Manfaat
Biologi dalam Berbagai Bidang
A. MANFAAT BIOLOGI DI BIDANG KEDOKTERAN
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, manfaat Biologi dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tidak perlu diragukan lagi. Berdasarkan ilmu murni Biologi, telah dikembangkan berbagai ilmu terapan (bioteknologi) yang telah memajukan dunia kedokteran, industri, pertanian, dan peternakan, serta perikanan. Seberapa besarkah pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan manusia telah dilaksanakan? Untuk mengetahui hal tersebut marilah kita pelajari uraian selanjutnya berikut ini.
Dahulu
banyak masalah penyakit yang tidak dipahami penyebab maupun cara pengobatannya,
sehingga cara yang ditempuh untuk mencegah maupun dalam menyembuhkannya tidak
tepat. Tetapi berkat perkembangan Biologi, khususnya dalam cabang ilmu: anatomi
dan fisiologi manusia, mikrobiologi, virologi dan patologi,
telah banyak membantu para dokter dalam memahami penyebab gangguan tersebut.
Dengan demikian para dokter berhasil mencegah dan menyembuhkan berbagai
penyakit yang sampai saat ini sering menjadi masalah yang menakutkan manusia.
Berikut ini
adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi
beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan atau kedokteran.
a. Para penderita penyakit yang
mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuhnya, kini telah mendapatkan
jalan keluarnya yaitu melalui teknik transplantasi (pencangkokan) organ.
Transplantasi organ yang sudah berhasil dilakukan oleh para dokter adalah
pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang belakang maupun hati.
b. Teknik fertilasi invitro telah dapat diaplikasikan tidak
hanya pada hewan ternak, tetapi telah dapat dilakukan pada manusia. Teknik ini
dapat membantu pasangan suami istri yang sulit mendapatkan keturunan karena
suatu kelainan. Fertilasi ini tentunya berasal dari gamet pasangan yang
bersangkutan. Teknik karakterisasi dan pemisahan gamet sperma yang membawa
kromosom X dan Y (penentu jenis kelamin keturunan) juga telah berhasil dilakukan.
Teknik ini memungkinkan para pasangan suami isteri mendapatkan keturunannya
dengan jenis kelamin tertentu.
c. Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi
beberapa jenis mikroba yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan.
Dengan demikian, antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat.
d. Virologi pun telah memberikan sumbangannya
pada dunia kedokteran, dengan mendasari pengetahuan dalam usaha menciptakan
vaksin-vaksin. Misalnya pada kasus yang baru saja terjadi yaitu mengenai Virus
Flu Burung. Sebuah surat kabar memberitakan bahwa Virus Flu Burung atau disebut
juga Virus Avian Influenza, yang hanya dapat diteruskan kepada manusia
melalui kontak yang sangat dekat, telah dapat ditemukan vaksinnya oleh para
pakar Imunologi dan Bioteknologi di Badan Kesehatan Dunia (WHO). Caranya adalah
dengan menggabungkan gen Avian dengan gen flu pada manusia agar menjadi ‘aman’.
Mereka mengambil satu gen virus flu burung kemudian menggantikan gennya tadi
dengan gen flu manusia. Hasil dari kombinasi virus buatan ini kemudian
dipersiapkan sebagai basis untuk pembuatan vaksinnya.
B.
MANFAATAN BIOLOGI DALAM BIDANG
PERTANIAN
Dahulu para petani hanya mengetahui
cara-cara bertani yang sederhana/tradisional, yakni hanya dengan mencangkul
tanah kemudian menanaminya dengan tanaman yang diinginkan lalu disirami
secukupnya. Dan hasil yang didapat ternyata tidak terlalu menggembirakan baik
mutu maupun jumlahnya. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka kebutuhan
masyarakat akan pangan tidak dapat tercukupi, dan akan terjadi kekurangan bahan
pangan (rawan pangan). Apalagi pada masa sekarang ini, dimana telah terjadi
ledakan jumlah penduduk, tentunya masalah rawan pangan merupakan masalah yang
harus segera ditangani.Usaha yang harus dilakukan tidak hanya pada bagaimana
membatasi pertambahan jumlah penduduk, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana
caranya meningkatkan produksi pangan.
Berkat kemajuan cabang-cabang
Biologi dan teknologinya, sudah banyak orang mengetahui bagaimana cara meningkatkan
hasil pertaniannya. Masyarakat khususnya para petani, kini telah banyak
mengetahui bagaimana cara memilih bibit tanaman unggul, bagaimana cara memilih
pupuk yang diperlukan berikut cara memupuknya, serta bagaimana cara memberantas
hama dengan pestisida atau insektisida, dengan maksud meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil panennya. Mereka pun telah banyak mengetahui teknik-teknik
berkebun seperti mencangkok, menempel, mengenten dan sebagainya.
Untuk mendapatkan bibit unggul dari
berbagai jenis tanaman sekarang tidaklah sulit. Hampir di seluruh pelosok tanah
air, bibit unggul berbagai jenis tanaman bukan merupakan barang langka lagi.
Hal ini berkat makin berkembangnya prinsip-prinsip Genetika yang sudah banyak
diketahui oleh para petani, seperti dengan melakukan penyilangan (bastar), yang
dapat dilakukan sendiri oleh mereka. Selain itu, dengan menerapkan
prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan, para petani melalui para ahli pertanian
yang telah banyak mengetahui jenis pupuk yang baik untuk berbagai jenis
tanaman. Adapun dalam penggunaan pupuk, pestisida atau insektisida pada
persawahan, perkebunan atau perladangan ini, para petani harus memperhatikan
faktor keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Misalnya dengan mengikuti/mematuhi
dosis (takaran) serta intensitas yang ditetapkan oleh setiap jenis pupuk atau
pestisidanya. Jika pemakaian zat-zat kimia tersebut melebihi aturan yang
ditetapkan biasanya akan menimbulkan pencemaran air sungai di sekitar areal
pertanian tersebut.
Contoh kasus yang sering terjadi
akibat pemakaian zat kimia yang tidak memperhatikan faktor keseimbangan
ekosistem adalah pada pemakaian pupuk N yang intensif. Pemakaian pupuk N secara
terus menerus dapat menyebabkan kadar nitrat dalam air sungai di areal
penanaman menjadi tinggi. Akibat yang terjadi kemudian adalah timbulnya
penyakit methemoglobinemia jika air sungai tersebut dikonsumsi oleh manusia.
Selain timbulnya penyakit itu, dapat terjadi pula eutrofikasi. Apakah
methemoglobinemia itu, dan apa yang dimaksud dengan eutrofikasi?
Methemoglobinemia merupakan ketidakmampuan hemoglobin di dalam sel-sel darah merah untuk mengikat oksigen, karena hemoglobin diikat oleh nitrit. Nitrit ini dihasilkan dari pengubahan nitrat yang mengkontaminasi air minum oleh mikroorganisme pada saluran pencernaan manusia. Dan tahukah Anda apa akibatnya jika tubuh kita kekurangan oksigen? Sedangkan eutrofikasi adalah pengeruhan air yang disebabkan oleh berkembang dengan pesatnya alga dan eceng gondok pada perairan yang tercemar nitrat. Eutrofikasi ini menyebabkan organisme seperti ikan-ikan di perairan tersebut menjadi mati.
Methemoglobinemia merupakan ketidakmampuan hemoglobin di dalam sel-sel darah merah untuk mengikat oksigen, karena hemoglobin diikat oleh nitrit. Nitrit ini dihasilkan dari pengubahan nitrat yang mengkontaminasi air minum oleh mikroorganisme pada saluran pencernaan manusia. Dan tahukah Anda apa akibatnya jika tubuh kita kekurangan oksigen? Sedangkan eutrofikasi adalah pengeruhan air yang disebabkan oleh berkembang dengan pesatnya alga dan eceng gondok pada perairan yang tercemar nitrat. Eutrofikasi ini menyebabkan organisme seperti ikan-ikan di perairan tersebut menjadi mati.
(perhatikan gambar 21). Maka dari
itulah, pengetahuan mengenai Ekologi serta teknik bertani sangat diperlukan
agar tidak terjadi hal-hal yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat sekitar
atau para petani sendiri. Menurut Anda bagaimanakah mencegah pencemaran
perairan oleh pupuk nitrat? Ya betul, diantaranya dengan mengadakan pergiliran
penanaman jenis tanaman atau rotasi tanaman, sehingga pupuk yang digunakan juga
berganti-ganti.
Gambar 21. Eutrofikasi oleh eceng gondok.
Masalah penyakit-penyakit yang menyerang tanaman, kini juga sudah banyak diketahui penyebabnya. Sudah banyak jenis virus, bakteri dan parasit lain yang menyerang tanaman budi daya yang berhasil diidentifikasi dan ditemukan cara pemberantasannya. Hal ini tentu berkaitan dengan kemajuan di bidang cabang-cabang Biologi seperti virologi, mikrobiologi dan parasitologi. Jadi, cabang-cabang Biologi yang berhubungan dengan bidang pertanian adalah botani, anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, virologi tumbuhan, parasitologi, mikrobiologi, genetika dan ekologi.
Perkembangan bioteknologi seperti teknik Rekayasa Genetika, Kultur Jaringan, dan teknik Mutasi Buatan pun kini sudah berhasil membantu mengatasi masalah rawan pangan. Coba Anda perhatikan uraian berikut ini, mengenai contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia pertanian:
a. Bioteknologi dan Biologi Molekuler telah berhasil menemukan teknik-teknik untuk Rekayasa Genetika, seperti teknik transfer nukleus, teknik pemotongan, penyambungan dan penyisipan gen, dimana teknik-teknik ini bertujuan untuk mencari atau menciptakan jenis tanaman dengan sifat unggul tertentu (tanaman transgenik). Teknik-teknik rekayasa genetika seperti ini biasanya dilanjutkan dengan suatu teknik yang disebut Kloning. Istilah Klon merupakan garis turunan individu-individu yang secara genetik identik. Klon juga diartikan sebagai usaha membuat satu atau lebih replika (duplikat) suatu individu, sel, ataupun gen. Pengaplikasian yang sudah berhasil dilakukan adalah pada terciptanya tanaman budi daya yang mampu menghasilkan insektisida sendiri, sehingga tanaman tersebut tidak perlu disemprot insektisida lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman pangan yang telah berhasil di rekayasa dengan tiujuan tersebut adalah tanaman buah apel, pir, kol/kubis, brokoli, dan kentang. Teknik rekayasa genetika ini juga sudah berhasil menciptakan tanaman budi daya yang mampu mengikat nitrogen bebas sendiri dari udara, sehingga tanaman tersebut tidak perlu diberi pupuk nitrogen sintetik lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman yang sudah berhasil direkayasa untuk tujuan tersebut adalah pada padi dan gandum.
b. Melalui kemajuan di bidang Biologi Molekuler, telah dapat diketahui pula urutan gen pada genom sel-sel tumbuhan, sehingga para biologiwan dapat mengidentifikasi urutan-urutan gen tertentu yang bertanggungjawab untuk perkembangan organ. Dengan demikian para biologiwan dapat memodifikasi arah perkembangan tanaman yang diinginkan. Pengaplikasian teknik ini yang sudah berhasil dilakukan adalah telah terciptanya batang pohon jati yang dapat tumbuh dengan diameter besar dan lurus.
c. Dengan menggunakan teknik kultur Jaringan, tanaman yang sudah diketahui berkhasiat sebagai obat, atau pun tanaman budi daya yang sudah diketahui keunggulan mutunya, dapat diproduksi dengan waktu singkat, dalam jumlah yang banyak, tanpa memerlukan lahan yang luas, dan dengan kondisi steril. Teknik kultur jaringan ini termasuk salah satu usaha kloning, dimana individu-individu baru yang dihasilkan akan sama persis atau identik dengan suatu tanaman yang sudah diketahui manfaat maupun keunggulannya. Adapun contoh-contoh tanaman budi daya yang sudah berhasil diperbanyak dengan teknik kultur jaringan tersebut antara lain tanaman kelapa sawit, tanaman anggrek, tanaman pisang barangan, dan wortel.
d. Teknik Mutasi Buatan merupakan usaha merubah susunan atau jumlah materi genetik/DNA dengan menggunakan radiasi sinar radioaktif (sinar X, alpha, beta dan gamma) atau dengan senyawa kimia (kolkisin). Teknik mutasi dengan sinar gamma biasanya ditujukan untuk menghasilkan biji-biji tanaman padi dan palawija, agar berumur pendek (cepat dipanen), hasilnya banyak dan tahan terhadap serangan hama wereng. Selain itu, terdapat teknik mutasi buatan lainnya, yakni teknik perendaman biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam senyawa kolkisin, senyawa ini menyebabkan tanaman mempunyai buah yang besar dan tidak berbiji; misalnya buah semangka, pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji, seperti pada gambar 22 berikut. Namun sayangnya tanaman ini tidak dapat menghasilkan tanaman baru sebagai keturunannya, karena buah-buahan yang dihasilkan tidak memiliki organ reproduksi yaitu biji. Lalu bagaimanakah caranya bila kita menghendaki buah-buahan tanpa biji lagi? Ya benar, kita harus memulai lagi dari perendaman biji-biji (benih) dari buah yang memiliki biji, dengan senyawa kolkisin. Baru kemudian ditanam dan ditunggu hasil buahnya yang pasti tidak memiliki biji.
Gambar 21. Eutrofikasi oleh eceng gondok.
Masalah penyakit-penyakit yang menyerang tanaman, kini juga sudah banyak diketahui penyebabnya. Sudah banyak jenis virus, bakteri dan parasit lain yang menyerang tanaman budi daya yang berhasil diidentifikasi dan ditemukan cara pemberantasannya. Hal ini tentu berkaitan dengan kemajuan di bidang cabang-cabang Biologi seperti virologi, mikrobiologi dan parasitologi. Jadi, cabang-cabang Biologi yang berhubungan dengan bidang pertanian adalah botani, anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, virologi tumbuhan, parasitologi, mikrobiologi, genetika dan ekologi.
Perkembangan bioteknologi seperti teknik Rekayasa Genetika, Kultur Jaringan, dan teknik Mutasi Buatan pun kini sudah berhasil membantu mengatasi masalah rawan pangan. Coba Anda perhatikan uraian berikut ini, mengenai contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia pertanian:
a. Bioteknologi dan Biologi Molekuler telah berhasil menemukan teknik-teknik untuk Rekayasa Genetika, seperti teknik transfer nukleus, teknik pemotongan, penyambungan dan penyisipan gen, dimana teknik-teknik ini bertujuan untuk mencari atau menciptakan jenis tanaman dengan sifat unggul tertentu (tanaman transgenik). Teknik-teknik rekayasa genetika seperti ini biasanya dilanjutkan dengan suatu teknik yang disebut Kloning. Istilah Klon merupakan garis turunan individu-individu yang secara genetik identik. Klon juga diartikan sebagai usaha membuat satu atau lebih replika (duplikat) suatu individu, sel, ataupun gen. Pengaplikasian yang sudah berhasil dilakukan adalah pada terciptanya tanaman budi daya yang mampu menghasilkan insektisida sendiri, sehingga tanaman tersebut tidak perlu disemprot insektisida lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman pangan yang telah berhasil di rekayasa dengan tiujuan tersebut adalah tanaman buah apel, pir, kol/kubis, brokoli, dan kentang. Teknik rekayasa genetika ini juga sudah berhasil menciptakan tanaman budi daya yang mampu mengikat nitrogen bebas sendiri dari udara, sehingga tanaman tersebut tidak perlu diberi pupuk nitrogen sintetik lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman yang sudah berhasil direkayasa untuk tujuan tersebut adalah pada padi dan gandum.
b. Melalui kemajuan di bidang Biologi Molekuler, telah dapat diketahui pula urutan gen pada genom sel-sel tumbuhan, sehingga para biologiwan dapat mengidentifikasi urutan-urutan gen tertentu yang bertanggungjawab untuk perkembangan organ. Dengan demikian para biologiwan dapat memodifikasi arah perkembangan tanaman yang diinginkan. Pengaplikasian teknik ini yang sudah berhasil dilakukan adalah telah terciptanya batang pohon jati yang dapat tumbuh dengan diameter besar dan lurus.
c. Dengan menggunakan teknik kultur Jaringan, tanaman yang sudah diketahui berkhasiat sebagai obat, atau pun tanaman budi daya yang sudah diketahui keunggulan mutunya, dapat diproduksi dengan waktu singkat, dalam jumlah yang banyak, tanpa memerlukan lahan yang luas, dan dengan kondisi steril. Teknik kultur jaringan ini termasuk salah satu usaha kloning, dimana individu-individu baru yang dihasilkan akan sama persis atau identik dengan suatu tanaman yang sudah diketahui manfaat maupun keunggulannya. Adapun contoh-contoh tanaman budi daya yang sudah berhasil diperbanyak dengan teknik kultur jaringan tersebut antara lain tanaman kelapa sawit, tanaman anggrek, tanaman pisang barangan, dan wortel.
d. Teknik Mutasi Buatan merupakan usaha merubah susunan atau jumlah materi genetik/DNA dengan menggunakan radiasi sinar radioaktif (sinar X, alpha, beta dan gamma) atau dengan senyawa kimia (kolkisin). Teknik mutasi dengan sinar gamma biasanya ditujukan untuk menghasilkan biji-biji tanaman padi dan palawija, agar berumur pendek (cepat dipanen), hasilnya banyak dan tahan terhadap serangan hama wereng. Selain itu, terdapat teknik mutasi buatan lainnya, yakni teknik perendaman biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam senyawa kolkisin, senyawa ini menyebabkan tanaman mempunyai buah yang besar dan tidak berbiji; misalnya buah semangka, pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji, seperti pada gambar 22 berikut. Namun sayangnya tanaman ini tidak dapat menghasilkan tanaman baru sebagai keturunannya, karena buah-buahan yang dihasilkan tidak memiliki organ reproduksi yaitu biji. Lalu bagaimanakah caranya bila kita menghendaki buah-buahan tanpa biji lagi? Ya benar, kita harus memulai lagi dari perendaman biji-biji (benih) dari buah yang memiliki biji, dengan senyawa kolkisin. Baru kemudian ditanam dan ditunggu hasil buahnya yang pasti tidak memiliki biji.
C. MANFAATAN BIOLOGI DALAM BIDANG PERIKANAN
Ikan, baik ikan yang hidup di air
tawar maupun yang hidup di laut, merupakan organisme air yang dapat
dimanfaatkan manusia sebagai salah satu bahan pangan, karena diketahui
kandungan proteinnya sangat tinggi. Selain itu, ikan-ikan yang bentuk ataupun
permukaan tubuhnya tampak menarik dapat dijadikan hiasan dalam sebuah akuarium.
Adapun pemanfaatan Biologi dalam bidang perikanan tampak antara lain dalam
upaya pembudidayaan ikan, juga dalam usaha pelestarian ekosistem perairannya.
Pembudidayaan ikan yang telah banyak dilakukan yakni dalam :
(1) pembuatan tambak-tambak, karamba
jala apung (kajapung), maupun rumpon, serta
(2) pelestarian terumbu karang,
mangrove, hutan bakau, dan lamun.
Pada tambak-tambak, usaha pembudidayaan ikan-ikan yang diketahui bernilai gizi tinggi atau yang bernilai ekonomis adalah dengan dilakukannya pemijahan. Dengan teknik pemijahan dalam tambak-tambak, spermatozoa dan sel telur dari ikan jantan dan ikan betina, dapat dengan mudah bertemu menjadi zigot, tanpa harus terganggu oleh arus air laut. Selain itu telur-telur yang dihasilkan juga akan terhindar dari para pemangsa/predatornya, sehingga besar kemungkinannya telur-telur itu akan menetas dan menjadi ikan. Contoh pemanfaatan Biologi lainnya dalam bidang ini adalah dengan diketemukannya manfaat daun singkong yang ternyata dapat dijadikan pakan tambahan bagi ikan nila merah sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ikan tersebut.
Melalui penelitian-penelitian dalam bidang Biologi juga diketahui bahwa manfaat hutan bakau, mangrove, serta lamun adalah penting dalam ekosistem pantai. Selain berperan sebagai produsen, ketiga macam ekosistem tersebut diketahui juga memiliki fungsi fisik. Fungsi fisik tersebut adalah; dengan adanya hutan bakau, mangrove dan lamun, energi hempasan gelombang laut yang masuk ke pantai dapat tertahan atau berkurang, dengan demikian dapat mencegah abrasi (erosi daratan akibat pasang surut air laut). Selain itu, ketiga jenis ekosistem pantai tersebut diketahui berperan sebagai penyaring sedimen/lumpur dari daratan, hal ini sangatlah penting bagi ekosistem terumbu karang, karena terumbu karang memerlukan perairan yang jernih.
D.
MANFAATAN BIOLOGI DALAM BIDANG
PETERNAKAN
Seperti halnya pada bidang
pertanian, pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemikian
besar. Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang Biologi seperti zoologi,
anatomi hewan, fisiologi hewan, genetika, biologi reproduksi, embriologi, dan
biologi molekuler/rekayasa genetika, para peternak dan masyarakat yang lebih
luas telah dapat menikmati hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut telah
banyak dihasilkan ternak varietas unggul, diantaranya adalah ayam penghasil
banyak telur, ayam pedaging, sapi pedaging, sapi penghasil banyak susu, dan
domba pedaging.
Dalam usaha perbanyakan ternak unggul tersebut kini pun telah banyak menggunakan teknik kawin silang (hibridisasi) dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan). Dengan teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak melibatkan sapi atau domba jantan.
Teknik inseminasi buatan ini diikuti dengan teknik superovulasi, yakni teknik perbanyakan ternak unggul dengan cara menyuntikkan hormon reproduksi berupa PMSG (pregnant mare serum gonadotrophin) dan HCG (human chorionic gonadotrophin). Hormon-hormon ini berfungsi merangsang terbentuknya sel telur dalam jumlah banyak sebelum sapi atau domba diinseminasi. Adapun spermatozoa yang berasal dari ternak jantan dapat diperoleh tidak harus dari ternak jantan secara langsung, tetapi diambil dari tempat penyimpanan spermatozoa. Teknik penyimpanan spermatozoa menggunakan nitrogen cair bersuhu –196 derajat celcius.
Selain teknik inseminasi dan superovulasi, dewasa ini telah dikembangkan juga teknik fertilisasi in vitro. Pada teknik ini, embrio dapat dihasilkan di luar uterus (kandungan) induk betina dalam jumlah tertentu. Dan sebelum embrio ini diimplantasikan (ditanam dalam uterus induk betina) dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu pada nitrogen cair bersuhu –196 derajat celcius. Embrio dari jenis unggul ini kemudian dapat diimplantasikan ke induk sapi betina yang tidak unggul bunting semu dari species yang sama. Dengan demikian akan cepat diperoleh banyak sapi unggul.
E. MANFAAT
BIOLOGI DI BIDANG INDUSTRI
Dahulu manusia hanya mengambil sesuatu dari lingkungannya
yang langsung dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya, misalnya buah-buahan
langsung dipetik untuk dimakan, sementara bagian lain dari tumbuhan itu
dibiarkan atau dibuang begitu saja. Begitu pula pemanfaatan manusia terhadap
hewan, hanya diambil daging atau telurnya saja. Namun setelah berkembangnya
Biologi, khususnya pada cabang zoologi, botani, taksonomi, biokimia, mikrobiologi,
dan bioteknologi, manusia telah berhasil menemukan berbagai bagian tubuh
tumbuhan atau hewan yang dapat diolah menjadi bahan baku industri.
Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan Biologi pada bidang industri:
a. Ditemukannya kandungan gula yang
cukup tinggi pada batang tebu, menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu
menjadi gula.
b. Diketahuinya bahwa serabut biji
kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang, dan kepompong ulat sutera
dapat diolah menjadi benang sutera, maka berkembanglah industri tekstil/kain,
kain wol dan kain sutera.
c. Dengan berkembangnya
mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-sifat dari berbagai
jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun yang bersifat patogen
(menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri obat-obatan,
makanan/minuman yang berkhasiat obat. Contoh dalam industri makanan adalah
sebagai berikut; Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang
sifat-sifatnya dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt,
maka berkembanglah industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu
yang difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40
derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Contoh lainnya pemanfaatan
mikrobiologi dalam bidang industri makanan adalah pada industri kecap, tempe,
oncom, keju, roti, dan nata de coco, serta minuman anggur.
Dalam industri obat-obatan, telah
diketahui sifat-sifat bakteri Escherichia coli yang ternyata dapat
dibuat/disintesis menjadi insulin; insulin ini sangat berguna bagi penderita
penyakit Diabetes Melitus pada manusia.
Contoh perkembangan mikrobiologi
dalam industri obat-obatan lainnya adalah pada industri pembuatan antibiotik
dan vaksin. Macam-macam antibiotik yang sudah berhasil dibuat antara lain
adalah: Penisilin (dibuat dari jamur Penicillium), Sefalosporin (dihasilkan
oleh jamur Cephalosporium), dan Tetrasiklin (dihasilkan oleh jamur
Streptomycin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar