BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebiasaan
merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas
perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah
populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok
beraneka ragam, di kalangan remaja ini adalah faktor gengsi dan agar disebut
“jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunkan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak
ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas
biasanya kalah, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang
potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungan.
Harus
diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu enak, tetapi dari
sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus
rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa
mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.
Apabila semua orang dapat menghentikan kebiasaan buruk mereka untuk merokok
maka, kesehatan mereka bisa lebih terjamin.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
itu remaja dan rokok?
2.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi perilaku remaja untuk merokok?
3.
Zat
apa yang terkandung di dalam rokok?
4.
Apa
dampak dari merokok?
5.
Penyakit
apa yang dapat dialami oleh remaja?
6.
Upaya
apa yang dapat dilakukan bagi untuk menghentikan kebiasaan merokok pada remaja?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk
mengetahui apa itu remaja dan rokok.
2.
Untuk
mengetahui faktor –faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
3.
Untuk
mengetahui bahaya merokok pada remaja.
4.
Untuk
mengetahui kandungan zat-zat berbahaya dalam rokok.
1.4 METODE PENELITIAN
Kajian
pustaka, di mana kami mencari berbagai referensi pada buku dan internet.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.
Agar
pembaca dapat mengetahui kandungan , serta dampak merokok pada remaja.
2.
Agar
pembaca dapat mengetahui faktor-faktor merokok pada remaja.
1.6 SISTEMATIKA
PENULISAN
Bab
1 pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 perumusan masalah
1.3 tujuan penelitian
1.4 metode penelitian
1.5 manfaat penelitian
1.6 sistematika penulisan
bab II REMAJA DAN ROKOK
2.1 REMAJA
2.1.1 pengertian remaja
2.1.2 dimensi perkembangan
remaja
2.2 ROKOK
2.2.1 sejarah rokok
2.2.2 pengertian rokok
2.2.3 kandungan rokok
2.2.4 cara kerja rokok
2.2.5 penyakit yang dapat disebabkan oleh
rokok
2.3 PENYEBAB REMAJ A MEROKOK
2.4 DAMPAK MEROKOK TERHADAP REMAJA
2.5 UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK
PADA REMAJA
bab III PENUTUP
3.1
kesimpulan
3.2
saran
BAB II REMAJA DAN ROKOK
2.1 REMAJA
2.1.1 PENGERTIAN REMAJA
Remaja berasal dari kata
latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa
ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
2.1.2 DIMENSI PERKEMBANGAN REMAJA
Untuk
memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi
dimensi tersebut.
·
Dimensi Biologis
Pada
saat seorang anak memasuki masa pubertas
yang ditandai dengan
menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun
perubahan suara pada remaja putra, secara
biologis dia mengalami perubahan yang
sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba
memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas,
hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi
dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan,
yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing
Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang
pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis
hormon kewanitaan.
Pada
anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga
dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone
(ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon
tersebut di atas merubah sistem biologis
seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu
terjadi juga perubahan fisik seperti payudara
mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai
memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan
dengan tumbuhnya hormon testosterone.
Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak
awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
·
Dimensi Kognitif
Perkembangan
kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan
kognitif) merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of
formal operations).
Pada
periode ini, idealnya para remaja sudah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga
mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan
akibat atau hasilnya.
Kapasitas
berpikir secara logis dan abstrak mereka
berkembang sehingga mereka mampu berpikir
multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja
tidak lagi menerima informasi apa adanya,
tetapi mereka akan memproses informasi itu
serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka
sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan
pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi,
prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan
kemampuan operasional formal ini, para remaja
mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Pada
kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat
banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang
belum mampu sepenuhnya mencapai tahap
perkembangan kognitif operasional formal ini.
Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan
sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana
pola pikir yang digunakan masih sangat
sederhana dan belum mampu melihat masalah
dari berbagai dimensi.
Hal
ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan
di Indonesia yang tidak banyak menggunakan
metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada
pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya
bisa juga diakibatkan oleh pola asuh
orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga
anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi
tugas perkembangan sesuai dengan usia dan
mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah
harus mampu mencapai tahap pemikiran
abstrak supaya saat mereka lulus
sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk
menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
·
Dimensi Moral
Masa
remaja adalah periode dimana seseorang
mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai
diri mereka. Elliot Turiel
(1978) menyatakan bahwa para remaja mulai
membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi
masalah-
masalah
populer yang berkenaan dengan lingkungan
mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan
sosial, dsb. Remaja tidak lagi
menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan
pada mereka selama ini tanpa bantahan.
Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran
yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif
lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan
keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama
ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.
Sebagian
besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain
di luar dari yang selama ini diketahui dan
dipercayainya. Ia akan melihat bahwa
ada banyak aspek dalam melihat hidup dan
beragam jenis pemikiran yang lain.
Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan,
terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama
masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning)
pada remaja berkembang karena mereka mulai
melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan
antara yang mereka percayai dahulu dengan
kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu
mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan
“kenyataan” yang baru. Perubahan
inilah yang seringkali mendasari sikap
"pemberontakan" remaja terhadap peraturan
atau otoritas yang selama ini diterima
bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil
pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan
bahwa korupsi itu tidak baik.
Pada
masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa
dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin
korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja
akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja.
Konflik nilai dalam diri remaja ini
lambat laun akan menjadi sebuah masalah
besar, jika remaja tidak menemukan jalan
keluarnya.
Kemungkinan remaja untuk tidak lagi
mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh
orangtua atau pendidik sejak masa
kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua
atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan
yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya
tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.
Peranan
orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban
dari hal-hal yang dipertanyakan oleh
putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan
lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa
berpikir lebih jauh dan memilih yang
terbaik. Orangtua yang tidak
mampu
memberikan penjelasan dengan bijak dan
bersikap kaku akan membuat sang remaja bingung. Remaja tersebut
akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini
bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak
diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik
dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.
·
Dimensi Psikologis
Masa
remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati)
bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi
Csikzentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata rata
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah mood “senang luar biasa” ke “sedih luar
biasa”. Sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.
Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan
beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah ubah dengan cepat, hal tersebut belum
tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Dalam hal
kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramastis
dalam kesadaran diri mereka. Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain
karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu
mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka
sendiri.anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra
yang direfleksikan. Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik
dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam jam di hadapan cermin karena ia
percaya orang kan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra
akan membayanfkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan
“hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksetrikan remaja akan berkurang
dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata.
Pada saat
itu, remaja akan mulai sadar bahwa orang lain ternyata memiliki dunia
tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya.
Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian
menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan
realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan
kenyataan.
Para
remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan
impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa
memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi
kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi
orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu
bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat
dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia
akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada
orang lain dan lingkungan.
Bimbingan
orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana
menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan
berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang
akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu.
Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.
2.2 ROKOK
2.2.1 SEJARAH ROKOK
Manusia
di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.
Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
2.2.2 PENGERTIAN
ROKOK
Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
2.2.3 KANDUNGAN ROKOK
Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya.
Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :
1. Karbon monoksida (CO).
Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.
Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.
2. Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti.
Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi.
Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok.
3. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
4. Kadmium
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.
5. Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
6. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
7. Asam Format
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
8. Hidrogen Sianida/HCN
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
9. Nitrous Oxid
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.
10. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup.
11. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
12. Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.
13. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
14. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
15. Metil Klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.
16. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
Beberapa zat kandungan rokok
lainnya dikenal mempunyai efek yang merugikan tulang dan kulit. Anda mungkin
terkejut untuk menemukan nama beberapa bahan kimia dalam asap rokok. Beberapa
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung
kelompok cyano.
2. Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.
3. Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
4. Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
5. Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
6. Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
7. Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
8. Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
9. Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
2.2.4
CARA KERJA ROKOK
Ø
REAKSI
PEMBAKARAN ROKOK
Proses pembakaran rokok tidaklah
berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat
dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta
unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat
diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok, yaitu:
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok, yaitu:
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
Reaksi yang kedua
adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya.
Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih
dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah
dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada
pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan
senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
2.2.5 PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ROKOK
·
Penyakit
Jantung
Rokok juga merupakan
salah satu penyebab utama serangan jantung.
Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding
kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin
tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok
yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang
membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang
tidak menggunakan filter.
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.
·
Kanker
Paru-Paru
Asap rokok dari
tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap yang diisap
mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru.
Zat ini dapat memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker
paru-paru merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok.
Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi
stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan
cepat.
Perokok berat yang
sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang
secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika
paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara
kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan
malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami
flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis
kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.
·
Lebih
Cepat Tua
Hasil penelitian
terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita
lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini
tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang
dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki
keriput pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak
merokok. Bahkan proses penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok
seperti kulit keriput, gigi menguning, dan nafas tak sedap.
·
Kerusakan
Tubuh
Dampak negatif
merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan.
Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya.
Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia (radang paru-paru),
penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal, kanker serviks,
dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap rokok menyebar ke
mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan penyakit di hampir
setiap organ tubuh.
2.3 PENYEBAB REMAJA MEROKOK
Ada beberapa faktor
faktor penyebab, yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata...
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4 DAMPAK MEROKOK TERHADAP REMAJA
·
Bahaya kesehatan
Bahaya merokok bagi
pelajar yang paling ditakutkan adalah dalam hal kesehatan. Seperti yang sudah
diketahui, ada ribuan zat racun yang terkandung dari dalam rokok. Dari segala
bahan berbahaya tersebut, kita pasti bisa terkena penyakit apa saja. Segala
jenis kanker, gangguan pernafasan kronis, stroke, penyakit jantung, gangguan
fungsi seksual, bronchitis, batuk dan masih banyak lagi. Efek tentang penurunan
kesehatan ini memang tidak langsung dirasakan, tapi biasanya akan dirasakan
ketika sudah dewasa atau tua. Bagi pelajar wanita yang nekat merokok, jangan
heran apabila ketika sudah dewasa akan selalu mengalami keguguran bahkan
melahirkan bayi cacat.
·
Sosial
dan Kejiwaan
Bahaya merokok bagi
pelajar mencakup masalah sosial. Walau banyak yang beranggapan bahwa merokok
adalah tindakan yang keren, banyak pula yang memandang sinis terhadap para
perokok. Pelajar yang merokok bisa saja dijauhi oleh banyak teman karena
kebiasaan buruknya ini. Peristiwa seperti ini tentu akan mempengaruhi kejiwaan
seorang pelajar. Ia bisa saja menjadi tidak percaya diri, merasa dikucilkan
atau malah akan menjadi pemarah dan pemberontak.
·
Masalah
Keuangan
Dengan adanya
kebiasaan merokok pada remaja, banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja,
untuk mendapatkan uang, untuk membeli rokok. Salah satu diantaranya; membohongi
orangtua untuk mendapatkan uang dengan berbagai alasan kebutuhan sekolah.
2.5 UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
1.Pahami daya
tariknya
Kadang-kadang merokok di kalangan
remaja merupakan suatu bentuk pemberontakan atau cara agar diterima dalam
kelompok pertemanan tertentu. Beberapa remaja merokok untuk menurunkan
berat badan atau agar merasa lebih baik. Yang lain merokok agar merasa keren
atau mandiri. Untuk mengetahui apa yang Anda hadapi, tanyakan pada remaja Anda,
bagaimana pendapatnya tentang merokok. Tanyakan apa ada teman-temannya
yang merokok. Hargai pilihan baiknya, dan bicarakan konsekuensi dari
pilihan yang buruk. Anda dapat berbicara dengan remaja Anda tentang
bagaimana perusahaan-perusahaan rokok berusaha menciptakan ide-ide tertentu
tentang merokok – seperti membayar aktor untuk merokok di film untuk membuat
persepsi bahwa merokok itu keren.
2. Katakan tidak rokok !
Walaupun Anda merasa seolah-olah remaja
Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tetapi nyatakanlah pendapat Anda.
Katakan pada remaja Anda, merokok tidak diperbolehkan. Ketidaksetujuan Anda
mungkin memiliki dampak yang lebih dari yang Anda pikirkan. Remaja yang orang
tuanya menetapkan larangan merokok yang tegas cenderung merokok lebih
sedikit daripada remaja yang orangtuanya tidak menetapkan batasan. Hal yang
sama berlaku untuk remaja yang merasa dekat dengan orangtua mereka.
3. Berilah contoh yang baik
Perokok remaja lebih umum ditemui pada
remaja yang orangtuanya merokok. Jika Anda tidak merokok, teruskanlah. Jika
Anda merokok, berhentilah sekarang. Tanyakan pada dokter Anda produk yang dapat
membantu untuk berhenti merokok dan cara-cara lain untuk berhenti merokok.
Sementara itu, jangan merokok di dalam rumah, di mobil atau di depan remaja
Anda, dan jangan meninggalkan rokok di mana remaja Anda dapat menemukannya.
Jelaskan ketidaksenangan Anda pada merokok dan bagaimana sulitnya untuk
berhenti.
4. Tunjukkan keburukannya
Merokok bukanlah sesuatu yang glamor.
Ingatkan remaja Anda bahwa merokok adalah kebiasaan yang kotor dan bau. Merokok
menyebabkan nafas tak sedap. Merokok membuat pakaian dan rambut Anda berbau tak
sedap dan gigi menguning. Merokok bisa memicu batuk kronis serta
menyisakan energi yang lebih sedikit untuk olahraga dan kegiatan lain yang Anda
sukai.
5. Lakukan perhitungan
Merokok itu mahal. Bantu remaja Anda
menghitung biaya mingguan, bulanan atau tahunan dari konsumsi sebungkus rokok
sehari. Bandingkan biayanya dengan harga alat elektronik, pakaian atau hal lain
yang dianggap penting oleh remaja.
6. Antisipasi tekanan teman
Teman yang merokok memang dapat
meyakinkan remaja Anda untuk mengikutinya, namun Anda dapat membantu
remaja Anda untuk menolak rokok. Latihlah ia agar dapat menangani situasi yang
sulit. Ajukan alasan sederhana seperti, “Tidak, terima kasih, saya tidak
merokok.” Lebih sering remaja Anda berlatih menolak, semakin besar kemungkinan
ia akan mengatakan tidak pada saatnya.
7. Garisbawahi masalah kecanduan
Kebanyakan remaja percaya bahwa mereka
bisa berhenti merokok kapan saja mereka mau. Tapi remaja dapat kecanduan
nikotin seperti halnya orang dewasa, sering kali dengan lebih cepat dan pada
dosis nikotin yang relatif rendah. Dan sekali Anda kecanduan, sangatlah sulit
untuk berhenti merokok.
8. Antisipasi masa depan
Remaja cenderung beranggapan bahwa
hal-hal buruk hanya terjadi pada orang lain. Tapi konsekuensi jangka panjang
merokok – seperti kanker, serangan jantung dan stroke – mungkin akan menjadi
kenyataan ketika remaja Anda menjadi dewasa. Gunakan orang-orang terdekat,
teman atau tetangga yang sakit sebagai contoh kehidupan nyata.
9. Kenali macam-macam rokok
Tembakau tanpa asap, rokok kretek dan
rokok berperisa kadang-kadang secara keliru dianggap kurang berbahaya atau
adiktif (menimbulkan kecanduan) daripada rokok tradisional. Merokok dengan
menggunakan pipa adalah alternatif lain yang disebut lebih aman. Jangan biarkan
remaja Anda tertipu. Seperti halnya rokok tradisional, produk ini adiktif dan
dapat menyebabkan kanker serta masalah kesehatan lainnya. Produk seperti ini
memberikan konsentrasi nikotin, karbon monoksida dan tar yang lebih tinggi
daripada rokok tradisional.
10. Libatkan diri
Ambil sikap aktif untuk menolak merokok
di kalangan remaja. Berpartisipasilah dalam kampanye anti-merokok. Dukung
larangan merokok di tempat umum.
Jika remaja Anda sudah mulai merokok,
jangan mengancam atau memberinya ultimatum. Sebaliknya, berilah dukungan. Cari
tahu mengapa ia merokok dan kemudian bahas cara-cara untuk membantunya berhenti
merokok, seperti bergaul dengan teman-teman yang tidak merokok atau terlibat
dalam kegiatan-kegiatan baru. Menghentikan kebiasaan merokok saat remaja dengan
cara yang benar adalah hal terbaik yang bisa dilakukan remaja Anda agar tetap
sehat seumur hidupnya.
BAB
III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
pada bab 2, dapat disimpulkan bahwa:
·
Kebiasaan merokok
dikalangan remaja, merupakan hal yang dianggap biasa bagi mereka. Walau pun
telah banyak beredar artikel, poster dan bahkan di bungkus rokoknya sendiri
tentang bahaya merokok, namun mereka tidak mengubrisnya secara baik,
malah mengabaikannya.
·
Banyak akibat yang
dapat ditimbulkan dari rokok itu sendiri, diantaranya berbagai macam penyakit,
masalah sosial, kejiwaan, dan masalah keuangan
· Ada berbagai upaya
untuk mengatasi kebiasaan merokok pada remaja, namun tergantung dari pribadi
masing masing remaja, apakah mereka sanggup menhilangkan kebiasaan merokok
tersebut.
Selain kesimpulan
yang dapat kami paparkan, ada pula beberapa saran dari kami, sebagai tanggapan
atas masalah di atas;
· Saran kami untuk remaja, mulailah
dengan hidup sehat jangan memulai masa remaja dengan hal hal yang tidak
berguna. Dan hargailah kesehatan anda, karena menjaga kesehatan dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar