do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 16 Januari 2016

Promosi Kesehatan dan Individu



Promosi Kesehatan dan Individu
Tujuannya adalah setelah menyelesaikan chapter ini, perawat akan mampu :
1.      Mendefinisikan kerangka kerja fungsional pola kesehatan yang dideskripsikan oleh Gordon
2.      Mendeskripsikan penggunaan kerangka pola kesehatan fungsional dalam menilai individu sepanjang umur
3.      Memberikan contoh dari data klinis untuk dikumpulkan dalam masing-masing pola kesehatan
4.      Memberikan contoh dari kategori perubahan perilaku dalam pola kesehatan: fungsional, berpotensi disfungsional dan benar-benar disfungsional
5.      Menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan saat mengidentifikasi faktor risiko atau faktor etiologi pola kesehatan aktual atau potensial disfungsional
6.      Mendiskusikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intervensi keperawatan di promosi kesehatan individu
7.      Mengembangkan perencanaan promosi kesehatan spesifik yang berdasarkan pada penilaian individu, diagnosis keperawatan, and kontribusi faktor risiko atau faktor etiologi

            Unit ini menyajikan pola perilaku yang ditampilkan oleh individu, keluarga, dan masyarakat dan menyediakan pedoman untuk penilaian kesehatan di arena multipraktek. Penentuan pertumbuhan dan perkembangan dalam setiap pola perilaku diperkenalkan dalam unit ini tetapi sangat diperluas dan ditentukan untuk setiap fase perkembangan dalam bab unit empat.
            Meskipun peran perawat telah berkembang dari waktu ke waktu, beberapa link tema sentral yang menyatukan semua definisi, filosofi, dan kerangka kerja keperawatan. Dari keyakinan Nightigale menyatakan bahwa hukum kesehatan dan keperawatan adalah sama dan relevan untuk individu yang sehat maupu sakit  dengan kerangka kerja konseptual keperawatan saat ini, promosi kesehatan terus menjadi komponen integral. ANA mendefinisikan praktek keperawatan sebagai kinerja pelayanan dengan menggunakan proses keperawatan dalam 1) mempromosikan dan menjaga kesehatan; 2) penemuan kasus dan mengelola penyakit, cedera, atau kelemahan; 3) mengembalikan fungsi optimal, atau 4) membantu pasien mencapai kematian yang bermartabat. Meskipun definisi ini dirancang untuk menyediakan model untuk tindakan keperawatan praktek negara, terminologi yang sering dalam pernyataan kebijakan sosial ANA adalah lebih ringkas: "Keperawatan adalah diagnosis dan pengobatan respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial". Respon-respon ini digambarkan dalam respon memulihkan kesehatan (reaksi terhadap masalah kesehatan, seperti penyakit) dan respon pendukung kesehatan (berhubungan dengan masalah kesehatan potensial, seperti kerentanan terhadap penyakit).
            Berdasarkan definisi tersebut, pencegahan primer adalah elemen penting dari keperawatan dan mencakup promosi kesehatan umum serta perlindungan yang spesifik terhadap penyakit. Konsep promosi kesehatan berkonotasi suatu proses aktif yang melibatkan perlindungan khusus (Imunisasi, keselamatan kerja, kontrol lingkungan) bersama dengan sistem gaya hidup, nilai dan keyakinan, dan satu set dengan perilaku yang meningkatkan kesehatan. Bab 1 menjelaskan kesehatan setiap keluarga, invidual, atau komunitas sebagai keseimbangan yang berkelanjutan yang melibatkan respon yang kompleks antara sistem fisiologis dan psikologik internal dan lingkungan eksternal. Perawat membutuhkan kerangka kerja untuk menilai interaksi ini antara status biofisik seseorang, seni  (makeup) psikososial, dan lingkungan.
            Dengan promosi kesehatan sebagai tema dasar, bab ini fokus pada pengkajian keperawatan individu. Kerangka yang digunakan untuk penilaian adalah pola kesehatan fungsional yang dijelaskan oleh Gordon, sebagaimana disebutkan dalam bab-bab sebelumnya dan didefinisikan ulang di sini. Kerangka kerja yang sama digunakan di seluruh unit ini untuk menunjukkan pendekatan penilaian untuk keluarga dan masyarakat juga (Bab 8 dan 9). Bab ini juga membahas komponen-komponen dari proses keperawatan yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk individu. Hal ini dimungkinkan hanya melalui pemahaman yang jelas dari kerangka pola kesehatan fungsional.



Penilaian Individu
            Penilaian Keperawatan bertujuan untuk menentukan determinan dari status kesehatan klien. Tabel 7-1 menunjukkan aspek-aspek umum untuk penilaian "baik" keperawatan. Penilaian di sini mengacu pada pengumpulan data saja, meskipun pemisahan komponen buatan - diagnosis atau identifikasi masalah - dianggap secara terpisah untuk memperjelas. Ini mengikuti pedoman yang diusulkan oleh Bloch dan digunakan dalam Standar Pelayanan ANA. Penilaian status kesehatan tidak hanya mempertimbangkan parameter fisiologis, tetapi seluruh biopsikososial yang berinteraksi dengan lingkungan. Pola perilaku, keyakinan, persepsi, dan nilai-nilai merupakan komponen penting dari penilaian kesehatan (keperawatan) jika potensi kesehatan maksimal individu terrealisasikan. Memahami pola merupakan dasar untuk memahami kesehatan individu.
            Gordon telah mengambil satu set perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, yang telah fokus pada keperawatan tradisional dan mengembangkan kerangka penilaian dari 11 pola kesehatan fungsional. Pola fungsional berinteraksi untuk membuat gaya hidup individu. Perawat, menggunakan seperti kerangka, menggabungkan keterampilan penilaian dengan data subyektif dan obyektif untuk membangun pola reflektif dari gaya hidup itu.
Tabel 7-1 Aspek Penilaian Keperawatan
Definisi
Pengumpulan data secara sistematis dan sengaja
Komponen
Data subjektif : sejarah kesehatan- laporan subjektif dan persepsi klien
Data Objektif : Observasi perawat dalam menemukan penilaian fisik, informasi dari catatan kesehatan, menghasilkan pengujian klinis
Fungsi
Deskripsi status kesehatan klien
Struktur
Bagian organisasi interdependen : mendeskripsikan kesehatan, fungsi, atau pola perilaku yang merefleksikan keseluruhan individual dan lingkungan
Proses
Intervies, observasi, dan pemeriksaan
Format
Sistematis tetapi fleksibel, individual untuk klien, perawat dan situasi
Tujuan
Diagnosis keperawatan atau identifikasi masalah, untuk mengidentifikasi bidang kekuatan, pembatasan, perubahan, respon terhadap perubahan dan terapi, dan risiko
            Bagian ini memperluas pola penilaian kesehatan fungsional sebagai kerangka kerja dan proses penilaian yang menggunakan kerangka ini. Setiap pola disajikan dan mencakup:
1.      Definisi pola
2.      Signifikansi dari pola gaya hidup individu, termasuk fokus perkembangan dan pengaruh lingkungan yang tepat
3.      Penilaian tujuan
4.      Penilaian parameter untuk riwayat kesehatan
5.      Pola indikator dalam pemeriksaan fisik
6.      Implikasi untuk praktek, termasuk contoh-contoh spesifik untuk klarifikasi

Kerangka Kerja Fungsional Pola Kesehatan
            Keutuhan orang dan totalitas interaksi seseorang dengan lingkungan adalah dasar filosofis buku ini. Ini juga adalah perspektif Tipologi Gordon dari 11 fungsional pola kesehatan, yang menyediakan mekanisme untuk pengumpulan data yang mencakup seluruh orang dan semua proses kehidupan. Dengan memeriksa pola fungsional yang spesifik dan interaksi antara pola-pola, para perawat secara akurat dapat menentukan dan mendiagnosa masalah aktual atau potensial, campur tangan lebih efektif, dan mencapai hasil yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan. Selain menyediakan kerangka kerja untuk menilai individu, keluarga, dan masyarakat, fungsional pola kesehatan memberikan kerangka diagnostik (Lihat Kotak di hlm 87-88 dalam Bab 4).
Tabel 7-2 Tipologi dari 11 Fungsional Pola Kesehatan
Pola
Deskripsi
Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Persepsi klien tentang sehat dan hidup yang baik, dan bagaimana memanajemen kesehatan
Gizi dan metabolisme
Makanan dan konsumsi cairan merupakan kebutuhan relatif untuk metabolik dan indikator suply gizi lokal
Eliminasi
ekskretoris fungsi (usus, kandung kemih, kulit)
Aktivitas dan latihan
Latihan, aktivitas, waktu luang dan rekreasi
Tidur dan istirahat
Tidur, istirahat, dan relaksasi
Kognitif dan persepsi
Persepsi sensorik dan pola kognitif
Persepsi diri dan konsep diri
Pola konsep diri dan persepsi diri (kenyamanan tubuh, citra tubuh dan merasakan sebagai suatu bangsa
Peran dan hubungan
Keterlibatan peran dan hubungan
Seks dan reproduktif
Kepuasan dan ketidakpuasan klien dengan seks dan reproduktif
Mengatasi dan toleransi terhadap stress
Pola penanggulangan umum dan efektivitas dalam toleransi stress
Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan (termasuk keagamaan), atau tujuan yang menunjukkan pilihan atau keputusan

Definisi
            Fungsional pola kesehatan merupakan kelompok area perilaku yang saling berkaitan yang menentukan pandangan keseluruhan individual. Tipologi dari 11 pola pelayanan sebagai alat yang berguna untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan (mengatur) penilaian data dan menciptakan mekanika untuk verifikasi informasi dengan klien atau menyiarkan kembali kepada perawat lain dan anggota team pelayanan kesehatan.
            Setiap pola, dengan singkat dideskripsikan pada tabel 7-2 tentang ekspresi biopsikososial pada keseluruhan orang. Laporan klien dan observasi perawat menentukan data untuk mendeskripsikan pola. Sebagai kerangka kerja untuk penilaian, fungsional pola kesehatan menentukan makna efektif pada perawat untuk mempersepsikan dan mencatat interkasi komplek status biopsikis seseorang, riasan psikologik, dan hubungan dengan lingkungan.

Karakteristik
            Fungsional pola kesehatan dikarakteristikan oleh fokus. 4 area fokus telah diidentifikasi : pola, lingkungan klien, pengembangan dan fungsional.
            Fokus pola menyatakan bahwa perawat menyelidiki pola-pola atau rangkaian perilaku dari waktu ke waktu. Penggunaan Gordon, istilah perilaku meliputi biofisikal, psikologik, sosiologik, dan beberapa klasifikasi perilaku yang lain. Sebagai informasi yang dikumpulkan, suatu pola muncul yang mewakili sejarah dan perilaku sekarang dari waktu ke waktu. Ini adalah paling mudah ketika perilaku atau informasi dapat dihitung, seperti tekanan darah, dan memudahkan ketika data dasar tersedia untuk individu. Pola di dalam pola merupakan pengembangan dan penilaian. Tekanan darah, contohnya adalah pola di dalam pola aktivitas dan latihan. Dasar individual dan pembacaan berikut boleh menyajikan pola di dalan norma yang diharapkan. Pengukuran tekanan darah yang tidak menentu menandai ketiadaan pola yang membentuk tipe pola itu sendirui. Kategori fungsional kesehatan menentukan struktur untuk fokus kepada menganalisis faktor di dalam kategori (tekanan darah : pola aktivitas) dan juga menentukan struktur untuk fokus pada penelitian penyebab penjelasan, yang biasanya di luar kategori (kelebihan asupan sodium : pola gizi).
            Konsep focus lingkungan-klien dapat dicontohkan oleh asupan makanan. Berdasarkan teori sistem, apapun di luar individu dikaitkan dengan lingkungan. Walaupun referensi ini menjelaskan banyak pola lingkungan yang mempengaruhi, ini sering mengacu pada lingkungan fisik. Pada umumnya setiap fungsional pola kesehatan adalah pengaruh lingkungan seperti nilai-nilai keluarga dan adat istiadat masyarakat. Asupan makanan individual diatur oleh pilihan pribadi, pengetahuan tentang persiapan makanan, dan kemampuan untuk mengkonsumsi dan mempertahankan makanan, seperti halnya oleh kultural dan kebiasaan keluarga, kemampuan finansial untuk menjamin makanan, dan crob ketersediaan. Untuk beberapa, terutama anak-anak, asupan nutrisi diatur oleh selain yang menjamin, menyiapkan dan melayani makanan, seperti ibu atau ayah.
            Pertumbuhan manusia dan fokus pengembangan adalah refleksi dari setiap pola. Diskusi kesehatan sebelumnya menunjukkan interaksi yang komplek antara biopsikososial sistem individu dan lingkungan. Salah satu dari pengaruh-pengaruh utama pada interaksi dinamik adalah pengembangan orang. Pemenuhan pengembangan tugas meningkatkan kompleksitas komponen dan interaksi kesehatan. Tugas-tugas ini, bagaimanapun juga menentukan peluang pembelajaran pada individu untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan. Bruhn dkk, telah menyarankan tugas kesehatan spesifik pada invidu untuk memenuhi setiap pengembangan fase siklus hidup, yang diidenfikasi oleh Erikson dan Havighurst dan dijelaskan pada tabel 7-3. Pembelajaran tugas-tugas ini dimulai dari kelahiran dan dilanjutkan pada akhir lifespan. Fokus pengembangan dan pengaruh termasuk di daerah pola yang mengikutinya. Unit 4 menyelidiki setiap tugas pengembangan dan hubungan pembelajaran dengan praktek perilaku kesehatan yang menghasilkan intervensi keperawatan yang tepat untuk promosi kesehatan.
             Area terakhir fokus adalah fokus fungsional, mengacu pada level fungsional individu, area traditional yang fokus pada keperawatan. Displin (ilmu) lain menilai fungsional pola, tetapi penilaian data bertukar-tukar. genitourinary berfungsi untuk kedokteran yang menyiratkan frekuensi atau kekosongan pola, dan karakteristik air seni seperti warna, bau, dan analisa laboratorium. sebagai tambahan terhadap faktor ini, ilmu keperawatan menilai bagaimana pola kekosongan tertentu mempengaruhi gaya hidup orang, terutama efek frekuensi pada pola tidur dan kemampuan untuk menyelesaikan aktivitas yang diinginkan seperti belanja atau pola sosialisasi. Perhatian tambahan mungkin meliputi apakah individu bisa berjalan atau memanjat tangga menuju kamar mandi atau mengatur . seperti aktivitasnya dengan aman pada malam hari.
Tabel 7-3  Hubungan antara tugas pengembangan pilihan dengan tugas baik pada setiap tahapan di siklus kehidupan

8 tahapan hidup Erikson
Tugas Pengembangan Havighust
Contoh tugas baik pada setiap tahapan pengembangan
1.    Bayi (Percaya vs dasar tidak percaya)
Belajar untuk berjalan, mengambil makanan padat, berbicara, penghapusan kontrol (sampah) tubuh
Memperoleh kemampuan untuk melakukan keterampilan psikomotor
Belajar definisi fungsional dari kesehatan, sosial dan respon emosional kepada orang lain dan lingkungan fisik
2.    Awal masa kanak-kanak (otonomi vs rasa malu dan keraguan)
Belajar perbedaan seks dan kerendahan hati seksual
Mencapai stabilitas fisiologis
Membentuk konsep sederhana realitas fisik, sosial
Belajar berhubungan secara emosional kepada orang tua, saudara, dan lain-lain
Belajar untuk membedakan benar dan salah dan mengembangkan hati nurani
Pembelajaran fisik keterampilan yang diperlukan untuk permainan biasa
Belajar tentang makanan yang baik, berolahraga, dan tidur
Belajar kebersihan gigi
Belajar pencegahan cedera (sabuk pengaman dan helm, tabir surya, detektor asap, racun, senjata api, berenang)
Menyempurnakan  psikomotorik dan keterampilan kognitif
3.    Akhir masa kanak-kanak (inisiatif vs rasa bersalah)
Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang berkembang
Belajar untuk bergaul dengan teman sebaya
Mengembangkan konsep diri
Belajar sikap persaingan dan kerjasama dengan orang lain
Pembelajaran sosial, etika, dan moral perbedaan dan tanggung jawab
4.    Remaja awal (industri vs inferioritas)
Belajar peran maskulin atau feminin yang sesuai
Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung
Mengembangkan konsep
yang diperlukan untuk hidup setiap hari Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan skala nilai-nilai
Mencapai kebebasan pribadi
Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
Belajar kesehatan merupakan nilai yang penting
Belajar mengatur dirinya sendiri secara fisiologis kebutuhan-tidur, istirahat, makanan, minuman, dan olahraga
Belajar pengambilan risiko dan konsekuensinya (pencegahan cedera)
5.    Remaja (mengidentifikasi vs kebingungan peran)
Mencapai hubungan baru dan lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
Mencapai peran sosial maskulin atau feminin
Menerima fisik dan menggunakan tubuh secara efektif
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
Mencapai jaminan kemerdekaan ekonomi
Memilih dan mempersiapkan untuk bekerja
Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan keluarga
Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan untuk kompetensi kewarganegaraan
Menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
Belajar tanggung jawab ekonomi
Belajar tanggung jawab sosial untuk diri sendiri dan orang lain (mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual)
Merasakan  sosial, emosional, dan komitmen etis untuk orang lain
Menerima pengembangan diri dan fisik
Mendamaikan perbedaan antara konsep kesehatan pribadi dan perilaku kesehatan yang diamati orang lain (penggunaan alkohol, obat-obatan, tembakau, senjata api, kekerasan)
Belajar untuk mengatasi peristiwa kehidupan dan masalah (pencegahan bunuh diri)
Mempertimbangkan tujuan hidup dan rencana karir dan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
Belajar pentingnya waktu untuk diri dan dunia
6.    Dewasa awal (keintiman vs isolasi)
Memilih, belajar untuk hidup dengan pasangan
Memulai keluarga; mengelola rumah
Mengambil tanggung jawab sebagai warga
Melakukan tanggung jawab pasangan dan keluarga
Memilih karier
Memasukkan kebiasaan kesehatan ke dalam gaya hidup
7.    Dewasa tengah (generativitas vs stagnasi)
Menerima, menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis
Mencapai tanggung jawab sosial dewasa
Mempertahankan standar ekonomi hidup
Mendampingi anak remaja
Menerima penuaan diri sendiri dan orang lain
Mengatasi tekanan masyarakat
Menyadari pentingnya kebiasaan kesehatan yang baik 
Menilai kembali tujuan hidup secara berkala
8.    Kematangan (ego integritas vs putus asa)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan pensiun dan pendapatan berkurang
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
Menetapkan pada afiliasi eksplisit dengan kelompok usia sendiri
Menetapkan pengaturan memuaskan hidup fisik
Menyadari tugas untuk kesehatan dan menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan untuk mengatasi risiko
Menyesuaikan diri dengan kehilangan pekerjaan, pendapatan keluarga, dan teman-teman melalui kematian
Mendefinisikan ulang konsep diri
Menyesuaikan diri dengan perubahan dalam waktu pribadi dan lingkungan fisik baru
Menyesuaikan diri dengan kebiasaan kesehatan sebelumnya untuk kemampuan fisik dan mental saat ini

Alasan untuk Penggunaan  
            Seperti yang dibuktikan dalam pembahasan karakteristik, fokus tentu berorientasi kesehatan. Pola sendiri mungkin dikategorikan di bawah klasifikasi perilaku akrab bagi perawat.
            Klasifikasi biologis dan fisiologik termasuk 1) pola nutrisi dan metabolik, 2) pola eliminasi, 3) aktivitas dan pola latihan, dan 4) pola tidur dan istirahat. Klasifikasi psikososial meliputi 1) pola peran dan hubungan 2) pola persepsi diri dan konsep diri, 3) pola penanggulangan dan toleransi stress, dan 4) pola nilai dan kepercayaan. Pola lain masih mungkin merupakan kombinasi kedua aspek dari fisiologis dan psikososial: 1) pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan, 2) pola seksualitas dan reproduksi, dan 3) pola kognitif dan persepsi.
            Pentingnya informasi dasar ini untuk promosi kesehatan telah lama didirikan. Hasil studi oleh Komisi Penyakit Kronis mengindikasikan area atau komponen hidup sehat, seperti yang tercantum dalam kotak di p.159. Beland dan Passos menambahkan "sistem nilai yang berfungsi sebagai panduan untuk bertindak" (nilai dan keyakinan) ke dalam daftar.
            Meskipun klasifikasi data diperoleh, informasi yang dikumpulkan adalah dasar. Berbagai teori atau kerangka kerja konseptual keperawatan mengumpulkan data yang sama, variasi yang ada di dalam interpretasi data dan intervensi yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian, struktur penilaian (kerangka kerja fungsional pola kesehatan) adalah relevan untuk semua model konseptual.
            Sebuah keuntungan yang berbeda dalam penggunaan fungsional pola kesehatan adalah bahwa mereka ringkas dan mudah dipelajari. Sedangkan penggunaan berulang memfasilitasi pembelajaran, perawat yang baru mulai menggunakan fungsional pola kesehatan untuk penilaian mungkin menemukan akronim (Schrevssnacs) atau kalimat mnemonik ("Namun, Jangan Harapkan Solusi Diduga", memperingatkan Suster Rose, "Sejak Kerjasama Bervariasi") yang berguna. Setelah 11 istilah berkomitmen untuk memori, mereka melayani sebagai pedoman untuk penilaian dan untuk mengambil dari memori item tertentu yang akan dinilai daerah masing-masing.
Keuntungan lain dari kerangka kerja fungsional pola kesehatan khusus untuk praktek keperawatan adalah sebagai berikut:
1.      Struktur menyediakan sarana untuk mengumpulkan, mengorganisir, menyajikan, dan menganalisis data untuk sampai pada keperawatan, bukan diagnosis, medis, serta memberikan fokus keperawatan yang konsisten.
2.      Formatnya adalah fleksibel dan dapat disesuaikan dengan klien, situasi, atau perawat.
3.      Informasi yang dikumpulkan ini cocok untuk setiap arena praktek, baik di rumah, klinik, atau lembaga dan apakah menilai individu (dewasa atau anak), keluarga, atau komunitas.
Teori komponen keperawatan (pendidikan dan penelitian) juga difasilitasi oleh penggunaan fungsional pola kesehatan. Mahasiswa atau peneliti mampu untuk:
·         Mengatur pengetahuan klinis dengan cara yang relevan untuk diagnosis keperawatan
·         Mendapatkan pengetahuan lanjutan dari masalah klien bisa diterima untuk pelayanan keperawatan dan intervensi diagnosis spesifik dan hasil
·         Mengidentifikasi daerah-daerah di mana pengetahuan dalam keperawatan membutuhkan perluasan.
            Perhatikan bahwa ilmu kedokteran adalah dimasukkan ke dalam namun tidak fokus untuk mengorganisir pengetahuan klinis.

Komponen Hidup Sehat
Nutrisi- yang memadai, aman, dan pasokan makanan didistribusikan dengan baik serta tingkat gizi yang sesuai pribadi. (Nutrisi dan metabolik)
Kebersihan Mental- dimulai pada usia dini, penting bahwa individu mengembangkan keseimbangan batin dalam menghadapi frustrasi alami yang tidak lepas dari hidup, apresiasi terhadap nilai-nilai kehidupan keluarga, dan penerimaan diri dan keterbatasan. (mengatasi dan toleransi stres, peran dan hubungan, persepsi diri dan konsep diri)
Perumahan yang memadai- perlindungan yang tepat terhadap kecelakaan bagi orang-orang dari segala usia, terutama perlindungan untuk anak-anak, orang tua, dan cacat. (Manajemen Kesehatan)
Kebiasaan Pribadi yang moderat dan seimbang- pembatasan dalam penggunaan alkohol dan tembakau, istirahat yang cukup dan jumlah yang tepat untuk latihan, perhatian kebersihan pribadi. (Manajemen Kesehatan, tidur, dan istirahat, aktivitas dan olahraga, eliminasi)
Peran yang berguna dan produktif dalam masyarakat. (Peran dan hubungan, seks dan kesehatan reproduksi)
Pendidikan umum dan pendidikan khusus untuk kesehatan. (Kognititif dan persepsi)
Rekreasi- akses terhadap peluang rekreasi dan fasilitas dan menyeimbangkan kegiatan rekreasi yang tepat terhadap pekerjaan yang memuaskan. (Aktivitas dan olahraga, peran dan hubungan)
Rasa keamanan pribadi- terkait dengan akses ke layanan kesehatan, ditentukan ketentuan upah minimum dan beberapa jenis keamanan pekerjaan, dan penyediaan untuk pemeliharaan pendapatan selama sakit atau pensiun. (Kesehatan persepsi dan manajemen kesehatan, persepsi diri dan konsep diri, peran dan hubungan)

Pola
            Setiap pola adalah ekspresi biopsikososial individu dan harus mencerminkan gaya hidup atau proses kehidupan dari kedua klien dan perspektif perawat. Selain itu, harus mencerminkan 1) pola atau urutan perilaku, 2) peran lingkungan (lingkungan fisik dan keluarga, sosial, dan pengaruh budaya), dan 3) adanya pengaruh yang bersifat perkembangan.
            Penilaian masing-masing pola sebagai fungsional, disfungsional, atau berpotensi disfungsional harus mencakup indikasi kepuasan klien dengan pola. Setiap masalah yang dilaporkan harus lebih dinilai untuk menyertakan penjelasan masalah klien, tindakan perbaikan yang diambil, dan dampak yang dirasakan dari tindakan.
            Tujuan utamanya adalah menilai setiap pola untuk menentukan pengetahuan klien tentang promosi kesehatan, kemampuan untuk mengelola kegiatan promosi kesehatan, dan nilai individu yang mengacu pada promosi kesehatan.
            Bagian ini berkembang pada masing-masing pola secara cukup rinci untuk memungkinkan perawat untuk menggunakan kerangka fungsional pola kesehatan untuk penilaian dan diagnosis dalam praktek klinis keperawatan. Karena ini juga berguna untuk memahami pelaksanaan peran masing-masing pola dalam kehidupan individu dan praktik perawat, akan ada diskusi tentang signifikansi individu dan implikasi keperawatan.

Persepsi dan Manajemen Kesehatan
            Pola ini menyediakan tinjauan tentang status kesehatan klien dan praktik kesehatan yang digunakan untuk mencapai status kesehatan atau kebaikan saat ini. Fokusnya ada pada persepsi terhadap status kesehatan dan ditempatkan pada pentingnya kesehatan, bersama dengan tingkat komitmen klien untuk menjaga kesehatan. Selain memunculkan informasi semacam ini, kemungkinan bahwa akan diperkenalkan area yang perlu eksplorasi lebih lanjut di bawah fungsional pola kesehatan lain. Sebagai contoh, jika sebuah lient mengatakan tidak mungkin lagi untuk memotong rumput tanpa penderitaan sesak napas dan sakit punggung yang parah, informasi ini disimpan dan diambil ketika menilai pola aktivitas dan latihan atau pola persepsi kognitif.
            Pentingnya area pola ini untuk individu adalah jelas. Jika klien tidak menyadari bahwa masalah kesehatan yang hadir, adalah ketidaksadaran promosi kesehatan yang diperlukan dalam ketiadaan masalah, atau merasa bahwa mereka mampu mengelola kesehatan mereka sendiri atau setiap kegiatan dalam mempromosikan kesehatan menurut mereka tidak berguna, gaya hidup mereka dan kemampuan untuk berfungsi pasti akan terpengaruh. Kegiatan mempromosikan kesehatan (gizi yang cukup, aktivitas dan olahraga, tidur, dan istirahat), pemeriksaan rutin secara profesional, pemeriksaan diri, imunisasi, dan tindakan pengamanan (otomatis hambatan keamanan, lemari obat yang terkunci) telah terbukti menjadi instrumen dalam meningkatkan atau mempertahankan optimal kualitas hidup.
            Tujuan dalam menilai persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan adalah untuk memperoleh data tentang persepsi, manajemen, dan praktek upaya prevetif kesehatan. Petunjuk dapat menyebabkan bahaya kesehatan tentatif mengidentifikasi potensial, ketidakpatuhan ke medis diresepkan atau rejimen keperawatan, atau ketidakmampuan untuk mengelola kesehatan secara efektif. Seiring dengan ini, perawat tidak boleh mengabaikan kesehatan realistis dan persepsi penyakit dan harapan.
...............................

Nutrisi dan Metabolik
Pola ini menggambarkan asupan zat gizi relatif terhadap kebutuhan metabolisme. Fokus kemudian tidak hanya mencakup deskripsi klien tentang konsumsi makanan dan cairan (sejarah) tetapi juga pengamatan perawat dan persepsi mengenai kecukupan gizi (pemeriksaan fisik )..... Semua fungsi tubuh dan gaya hidup klien diatur oleh asupan dan pasokan nutrisi yang memadai ke jaringan dan organ ...... tujuan penilaian adalah untuk mengumpulkan data tentang pola khas makanan dan konsumsi cairan, kecukupan pola konsumsi, dan semua pola, setiap masalah yang dirasakan terkait dengan asupan nutrisi .....

Eliminasi
            Pola ini dibentuk untuk menjelaskan mengenai fungsi usus, kandung kencing dan kulit dalam mengeskresi sampah dalam tubuh. Perawat mengukur secara reguler, kualitas dan kunatitas dari kotoran manusia dan urin tergantung dari hubungan laporan klien, menilai pertolongan digunakan untuk pencapaian secara teratur atau control dari perubahan beberapa pola atau masalah yang ada. Kulit terdiri dari hanya istilah fungsi excetory, jumlahnya keringat dan hubungan kontrol bau.
            Pola eliminasi dari semua orang bermacam-macam pada tingkat individu. Beberapa klien melihat secara tertaur eliminasi dan mengukur kesehatnnya dan sebagai indikator yang sensitif sesuai dengan tingkat gizi dan tingkat stres. Persepsi klien adalah penting jika pola ini sudah menjadi masalah atau tidak berfungsi dan penilaian tergantung apa yang disebut normal menurut masing-masing individu. Beberapa konsep yang salah mengenai adanya keteraturan, khususnya pada fungsi usus. Lebih dari area yang lain, ini adalah salah satu yang sering diperlakukan ketika maslah itu sudah dirasa. Ini penting untuk mengumpulkan data data mengenai metode perawatan yang digunakan.
.....................................................................................................


Aktivitas dan Latihan
            Pola ini menggambarkan tingkat aktivitas klien, program latihan, dan kegiatan rekreasi. Perawat menilai kemampuan gerakan, toleransi aktivitas, dan kemampuan perawatan diri, serta penggunaan alat bantu, perubahan dalam pola, kepuasan klien dengan pola aktivitas dan latihan, dan setiap masalah yang dirasakan.
......

Tidur dan Istirahat
            Mungkin faktor yang paling penting yang dinilai dalam pola ini adalah persepsi kecukupan tidur dan relaksasi. Laporan subjektif tentang kelelahan atau tingkat energi memberikan beberapa indikasi kepuasan klien. Karena peran yang diasumsikan bahwa tidur dan istirahat bermain dalam mempersiapkan individu untuk kegiatan harian yang diperlukan atau diinginkan, akan menjadi sangat penting ketika pola-pola ini dianggap tidak cukup untuk mendukung istirahat dan menyediakan energi.....................


Kognitif dan Persepsi
Pola kognitif mencakup kemampuan individu untuk memahami dan mengikuti petunjuk, menyimpan informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah, dan menggunakan bahasa dengan tepat. Pola sensorik dan persepsi menjelaskan audiotory, visual, olfatory, pengecapan, sensasi taktil, dan kinestetik dan persepsi. Persepsi yang salah, serta toleransi sakit, diuraikan dalam area pola.
......................

Persepsi Diri dan Konsep Diri
Pola ini mencakup pengertian klien tentang mengidentifikasi pribadi, tujuan, pola emosi, dan perasaan tentang dirinya sendiri. Citra diri dan rasa yang layak dari persepsi klien tentang penampilan pribadi, kompetensi, dan keterbatasan. Ini termasuk persepsi diri klien serta persepsi orang lain. Perawat menilai petunjuk verbal dan non verbal.
.......................

Peran dan Hubungan
Pola ini menggambarkan peran dan hubungan yang diasumsikan terlibat oleh individu. Sebagai bagian dari penilaian, persepsi klien merupakan komponen utama dan harus mencakup tingkat kepuasannya dengan peran dan hubungan.
......
Seksualitas dan Reproduksi
            Pola ini menjelaskan konsep seksual secara individu, fungsi seksual dan metode intimasi, dan wilayah reproduksi. Ini mengkombinasikan data subjektif, observasi perawat dan pengujian fisik mengumpulkan data. Perkembangan normal dan kepuasan yang dirasa adalah elemen yang penting.
            Seksualitas adalah ekpresi perilaku identifikasi seksual. Pentingnya pola ini pada kehidupan dan kesehatan individu sangat dekat hubungannya dengan persepsi dirinya sendiri dan hubungannya dengan pola. Gambaran tubuh, konsep pribadi dan peran serta identitas gender dihubungkan pada identitas seksual. Konsep seksual self ini, sepanjang pola hubungan kedekatan individu, hasil dari tingkat fungsi seksual dicapai dan dirasa saling memuaskan keduanya. Meliputi fungsi seksual tetapi ini tidak terbatas, huungan seksual dengan partner.
            Pola reproduksi juga sama keduanya secara significan untuk penilaian pola dan individu secara keseluruhan sebagus pada keluarga dan masyarakat (lihat pada chapter 8 dan 9)
...........................................................................................

Toleransi Stres dan Penanggulangannya
            Gordon mendeskripsikan pola ini sebagai pola penggandaan individu secara umum dan efektifitas pola dalam istilah manajemen stres. Pola ini meliputi individual 1. Kemampuan untuk menangani krisis hidup dan faktor pembalas yang mengganggu integritas pribadi terhadap ego, 2. Bentuk resolusi konflik, 3. Terjangkaunya kebutuhan sehari-hari
.......................................................................................................................

Nilai dan Kepercayaan
            Pola ini mendeskribsikan nilai, kepercayaan dan tujuan dari individudan termasuk salah satunya adalah persepsi yang benar dan apa yang bagus untuk seseorang dan beberapa konflik yang menjadi kepercayaan dan suatu nilai seseorang mungkin ada.
            Masing-masing pola ditunjukkan dengan sistem nilai pada individu dan masyarakat. Hidup itu diatur oleh apa yang kepercayaan dan nilai individu, nilai dan kepercayaan ini dikembangkan sepanjang waktu, merefleksikan pengalaman seseorang seperti pengaruh dalam keluarga dan masyarakat.
..........................................................................................................................

Proses Penilaian
            Pada chapter 4 mendiskusikan mengenai proses penilaian. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memberitahukan informasi mengenai kebutuhan keahlian, tipe dari data yang dikumpulkan, dan format yang digunakan secara khusus yang berhubungan dengan penilain pola fungsi kesehatan pada individu. Sebagai tambahan, pedoman pada isu yang penting diadakan sepanjang dengan contoh metode yeng tersedia untuk penilaian individu terhadap fungsi pola kesehatan.

Skill
            Garis besar keahlian komunikasi pada chapter 5 adalah penting jika penilaian kesehatan seksama dan akurat dapat diperoleh. Mendengar tidak dapat ditekankan secara berlebih ini adalah bagaian yang penting untuk mencegah isyarat yang salahuntuk mengindikasi disfungsi, atau pola disfungsi yang potensial. Fig 7.1 menyediakan contoh data dasar untuk dikumpulkan dengan pola fungsi kesehatan.
            Menggunakan pertanyaan terbuka mengikuti konstruksi pola ini. Tidak menghakimi adalah sikap yang perlu dibangun dengan klien. Ini mungkin akan berakibat secara langsung pada jumlah dan tipe informasi yang diberikan klien berikutnya yang disampaikan sebagai data yang reliabel. Beberapa individu mengetahui kebenaran jawaban (tipe makanan yang dimakan, banyaknya olahraga yang disarankan) tetapi mengetahui itu tidak sepenting ketika kita mengaplikasikannya. Sikap tidak menghakimi, akan mengikuti beberapa jawaban menjadi jawaban yang benar.
..............................................................................

Pengumpulan Data
Essential elements of data collection include the method of collection, the nature of the data, and the depth of exploration. Data are collected through subjective reports and objective nursing observations. The subjective data are obtained through reports of the client (primary source) whenever possible. In assessment of the individual, secondary source (parents, relatives) are used only when absolutely necessary, as deemed by age or cognitive functioning ability of the client, such as a child or a confused individual. This is further discussed as it relates to the type of data being collected (see the section on cognitive perceptual pattern earlier in this chapter.
Elemen penting dari pengumpulan data meliputi metode pengumpulan, sifat data, dan kedalaman eksplorasi. Data dikumpulkan melalui laporan subjektif dan pengamatan keperawatan obyektif. Data subjektif diperoleh melalui laporan dari klien (sumber utama) bila memungkinkan. Dalam penilaian sumber, individu sekunder (orang tua, kerabat) hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan, yang dianggap oleh usia atau kemampuan fungsi kognitif dari klien, seperti anak atau individu yang bingung. Hal ini dibahas lebih lanjut yang berkaitan dengan jenis data yang dikumpulkan (lihat bagian pada pola persepsi kognitif sebelumnya dalam bab ini).
...................

Format
Urutan spesifik dari pola dalam mengumpulkan dan merekam informasi yang dikumpulkan selama penilaian fungsional pola kesehatan yang fleksibel. Namun, metode pencatatan harus sistematis dan konsisten. Hal ini biasanya menguntungkan untuk wawancara pertama klien dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Hal ini penting untuk kejelasan bahwa data subyektif dan obyektif dicatat secara terpisah. Data subjektif dicatat dalam frasa, dan pola masing-masing secara terpisah diberi label. Informasi direkam dalam bahasa yang ringkas dan mungkin harus mencakup setidaknya beberapa kutipan langsung dari klien. Data obyektif dapat mengikuti pola fungsi kesehatan atau sistem ("kepala sampai ujung kaki") pendekatan. (Lihat Gambar. 7-1 dan Database Perawatan Penilaian dalam Bab 4)
.........................

Pedoman
Perkembangan masing-masing pola dalam bagian berikut ini memberikan dimensi dan parameter untuk penilaian. Dimensi-dimensi dan parameter tidak termasuk tetapi memberikan dasar untuk penilaian awal dalam ketiadaan masalah. Perawat, menggunakan pengetahuannya tentang situasi dan persepsi apakah masalah ada, mengarahkan alur pertanyaan ke kedalaman yang sesuai. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan cara biasa, baik oleh dokter atau perawat, sebagaimana diatur oleh pedoman situasi atau institusional.
...............................

PROMOSI KESEHATAN INDIVIDU MELALUI PROSES KEPERAWATAN
            Proses Keperawatan - pendekatan sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan masalah-klien dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan. Perawat melakukan analisis data, mengidentifikasi diagnosis keperawatan, hasil proyek, menetapkan intervensi, dan mengevaluasi efektivitas. Penilaian ulang, penataan ulang prioritas, penetapan tujuan baru, dan revisi rencana berlanjut sebagai bagian dari proses menuju pencapaian hasil. Little dan Carnevali menggambarkan proses keperawatan dapat membantu klien dan keluarga mereka dalam mengatasi lebih efektif tentang tuntutan hidup sehari-hari dan aktivitas hidup dan gaya hidup yang diinginkan dalam menghadapi tantangan aktual atau potensial untuk kesehatan mereka.
            Bagian ini menunjukkan proses keperawatan yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan individu. Karena banyak komponen dari proses keperawatan dibahas dalam bagian sebelumnya pada fungsional pola kesehatan, diskusi ini lebih lanjut mencontohkan bahwa langkah-langkah yang digunakan secara bersamaan dan berulang.

Pengumpulan dan Analisis Data
            Penilaian adalah teknik sistematis untuk belajar sebanyak mungkin tentang klien. Tujuan utama dalam mengumpulkan data dari klien baru adalah untuk melihat apakah masalah kesehatan ada dan untuk mengidentifikasi tujuan kesehatan klien.
            Pengumpulan data meliputi data biografi yang diperlukan, seperti usia dan jenis kelamin dan tujuan kunjungan. Ini diikuti dengan penilaian dari 11 fungsional pola kesehatan yang diuraikan sebelumnya. Pelaporan subjektif, pengamatan perawat dan persepsi, dan pemeriksaan fisik yang dinilai dan dicatat. Pembahasan yang tersisa fokus pada diagnosis keperawatan.

Identifikasi Masalah
            Meskipun konsep identifikasi masalah telah diperdebatkan di masa lalu, sebagian besar perawat sekarang memiliki perbedaan diagnosis keperawatan sebagai label masalah. Diagnosis merupakan pemeriksaan hati-hati dan analisis dari fakta-fakta dalam upaya untuk menjelaskan sesuatu. Diagnosis keperawatan adalah penamaan dari respon klien terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial / proses kehidupan. "Diagnosis keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dari perawat bertanggung jawab". NANDA telah menyediakan kepemimpinan dalam pengembangan standardisasi deskripsi tentang respon manusia yang diobati oleh perawat. Revisi terbaru dari taksonomi ini berisi diagnosis 99 keperawatan yang disetujui untuk uji klinis dan telah disahkan oleh ANA.
Gordon mengusulkan format yang diterima diagnosis keperawatan, PES, yang berisi daftar masalah, etiologi, dan tanda-tanda dan gejala, atau ciri-ciri tertentu untuk setiap diagnosis diterima untuk uji klinis.
.......................


Etiologi Masalah
            Untuk rencana perawatan, perawat harus terlebih dahulu menentukan untuk kemampuannya yang terbaik apa yang menyebabkan masalah kesehatan aktual atau potensial, atau memberikan kontribusi tentang etiologi faktor. Faktor etiologi dari sebagian besar pola disfungsional terletak pada pola lain. Meskipun etiologi tidak pernah mutlak dalam ilmu-ilmu manusia, proyeksi hasil atau tujuan harus didasarkan pada beberapa kemungkinan penyebab. Intervensi kemudian fokus pada mediasi atau menyelesaikan kemungkinan penyebab. Paling sering adalah keterlibatan faktor banyak penyebab, dan masalah dikatakan untuk "berhubungan dengan" daripada disebabkan oleh faktor-faktor.
            Karena masalah potensial bukan merupakan masalah sebenarnya, tetapi menyatakan risiko, mereka tidak memiliki etiologi dan faktor risiko yang diidentifikasi ketika faktor risiko ada. Intervensi diarahkan pada pengurangan risiko melalui pendidikan (kelas, brosur) untuk meningkatkan gizi, mencegah kecelakaan, dan sebagainya. Teori memperkirakan risiko dan potensi masalah kesehatan dikembangkan lebih lanjut dalam bab 8 dan 9 dan unit 4.

Diagnosis Variabel
            Kemampuan untuk sampai pada diagnosis yang akurat, bahkan jika semua informasi yang tepat tersedia, diatur terutama oleh keterampilan klinis perawat. Pengalaman meningkatkan teknik jika menyusui dilakukan sebagai proses ilmiah. Keperawatan membutuhkan pengumpulan informasi, menafsirkan atas dasar nilai-nilai normatif, pengorganisasian dan pengelompokan temuan yang tidak sesuai, mengidentifikasi masalah, dan kemudian mencoba untuk merencanakan tujuan dan intervensi yang sesuai.
            Kesulitan yang ditemui ketika tidak ada norma-norma yang tersedia, yang sering terjadi dalam komponen penilaian psikososial ....................

Perencanaan Pelayanan
            Perencanaan dalam proses keperawatan adalah usulan spesifik diagnosis pengobatan untuk membantu klien ke arah tujuan kesehatan yang optimal. Hal ini didasarkan pada tujuan klien dan ketentuan diagnosis keperawatan. Kejelasan tujuan dan diagnosa sangat penting untuk pengembangan rencana perawatan yang efektif.
            Yura dan Walsh mengidentifikasi tujuan-tujuan tahap perencanaan sebagai berikut: 1) untuk menetapkan prioritas untuk diagnosis masalah, 2) untuk menentukan hasil perilaku atau tujuan klien, termasuk waktu yang diharapkan dari prestasi; 3) untuk membedakan masalah klien yang dapat diselesaikan oleh intervensi keperawatan, yang dapat ditangani oleh klien atau anggota keluarga, dan yang harus ditangani dengan atau disebut anggota lain dari tim kesehatan; 4) untuk menunjuk tindakan-tindakan spesifik, frekuensi tindakan ini, dan, langsung hasil jangka menengah, dan panjang, dan 5) ke daftar masalah klien (diagnosis keperawatan) dan tindakan keperawatan (frekuensi, hasil yang diharapkan atau tujuan) pada rencana asuhan keperawatan atau cetak biru untuk tindakan. Rencana ini memberikan arahan untuk kegiatan klien dan keperawatan dan merupakan panduan untuk evaluasi.

Implementasi Rencana
            Mengimplementasikan kebutuhan tindakan dengan komplek untuk memenuhi tujuan kearah kesehatan yang optimal. Ini adalah pemberitahuan rencana merawat keperawatan kearah peilaku yang mendeskribsikan usulan outcome clien. Perilaku kognitif, afektif dan psikomotor, keduanya klien dan perawat perlu didemonstrasikan.
.......................................................................................................

Evaluasi Perencanaan
            Proses analisa mengalami perubahan dari dari kejadian klien pada tahap evaluasi keperaeatan, dengan perawat menguji aksi keperawaratan dengan pencapaian tujuan klien. Yura dan Walsh menekankan pada pertimbangan klien responden merencanakan tindakan. Seperti yang telah didiskusikan diagnosis keperawatan atau masalah kesehatan dan tujuan atau harapan, menjadi petunjuk evaluasi dari rencana keperawatan.
....................................................................................................

Ringkasan
            Data yang sesuai untuk aktifitas promosi kesehatan pad individu fokus pada penilaian status kesehatan yang terbaru sehingga perawat dapat mengidentifikasi masalahnya, atau wilayah yang tidak berfungsi, dengan pola gaya hidup dan kesehatan seseorang. Ini adalah langkah yang penting dan mendahului semua komponen pada proses keperawatan. Tanpa gambaran masalah yang jelas aktifitas keperawatan tidak ada hasilnya apa-apa.
            Kerangka berpikir pola fungsi kesehatan Gordon menyediakan kerangka berpikir untuk penilaian seseorang. Fokus dari pola ini termasuk meliputi digunakannya pengaruh perkembangan, peran dari lingkungan, fungsi kemampuan yang ditunjukkan, bersamaan dengan pla perilaku yang spesifik untuk setiap individu. Interaksi antara mekanisme internal dan lingkungan dinilai melalui 11 fungsi pola kesehatan.
            Ketika penilaian masing-masing pola, perawat harus mengerti pengertian pola, signifikansinya pola pada individu secara keseluruhan, tujuan penilaian, penilaian tolok ukur dan indikator, dan implikasi keperawatan. Penilaian ini penting untuk semua komponen proses keperawatan pada promosi kesehatan untuk individu.

CHAPTER 8
Nancy Curro McCharty

PROMOSI KESEHATAN DAN KELUARGA

Tujuan :
Setelah melengkapi bagian ini, seorang perawat akan mampu untuk :
  • Mendeskripsikan fungsi dari kerangka berpikir mengenai pola kesehatan dalam keluarga di sepanjang hidupnya
  • Memberikan contoh data klinik yang dikumpulkan dari masing-masing pola kesehatan pada fase perkembangan keluarga yang berbeda
  • Memberikan contoh yang mengikuti perubahan perilaku dengan pola kesehatan di keluarga : 1. Fungsional, 2. Disfungsional potensial, 3. Disfungsional aktual
  • Mendeskripsikan perkembangan dan karakteristik budaya keluarga sebagai pertimbangan identifikasi faktor resiko atau faktor etiologi pada pola kesehatan yang tidak berfungsi secara nyata dan secara potensial
  • Rencana diskusi, implementasi, dan evaluasi intervensi perawat dalam promosi kesehatan di keluarga
  • Mengembangkan rencana promosi kesehatan secara spesifik berdasarkan kebutuhan keluarga, diagnosa perawat dan kontribusi faktor resiko atau faktor etiologi

Pencegahan primer pada promosi kesehatan dan oencegahan penyakit adalah melalui keluarga.   Keluarga yang dimaksud disini adalah dimana anak-anak dan remaja dibesarkan, disediakan untuk diajarkan mengenai nilai-nilai kesehatan dengan kata-kata atau dengan contoh. Keluarga merupakan pembelajaran individu pertamakali untuk membuat pilihan dalam mempromosikan dirinya, kesehatan fisik dan dan emosional.
Healthy People 2000: Promosi kesehatan nasional dan tujuan pencegahan penyakit dari Departemen kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat sebagai landasan yang kuat masyarakat. Laporan dokumen menyebutkan bahwa keluarga secara formal terdiri dari dua grup atau lebih yang dihubungkan dengan kelahiran, pernikahan atau adopsi dan bertempat tinggal bersama dalam rumah tangga.
 Perawat membantu perkembangan konsep kesehatan sebagai sistem yang diaplikasikan dalam keluarga. Anderson dan tomlinson menulis tentang sistem kesehatan keluarga sebagai paradigma yang penting. Definisi dari kesehatan keluarga dihubungkan dengan strukstur keluarga, fungsi, dan variabel kesehatan (meliputi keduanya-duanya kesehatan dan kesakitan) menyertakan biopsikososial dan aspek sistem kontekstual perawat, khususnya dari sudut pandang paradigma dan level alamat interaksi keluarga. Anderson dan Tomlinson menjaga definisi sebagai masukan untuk pergeseran paradigma bahwa ini memanfaatkan lebih dari kesehatan individual sebagai bagian dari keluarga tetapi pengakuan sistem kesehatan keluarga sebagai fenomena pembelajaran yang terpusat.
Keluarga kelihatan sebagai sistem kehidupan terbuka yang dikembangkan oleh Fawcet menggunakan Model Life Proses Rogers. Fawcet melanjutkan penelitiaannya menggunakan konsep keluarga secara integral, keutuhan yang dipersatukan oleh pola perubahan dan organisasi yang unik. Perubahan yang berkelanjutan pada pola dan organisasi mencerminkan interaksi kebersamaan dan timbal balik antara sistem keluarga dan lingkungan. Dalam penelitian Fawcett, wanita hamil dan postpartal dan suami mereka merupakan pola dan organisasi dan kekuatan identifikasi mewakili interaksi timbal balik dan simultan.
Kristjanson dan chalmers sebagai contoh pembelajaran kesehatan masyarakat interaksi perawat dan pasien menemukan 5 area utama yang diidentifikasi : kesehatan maternal, perkembangan dan pertumbuhan anak, fokus hanya yang berhubungan dengan kesehatan, penyaringan kesehatan, yang berhubungan dengan kesehatan sosial dan lingkungan. Promosi kesehatan adalah kategori yang berfariasi, dan pencegahan kesehatan mengajarkan elemen apda setiap pertukaran ilmu keperawatan.
Luker dan Chalmers pada studinya melakukan perluasan konsep yaitu akses yang menguntungkan klien  pada waktu itu dimunculkan dari studi kualitatif mendalam dari identifikasi 3 komponen praktek kunjungan kesehatan Pender dan model promosi kesehatan Pender yang memfasilitasi akses untuk klien. Klien yang menempatkan nilai tinggi pada kesehatan secara primer akan menghubungkan kesehatan dengan kegiatannya, kegiatan yang lain atau tantangan yang lain dan definisi kesehatan klien.
Zerwekh mengidentifikasi 4 strategi yang hakiki untuk mendorong pertolongan keluarga untuk dirinya sendiri: 1. Percaya pada kemampuan klien untuk membuat pilihan dan membantu keluarga percaya pada dirinya sendiri., 2. Mendengarka apa yang keluarga inginkan dan memulainya dari sini, 3. Memperluas pilihan untuk visi keluarga, 4. Memberikan kembali kenyataan untuk membantu keluarga melihat pola hidup mereka dan implikasinya jika pada pilihan tidak sehat.
Gilis menulis pada ilmu keperawatan keluarga menghadirkan 9 tantangan pada pengamatan penelitian ilmu keperawatan keluarga, teori dan praktek. Tantangan tertinggi diantara yang alin adalah dialok terbuka mengenai bidang. Dalam menangani terkumpulnya pengetahuan tentang keluarga dan praktek ilmu keperawatan sebagai satu dari sembilan tantangan.  Akumulasi penelitian di keperawatan dan katalog kata-kata sesuai dengan fokus, desain dan metode. Dalam tingkatan keperawatan Gillis perlu menentukan apa yang kita ketahui tentang keluarga dan bagaimana untuk merawat mereka dalam kesehatan dan penyakit
Chapter ini menggunakan teori sistem, teori pengembangan, dan teori estimasi resiko untuk melidungi proses ilmu keperawatan dengan keluarga. 11 pola kesehatan secara fungsional, dijelaskan pada chapter 4 dan 7 yang digunakan untuk memperoleh data dugaan. tahap analisis dari proses keperawatan mengategorikan data-data ini kedalam tahap-tahap perkembangan keluarga, dan dari analisis diagnosis keperawatan dirumuskan. Sebuah status kesehatan keluarga dianggap funcsional,potensially disfunctional (masalah Potensi) dan disfungsional (masalah yang sebenarnya). Perencanaan dengan tahapan keluarga sebagai tujuan dan sasaran untuk mengukur perubahan perilaku. Pelaksanaan rencana keperawatan dapat dilakukan oleh perawat, keluarga, atau kalangan praktisi kesehatan lainnya. Empat jenis intervensi yang akan dibahas untuk Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Berbagai peran perawat dapat mengasumsikan melalui tahap-tahap perkembangan keluarga juga terdaftar. evaluasi menganggap hasil yang spesifik, objektif terukur dan yang mengandalkan interpretasi subjektif keluarga dari succes dan observasi perawat merubah dalam fungsi keluarga.

PROSES KEPERAWATAN DAN KELUARGA

Proses keperawatan dengan dimulai dari keluarga ketika perawat dan keluarga menemui tujuan menambah kesehatan atau mennyelesaikan masalah terutama masalah yang potensial. Meskipun ini bertemu secara kebetulan mungkin terjadi dibeberapa pengaturan, rumah adalah lingkungan yang alami untuk keluarga. Anggota dari kelompok yang berbeda, bayi, anak dan orang tua lebih siap berada di rumah. Perawat juga dapat mengamati langsung lingkungan fisiknya selama kunjungan di rumah. (mendeteksi hal-hal di rumah tangga yang mungkin menimbulkan ancaman keamanan). Perawat dapat melihat keseluruhan dari keluarga sebagi kesatuan, mengamati kebiasaan waktu makan. Peran anggota keluarga, dan interaksi interpersonal. Pada umumnya perawat menelpon keluarga terlebih dahulu dan menentukan jadwal bertemu untuk kunjungan. Meliputi setiap anggota keluarga yang pada kunjungan tersebut akan memberikan perspektif yang luas daripada mewawancarai anggota keluarga yang terisolasi saja. Selam kunjungan proses keperawatan ini dilaksanakan dengan keluarga dan tidak dengan keluarga, keluarga akan menjadi rekan dengan perawat di semua proses tahapan. Petunjuk untuk kunjungan rumah ada pada kotak P. 181.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tahapan dugaan pada proses keperawatan, persepsi perawat apa yang membentuk pada keluarga: teori pengetahuan, norma dan standar dan kemampuan meletakkan keluarga pada kunjungan yang menenangkan. Penambahan faktor yang menjadi bagian pemikiran dari perawat, faktor kekeluargaan juga mempengaruhi fase dugaan, kerjasama dari anggota keluarga, persetujuan bersama untuk bekerja ke arah tujuan yang diinginkan dan kemampuan keluarga untuk dapat melihat aksi perawat yang sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.
Fase dugaan pada proses identifikasi keperawatan dan melihat informasi dari keluarga tentang aktifitas di promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk memperoleh informasi ini, perawat harus tahu perkembangan keluarga meliputi tugas perkembangan dan ini adalah kemampuan mengahasilkan  perilaku yang membawa resiko rendah berhubungan dengan pencegahan penaykit. Hasil pendekatan pada chapter ini adalah perkembangan kerangka berpikir dan estimasi faktor resiko. Perkembangan norma sesuai yang diusulakan oleh Duvall, dan estimasi faktor resiko sesuai yang diusulkan oleh laporan secara umum surgeon, digunakan untuk petunjuk perawat selama tahap proses keperawatan.

PETUNJUK KUNJUNGAN RUMAH UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Rencana kunjungan
Membuat persiapan dengan keluarga
Mempelajari informasi pengamatan keluarga dari rekaman agency, bentuk penyerahan, dan sumber informasi lain
Tahapan tujuan kunjungan
Memperoleh masukan yang sesuai dan pengajaran tujuan untuk kunjungan

Membuat kunjungan
Memperkenalkan diri dan mennjelaskan tujuan kunjungan
Menempatkan tas perawat pada tempat yang sesuai
Melibatkan smeua anggota keluarga dalam diskusi
Mengidentifikasi permintaan keluarga untuk bantuan
Mengerti situasi dari perspekstif kelluarga
Mengidentifikasi aktifitas yang sesuai untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
Mengidentifikasi kunjungan rumah adalah dibiayai
Membuat kesepakatan dengan keluarga bahwa tahapan tujuan khusus dan sasaran keluarga ingin dicapai.
Mengakhiri kunjungan dengan instruksi yang spesifik dan informasi pada kunjungan berikutnya : ketika itu akan terjadi, apa yang akan terjadi, siapa yang akan hadir, dan apa yang keluarga butuhkan memenuhi sebekum itu

PERAN PERAWAT

Bekerja dengan keluarga dari perspektif sistem, perawat mengerti bagaimana anggota keluarga berinteraksi, apa norma dalam keluarga, dan ekspekstasinya, bagaimana komunikasi yang efektif pada anggota keluarga, bagaimana keluarga setuju dengan kebutuhan dan ekspektasi. Peran perawat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit meliputi tugas berikut ini :
  1. Menjadikan perhatian yaitu sikap dan perilaku keluarga dibawa kearah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
  2. Melayani sebagai role of model untuk keluarga
  3. Bekerjasama dengan keluarga dalam menilai, meningkatkan, menambah, dan mengevaluasi praktek kesehatan mereka yang terbaru
  4. Membantu keluarga mengidentifikasi perilaku yang membawa resiko
  5. Membantu keluarga dalam membuat keputusan dalam pilihan gaya hidup
  6. Menyediakan penguatan untuk praktek perilaku kesehatan yang positif
  7. Membantu keluarga dalam pembelajaran perilaku yang mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit
  8. Melayani sebagai penghubung untuk penyerahan atau kerjasama anatara Sumber Daya Masyarakat dan keluarga
Bagaimana perawat bekerja dengan keluarga untuk membantu mereka dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan tergantung dari kerangka berfikir yang digunakan sebagai petunjuk dan mengelompokkan situasi. Tabel 8-1 menghadirkan peran keperawatan dalam keluarga pada perkembangan tahapan yang berbeda.

KELURGA DARI PERSPEKTIF SISTEM

Keluarga dapat dijelaskan sebagai interaksi individual yang berhubungan oleh darah. Pernikahan, perkumpulan atau adopsi dan yang saling tergantung dalam menyelesaikan fungsi yang relevan meliputi peran. Fungsi yang relevan ari keluarga meliputi nilai dan praktek ditempatkan dalam kesehatan. Kesehatan dilihat dari banyak aktifitas yang ditangani oleh keluarga untuk tujuan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelaksanaan kesehatan yang efektif dihubungkan dengan fungsi berdasarkan pada  cara dimana meliputi laporan keluarga ini tugas perkembangan dan ini kemampuan untuk menghasilkan perilaku resiko yang rendah berhubungan dengan pencegahan penyakit. Pilihan menganai promosi kesehatan dan perilaku pencegahan menentukan perkembangan praktek kesehatan yang potensial di anggotanya dalam keluarga.
Teori sistem merasakan pola hidup anatara orang yang menyusun sistem keluarga. Perilaku dan tanggung jawab anggota keluarga dilihat dari pengaruh hidup dan pola keluarga. Arti dan nilai adalam komponen yang sangat penting dalam sistem keluarga dan memberikan motivasi serta energi. Setiap keluarga mempunyai budaya yang unik, nilai, struktur, dan sejarah. Nilai mempunyai arti pemahaman terhadap suatu kejadian dan informasi yang dilewati dari generasi ke generasi dan perubahan interaksi secara berkelanjutan dengan lingkungan. Proses pertukaran informasi dan energi keluarga dengan lingkungan meliputi nilai, identifikasi nilai mengartikan informasi untuk penggunaan keluarga.
Sistem mempunyai batasan-batasan yang memisahkan sistem keluarga dari lingkungan dan control informasi yang mengalir, energi dan kejadian diantara sistem dan sekitar lingkungan untuk menjaga sistem. Ini menjadikan energi fisik keluarga dan pengatur internal, menyusun interaksi dan hubungan anggota dengan yang lain dan dengan diluarnya sistem keluarga. Keluarga adalah terdiri lebih dari satu kesatuan yang secara menyeluruh daripada menjumlahkan bagian-bagiannya. Integrasi sistem fungsi yang saling bergantung, struktur dan hubungan yang bereaksi sebagai keseluruha tunggal. Sistem kehidupan adalah sitem yang terbuka. Seperti sistem kehidupan keluarga harus terbuka secara untuk pertukaran energi dan informasi secara konstan dengan lingkungan, lebih besar keluarga terbuka, lebih besar pula kemungkinannya untuk berubah. Merubah satu bagian atau anggota dari keluarga mengahasilkan perubahan keluarga secara keseluruhan. Perubahan memerlukan adaptasi pada setiap anggota dengan peran dan fungsi kelurga membawa makna baru. Sekali ketika keluarga sudah berubah, ini tidak berbalik kembali ke tahapan yang terdahulu, perubahan menyatukan sebagai bagian dari sistem.
Keluarga disusun dari 2 komponen struktur dan fungsi. Struktur menunjukkan peran keluarga sebagai hubungan, dimana fungsi adalah proses perubahan yang berkelnajutan dalam sistem sebagai pertukaran informasi dan energi diantara keluarga dan lingkungan.

MEMBANGUN KERANGKA BERPIKIR

Membangun pada teori Erikson yaitu perkembangan psikososial, Duval telah mengidentifikasi tahapan putaran kehidupan keluarga dan tugas perkembangan kritik keluarga. Meskipun  klasifikasi Devall dikritik untuk kelas homogenitas tengah dan kurang keanekaragaman dalam bentuk keluarga, ini bermanfaat untuk dugaan keluarga karena ini menyediakan cara untuk mengantisipasi apa yang diharapakan. Dengan tahu komposisi dari keluarga , bagaima anggota dihubungkan, dan putaran kehidupan keluarga, perawat dapat memprediksikan sedikit banyak pola secara keseluruhan dari akifitas keluarga yang dapat dipercaya, apa bagian yang signifikan untuk dicari dan apa paksaan yang ditemukan dan dapat dipercaya.  Tabel pada P. 183 menjelaskan tugas yang penting untuk keluarga dapat bertahan hidup dan berkelanjutan. Pada umumnya, duvall menyatakan bahwa semua keluarga mempunyai tugas dasar ini sepanjang mereka masih ada, dengan masing-masing performancenya pada caranya masing-masing. Perawat mengumpulkan data untuk memastikan bagaimana keluarga menemui masing-masing tugasnya. Sebagai tambahan tugas bertahan dan berkelanjutan pada umumnya, masing-masing keluarga mempunyai tahapan perkembangan dan tugas yang spesifik yang berhubungan pada masing-masing tingkatannya. Tugas yang spesifik adalah tanggung jawab yang tumbuh dan muncul pada tahapan tertentu dalam kehidupan keluarga. Kegagalan tugas mungkin menimbulkan penolakan oleh masyarakat (melalaikan atau menyalahgunakan dalam perawatan anak) dan kemungkinan mendapat intervensi dari polisi, departemen kesejahteraan, departemen kesehatan, atau instansi yang lain. Penolakan awal pada putaran hidup mungkin menimbulkan kesulitan dengan perkembangan tugas selanjutnya.
            Sebagai keluarga masuknya masing-masing tahapan baru adalah perkembangan, peran penting pada terjadinya transisi. Peristiwa pernikahan, persalinan anak, melepaskan anggota sebagai remaja dan dewasa awal, dan melanjutkan pada pasangan atau orang yang sendiri melalui tempat yang tinggal yang nyaman, dan perpindahan masa tua dalam keluarga dan melalui tahapan baru dalam sejarahnya
            Setiap perkembangan tahapan baru memerlukan adaptasi dan tanggungjawab baru. Pada saat yang sama pada tahap perkembangan membuka kesempatan baru bagi keluarga untuk merealisasian potensialnya secara penuh. Sebagai keluarga memasuki masing-masing tahapan ini. Perawat disiagakan untuk apa yang mungkin diharapkan dan direncanakan untuk antisipasi adanya perubahan. Pada masing-masing tahapan yang baru menjadi kesempatan untuk mempromosikan kesehatan dan intervensinya.
            Tahapan pada perkembangan keluarga, meskipun reflektif pada jaringan keluarga kecil dan keluarga besar, dapat diaplikasikan pada pengaturan keluarga yang lain. Sebagai contoh, pasangan yang menikah dan membawa anak mereka pada berbagai usia dari sebelum pernikahan harus memenuhi perkembangan tugas pada tahapan pasangan, sebaik pada keluarga khusus pada tahapan anak. Keluarga dan anak membawa nilai dan kepercayaan khusus dari pernikahan yang lalu yang terdiri dari kelompok yang harus berhubungan dan berperanan. Pada situasi ini dimana tidak ada anak, perkembangan individu  dihubungkan dalam kehidupan pasangan. Pasangan yang tidak mempunyai anak hadir pada perkebangan tugas yang berbeda daripada keluarga dengan anak.

Tabel 8.1 Peran perawat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
STAGE
NURSING ROLE
couple
Konselor seksusal dan penyesuain peran pada pernikahan
Guru dan konselor pada rencana keluarga
Guru untuk keahlian dalam mengasuh
Koordinator untuk konseling genetik
Fasilitator untuk hubungan interpersonal
Persalinanan anak
Memonitor perawatan sebelum melahirkan dan sebagai petunjuk pada masalah kehamilan
Konselor untuk gizi sebelum melahirkan
Konselor pada kebiasaan ibu sebelum melahirkan
Pendukung amniocentesis
Konselor pada masa menyusui
Koordinator dengan pelayanan pediatrik
Supervisor pada pelayanan imunisasi
Petunjuk pelayanan sosial
Keluarga pada tahap sebelum sekolah dan usia anak sekolah
Monitor perkembangan masa kanak-kanak petunjuk ketika
Koordinator dengan pelayanan pediatrik
Guru pada penyelesaian masalah mengenai isu-isu kebiasaan dalam kesehatan
Partisipan pada organisasi masyarakat untuk untuk kontrol lingkungan
Guru pada perawatan gigi yang higienis
Konselor pada keamanan di lingkungan rumah
Fasilitator pada hubungan interpersonal
Keluarga dengan anak remaja awal
Guru untuk faktor resiko kesehatan
Guru untuk penyelesaian maslah mengenai alkohol, merokok, diet dan olahraga
Fasilitator untuk keahlian interpersonal antara anak remaja dan orang tua
Pendukung secara langsung, konselor atau petunjuk untuk sumber kesehatan mental
Konselor pada rencana keluarga
Partisipan pada organisasi kemasyarakatan
Keluarga dengan anak usia muda atau pertengahan
Partisipan pada organisasi masayarakat untuk kontrol penyaikit
Guru untuk penyelesaian masalah mengenai gaya hidup dan kebiasaan
Partisipasi dalam organisaasi masyarakat untuk kontrol lingkungan
Penemu kasus di rumah dan masyarakat
Penyaring pada penyakit hipertensi, pap smear, ujian memnyusui, tanda-tanda kanker, kesehatan mental, dan perawatan gigi
Konselor untuk transisi menopousepada suami dan istri
Fasilitator hubungan interpersonal
Keluarga dengan  usia dewasa yang lebih tua
Fasilitator hubungan interpersonal antara anggota keluarga
Petunjuk untuk aktifitas kerja dan sosial, program gizi dan pelayanan pengatur rumah tangga dan lain lain
Monitor olahraga, gizi dan pelayanan pencegahan dan obat-obatan
Supervisor pada imunisasi
Konselor pada keamanan di rumah

TUGAS UNTUK KELUARGA DALAM BERTAHAN HIDUP DAN  DAPAT BERKELANJUTAN

Menyediakan tempat tinggal, makanan, pakaian, perwatan kesehatan dan lain-lainuntuk anggota dalam rumah.
Membayar biaya keluarga dan alokasi sumberdaya seperti waktu, jarak, dan fasilitas tergantung dari kebutuhan masing-masing anggota.
Menentukan siapa yang mendukung, mengatur dan merawat rumah dan ini adalah anggota
Menentukan sosialisasi masing-masing anggota melalkui internalisasi peran kedewasaan yang meningkat dalam keluarga masyarakat.
Membangun cara berinteraksi, berkomunikasi dan cara berekspresi, beragresi, seksualiti, dan lain-lain dengan batasan yang dapat diterima masyarakat.
Melahirkan atau mengadopsi dan membesaran anak, menyertakan dan melepaskan anak dengan sesuai
Menghubungkan dengan sekolah, gereja, tempat kerja dan lehidupan bermasyarakat dan membangun kebijakan meliputi hukum, sanak saudara, tamu, teman, media massa, dan lain-lain
Menjaga moral dan motivasi, memberikan penghargaan, pembayaran kemelut personal dan keluarga, mengatur tujuan yang dapat dicapai dan pengembangan loyalitas dan nilai keluarga.

Diadaptasi dari Duvall EM : Perkembangan pernikahan dan keluarga Edisi 6. New York, 1985, Harper dan Row

Tabel 8.2. Seleksi tugas perkembangan pada keluarga pada tahapan yang penting. 
Tahapan
Posisis dalam keluarga
Tugas pengembangan
pasangan
Istri
Suami
Membangun hugungan yang memuaskan dalam pernikahan
Berhubungan dengan jaringan keluarga
Keluarga yang melahirkan anak
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan atau laki-laki atau keduanya
Mempunyai dan melakukan penyesuain untuk bayi dan mendukung semua keperluandari tiga anggota tersebut
Bernegosiasi kembali mengenai pernikahan dan hubungan dengan keluarga besar
Keluarga dengan anak sebelum sekolah
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
Penyesuain untuk biaya yag tidak dapat diprediksi dan tidak diharapkan dalam kehidupan keluarga.
Beradaptasi dengan keperluan yang penting, menstimulasi anak sebelum sekolah dan mempunyai cara dalam mempromosikan pertumbuhan anak.
Penggandaan dengan penghabisan energi dan kurangnya privasi sebagai orang tua.
Keluarga dengan anak usia sekolah
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
Penyesuaian aktifitas pertumbuhan anak
Mempromosikan bersama-sama dalam mengambil keputusan anatara anak dan orang tua.
Mendorong dan mendukung prestasi anak dalam belajar
Keluarga dengan anak remaja
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
Menjaga komunikasi yang terbuka antara anggota keluarga.
Memperkuat hubungan pernikahan.
Mendukung nilai etik dan moral dengan keluarga.
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab remaja sebagai kedewasaannya dan keikutsertaannya.
Keluarga dengan anak dewasa
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
Anak perempuan – adik/kakak-keponakan
Anak laki-laki – adik/kakak-paman
Melepaskan anak pada usia dewasa dengan kebiasaan yang sesuai dan membantu.
Membangun kembali hubungan pernikahan kembali sebagai pasangan
Merawat rumah sebagai dasar yang mendukung
Keluarga dengan anak dewasa pertengahan
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
Mempersiapkan untuk hari tua
Merawat ikatan kelurga pada generasi yang lebih muda atau lebih tua
Keluarga dengan anak dewasa tua
Duda/janda
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
Mempersiapkan untuk hari tua
Mempersiapkan kehilangan  pasangan
Penutupan rumah keluarga atau mengadopsi anggota yang lebih tua

ESTIMASI FAKTOR RESIKO

Secara tradisional, epidemiologi digunakan pada tingkat atau tren kematian dan kelahiran (death and illness) dan angkanya sebagai bukti secara tidak langsung pada keehatan. Data seperti angka kematian anak, angka kelahiran, dan penyebab terbanyak kematian sudahlama digunakan sebagai indikator kumpulan kesehatan masyarakat. Kesehatan keluarga berfungsi menghubungkan tahapan pada perputaran hidup dan faktor resiko bersama yang spesifik. Resiko pada kesehatan dapat berupa psikologis, beberapa diantaranya adalah faktor genetik, atau psikologi dimana dapat menghasilkan gambaran yang rendah pada diri sendiri. Resiko mungkin timbul dari lingkungan termasuk lingkungan fisik, dan kondisi sosial ekonomi. Sebagai bagian yang sangat penting dari lingkungan, keluarga dianggap paling penting  dalam terjadinya sistem dukungan sosial pada resiko yang rendah dalam anggota.
Estimasi resiko diperoleh dari membandingkan frekuensi kematian, kesakitan, dan luka dari penyebab yang spesifik didalam  kelompok yang mempunyai ciri atau faktor resiko dengan frekuensi pada kelompok atau populasi yang lain secara keseluruhan yang tidak mempunyai ciri serupa. Beberapa penyakit mungkin terjadi lebih dari frekuensi pada keluarga tertentu. Seperti sickle cell anemia pada black family dan penayakit Tays Sachs pada Jewis family. Seperti keluarga yang mempunyai resiko tinggi tidak susah untuk diidentifikasi karena berhubungan antara faktor hereditas dengan penyakitnya.
Penyakit yang lain, bagaimanapun tidak dapat dihubungkan secara jelas dengan faktor hereditas dan sangat susah untuk menunjukkan penyebab spesifiknya. Sejarah alami dari penyakit kronik, misalnya, kemungkinan pengaruh anggota keluarga untuk resiko yang lebih besar, tetapi penyebab khususnya mungkin susah diidentifikasi. Leppink mengidentifikasi 9 tahapan perkembangan pada sejarah alami penyakit kronik :
1.      Tahapan tidak berisiko : periode dimana hidup individu yang tidak terdapat faktor resiko berkembangnya suatu penyakit, bermacam-macam dari sedikit atau banyak tahun.
2.      Tahapan berisiko : satu atau lebih agen tau faktor penyebab menjadi bagian lingkungan individu tersebut
3.      Tahapan penyususpan : agen penyebab atau agen yang aktif dalam tubuh individu meskipun tidak ada gejala dan tanda penyakit secara jelas dapat dideteksi dengan menggunakan diagnositik yang dapat mengenal penyakitnya.
4.      Tahapan kritis : terdapat tanda. Ini adlaah transisi dari sehat ke sakit,. Jika resiko dapat dihilangkan sebelum tahapan ini, dapat disembuhkan atau di perlambat secara signifikan. Klien mungkin tidak sadar dengan proses penyakitnya dalam tubuhnya. Dalam tahap ini sebenarnya masih mungkin untuk menghentikan atau mengurangi keseriusan penyakit dan memperpanjang umur hidup.
5.      Tahapan gejala : klien sekarang sadar dengan masalahnya dan mencari pertolongan pada layanan kesehatan. Diagnosis mungkin masih diabaikan. Beberapa perubahan perilaku tidak memberikan efek yang signifikan dalam mengurangi penyakit.
6.      Tahapan penyakit yang jelas : bukti terlihat dan diagnosisnya sudah dapat ditegakkan secara pasti. Banyak setuju terdapat ketidakmampuan dalam tubuh, dan sedikit yang setuju dapat dilakukan lagi upaya penyembuhan atau kemunduran pada perubahan anatomik.

Kanker pada lambung misalnya: tahapan pada sejarah alami penyakit kronik mengindikasikan bahwa klien mungkin tidak mempunyai resiko sampai dia memulai merokok. Di beberapa poin displasia pada sel epitel pada saluran pernafasaan akan mengindikasikan penyakit yang aktif. Intervensi pada tahap ke 3 akan bisa mencegah terjadi pencegahan penyakit dan perubahan anatomi dapat dihilangkan.
Model ini dapat digunakan pada penyakit kronik seperti kanker servik, stroke, dan penyakit jantung. Pencegahan dan pengurangan kematian biasanya mungkin dengan mengubah perilaku atau aktifitas selama tahapan penyakit ke 1-3.
Melalui perputaran hidup keluarga, kemungkinan merubah faktor resiko tergantung dari aktifitas keluarga dalam mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit. Tahapan perkembangan keluarga digunakan untuk mengklasifikasikan faktor resiko (Fig. 8-1). Tahapan perkembangan dengan spesifikasi umur dan masalah keehatan dengan spesifikasi umur nampak pada tabel 8.3 dan menghadirkan periode ketika keluarga paling peka atau sensitif terhadap faktor resiko sebagus watu mempromosikan kesehatan atau pencegahan penyakit dapat diperluas. Beberapa masalah kesehatan dihubungkan pada kelebihan : merokok, minum, kurangnya gizi, penggunaan obat yang berlebihan, mengendarai dengan cepat, tekanan tidak ada belas kasihan dalam pencapaian. Berlebihan mungkin disebabkan oleh kebiasaan dalam keluarga. 10 penyebab kematian tertinggi disebabkan oleh laporan ahli bedah secara umum, 7 diantaranya dapat dikurangi secara substansial jika keluarga mengembangkan 5 kebiasaan yaitu : diet, merokok, kurangnya olahraga, penyalahgunaan alkohol, dan stres.

Gambar 8-1. Tahapan Perkembangan Keluarga
Table 8-3 Tahapan Keluarga – Faktor Resiko yang Spesifik dan Berkaitan dengan Masalah Kesehatan
Tahap
Faktor Resiko
Masalah Kesehatan
Keluarga pada Awal Kelahiran Anak
Kurang pengetahuan tentang program/perencanaan keluarga
Pernikahan usia dini (remaja)
Kurang pengetahuan tentang seksual dan peran setelah menikah dan penyesuaian
Kelebihan atau kekurangan berat badan
Kekurangan perawatan kehamilan (sebelum kelahiran)
Ketidakseimbangan gizi
Kebiasan makan yang buruk
Merokok, konsumsi alkohol dan penggunaan narkotika
Status tidak menikah
Kehamilan pertama pada umur di bawah 16 atau diatas 35 tahun
Riwayat hipertensi dan infeksi selama kehamilan
Rubella, Syphilis, GO, dan AIDS
Faktor genetik
Kondisi sosio-ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah
Kekurangan rasa aman saat di rumah
Rumah yang tidak aman
Bayi lahir prematur
Pernikahan yang gagal
Berat badan bayi lahir rendah
Lahir cacat
Lahir luka
Kecelakaan
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) = Kematian Bayi yang mendadak
Respiratory Distress Syndrome (RDS) = gangguan sistem pernapasan
Kemandulan
Pelvic Inflammatory disease (PID)
Fetal alcohol syndrome (FAS) = penyakit jarena alkohol pada janin
Keterbelakangan mental
Perlakuan keras pada anak
Luka
Gangguan Kelahiran

Keluarga dengan Anak pada Usia Sekolah
Di rumah tidak distimulus
Orang tua yang bekerja dengan penggunaan sumber daya yang tidak tepat dalam merawat anak
Lingkungan miskin
Penyalahgunaan atau tidak menghiraukan anak
Pola umum di masyarakat yang menggunakan agen sosial sebagai cara hidup
Jarak kelahiran yang dekat dan berulang
Rendahnya penghargaan terhadap keluarga sendiri
Anak digunakan sebagai pelampiasan dari frustasi yang dialami orangtua
Infeksi, kecelakaan, mendapat perawatan rumah sakit yang berulang
Orang tua belum dewasa, ketergantungan dan tidak sanggup untuk memgang tanggung jawab
Masalah kesehatan yang tidak disadari atau tidak dikenali
Keyakinan yang kuat tentang hukuman fisik
Terdapat materi-materi yang beracun yang tanpa perlindungan di rumah
Gizi yang buruk (kelebihan makan dan kekurangan makan)
Gangguan perilaku
Masalah dalam bicara dan penglihatan
Penyakit menular
Karies gigi
Masalah-masalah di sekolah
Ketidakmampuan dalam memahami / belajar
Kanker
Luka
Penyakit kronis
Pembunuhan
Kekerasan
Keluarga dengan Anak pada Usia Remaja
Ras dan etnis dari asal keluarga
Gaya hidup dan pola perilaku yang menyebabkan penyakit kronis
Kekurangan kemampuan memecahkan masalah
Nilai-nilai keluarga tentang kompetisi dan keagresifan
Faktor-faktor sosio-ekonomi yang mempengaruhi hubungan sebaya
Nilai-nilai keluarga yang kaku dan tidak fleksibel
Sikap berani menghadapi resiko
Perilaku menyangkal
Konflik antara orang tua dan anak-anak
Tekanan untuk menjalani hidup sesuai harapan keluarga
Kekerasan yang menyebabkan luka dan kematian
Penyalahgunaan alkohol dan narkotika
Kehamilan yang tidak diinginkan
Penyakit Menular Seksual
Bunuh Diri
Depresi
Keluarga pada Orang Dewasa pada Usia Pertengahan
Hipertensi
Merokok
Kolestoral tinggi
Diabetes
Kelebihan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Pola kepribadian yang mengarah pada stress
Genetik sebagai pemicu
Penggunaan kontrasepsi
Jenis kelamin, ras, dan faktor keturunan lainnya
Kondisi geografi, umur, dan kekurangan pekerjaan
Kebiasaan (pola makan yang rendah serat, makan berpengawet, penggunakan batu bara, dipanaskan/broiling)
Penyalahgunaan alkohol
Terpajan pada substansi tertentu ( sinar matahari, radiasi, air atau polusi udara)
Kelas sosial
Tempat tinggal
Depresi
Radang gusi (gingivitis)
Penyakit kardio-vaskular, terutama penyakit koroner (coronary artery disease) and serangan pada otak (cerebrovascular accident / stroke)
Kanker
Kecelakaan
Pembunuhan
Bunuh diri
Janin yang tidak normal
Penyakit mental
Keluarga dengan Orang Dewasa pada Usia Tua
Umur
Interkasi obat-obatan
Depresi
Gangguan metabolisme
Gangguan fungsi kelenjar pituitary
Cushing’s syndrome
Hiperkalsemia
Penyakit kronis
Pemberhentian pekerjaan
Kehilangan pasangan
Berkurangnya pendapatan
Gizi yang tidak seimbang
Kurang olah raga
Lingkungan dan gaya hidup di masa lalu
Kekurangan persiapan kematian
Penyakit periodontal dan kehilangan gigi
Kebingungan mental
Pengurangan kemampuan penglihatan
Kelemahan pendengaran
Hipertensi
Penyakit akut
Penyakit infeksi
Influenza
Pneumonia
Luka seperti terbakar atau terjatuh
Penyakit kronis
Perlakuan kasar pada lansia
Kematian tanpa martabat
Diadopsi dari Healthy People. National promotion and disease prevention objectives. US Department of Health and Human Services, Public Helath Service 91-50212 Washington DC, 1990. US Governmenr Printing Office.
Resiko-resiko yang berhubungan dengan keluarga bida disimpulkan dari :
  1. Gaya hidup (kebiasaan makan berlebihan , ketergantungan obat, mengkonsumsi gula berlebih, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, merokok) ;
  2. Faktor biologis (keturunan genetis, gangguan pembentukan pada saat kandungan, keterbelakangan mental) ;
  3. Faktor lingkungan (bekerja di bawah tekanan yang menyebabkan stres, kecemasan, ketegangan, polusi udara, air dan kebisingan) ;
  4. Dimensi sosial dan psikologi (kepadatan, isolasi / pengucilan, dan perubahan yang cepat) ; dan
  5. Sistem Pelayanan Kesehatan (penggunaan yang berlebihan, penggunaan yang sangat jarang, atau penggunaan yang tidak tepat)
Peran keluarga dalam mengurangi faktor resiko sebagian besar akan mempengaruhi perilaku sehat dari seluruh anggota keluarga. Keluarga didorong untuk membuat pilihan gaya hidup pribadi di dalam masyarakat yang banyak mengandung perilaku berbahaya melalui media atau iklan ketika konsekuansi kesehatan tidak segera nampak. Keluarga bisa berpengaruh dalam upaya membimbing anggota keluarga untuk menimbang konsekuensi jika melakukan perilaku berbahay. Kewaspadaan pada faktor resiko mungkin menyebabkan keluarga harus membuat usaha ekstra untuk mengurangi resiko dengan dikendalikan secara langsung dan hal itu mengurangi keseluruhan resiko yang bisa menyebabkan penyakit dan luka. Perilaku sehat, termasuk penggunaan pelayanan kesehatan yang preventif secara bijaksana, adalah suatu tanggung jawab keluarga untuk kesehatan perorangan dari seluruh anggota keluarga.
POLA FUNGSI KESEHATAN
Sebelas pola fungsi kesehatan yang diperkenalkan oleh Gordon membantu pengumpulan dan penilaian informasi dasar. Struktur dari pola tersebut menyebutkan format penilaian yang terstandar yang bisa diintegrasikan ke dalam pengembangan dan pendekatan resiko. Informasi yang didapatkan dari 11 pola adalah ditentukan oleh norma yang berkembang di kelaurga dan faktor resiko yang berhubungan dengan usia tertentu. Ketika suatu masalah dalam satu pola diketahui, faktor etiologi mungkin ditemukan dalam pola tersebut dan dalam satu atau lebih dari pola-pola yang lain. Masalah dalam satu pola akan tergambarkan di tempat yang lain karena pola-pola tersebut saling berkaitan (Lihat Chapter 7)
Masalah dalam pola fungsi bisa diidentifikasi sebagai pola kesehatan yang malfungsi, bukan penyakit ; suatu malfungsi yang potensial ketika faktor-faktor resiko ada. Perkembangan resiko dan suatu resiko dari perubahan yang mengarah pada kecilnya pola fungsi kesehatan adalah tipe-tipe dari keadaan resiko. Jika faktor resiko muncul, keluarga harus peka beranggapan resiko tersebut sebagai suatu masalah. (Lihat Tabel 8-3)
Gordon menyebutkan bahwa bila kondisi suatu resiko  berpotensial sebagai resiko, yang menyiratkan keberadaan faktor tersebut sebagai pemicu suatu keluarga menuju pola kesehatan yang malfungsi. Untuk membentuk diagnosa keperawatan, perawat menamai masalah dan menentukan faktor etiologi. Kejadian mungkin merupakan hasil dari penyebab-penyebab yang berkaitan secara logis dengan masalah atau mungkin mengawali atau terjadi bersamaan dengan masalah. Perawat harus mengidentifikasi faktor-faktor etiologi untuk merencanakan perawatan, lalu intervensi langsung pada faktor penyebab yang bisa diubah dan bida diprediksikan pengaruhnya pada masalah. Faktor-faktor resiko merupakan indikator dari suatu masalah yang potensial, dalam hal ini hal tersebut adalah penyebab-penyebabnya. Karena kondisi potensialnya bisa diprediksikan dan hal ini bukan kondisi nyata (aktual) dengan penyebab nyata (aktual), etiloginya mungkin akan tidak spesifik. Dalam kasus ini, intervensi dilakukan langsung pada upaya pengurangan faktor-faktor resiko.
Riwayat urutan dari pola-pola dimulai dari persepsi keluarga tentang kesehatan dan pengelolaan kesehatan keluarga. Pola ini memberikan gambaran yang bisa digunakan untuk memprediksikan dimana masalah tersebut ada di pola-pola yang lain dan mungkin membutuhkan analisis yang mendalam. Riwayat dimulai dari pandangan keluarga dan membantu keluarga untuk mengartikan situasi. Peran dan pola hubungan menggambarkan struktur dan fungsi keluarga. Indikator gaya hidup dianalisis dengan mengingat 9 pola lainnya.
PERSEPSI KESEHATAN DAN PENGELOLAAN KESEHATAN
Pola ini menggambarkan karakteristik persepsi keluarga dan pengelolaan serta upaya pencegahan secara umum. Pratt telah mengidentifikasi ada 6 karakteristik sehat dari suatu keluarga :
  1. Anggota keluarga mudah dalam menjalani proses interaksi
  2. Anggota keluarga meningkatkan pengembangan diri
  3. Hubungan antar peran dalam keluarga terstruktur secara efektif
  4. Anggota keluarga berusaha aktif dalam menyelesaikan masalah
  5. Anggota keluarga mendukung terciptanya lingkungan rumah dan gaya hidup yang sehat
  6. Anggota keluarga membangun hubungan yang wajar dengan masyarakat yang lebih luas.
Tindakan yang berhubungan dengan kesehatan berbeda dari satu keluarga ke keluarga yang lain, masing-masing mengidentifikasi dan melakukan kegiatan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan apa yang diyakini anggota keluarga tentang apa yang dianggap sehat dan apa yang mungkin bisa mereka lakukan, sebagai gambaran gaya hidup mereka.
Pertanyaan yang diajukan perawat untuk analisis adalah sebagai beriikut :
Apa pemikiran / filsafat dari keluarga tentang kesehatan ? Apakah setiap anggota keluarga meyakini hal yang sama ? apakah mereka mempraktekan apa yang mereka yakini ?
Apakah keluarga berperilaku atau mempunyai gaya hidup seperti merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkotika ?
Perilaku keluarga apa yang dilakukan yang mendorong terjadinya penyakit kronis ?
Apakah kelaurga melakukan perilaku sehat seperti makan tiga kali sehari pada waktu yang normal, sarapan setiap hari, berolahraga minimal 2 atau 3 hari dalam seminggu, tidur 7-8 jam setiap malam, dan bebas dari merokok ?
Apakah terdapat faktor resiko yang bisa menyebabkan penyakit infeksi ? seperti imunisasi tidak lengkap, kurang pengetahuan tentang penyakit menular, dan PHBS yang rendah ?
Apakah terdapat faktor resiko yang bisa menyebbakan luka pada tubuh, kecelakaan, obat-obatan yang tidak terlindungi, dan zat kimia di dlaam rumah yang mudah dijangkau oleh anak-anak ?
Apakah lansia mengetahui obat-obatan yang mereka konsumsi beserta fungsinya ?
Appakah terdapat obat-obatan di dalam rumah yang tidak digunakan atau yang seharusnya dibuang ?
Apakah nutrisi yang didapat adekuat untuk memliharan energi yang adekuat ?
Apakah ada masalah kesehatan yang sebelumnya tidak pernah terjadi menjadi muncul ?
Apakah ada riwayat menderita penyakit infeksi dan mendapat perawatan rumah sakit yang berulang-ulang ? apakah aman di dalam rumah ?
Apakah di dalam rumah melakukan stimulus atau tidak ?
Dimana keluarga akan pergi untuk mencari perawatan kesehatan dan penyembuhan penyakit ?
Apakah keluarga mengikuti program perawatan gigi ?
Gambarkan pengalaman kelaurga di masa lalu tentang hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya !
PERAN DAN HUBUNGAN
Pola ini mengidentifikasikan karakteristik peran dan hubungan di dalam keluarga. Analisis pada aspek struktural dan fungsional.
Aspek struktural dalam keluarga termasuk nama, peran (ibu, bibi, kakak), umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan masing-masing anggota keluarga. Asal keluarga (etnis dan ras) dan genetis keturunan melengkapi apa yang secara umum disebut sebagai identifikasi data keluarga. Secara tradisional, terdapat keluarga inti (suami, sitri dan anak) dan keluarga besar (bibi, paman, kakek, sepupu).
Jumlah keberadaan keluarga inti yang tradisional dipengaruhi oleh perubahan sosial, seperti pergerakan wanita, pekerjaan untuk ibu-ibu, pernikahan, perceraian, dan pernikahan lagi. Hal ini sebagai hasil dari pengenalan yang lebih luas dari struktur keluarga lain. Seperti yang ada dalam tabel 8-4. banyak pertanyaan dan isu yang tak terpecahkan berhubungan dengan efek khusus dari struktur keluarga yang berbeda-beda pada kelahiran anak, pertumbuhan dan  pekembangan individu . dan menyebabkan tantangan pada perawat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Spradley telah mengklasifikasikan struktur keluarga menjadi 3 tipe yang relevan pada perawat. Tipe pertama adalah pertumbuhan jumlah remaja yang menjadi ibu tanpa menikah yang mempunyai kebutuhan perkembangan dan kekurangan akan keterampilan menjadi orang tua menyebabkan suatu tantangan pada perawat. Tipe yang kedua merujuk pada pasangan setelah menjadi janda/duda atau bercerai menikah lagi dan menjadi 2 keluarga. Kedua keluarga ini, berkaitan dengan Spradley, membutuhkan penyesuaian dan pembelajaran kembali peran, tugas, pola komunikasi, dan hubungan. Tipe ketiga diidentifikasi oleh Spradley sebagai membuat pasangan lansia, atau individu lansia (kebanyakan perempuan) yang hidup sendirian. Kelompok orang ini sering membutuhkan bimbingan dalam memahami fungsi dan pengembangan tugas-tugas yang akan membantu mereka menyesuaikan dan menjalani proses masa tua secara positif.
Culkin Rhyne, dalam tulisannya tentang pemahaman dan dukungan keluarga dalam proses perceraian, menyatakan bahwa sangatlah penting memahami perceraian sebagai serangkaian kejadian yang melibatkan periode transisi. Proses ini sangat kompleks dan mempunyai banyak sisi, membutuhkan disintegrasi dari suatu struktur keluarga dan pengorganisasian kembali satu sama lain. Tingkat perkembangan pada anak, tempramen individu mereka, dan dukungan lingkungan akan memainkan peran dalam hal bagaimana anak tersebut akan merespon. Mendukung anak mungkin sulit bagi orang tua yang dalam waktu yang sama mengalami penyesuaian satu sama lain. Bagaiaman orang tua mengatasi situasi yang krisis dan mencapai organisasi dari sebuah keluarga dalam periode setelah perceraian adalah variabel yang signifikan dalam individu jangka panjang dan penyesuaian keluarga.
Dietz-Omar mempelajari pengalaman keluarga dengan keluarga tiri dan keluarga inti yang tradisional selama masa kehamilan. Keluarga tiri tampil sebagai “pengembangan” keluarga baru dan karena itu penulis menyarankan meraka membutuhkan banyak bimbingan dalam menyelesaikan peran, aturan, ikatan, dan batas-batas di dalam struktur keluarga. Keluarga inti yang tradisional ketika mengalami kehamilan dengan pasangan barunya dan mungkin akan merasa mampu menambah jumlah anak. Penulis mencatat keluarga yang telah dibangun ini mungkin akan mendapatkan suatu kepuasan dalam  kemampuan adaptasi dan kohesi melalui negosiasi tentang perilaku dan melibatkan emosi di dalam suatu struktur keluarga.
Kemampuan keluarga dalam melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit mungkin dipengaruhi oleh bagaimana cara hal ini diatur. Contoh, orang tua tunggal (single parent) tanpa dukungan dari keluarga besar mungkin membutuhkan bantuan dari masyarakat untuk membesarkan anaknya. Dua orang tua dalam satu keluarga tinggal dekat dengan keluarga besarnya mungkin akan mendapatkan semau dukungan yang mereka butuhkan untuk membesarkan anak mereka tetapi mungkin perlu waspada pada pertumbuhan dan tahapan perkembangan serta jadwal imunisasi.
Individu yang sama mungkin mengalami bentuk keluarga yang berbeda di dalam seumur hidupnya. Seseorang mungkin menjadi bagian dari keluarga inti saat dia bayi, orang tua tunggal saat kedua orang tua nya bercerai, orang tua tiri ketika orang tuanya menikah lagi dan pasangan yang tidak menikah ketika salah seorang dari 2 orang dewasa yang berbagi tempat tinggal. Seseorang membawa nilai-nilai konfigurasi dan keyakinan pada masing-masing kelaurga barunya terkait dengan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan yang telah dia lakukan di hubungan lamanya. Nilai-nila yang tidak terbagi bisa menyebabkan harapan-harapan yang menyimpang kecuali jika hal tersebut terintegrasi dalam nilai-nilai dan keyakinan yang dibagi pada keluarga baru. Pergeseran norma-norma dalam keluarga akan mempengaruhi individu dalam cara menentukan kelangsungan hidup keluarga di masa depan dan arahan dalam sistem perawatan kesehatan.
Tabel 8-4 Macam Bentuk Keluarga
Konfigurasi
Posisi dalam Keluarga
Orang tua tunggal (single parent karena terpisah, bercerai, janda/duda)

Orang tua tunggal karena tidak pernah menikah

Pasangan yang tidak menikah

Orang tua yang tidak menikah

Keluarga komune

Orang tua tiri


Oraang tua adopsi
Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan


Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan


Dua orang dewasa

Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan

Ibu-ibu dan ayah-ayah, anak laki-laki, anak perempuan
Ibu atau ayah,
anak laki-laki, anak perempuan dari pernikahan sebelumnya
Ibu atau ayah,
anak laki-laki, anak perempuan adopsi

GENOGRAM
Sebuah cara yang berguna dlama melihat sebuah kelurga berdasar identifikasi data adalah menggambar genogram, atau diagram keluarga, menggambarkan masing-masing anggota keluarga dan menunjukkan hubungan diantara tiap generasi. Penyakit yang berhubungan dengan genetis dengan anggota keluarga dan keluarga besar juga diidenfifikasi. Jika relevan, data kakek dan nenek dari pihak perempuan maupun laiki-laki dikumpulkan, termasuk peman dan bibi serta anak-anak mereka. Genogram dari keluarga besar tergantung dari petunjuk yang menyebabkan penyakit terkait riwayat keuarga. Hal ini mungkin berguna untuk menamai penyakit yang terhubung secara genetis, karena individu sering lupa mereka sebutkan.
Gambur 8-2 menggambarkan sebuah genogram dari tiga generasi dari Keluarag Foley. Keluarga inti terdiri dari Tuan dan Nyonya Foley dan anak perempuan mereka berumur 2 tahun. Kelaurga besar dari Taun dan Nyonya Foley terdiri dari kakek, nenek, orang tua, bibi dan paman. Genogram menunjukkan riwayat dari penyakit kronis pada kedua sisi keluarga dan seharusnya perawat memberikan peringatan (Lihat tabel 8-3) terkait dengan penyakit kronis yaitu cerebral vascular accident (CVA), cardiovascular disease (CVD), chronic obstructive pulmonary disease (COPD), tuberkulosis (TB), kanker (CA), diabetes, dan arthritis. Kelebihan berat badan akan berisiko terkena CVD, hipertensi, DM, dan kanker.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK PENILAIAN
Perawat harus mempertimbangkan pertanyaan dalam menganalisis pola kesehatan keluarga. Data dikumpulkan dalam 11 pola fungsional memberikan petunjuk untuk promosi kesehatan keluarga dan prektek pencegahan penyakit. (Lihat kotak halaman 192-193 untuk pertanyaan penilaian dalam 11 pola kesehatan fungsional).
Resiko pada fungsi keluarga yang sehat mungkin bisa diidentifikasi di setiap pola, dan sebagian faktor resiko bisa ditemukan di satu area atau lebih. Polusi udara dari asap rokok, contohnya, bisa diidentifikasi dengan mudah sebagai faktor lingkungan (rumah). Reaksi kelaurga terhadap polusi udara, akan menentukan kerentanan terkena penyakit (genetik). Jika suatu keluarga mempunyai insiden yang tinggi pada penyakit kronis paru-paru obstruktif di dalam keluarga besar inti atau di generasi sebelumnya, dan semua anggota keluarga yang dewasa merokok (persepsi kesehatan dan pengelolaan kesehatan), mengabaikan peringatan dari hasil penelitian (kognitif), lalu bebrapa pola mungkin mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor resiko.
Intinya, bagaimanapun, perawat harus mengenali dan mengidentifikasi tidak hanya faktor resiko tetapi juga hubungan-hubungan resiko tersebut dan efek-efek dari satu sama lain.
ANALISIS DAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
setelah menyelesaikan pengumpulan data, perawat membandingkan informasi dengan norma yang terdokumentasi tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Norma atau nilai yang diharapkan bisa diperoleh dari informasi dasar tentang kelaurga berdasar 11 pola fungsional, pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan semua kelompok umur dari suatu keluarga sebagai satu kesatuan, dan faktor-faktor resiko yang diperirakan dan norma-norma populasi.
Norma populasi menjelaskan batas normal dari suatu kelompok khusus. Sebagai contoh, umur diasosiasikan dengan berbagai faktor resiko, sebagian gangguan kesehatan menjadi biasa untuk dinamai dengan penyakit masa kanak-kanak dan penyakit lansia. Resiko tterhadap penyakit menular berkaitan dengan umur tertentu, seperti chikenpox (varicella) atau pertusis, menjelaskan hal ini. Dalam penyakit yang lain, seperti kanker paru, dalam jangka panjang terkait dengan pajanan dalam waktu yang lama. Ketika resiko meningkat karena pajanan yang terakumulasi, frekuensi terjadinya penyakit juga kan meningkat seiring bertambahnya umur. Jenis kelamin juga berpengaruh pada berbagai macam faktor resiko (seperti kanker payudara pada perempuan dan serangan jantung pada laki-laki).
Analisis terhadap nilai, keyakinan, persepsi diri, atau peran hubungan dengan norma pada populasi umum mungkin saja tidak mudah; perawat harus juga mempertimbangkan faktor budaya, etnik dan agama. Analisis mungkin berdasarkan apakah keluarga tersebut mengganggap situasi tersebut sebagai sebuah masalah atau potensial menjadi masalah. Oleh karena itu, data dasar keluarga sangalah penting, karena hal ini menyediakan kriteria yang bisa dikomparasikan dalam sebuah analisis. Meninjau kembali riwayat dari sebuah keluarga mungkin berguna dalam mendapatkan data ini. Jika riwaya masa lalu tidak tersedia, informasi didapat pada kontak pertama yaitu kriteria untuk pengukuran lebih lanjut terhadap perkembangan.
Dari analisis data, perawat memformulasikan diagnosa keperawatan, yaitu berupa pernyataan tantang status kesehatan keluarga dimana keperawatan bisa mengaplikasikan suatu intervensi. Suatu status kesehatan keluarga bisa didiagnosa sebagai fungsional (pengalaman kesuksesan menghadapi masalah, jaringan keluarga besar, penyellesaian secara keuangan, komunikasi terbuka), potensial menjadi malfungsi (aturan yang kaku, peran yang tidak jelas, tata rumah yang tidak tepat), dan malfungsi (alkohol dan penyalahgunaan narkotika). Indikator yang membuat suatu keluarga menjadi malfungsi dapat diklarifikasi dan diidentifikasikan sebagai suatu masalah kesehatan.
Setelah membuat suatu keputusan tentang status kesehatan keluarga, perawat bisa mengidentifikasi kebutuhan perawatan yang akan menyelesaikan masalah. Sangat penting memvalidasi masalah kesehatan yang potensial dan aktual dengan keluarga; hanya ketika perawat dan keluarga setuju dengan situasi tersebut, kerjasama bisa terjadi. Jika kelaurga tidak menyetujui, penilaian dan negosiasi lebih lenjut mungkin dibutuhkan. Keluarga dan perawat harus juga setuju dengan urutan penyelesaian masalah.
ANALISIS DATA
Analisis data didapat dengan menggunakan 3 pendekatan kepada keluarga : teori sistem, teori perkembangan, dan teori perkiraan resiko.
Dari pendekatan sistem, keluarga dievalusi sebagai terbuka dan tertutup. Dengan fleksibel atau kaku dalam menghadapi perubahan. Pendekatan sistem termasuk komponen struktural dan fungsional dari suatu keluarga sebagai suatu sistem. Sebelas pola fungsional digunakan untuk mendapatkan data dasar untuk penilaian.
Teori perkembangan menggunkaan pendekatan pada kelaurag dari tugas-tugas dan tahapan perkembangan melalui siklus hidup. Perawat menganalisis data yang terkumpul sebagai alat untuk mengidentifikasi tahapan dari siklus hidup suatu keluarga sama seperti tugas-tugas yang perlu diselesaikan untuk mencapai fungsi kelluarga yang sukses. Perawat kemudian mencatat kebutuhan dari perkembangan suatu keluarga tersebut.
Penyebab spesifik dalam teori perkiraan resiko, menyebutkan di awal, mungkin akan sulit untuk diisolasi, sebagai penyebab kematian di US saat ini. Sebagai contoh, setidaknya ada 5 faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit jantunbg : tekanan darah tinggi, obesitas, kandungan lemak dalam darah yang tinggi, faktor keturunan, dan kebiasaan merokok. Resiko yang terkait dengan keluarga bisa diperoleh dari gaya hidup, faktor biologi, faktor lingkungan dan dimensi sosio-psikologis. Tujuan dari analisis resiko yaitu menyediakan informasi tentang ancaman yang nyata pada keluarga, yang sekarang diketahui maupun yang diperkirakan, khususnya pada apa mereka harus merasa peka sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi sign atau symptomps dari suatu malfungsi (lihat table 8-3)
Tahapan perkembangan suatu keluarga digunakan sebagai pegangan untuk mengkategorikan dan menganalisis data dasar. Jika perawat menemukan gap, data yang salah, atau informasi yang membingungkan, rencana segera dibuat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pada saat kunjungan selanjutnya.
KELUARGA PASANGAN
tahapan pertama mungkin atau mungkin tidak dimulai dengan suatu pernikahan. Di dalam masayarakat saat ini, pernikahan resmi/legal mungkin tidak menjadi dasar sebuah hubungan, dan orang dewasa mungkin mendefinisikan diri mereka sebagai sebuah keluarga. Menikah atau tidak, 2 individu berpindah dari orientasi mereka pada keluarga mereka menjadi hubungan pasangan yang tidak umum. Analisis terhadap perkembangan tugas sebuah keluarga termasuk pembangunan hubungan antara orang dewasa yang sama-sama memuaskan  yang cocok pda jaringan kekerabatan. Penyesuaian yang utama untuk pasangan adalah belajar bagaimana untuk menjalin 2 kepribadian, 2 sejarah hidup, dan 2 inspirasi pertumbuhan. Keputusan utama dalam tahapan ini memasukkan apakah dua orang tersebut sama-sama bekerja, bagaimana dengan uanga (cara memperoleh, menghabiskan dan menabung) juga diatasi, kemana arah mereka akan melanjutkan hidup, bagaimana mereka trehubungn dalam hukum dan anggota keluarga lainnya, dan jika dan ketika mereka mempunyai anak. Kepurtusan yang lain, dibuat secara sadara tau tidak, apakah berbagi tugas seperti memasak, mencuci, belanja, dll.
     PETUNJUK PENILAIAN 11 POLA KESEHATAN FUNGSIONAL UNTUK KELUARGA
Penilaian Keluarga
Area-area pada 11 pola kesehatan fungsional aplikatif untuk penilaian keluarga. Keluarga adalah pelanggan utama dalam kesehatan masyarakat keperawatan. Di dalam bebrapa kasus, penilaian keluarga mungkin menunjukkan 1) dalam perawatan bayi dan anak yang perkembangannya dipengaruhi oleh pola kesehatan keluarga atau 2) ketika orang dewasa mempunyai masalah kesehatan khusus yang dipengaruhi oleh pola keluarga. Petunjuk berikut ini akan memberikan informasi dalam fungsi keluarga :
  1. Pola persepsi kesehatan dan pengelolaan kesehatan
a.       Bagaimana kondisi kesehatan keluarga secara umum ? (dalam beberapa tahun belakangan)
b.      Terserang penyakit flu di tahun lalu ? pernah tidak masuk kerja atau sekolah ?
c.       Hal terpenting apa yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan ? apakah hal tersebut memberikan perbedaan pada kesehatan ? (termasuk perbaikan kesehatan pada anggota keluarga, jika sesuai)
d.      Ada anggota keluarga yang mrokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika ?
e.       Bagaimana dengan imunisasi ? tenaga pelayan kesehatan ? frekuensi cek kesehatan ? kecelakaan (rumah, tempat kerja, sekolah, berkendara)? (jika sesuai, : penyimpanan obat, pembersihan produk, penyebaran karpet, dll)
f.       Di masa lalu, apakah mudah untuk menemukan cara untuk mengikuti petunjuk dan saran dokter, perawa, pekerja sosial (jika sesuai) ?
g.      Hal penting dalam kesehatan keluarga yang bisa saya tangani ?
Penilaian :
a.       Penampakan umum dari anggota keluarga dan kondisi rumah
b.      Jika sesuai : penyimpanan obat, tempat tidur,box/tempat bermain bayi, kompor, penyebaran karpet, bahaya-bahaya, dll.
  1. Pola Metabolisme Gizi
Riwayat :
a.       Pola konsumsi makanan keluarga ? (gambarkan). Suplemen (vitamin, jenis snack, dll) ?
b.      Pola konsumsi minum keluarga? (gambarkan). Suplemen : jenis yang tersedia (jus buah, soft drink, kopi, dll) ?
c.       Selera makan ?
d.      Masalah gigi? Frekuensi perawatan gigi ?
e.       Apakah ada yang mempunyai masalah kulit? Masalah dalam penyembuhan ?
Penilaian :
a.       Jika ada kesempatan : lihat isi kulkas, persiapan makanan, komposisi makanan, dll.
  1. Pola Eliminasi
a.       Apakah keluarga menggunakan pencahar / laksatif atau obat yang lain ?
b.      Apakah mempunyai masalah dalam pembuangan limbah/sampah ?
c.       Bagimana pembuangan kotoran hewan peliharaan ? (dalam atau luar ruangan)
d.      Jika terindikasi : maslaah dengan lalat, kecoa, tikus ?
Penilaian :
a.       Jika ada kesempatan : nilai fasilitas toilet, pembuangan sampah, pembuangan kotoran hewan peliharaan; indikator resiko adanya lalat, kecoa, tikus.
  1. Pola Kegiatan Olah Raga
a.       Secara umum, apakah keluarga sering/jarang melakukan olah raga ? apakah secara berkala ?
b.      Apakah kegiatan keluarga yang disenangi ? aktif atau pasif ?
c.       Masalah dalam belanja (transportasi), memasak, menyimpan dalam rumah, menyusun anggaran untuk makan, baju, perawatan rumah, biaya rumah ?
Penilaian :
Pola pmeliharaan rumah secara umum, pemeliharaan masing-masing personal.
  1. Pola Istirahat-Tidur
Riwayat :
a.       Secara umum, anggota kelaurag terlihat beristirahat dengan baik dan siap untuk bekerja/sekolah ?
b.      Kondisi ruang dan tenang  untuk tidur ?
c.       Keluarga mempunyai waktu khusus untuk bersantai ?
Penilaian :
Jika ada kesempatan : observasi ruang untuk tidur dan penyusunannya.
  1. Pola Persepsi-Kognitif
Riwayat :
a.       Punya masalah pendengaran atau penglihatan ? bagaimana mengatasinya ?
b.      Apakah ada keputusan besar yang dibuat dalam keluarga ? bagaimana cara memutuskannnya ?
Penilaian :
a.       Jika terindikasi : bahasa yang digunakan di dalam rumah
b.      Ide-ide dan pertanyaan yang dimiliki (abstrak/konkret)
c.       Tingakatan Kosakata
  1. Pola Persepsi Diri dan Persepsi Kosep Diri
Riwayat :
a.       Sebagian besar anggota kelaurga merasa nyaman/tidak nyaman menjadi bagian dari keluarga?
b.      Suasana hati keluarga secara umum ? senang ? cemas ? depresi ? apa yang bisa membantu mengubah suasana hati keluarga?
Penilaian :
a.       Pernyataan umum tentang suasana hati keluarga : gugup (5) santai (1), tingaktan 1 sampai 5
b.      Anggota keluarga secara umum tegas (5) atau pasif(1), tingkatan mulai 1-5.
  1. Pola Hubungan Peran
Riwayat :
a.       Anggota keluarga (atau rumahtangga) ? umur anggota keluarga dan struktur keluarga (diagram)
b.      Ada masalah keluarga yang sulit diatas (keluarga inti/besar)? Kelahiran anak ? jikasesuai : pasangan pernah memperlakukanmu dengan kasar atau pada anak-anak?
c.       Hubungan baik atau tidak terlalu baik diantara anggota keluarga ? saudara kandung? Mendukung satu sama lain ?
d.      Jika sesuai pendapatan sesuai dengan kebutuhan ?
e.       Merasa ada jarak (terisolasi) dari masyarakat ? tetangga ?
Penilaian :
a.       Interaksi diantara anggota keluarga (jika tersedia)
b.      Observasi : Peran kepemimpinan dalam keluarga
  1. Pola seksual-Reproduksi
Riwayat :
a.       Jika sesuai (pasangan seksual dalam rumah tangga atau situasinya): hubungan seksual memuaskan? Berubah? Masalahnya?
b.      Menggunakan program keluarga ? kontrasepsi ? masalah ?
c.       Jika seusia (umur anak) : merasa nyaman dalam menjelaskan/berdiskusi tentang hal yang berkaitan dengan seksual?
Penilaian : tidak ada
  1. Pola mengatasi stres
Riwayat :
a.       Ada perubahan besar dalam keluarga dalam bebrapa tahun terakhir ?
b.      Keluarga sering bisa bersantai atau tegang? Kapan ketegangan terjadi dan apa yang bisa membantu ketegangan ? apakah ada yang menggunakan obat, narkotika, alkohol, untuk mengurangi ketegangan ?
c.       Kapan (jika ada) terjadi masalah keluarga, bagaimana cara mengatasinya ?
d.      Apakah cara tersebut kebanyakan selalu berhasil menangani masalah ?
Pengamatan : tidak ada
  1. Pola Nilai dan Keyakinan
a.       Secara umum, keluarga mendapat hal yang mereka harapkan dalam hidupnya ?
b.      Apa Hal penting untuk masa depan ?
c.       Apakah ada aturan dalam keluarga yang setiap orang yakini sebagai hal yang penting ?
d.      Pentingnya agama dalam keluarga ? apakah hal ini membantu anda ketika muncul masalah ?
Pengamatan : tidak ada.
Dari : Gordon M. Manual of Nursing Diagnosis. 1993-1994, st.Louis. 1993. Masbby;

Mengintegrasikan prektek dan kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan kedalam gaya hidup suatu pasangan adalah pengembangan tugas terkait kesehatan yang membutuhkan pertimbangan dalam analisis. Perilaku sehat mendasari aksi-aksi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.; sebagai contoh, mengikuti praktek hygiene,  melakukan program istirahat/tidur yang baik, olah raga, dan gizi seimbang; menghadiri kelas cara berhenti merokok, menggunakan sabuk pengaman, dan mengarahkan kegiatan pada pencapaian aktualisasi diri. Setiap individu membawa nilai dan keyakinan masing-masing dari asal keluarganya dan mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan lain dari pengalaman probadi. Secara sadar bekerja keras dalam melakukan praktek-praktek kesehatan yang akan menjadi bagian dari gaya hidup pasangan yang akan mempromosikan kesehatan sebagai nilai di awal siklus hidup suatu keluarga.
Mencapai hubungan yang memuaskan satu sama lain tergantung dari cara pasangan mampu mengatasi konflik dan perbedaan. Jika metode yang digunakan pasangan untuk nmenyelesaikan masalah bertentangan satu sama lain, mereka akan mampu melakukan penyesuaian yang akan memuasakan kedua pihak. Jika satu individu mempunyai kebiasaan penyelesaian masalah dengan cara menghindari koflik di setiap hal, penyelesaian masalah akan menjadi tidak efektif.
Jika terdapat keputusan untuk adopsi atau melahirkan anak, selanjutnya tanggung jawab dalam jangka panjang menjadi fokus dari perkembangan suatu keluarga dan kebutuhan kesehatan yang utama. Perawat, dalam menganalisis  dan mempelajari kebutuhan dari pasangan yang tengah hamil, harus memperhatikan semua aspek keputusan dari pasangan tersebut dan motivasi mereka yang mungkin berhubungan dengan kehamilan. Dengan meningkatnya orang tua tunggal (single parent) menjadi hal yang umum, melalui perceraian, kematian, adopsi, atau pilihan lain untuk mempunyai anak di luar ikatan pernikahan, analisis data harus mempertimbangkan kebutuhan khusus dari bentuk keluarga semacam ini.
Sikap dan praktek yang bebas dalam suatu masyarakat terkait seksualitas meningkatkan resiko Penyakit Menular Seksual seperti herpes pada alat kelamin, GO, dan sypilis. AIDS adalah salah satu PMS yang umum terjadi saat ini, ditemukan pertama pada tahun 1981. Penyakit ini mempunyai masalah-masalah yang unik, memberikan ancaman pada orang dewasa muda, dan pada keluarga dan masyarakat. HIV ini bisa ditransmisikan melalui hubungan seks heteroseksual maupun homoseksual, kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, berbagi jarum pada penggunaan narkotika suntik (IDU), dan dari ibu yang terinfeksi ke janinnya. Pencegahan penularan HIV membutuhkan pengendalian perilaku yang beresiko dan patuh pada tindakan pencegahan dan keselamatan bagi tenaga kesehatan dalam menangani cairan darah yang terinfeksi.
Faktor resiko berkaitan dengan seksualitas termasuk kurang pengetahuan terkait “seks yang aman”, anatomi dan psikologi dari sistem reproduksi, kebersihan pribadi, dan kurang perawatan saat sebelum melahirkan, kehamilan sebelum umur 16 dan sesudah umur 35, riwayat hipertenssi dan infeksi selama hamil dan kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan.
Faktor-faktor resiko untuk kehamilan prematur dan pernikahan yang tidak memuasakan adalah karena kurang pengetahuan terkait perencanaan keluarga, umur perempuan dan laki-laki saat menikah (kehamilan pada remaja mempunyai banyak resiko, orang dengan umur 20an mempunyai resiko yeng lebih kecil), kurang pengetahuan terkait seksual dan peran pernikahan dan penyesuaian-penyesuaian. Dalam hal kehamilan pada remaja yang tidak direncanakan, orang tua menyebabkan resiko biologis pada usaha memsarkan anak mereka. Kurang pengetahuan terkait perawatan sebelum kelahiran, saat kelahiran dan praktek persalinan menyebabkan risiko baik pada ibu maupun anak.orang tua tidak mampu memainkan peran fungsi sebagai orang tua akan memberika resiko terjadinya keluarga yang tidak memuaskan, pemutusan hubungan, dan perkembangan awal tahapan dari siklus hidup keluarga yang tidak tepat.
Jika pasangan membuat keputusan untuk tidak mempunyai anak, mereka harusbelajar banyak tentang kebutuhan akan metode konstrasepsi yang tersedia.

KELUARGA DENGAN AWAL KELAHIRAN ANAK
Kelahiran bayi merupaka awal dari unit yang baru. Semua anggota keluarga harus belajar peran baru mereka dalam hal fungsi dan tanggung jawab ketika unit berkembang. Cara perkembangan akan dipengaruhi oleh riwayat orang tua di masa lalu sebagai diad dan pengalaman mereka di kelompok yang lain, khususnya keluarga asal mereka.
Keluarga mungkin akan mengalami ketidakseimbangan ketika pasangan mencari cara untuk mengakomodasi anggota baru dalam keluarga. Sebagai kelompok, ketiganya mencari cara untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, unutk meminimalisasi perbedaan dan untuk bekerja sama. Pada awalnya, orang tua sering merasa kekurangan dukungan emosional selama bebrapa awal bulan pada masa menjadi orang tua. Beberapa hari awal setelah pulang dari rumah sakit, membutuhkan usaha khusus jika pasangan tidak mempunyai relasi atau keluarga atau teman untuk memberikan dukungan. Analisis kebutuhan selama masa kritis sangat membantu orang tua baru ini. Orang tua mungkin tahu dalam merawat bayi dan memnuhi kebutuhannya tetapi mungkin kekurangan kemampuan untuk merasa tumbuh peran sebagai orang tua dalam dirinya. Jika ibu bekerja, mungkindia akan melakukan perawatan bayi yang rutin dan berada di dalam rumah sepanjang waktu yang membosankan. Suami mungkin cemas apakah satu pendapatan cukup untuk mendukung keluarga atau haruskah dia meningkatkan jadwal bekerjanya. Keduanya mungkin bisa memberikan dukungan emosional jika sudah mempersiapkan pola peran orang tua yang memuaskan. Sebagai keluarga dengan awal kelahiran anak akan menghadapi masalah dalam menyesuaikan anggota baru, keluarga asal mereka atau sistem pendukung yang lain (kelopok dukungan diri, tetangga, teman) mungkin bisa memberikan bimbingan.
Bebrapa orang tua tumbuh dengan baik selama periode ini ketika janisn membutuhkan peratawan dan pemeliharaan yang total dan konsisten.mereka mampu menemukkan dukungan satu sama lain dalam hubungannya dengan keluarga san teman. Pasangan akan menemukan kepuasan dalam memainkan peran orang tua diketahui bahwa pengaruh orang tua dimulai saat kelahiran dan merupaka faktor terpenting dalam hal : fisik anak, emosi, dan perkembangan kognitif; mereka siap untuk mengenali tanggung jawabnya. Kemampuan orang tua untuk menngenali tanggung jawab sangat tergantung pada tingkat kedewasaannya; bagaimana dulu mereka dirawat saat kecil; perasaan mereka tentang diri sendiri, budaya, kelas sosial dan agama; hubungan mereka satu sama lain; nilai-nilai dan filsafat kehidupan mereka; persepsi dan pengalaman mereka dengan anak-anak dan orang tua; stres yang pernah mereka alami. Terdapat hubungan positif iantara tingkat kesehatan emosi pada anak dengan kondisi hubungan orang tua.
Dalam menganalisis kebutuhan keluarga dalam mebesarkan anak, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut seperti perkembangan tugas keluarga untuk menyediakan kesehatan fisik, dukungan ekonomi, dan memelihara kegiatan vital dalam hal pembelajaran anak-anak dan perkembangan sosial. Di dalam mengalnalisis kebutuhan pasangan selama masa ini, perawat haruss waspada pada interaksi diantara ketiganya. Mengobservasi bagaimana keputusan diambil memperhatikan kebutuhan akan menunjukkan bagaiman fungsi dari keluarga tersebut, peran apa yang dimiliki oleh masing-masing anggota keluarga, dan bagaimana keluarga dengan efektif memnuhi kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
Resiko-resiko yang berhubungan dengan hubungan peran termasuk orang tua yang bekerja dengan penggunaan sumber daya yang tidak tepat dalam merawat anak, berperilaku kerasa atau tidak menghiraukan anak, jumlah anak yang jarak umurnya berdekatan, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, orang tua menggunakan anaknya sebagai pelampiasan frustasi yang dia alami, orang tua yang tidak dewasa yang tergantung dan tidak mampu untuk memagang tanggung jawab, dan keyakinan yang kuat tentang hukuman fisik atau ketaatan.
KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEBELUM SEKOLAH
Keluarga ini mungkin mempunyai lebih dari satu anak, masin-masing tumbuh dan berkembang dengan pola masing-masing. Anak-anak pada usia sebelum sekolah tuntutan yang besar pada keluarganya; kelaurga harus menyesuaikan pada masing-masing anggota keluarga yang baru yang muncul ke dalam kelompok inni dan harus menyediakan ruang serta perlengkapan untuk perluasan ini.
Lingkungan rumah harus dianggap sebagai kebutuhan yang penting dan keperluan anak pada usia sebelum sekolah. Dalam menganalisi data rumah, perwata mengobservasi apakah anak distimulus dengan kesempatan untuk merasakan dan menggali lebih dalam. Rumah harus aman dalam waktu yang bersamaan saat anak diberikan kesempatan untuk berekplorasi. Sebagai ganti menjauhkan anak dari dapur atau taman, harus menemukan cara untuk melibatkan anak ke dalam kegiatan memasak dan bercocok tanam untuk menyediakan pengalaman belajar bagi anak. Pengaruh lingkungan yang lain yang akan mempengaruhi kecepatan dan gaya perkembangan pada anak, termasuk praktek agama, latar belakang etnis, pendiidkan, dan teknik dsiplin.
Meningkatnya bukti menunjukkan terjadinya sakit terhuubung dengan kuat dengan pengaruh lingkungan. Di dalam lingkungan rumah, kontaminasi udara, air dan makanan meningkatakan resiko kesehatan. Sebagai contoh, karena keracunan, penyakit yang yang bisa dicegah memberikan efek yang berkelanjutan pada ratusan anak-anak, bisa sebagai pengaruh dari pengecatan dan faktor lain di dalam rumah. Meskipun pengaruh pengecatan eksterior rumah dibatasi di US, banyak trumah yang mempunyai dinding interior. Rumah dan automobile harus diwaspadai sebagai sumber pajanan agen berbahaya, yaitu karbon. Perawat juga harus menijau ulang data tentang keselamatan di dalam rumah.
Perkembangan tugas-tugas untuk keluarga termasuk penyesuaian pada penghabisan energi dlaam suatu pasangan ketika mereka merespon pada tuntutatn peran orang tua satu sama lain. Perawat mungkin juga harus bertanya untuk menggali makna peran orang tua bagi pasangan tersebut. Mereka membutuhkan waktu diri masing-masing dan pada saat yang bersamaan mereka perlu tahu bahwa anak mereka aman bersama orang yang bisa bertanggung jawab; pengendalian ekonomi mungkin membuat hal ini menjadi sulit.
Keluarga dengan anak pada usia sebelum sekolah harus memperhatikan kebiasaan yang berkaitan dengan promosi kesehatan seperti makanan yang sesuai, olah raga, tidur, dan hygene gigi. Melalui contoh mereka, rutinitas yang mereka berikan pada anak, menggunakan pendorong yang positif, orang tua mampu melakukan banyak pembelajaran pada anal sebelum sekolah tentang kesehatan.

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
Keluarga dengan anak yang bersekolah mungkin mencapai ukuran maksimum dalam hal jumlah dan hubungan anata anggota. Masalah orang tua yang utama selama tahap ini adalah merasa dikotomi antara kepentingan probadi dan usaha pemenuhannya dalam memlihara generasi berikutnya. Perkembangan tugas keluarga melibatkan tujuan-tujuan utama dari pengorganisasian ulang untuk menyiapkan duania yang lebih luas bagi anak mereka yang berada di usia sekolah.mendorong prestasi di sekolah merupakan tugas penting dalam proses sosialisasi pada anak. Dengan melihat tujuan sosial dan pendidikan berkaitan dengan budaya keluarga dan tujuan yang dipunyai orang tua manjadi sangat penting di dalam perkembangan tahap ini. Sebagai contoh, benyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan kesehatan di sekolahnya yang akan mempengaruhi anak untuk berkembang dan ingin melakukan kebiasaan kesehatan dan untuk mendapatkan keyakinan tentang kesehatan yang benar. Masih karena tekanan orang tua, pendidikan kesehatan di sekolah ditujukan terutama pada masalah yang banyak terjadi seperti merokok, penyalahgunaan narkotika dan alkohol. Oleh karena itu, pesan yang diberikan berorientasi pada masalah kesehatan dan krisi, ketika anak harus mempelajari aspek positif dari perilaku sehat. Sebagi hasilnya, baik sekolah maupun di rumah menyediakan keterampilan anak usia sekolah dan pengembangan nilai-nilai yang berkaitan dengan kesehatan dan membuat keputusan perilaku berisiko dan konsekuansinya. Selama perkembangan tahap ini keluarga menjadi penting baik di rumah baik di sekolah dalam mengajari anak bagaimana cara menilaia resiko sebagai hasil perilaku tertentu dan apa manfaat dari mempraktekkan perilaku yang lain.
Perkembangan tugas yang penting lainnya dalam tahap ini bagi orang tua dan anak adalah membiarkan mereka nberaktivitas baik di dalam maupun di luar rumah. Orang tua mungkin bisa tergabung dalam kelompok masyarakat seperti asosiasi orang tua dan guru, kelompok pemantau, kelompok olah raga, dan sukarelawan berabagi organisasi lainnya. Ibu mungkin bisa berpperan dalam pembaharuan kesempatan-kesempatan dalam pendidikan. Orang tua bisa membantu pembentukan konsep sdiri yang positif pada anak dengan mendoronbg mereka untuk terlibat dalam diskusi keluarga dan membuat rencana pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Posisi kelompok pada praktek-praktek kesehtaan yaitu pada kebijakan dan keputusan keluarga.
Di tahap ini, keluarga peka terhadap faktor-faktor resiko  bila rumah yang tidak aman dan tidak terstimulus, infeksi yang berulang, berperilaku keras dan tidak menghiraukan anak, lingkungan kemiskinan, dan rendahnya penghargaan terhadap keluarga sendiri. Anak yang terpajan rumah yang tidak aman dan tidak terstimulus akan menyebabkan perilaku yang mengganggu, masalah di sekolah, ketidakmampuan dalam belajar. Orang tua yang tidak bisa mengatur anaknya dengan cara mendukung pertumbuhannya akan segera kehabisan energi dan mungkin akan mengambil cara yang tidak orthodox dalam usaha pembebasan dari peran orang tua. Saya kenal seorang wanita yang tahu tanda yang tepat utuk meyakinkan staf ruang gawat darurat bahwa tiga anaknya itu harus masuk rumah sakit agar dia bisa mendapatkan akhir pekan yang bebas untuk sekarang dan nanti.

KELUARGA DENGAN REMAJA
Keluarga dengan anggota seorang remaja mungkinakan mengalami “kehamilan dalam perubahan hidup” yaitu yang berarti orang tua harus merawat bayi ketika anaknya yang lain sedang sekolah. Mempunyai anggota baru yang masuk ke keluarga pada tahap ini mungkin merupakan sumber kesenangan atau sumber frustasi bagi keluarga. Tujuan umum dari keluarga yang mempunyai remaja adalah menghilangkan beberapa ikatan keluarga dengan maksud untuk memberikan tanggung jawab yang lebih luas dan kebebasan dalam persiapan melepaskan remaja muda. Ketika setiap anggota keluarga melakukan perkembangan tugasnya masing-masing di tengah-tengah tekanan sosial, keluarga sebagai satu kesatuan mempunyai tugas-tugas yang harus dipenuhi. Memperkuat hubunngan pernikahan untuk membangun dasar dari tahapan keluarga di masa depan adalah suatu tugas selama tahapan ini berlangsung.
Komunikasi yang terbuka, perkembangan tugas-tugas yang kritis pada tahapan ini, mungkin akan sulit terjadi antara orang tua dan remaja, karena sering terjadi penolakan satu sama lain antara orang tua dan remaja karena perbedaan nilai dan gaya hidup maisng-masing. Nilai dan standard pada kuarga harus ditanyakan. Meskipun ibu dan ayah memiliki kekuatan yang seimbang siapa yang harus melakukan hal tertentu, siapa yang akan memakai mobil keluarga, bagaimana cara membelanjakan uang keluarga, remaja mungkin ingin melakukan hal yang teman meraka lakukan, mempunyai mobil pribadi, menghasilkan uang sendiri dan membelanjakannya dengan cara yang mereka anggap benar. Orang tua yang memberikan kesempatan pada remaja untuk merasakan situaso sosial, emosional, dan etical dengan orang lain akan memberikan kesempatan  pembelajaran untuk meningkatkan otonomi dan tanggung jawab.
Keluarga harus setuju dengan perkembangan tugas keluarga yaitu keseimbangan kebebasan dengan tanggung jawab sebagai remaja yang matang dan emansipasi diri. Masalah kesehatan dalam kelompok umur ini yaitu kekerasan yang menyebabkan kematian, luka, dan penyalahgunaan narkotik dan alkohol. Berpengaruh pada faktor resiko tersebut yaitu kurang kemampuan pemecahan masalah, nilai-nilai keluarga tentang kompetisi dan keagresifan, faktor sosio-ekonomi yang berhubungan dengan hubungan teman sebaya., nilai yang kaku dan tidak fleksibel, perilaku berani berbuat sikap yang berisiko, dan konflik antara orang tua dan anak. Keluarga, meskipun tidak sepenuhnya mengendalikan dan bertanggung jawab total pada faktor-faktor resiko ini, mungkin mempunyai kendali kecil pada resiko seperti rendahya faktor sosio-ekonomi. Keluarga juga tidak bisa lasngung siap mengurangi banyak resiko-resiko lingkungan untuk mencegah kekerasan dan kematian; sebagaian tanggung jawab terletak pada kepolisian, produsen automobile dan badan pembuat undang-undang tentang standar keselamatan.keluarga harus membuat usaha ke tenaga kesehatan masyarakat dan lainnya untuk mengurangi faktor resiko lingkungan.
Bagaimanapun, keluarga bisa membuat tenaga pendorong untuk remaja dalam perkembangan tahap ini, seperti menghasilkan kosekuensi positif dan konsekuensi negatis. Membuat pilihan, komitmen melakukan perilaku yang dipilih, nilai keluarga tentang menang dan tidak kalah, keagresifan, dan kompetisi mungkin perlu untuk dilihat kembali selama masa ini; remaja mungkin memutuskan mereka tidak lagi bisa menjalankannya. Perubahan nilai dalam rdiri remaja mungkin akan menghasilkan konflik dan memunculkan ancaman bagi keluarga, yang mungkin direnspon dengan memberikan tekanan yang tidak sesuai pada remaja untuk menekankan nilai-nilai keluarga. Dalam hal mati dan hidup, orang tua perlu untuk menmberikan informasi dan menunjukkan kedudukannya, seperti “tidak mengemudi saat minum/mabuk!”
Tahapan perkembangan keluarga mungkin menggambarkan krisis pada diri remaja, orang dewasa dan pada keluarga itu sendiri. Anak berpindah dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Ketika dewasa melewati masa tergantung orang tua dan mandiri dari orang tua. Remaja berusaha mencari identitas secara mandiri dan masih berhubungan dengan keluarga. Orang dewasa berada di tengah hidupnya dan remaja mengintrepetasikannya dengan fantasi remaja tersebut dan memutuskan siapa mereka dan akan jadi apa mereka di sisa hidupnya

REMAJA DENGAN ORANG DEWASA MUDA
Keluarga ini seperti pusat pelepasan karena anak-anak mulai meninggalkan rumah. Dalam hal membiarkan anak pergi, orang tua melepasakan peran orang tua yang sudah berlangsung 20 tahun atau lebih kembali menjadi asal yaitu dyad pernikahan.  Pasangan membangun hidup baru bersama sambil menjaga hubungan dengan orang tua yang sudah tua, cucu, dan keluarga karena pernikahan anaknya.
Pasangan mungkin akan menemukan kesulitan untuk mengartikan kembali hubungan mereka. Untukm wanita, perannya sebagai ibu berubah karena anaknya suah tidak membutuhkan peran seperti dulu. Jika dia telah mengasuh anaknya selama 20 tahun, mungkin dia akan merasa tidak dibutuhkan dan kehilangan tujuan. Dia mungkin akan memutuskan untuk masuk dalam dunia kerja untuk yang pertama kali dan mungkin hal ini bisa membantu transisi mereka. Untuk suaminya, mungkin merasa melehnya karir dan dan menyadari bahwa dia tidak akan lagi berkembang. Sebagai tambahan Perubahan individual pada pasangan, keluarga dengan anak pada usia dewasa muda mungkin akan mengalami tekanan. Orang tua yang menua dalam keluarga besar membutuhkan bimbingan dan anaknya mungkin memrlukan dukungan finansial dan emosional untuk meninggalkan rumah untuk berkuliah, menikah atau bekerja. Tenggung jawab finansial dan emosional dengan anggota lain dalam keluarga mungkin akan mencegah pasangan memusatkan pikiran pada diri mereka dan hubungan pernikahan meraka selama tahap perkembangan ini.

KELUARGA DENGAN ORANG DEWASA PADA USIA TENGAH
Keluarga ini mungkin hanya terdiri dari dua anggota, memikirkan diri sendiri dan memperkaya kosep diri dan hubungan pernikahan muncul pada saat ini. Biasanya smeua anaknya telah meninggalkan rumah, orang tua mengalami kebebasan baru dan kehidupan baru. Beberapa pernikahan, pada tahap ini, dengan sejumlah keamanan dan stabilitas tertentu; pasangan telah mampu untuk memahami kebutuhan masing-masing.  Tekanan menjadi orang tua telah ditinggalkan, dan pasangan bisa menikmati pencapaian anak dan cucu mereka. Pasangan mungkin tinggal di tempat tinggal tertentu dalam waktu yang lama dimana tetangga agar bisa mendapatkan jaringan pertemanan dalam jangka panjang. Perkenalan yang lama akan memerlukan pastisipasi mereka dalam sejumlah ritual atau acara rutin tetangga. Kemanan ekonomi dan penghargaan pada diri mungkin merupakan puncak pasangan ini.
Di lain pihak, beberapa pernikahan yang berada tahap ini mungkin dalam masalah. Anak terakhir yang meninggalkan rumah juga mungkin akan membuat “sindrom sarang kosong”. Jika pasangan tidak mepersiapkan diri meraka untuk tahap ini, mereka mungkin akan melihat tempat lain untuk mencari kesempatan memperkaya konsep diri. Suami, merasa peran ayah-nya tidak lagi diperlukan, mungkin akna mencari istri muda dimana dia akan memulai keluarga baru. Istri, merasa tidak lagi diperlukan oleh anak dan suaminya, mungkin memepunyai perilaku yang merusak seperti mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan. Suami dan istri mungkin akan mengalami masalah khusunya hbungan seks mereka dan mungkin tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Tugas-tugas kesehtan ini dalam tahapan perkembangan ini membutuhkan sebuah kewaspadaan baru karena kerentanan pada kesakitan dan penyakit di kelompok umur ini. Pasangan harus waspada pada reiko-resiko kesehatan dan menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan untuk menangani hal ini. Kehilangan pada tahap ini mungkin juga merupakan  hasil dari masalah kesehatan; pasangan mungkin mengahdapi kematian anggota keluarga atau teman dan menurunnya pendapatan. Jika suami atau istri menderita sakit fisik atau mental, yang lain harus bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Mengartikan kembali konsep diri mungkin diperlukan.
Dewasa dengan usia pertengahan peka  menjadi host dari faktor-faktor resiko yang bisa menyebabkan 3 penyakit utama penyebab kematian : penyakit jantung, kanker, dan CVA (stroke). Gaya hisup keluarga mungkin membantu untuk mengurangi resiko dengan menempatkan nilai yang tinggi pada aktivitas fisik, tidak merokok, manjeaga kebiasaan makan yang bergizi, dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit. Kebiasaan gaya hidup yang ditularkan dengan model peran mempunyai peran yang lebih besar pada anggota keluarga yang lebih muda daripada menggunakan bahasa verbal. Jika mungkin, anggota yang usia tengah bisa memilih lingkungan yang bebas [polsusi. Anggota keluarga juga bisa memasang tekanan pada key person dalma masyarakat untuk mengurangi resiko di lingkungan.

KELUARGA DENGAN ORANG DEWASA YANG TUA
Penyesuain pada pemberhentian bekerja menjadi penting di tahap ini. Hal ini bisa mempengaruhi hubungan dengan yang lain. Pemberhentian kerja selain kehilangan pekerjaan juga menurunnya pendapatan. Tugas tahap ini adalah menghasilkan pendapatan yang mendukung dan menyesuaikan lingkungan rumah menjadi aman dan nyaman serta penyesuaian kkehilangan pasangan hidiup yang mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada anggota kelaurga.
Promosi kesehatan pada tahap ini ditujukan pada kemmapuan fungsional, membatasi efek buruk dari peningkatan ketidakmampuan, dan mejaga kualitas hidup. Orang dewasa yang tua mengharapkan departemen sosial bisa memberikan mereka fasilitas untuk menanmpilkan kapasitas tertinggi baik fisik, psikologis dan tingkatan sosial. Banyak orang tua yang mengingat rumah mereka, pada umumnya sangat ketergantungan.
Integritas ego menjadi tantangan di tahap ini dan memberikan tuntutan penuaan yang sukses melalui aktivitas yang berkesinambungan. Meningglakan semua tahapan perkembangan keluarga, pasangan menerima apa yang mereka lalkukan adalah apa yang mereka punyai. Saat ini mereka mungkin mengejar kepentingan lain dan menjaga aktivitas unutkm merasa diperlukan dan berguna.

DIAGNOSA FORMULA KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan keluarga adalah untuk membantu keluarga mempromosikan kesehatan selam asiklus hidupnya dan mencegah penyakit melalui perilaku yang minim dari resiko. Perawat menenntukan diagnosa dan memvalidasi data dan dari persepsi-persepsi.  Kesimpulan dari penyataan maslaah, diagnosa juga menyediakan arahan untuk tujuan dan intervensi dengan mengidentifikasi pernyataan tentang kesehtan yang negatif dan faktor yang haruis diubah untuk mencegah maslaah.
Andrews menyebutkan petunjuk untukm diagnosa keperawatan :
1.      Harus ringkas dan jelas
2.      Harus berorientasi pada klien
3.      Harus spesifik dan akurat
4.      Mungkin sebuah penrnyataan deskripsi
5.      Harus menyediakan narahan untuk intervensi perawatan
6.      Memungkinkan untuk mengimplementasikan intervensi
7.      Harus mencerminkan status kesehatan klien saat ini.
Tabel 8-5 Contoh Doagnosa Keperawatan Keluarga
Model Teori
Tahapan
Status Kesehatan
Pola
Masalah
Perkembangan









Faktor-faktor resiko
Keluarga dengan remaja



Keluarga dengan anak sebelum sekolah

Keluarga dengan orang dewasa tua

Pasangan muda



Keluarga dengan dewasa usia tengah
Perubahan dalam peran orang tua


Potensial untuk luka pada tubuh



Rasa duka



Berkompromi dan tidak efektif



Reaktif dan depresi pada situasi tertentu
Peran dan hubungan



Pengelolaan kesehatan



Peran dan hubungan


Koping




Persepsi diri dan kosep diri
Nilai sistem dari orang tua dan remaja menimbulkan konflik
Membersihkan obat atau zat yang berbahaya dari jangkauan anak
Kehilangan pasangan


Pernikahan remaja
Kehamilan sebelum 16 th

Merasa bersalah
Ketidakmampuan menjalin hubungan dengan pasangan dan anaknya
Penyalahgunaan alkohol dan obat


PERENCANAAN DENGAN KELUARGA
Perencanaan intervensi diperlukan untuk menlengkapi penilaian, analisis dan diagnosa keperawatan. Tujuannya untuk membawa perubahan perilaku pada keluarga yang kana mem[promosikan kesehatan dan mencegah keterbatasan fungsi. Seperti di tahap penilaian, keluarga sebagai partisipan aktif dalam proses perencanaan; tingkatan tanggung jawab diantara anggota keluarga menentukan status kesehatan individu adalah penting untuk mendukung hasil perubahan perilaku. Proses perencanaan sebagai berikut :
1.      Menentukan masalah yang menjadi prooritas diantara masalah-masalah
2.      Hal yang bisa ditangani perawat dan keluarga dan itu harus ditunjukkan pad ayang lainnya
3.      Tujuan dari pemecahan masalah
4.      Aksi dan hasil yang diharapkan.
Jika status kesehatan keluarga dipertimbangangkan sebagai fungsional, perawat memverifikasi situasi dan menetapkan rencana untuk mengevaluasi kembali staus kesehatan keluarga. Rencana untuk melanjutkan perilaku sehat terus digalakkan, dan informasi yang diperlukan nharus diberikan pada keluarga, seperti jadwal imunisasi. Bekerja dengan keshetan keluarga, perawat mengendalikan penilaian dan fase analisis dari proses keperawatan. Jika status kesehatannya ditetapkan fungsional, perencanaan materi pendidikan kesehatan, jadwal pengamatan periodik dan akes perawat merupaak tanggung jawab profesional. Impelentasi dan evaluasi dari kegiatan promosi kesehatan meruapakn tanggung jawab keluarga.
Hirarki kebutuhan oleh maslow menyebutkan prioritas yaitu fisik, keamanan, cinta, penghargaan dan aktualisasi diri; perawat harus mengingat bahwa kebutuhan rasa aman harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan kan penghargaan. Mennetukan prioritas keluarga dan perawat juga harus menentukan siapa yang aakn mengerjakan penyelesaian masalah.
Masalah atau potensial menjadi masalah yang bisa ditangani perawat diidentifikasi terpisah dengan intervensi keluarga. Masalah yang bisa ditangani keluarga harus didukung oleh perawat. Kelaurga bisa mengembangkan kemampuan promosi kesehatannya tergantung pengetahuan, keterampilan, motivasi dan orientasi pada kesehatan.
Masalah yang membutuhkan medis, hukum dan perhatian sosial harus ditangani lembaga yang sesuai. Perawat bisa memberikan informasi sumber daya yang tersedia di masyarakat yang mungkin mereka butuhkan.
Masalah yang butuh bantuan perawat harus dinyatakan dalam aksi keperawatan yang jelas, bertujuan, moral, bisa diselesaikan, bisa diadopsi di situasi, keyakinan dan harapan khusus dari suatu keluarga.
TUJUAN
Tujuan adalah pernyataan yang menggambarkan outcome. Juga aapa hasil yang diharapkan oleh keluarga tersebut. Tujuan peomosi kesehtaan menggambarkan keinginan fungsi di tingakatan yang lebih tinggi untuk tumbuh dengan memelihara kesehatan dan mencegah penyakit, seperti contoh dibawah ini :
Diagnosa Keperawatan
Pertahanan kelaurga; pertumbuhan stres yang tersembunyi karena ketidakpahaman yang btidak sesuai
Tujuan
Setiap reaksi anggota keluarga akan diamati dan direkam dalam situasi tegang selama seminggu
Diagnosa Keperawatan
Perubahan potensial dalam jadwal orang tua yang sibuk
Semua anggota keluarga berpartisipasi dalam rekreasi bersama seminggu sekali

Tujuan Promosi kesehatan mencerminkan keinginan untuk merubah kebiasaan kesehatan yamng mengindikasikan sebagai potensial menjadi masalah selemu sign dan simptomp muncul
Diagnosa Keperawatan
Usaha yang tidak kuat untuk melakukan berhenti merokok
Keluarga akan memberikan dukungan pada anggota keluarga yang mengikuti program berhenti merokok
Perubahan gizi : potensial manjadi obes dan intake kalori yang berlebihan
Kaluarga akan menguangi500 kalori per hari
Kekurangan pengetahuan dan keterampilan penyembuhan
Kelaurga akan membaca Relaxation Response yang ditulis oleh Hebert Benson

Keluarga dan perawat adalah partner dalam mencapai tujuan. Perawat berkontribusi memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang implikasi dari diagnosa keperawatan. Keluarga membawa mptivasi dan pandangan keluarga pada masalah tersebut. Keduanya menentukan keberhasilan outcome apakah bisa meningkatkan status kesehatan keluarga.
PETUNJUK PELAKSANAAN
Setiap tujuan duibangun untuk diagnosa yang sesuai, petunjuk npelaksanaan dikembangkan yang menjelaskan bagaimana untuk mencapai tujuan. Biasanya nomor dari petunjuk pelaksanaan ditulis untuk setiap tujuan karena mungkin terdapat banyak tujuan dalam sebuat diagnosa keperawatan. Sebagi contoh :
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Petunjuk Pelaksanaan
Potensial untuk pengelolaan kesehatan yang buruk karena gaya hidup yang pasif
Pengurangan resiko hipertensi
Berjalan 4 kali seminggu selama 45 menit
Membeli alat pengukur tekanan darah dan belajar mengukur tekanan darah
Memeriksakan tekanan darah setiap 3 bulan

Menjaga berat badan di bawah 190 pound
Merecall makanan 24 jam dalam seminggu
Mengurangi kalori dan menurunkan BB 1 pund setiap 2 bulan dalam 6 bulan
Merencanakan olahraga dan mejaga kalori yang masuk untuk menjaga berat badan

IMPELEMENTASI
Impelementasi yaitu merubah perencanaan keperawatan menjadi sebuah aksi. Di dalam promosi kesehatan, perawat membimbing keluarga untuk meningkatkan kapasitas untuk berbuat atas kehendaknya.
Keluarga mungkin tahu resiko dari merokok, perawat menjelaskan perencanaan untuk perubahan, keluarga mungkin saja menolak dan melanjutkan perilaku tidak sehat mereka.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit mempunyai 4 tipe intervensi keperawatan :
1.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (sehingga keluraga bisa meningkatkan kapasitas mereka dalam melakukan kegiatan di promosi kesehatan dan pencegahan penyakit)
2.      Meningkatkan kekuatan (mendorong keluarga untuk nbersatu dan kompak yang bisa meningkatkan kekuatan potensial keluarga)
3.      Meningkatkan kekuatani pajanan / faktor resiko (termasuk membuat pperilaku orang tua menjadi selaras dengan perilaku anak, menjauhkan bahan/tempat berbahaya dari anak dengan kegiatan pembersihan dan ketidakmudahan dijangkau oleh anak,dan waspada terhadap zat penggunanan kimia berbahaya seperti cat )
4.      Mengurangi suceptibilitas (meningkatkan pendidikan pada keluarga tentang prisnsip pencegahan, keluarga harus tahu bagaimana penyakit bisa menular ke orang lain, melalui apa, dan peran penting PHBS dalam kesehatan, haru sbisa mengenali tanda / gejala yang mulai membutuhkan obat dan bagaimana acara merawat sakit yang kecil/tidak berat)
Pender menjelaskan bahwa suceptibilitas merupakan indikator perilaku pencegahan. Persepsi keluarga tentang resiko kesehatan dan suceptibilitas mereka akan menjelaskan bagaimana mereka mengubah perilaku mereka. Jika keluarga mengangggap kelebihan BB dan obesitas merupakan anacaman bagi kesehatan mereka dan jika perawta bekerja sama dengan mereka dalam upaya mengubah kebiasaan makan dan mengurangi BB, kmaka keluarga nampaknya berekasi positif unutk mengadakan perubahan perilaku.

EVALUASI
Tujuan dari evaluasi adalah menjelaskan bagaimana respon keluarga dalam intervensi perncanaan dan jika ini berhasil. Tujuan dan sasaran wilayah ini adalah istilah perilaku akan lebih mudah dievaluasi daripada diberikan secara umum. Kriteria yang spesifik digunakan untuk intervensi evaluasi, seperti perubahan berat badan,meningkatkan kapasitas lambung dengan program berolahraga, dan angka denyut yang rendah karena hasil dari olahraga relaxation, dan semuanya ini mudah untuk diukur.
            Leavitt mengidentifikasi 5 ukuran fungsi keluarga  yang dapat digunakan untuk menentukan fungsi yang efektif.
  1. Merubah pola interaksi
  2. Komunikasi efektif
  3. Kemampuan mengekspresikan emosi
  4. Tanggung jawab keperluan individu dalam anggota
  5. Kemampuan menyelesaikan masalah.

Tidak ada komentar: