sehat, sebagai berikut :
                                    -tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
                                    -tidak mengotori air permukaan disekitarnya
                                    -tidak mengotori air tanah disekitarnya dan tidak menimbulkan bau
                                    -tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa
                                    -sederhana desain, mudah digunakan, dipelihara, dan murah
                                    -dapat ditterima oleh pemakainya

            Hal-hal yang perlu diperhatikan agar persyaratan di atas terpenuhi, adalah :
1)      sebaiknya jamban tertutup, terlindung dari panas dan hujan, serangga, terlindung dari pandangan orang
2)      bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat
3)      bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, dan tidak menimbulkan bau
4)      disediakan alat pembersih, seperti air atau kertas pembersih

4.      pembuangan sampah
            sampah mempunyai prinsip sebagai berikut :
     adanya sesuatu benda atau bahan padat
      adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia. Benda atau bahan tersebut tidak dapat dipakai lagi.

Cara pengolahan sampah :
1.      pengumpulan dan pengangkutan sampah
2.       pemusnahan dan pengelolaan sampah – sampah di tanah, di bakar, dijadikan pupuk1

Menurut WHO (1979)
1.      Penyediaan air minum
2.      Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3.      Pengelolaan sampah padat
4.      Pengendalian vektor
5.      Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan eskreta manusia
6.      Hygiene makanan
7.      Pengendalian pencemaran udara
8.      Pengendalian radiasi
9.      Kesehatan kerja
10.  Pengendalian kebisingan
11.  Perumahan dan permukiman
12.  Perencanaan daerah perkotaan
13.  Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat
14.  Pencegahan kecelakaan
15.  Rekreasi umum dan pariwisata
16.  Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemik, bencana, kedaruratan
17.  Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari resiko gangguan kesehatan2
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1992
1.      Penyehatan air dan udara
2.      Pengamanan limbah padat (sampah)
3.      Pengamanan limbah cair
4.      Pengamanan limbah gas
5.      Pengamanan radiasi
6.      Pengamanan kebisingan
7.      Pengamanan vektor penyakit
8.      Penyehatan dan pengamatan lainnya, misalnya: pasca bencana3

2.1.3 Tujuan Kesehatan Lingkungan
a.       Tujuan Umum
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan sehat4
b.      Tujuan Khusus
a)      Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan
b)      Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c)      Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang
d)     Terlindungnya Negara dari kegiatan Negara lain yang berkaitan merusak lingkungan sehat5

2.1.4  Dampak Lingkungan Tidak Sehat
         Timbulnya berbagai penyakit
         Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
         Merusak estetika kota
         Dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah
         Polusi adan sampah menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri dan lainnya. Pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan terhambatnya proses air tanah di musim hujan tiba, sungai yang tercemari sampah akan menyebabkan banjir
         Terjadinya keseimbangan alam6

2.1.5 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan
1.      Lingkungan Sehat
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat yang terbebas dari segala macam penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya            :
         Faktor Fisik
Berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut sangat berperan penting bagi masyarakat dalam memperhatikan dimana tempat tinggal mereka akan di bangun. Jika suatu rumah dibangun di pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu. Misalnya keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan membawa dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
         Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, dimana faktor tersebut berperan dalam hubungan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal dikawasan yang rawan gempa, maka rumah yang mereka bangun dikawasan tersebut harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak penampungan sampah.
         Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimana pada umumnya apabila dilingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang tidak mampu maka secara tidak langsung mempengaruhi terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya didaerah-daerah pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat baik.


2.1.7 Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Pengaruh terhadap individu :
         Apabila lingkungan bersih berpengaruh terhadap individu khususnya pada kualitas kerja(produktivitas)individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan yang tidak sehat akan berada pada produktivitas kerja yang cendrung menurun.
         Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhannya si ambil dari lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif. Makanan sedikit atau berlebihan maka kelainan nutrisi dan minuman yang mengandung racun.
         Lingkungan sehat, gizi yang cukup yang ekonomis dapat menghindari seseorang dari penyakit.
         Lingkungan sebagai alat untuk pergaulan dan tempat lahir budaya.
         Sarana penyesuaian diri.7

Pengaruh terhadap keluarga :
         Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko terjadinya penyakit/gangguan saluran pernafassan.8
         Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat mengindisikan bahwa telah terjadi perubahan prilaku yang bisa memperbaiki tingkat kesehatan lingkungan. Karena bagi mayoritas masyarakat kita, rumah adalah tidak hanya tempat istirahat melainkan tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga bahkan keluarga yang jauh. Dengan demikian dalam sebuah rumah yang tidak sehat bisa menjadi tempat saling menularnya penyakit. Menjadi indikasi negatif terhadap upaya meningkatkan kesehatan lingkungan.9

Pengaruh terhadap masyarakat :
         Timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat bahkan epidemik.
         Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan sehingga berakibat terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup.
         Timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.
         Lingkungan sehat akan membuat masyarakatnya terhindar dari penyakit.7

2.1.8 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
         Kolera
Penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
         Tifus perut
Penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut menular.
         Diare
Penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-cak encer dengan atau tanpa darah dan muntah-muntah.penyakit ini disebabkan oleh kerusakan organik /fungsional saluran cerna.
         Leptospitosis
Penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan  yang telah tercemar kemih tikus.
         Malaria dan DBD
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk tersebut.
         TBC
Penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan pertukaran udara yang buruk.
         Cacar
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi  cacar timbul apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian penderita.
         Influenza
Penyakit yang penularannya disebabkan oleh udara masyarakat.10
2.1.9 Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan
1.      Upaya pengelolaan lingkungan hidup
Yang meliputi ekosistem daratan, kawasan pesisir dan ekosistem laut.

2.      Upaya pengelolaan lingkungan buatan
Yang meliputi pengendalian pencemaran yang berkaitan dengan perlindungan air, tanah, udara dan pengelolaan limbah.
3.      Upaya pengelolaan lingkungan sosial
Meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk, pembangunan kualitas lingkungan sosial.
4.      Upaya pengembangan modal sosial
Meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan dan pembangunan jiwa sosial yang tinggi.11



























BAB III
KESIMPULAN

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau keadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Kesehatan kerja merupakan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Ciri pokok kesehatan kerja adanya upaya preventif dan promotif, upaya preventif berpedoman agar perusahaan tersebut dapat mencegah timbul penyakit akibat oleh limbah atau produk perusahaan tersebut. Sedangkan upaya promotif berpedoman dengan meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan adanya kesehatan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi kesehatan kerja menjadi baik pula.






















DAFTAR PUSTAKA
1.      Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
4.      .http://www.scribd.com/doc/19374542/definisi-kesehatan-lingkungan
5.       www.fkm.unair.ac.id
6.      www.dampak buruk dari lingkungan tidak sehat.com/pdf
7.      Slamet, Juli Soemirat.1996.Kesehatan Lingkungan.Yogjakarta:UGM University Press
8.      http://www.anneahira.com/kesehatan-lingkungan.htm
9.      http://www.jevuska.com/2010/06/30/kesehatan-lingkungan-contoh-satuan-acara-penyuluhan-sap
10.   Dr.danur.materi-materi pokok ilmu kesehatan lingkungan
11.  slamet riyadi, pengantar kesehatan lingkungan
12.  suma’mur.hiegene.perusahaan dan kesehatan kerja.1976.gunung agung.jakarta
13.  Ragil Setiabudi, SKM. Kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan industry
14.  bukhari.manajemen kesehatan kerja dan alat pelindung diri.2007
15.  http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/1441/07002748.pdf
16.  Panji anorgi.psikologi kerja
17.  http://k3pelakaan.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan.html














DAFTAR ISI



Kata Pengantar ………………………………………………………          i
Daftar Isi ……………………………………….……………………           ii
BAB I Pendahuluan……………………………...........……………..          1
A.      Latar Belakang……………………………………………….            1
B.       Rumusan Masalah………………….....………….…………. .           1
C.       Tujuan...........................................................................................           1
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup..........................................................................................    10
Simpulan dan Saran ................................................................................      10





Tidak ada komentar: