MAKALAH MULOK
“MASA
PEMERINTAHAN BUPATI MUNA Drs.H. LA ODE KAIMUDDIN DAN Drs. LA ODE SAAFI MAANE”
DI SUSUN OLEH:
WA ODE SITTI
ISRAWATI
SHEVA SAFIRA
AZZAHRA
MUHAMMAD RASDAN
SURYA
L.M NINOL ALFA
ROSET
L.M SYAHDAN
RAMADAN
FIFI IRWANTI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perjuangan
pembentukan kabupaten Muna seiring dengan perjuangan pembentukan provinsi
Sulawesi Tenggara dan perjuangan ini dilakukan secara sinergis antara tokoh
muda dan tokoh tua baik yang ada di Muna
ataupun yang ada diperantauan baik perorangan maupun organisasi.
Bupati
yang kelima dan keenam adalah Drs. H La Ode Kaimuddin dan Drs. La Ode Saafi Amane
tanggal 10 Maret 1981-1986. Drs. La Ode Saafi Amane ditarik sebagai Bupati Muna
berdasarkan hasil pemilihan DRP periode 1981.
B.
Tujuan
1)
Untuk mengetahui masa pemerintahan Bupati Muna ke lima yaitu Drs. H.
La Ode Kaimuddin
2)
Untuk mengetahui masa pemerintahan Bupati Muna keenam yaitu Drs.
La Ode Saafi Amane
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pemerintahan Drs. H. La Ode Kaimuddin (22-4-1974 s/d 10-3-1981)
Drs.H.
La Ode Kaimuddin sebagai Bupati Muna yang ke V menggantikan Bupati Drs. La Ute.
Beliau terpilih oleh anggota dewan pada tahun 1974 yang berasal dari Partai
Golongan Karya dan secara resmi dilantik sebagai Bupati Muna pada tanggal 22
April 1974.
Sepak
terjang beliau dalam mengemban amanah sebagai Bupati Munamemiliki
karakter-karakter khusus yang tentunya berbeda dengan pendahulu maupun
sesudahnya. Untuk mengetahui secara lengkap akan dideskriptifkan keadaan
politik,ekonomi dan sosial budaya di Kabupaten Muna pada masa pemerintahan
beliau.
a.Politik
Drs.H.
La Ode Kaimuddin terpilih sebagai kepala Daerah Kabupaten Muna, melalui
kendaraan politiknya yaitu karya pembangunan (Golkar). Komitmen beliau dalam
membangun politik tetap konsisten pada kendaraan yang mengantarkannya pada
kursi Bupati. Saat itu masih jantungnya kekuasaan rezim Orde Baru dengan hanya
mempopulerkan satu kontestan saja yaitu Golkar, sehingga beliau memberikan
keyakinan yang mendalam kepada masyarakat untuk senantiasa berpihak pada
satu-satunya kontestan bernomor 2 (dua) berlambangkan beringin (Golkar).
Siapapun yang memerintah saat itu tetap menunjukkan keberpihakan pada karya
pembangunan sebagai simbol kekuatan orde baru.
Realitas
sepak terjang beliau dalam membangun komitmen keberpihakan kepada Golkar
terbukti dalam Pemilu 1982 Golkar Kabupaten Muna memperoleh kemenangan kurang
lebih 90% . stabilitas politik pada masa pemerintahan La Ode Kaimuddin berjalan
secara kondusif, hal ini ditunjang oleh faktor yaitu :
1.
Pada masa itu
masih kuatnya rezim orde baru yang mengandalkan kekuatan militer
2.
Secara sosiologis
beliau sebagai figus yang memiliki kharismatik.
Dengan dasar dua indikator itu maka pemerintahan berjalan secara
efektif, sehingga dapat melakuakan pembangunan dalam berbagai bidang baikdalam
aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan kesehatan.
Kinerja anatar eksekutif dengan legislatif berjalan secara
kolaboratif, walaupun dapat dinilai bahwa keberadaan legislatif hanyalah
bersifat simbolik, artinya DPR tidak berfungsi sesuai dengan perannya, tetapi
dari sisi positif bahwa kondusifnya hubungan legislatif dan eksekutif dapat
memperlancar percepatan pembangunan daerah, misalnya: ketika eksekutif
mengajukan rencana pembangunan kepada legislatif maka dengan mulus dapat
terealisir tanpa ada hambatan. Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang (zaman
reformasi) yang mana legislatif telah memainkan fungsi dan peranannya akhirnya
terkadang terjadi perbedaan penafsiran antara legislatif dan eksekutif, sehingga
dapat menghambat proses percepatan pembangunan. Apalagi eksekutif ataupun
legislatif yang mendampingkan nuansa kepentingan golongan atau pribadi. Kondisi
politik pada masa pemerintahan La Ode Kaimuddin cukup kondusif, termasuk
hubungan antara DPR dengan eksekutif. Kondisi inilah yang menunjang
keberhasilan pembangunan yang dilakukan beliau.
Selama 2 periode beliau mengendalikan pemerintahan di Kabupaten
Muna hingga 1981 tepat pada tanggal 15 Maret 1981 beliau mengakhiri masa
jabatannya di Muna.
Keberhasilan beliau menduduki jabatan sebagai Bupati Muna tidak
terlepas dan keberadaan partai Karya Pembanguna. Walaupun berbeda dengan
keadaan sekarang yang memanfaatkan partai politik sebagai kendaraan yang dapat
mengantar pada kursi Bupat, tetapi secara substansial bahwa pada masa itu juga
sekalipun seorang figur tidak berasal dari partai tetapi didalam menjalankan
roda pemerintahan tidak terlepas dengankeberadaan badan legislatif yang kuat
dan mayoritas. Pemerintahan Bupati Drs. H. La Ode Kaimuddin yang menjabat
selama 2 periode dari tahun 1974 hingga 1981 banyak melakukan perubahan-
perubahan politik yang cukup signifikan antara lain :
1.
Penegakan
Disiplin PNS
Pada masa
pemerintahan beliaudidiplin PNS cukup ditegakkan sehingga saat itu beliau
mendapat juukan sebagai tenaga disiplin di Kabupaten Muna. Keberhasilan beliau
melakukan hal itu disamping ditunjang kepemimpinan yang kharismatik dan
bertanggung jawab juga oleh kepemimpinan yang teladan kepada bawahannya.
Misalnya, jika beliau menginstrusikan supaya masuk kantor pada jam 07:00 maka
beliau berada dikantor sebelum jam 07:00. Dengan dasar ini maka pemrintahannya
berjalan secara efektif.
2.
Penertiban Kota
pemerintahan Drs. H. La Ode Kaimuddin yang dikenal sebagai pendobrak dan
penggagas ketertiban kota Raha merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh beliau
memerintah di Muna telah banyak melakukan manufer-manufer perubahan, khususnya
penertiban Kota Raha, baik dilihat dari segi aspek pembangunan fisik maupun
penertiban Kota.
3.
Bukti-bukti
otentik yang dapat menguatakan pernyataan tersebut adalah:
a.
Pembangunan
Stadion Paelangkuta dan Gedung Olahraga (Gelora) yang diperuntukan pada Event
Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sulawesi Tenggara ke IV tahun 1974 di Raha
b.
Pembangunan Kolam
Renang Jompi
c.
Pembangunan Pasar
Sentral Raha (sekarang lokasi Alun-alun)
d.
Pembangunan
sarana Kantor Pemerintahan seperti Kantor Bupati Kepala Daerah tingkat II Muna.
Kantor Depdikbut, Depag, Kantor Koperasi, Perdagangan dan sebagainya.
e.
Pembangunan
Gedung Wamelai Raha ( Sekarang Kantor Dinas Pertambangan )
Dalam rangka penertiban Kota Raha di samping
melakukan pembangunan sarana kantor pemerintahan uga melekukan penertiban Pasar
Sentral terutama penjual kaki lima yang membentang tikar dan tenda yang merusak
pemandangan pasar sentral. Sedangkan orientasi pada masyarakat pedesaan beliau
melakukan program restelmen dengan mengarahkan masyarakat pedesaan untuk
membentuk perkampungan-perkampungan pada lokasi yang telah dilewati jalan raya
dan mudah hubungan transportasinya dengan kota Raha. Orientasi beliau pada
program ini yaitu mengarahkan masyarakat untuk tinggal di lokasi tempat yang
tersedia sarana air bersih agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatannya.
Tujuan
dari program restelmen ini disamping untuk menertibkan perkampungan masyarakat
juga untuk mempercepat arus perkembangan ekonomi kerakyatan, pendidikan dan
kesehtan.
b.
Pembangunan dalam bidang pendidikan
Sejalan
dengan program restelmen,maka kebijakan pemerintah saat itu untuk mempercepat
proses perkembangan pendidikan adalah membangun sarana pendidikan pada setiap
desa atau lokasi perkampungan baru berdasarkan rasio kelayakannya,artinya tidak
mutlak setiap desa ada sekolah tetapi dihitung berdasarkantingkat kepadatan
penduduk,sehingga anak-anak usia sekolah dengan mudah mendapatkan pendidikan
dan pengajaran.
Untuk
jenjang pendidikan SMP dan SMA terus ditingkatkan karena daya tampung sekolah
yang ada sudah tidak mampu menampung peseta didik,maka dibangunlah sekolah
baru, misalnya:
1)
Untuk tingkat SMA
didirikan SMA Negeri 2 Raha
2)
Untuk tingkat SMP
didirikan SMP Negeri 2 Raha, SMP Negeri Matakidi, SMP Negeri Bahutara, SMP
Negeri Waara, SMP Negeri Tampo SMP Negeri Kambara, sehingga setiap kecamatan
memiliki sekolah menengah pertama (SMP)
Dengan
demikian perkembangan pendidikan di Kabupaten Muna sedikit mengalami percepatan
yang signifikan. Kepedulian pemerintah dalam mempercepat perkembangan
pendidikan disamping membangun lembaga pendidikan Negeri juga karena
keterbatasan daya tampung maka diberikan suport untuk membangun sekolah-sekolah
swasta baik SMP maupun SMA,misalnya SMP PGRI Tula,SMP Muhamadiyyah Raha dan SMA
Muhamadiyyah.
c.
Pembangunan dalam bidang kesehatan
Masyarakat
Muna yang memasuki transisi dari tipe masyarakat tradisional tentunya pola-pola
pikiran yang berkaitan dengan kesehatan masih tergantung pada mesianisme
(perdukunan).
Pada masa
pemerintahan Bupati La Ode Kaimudin pembangungan dalam bidang kesehatan mencoba
melakukan perubahan paradigma artinya petugan-petugan kesehatan
mensosialisasikan pentingnya tenaga medis untuk membantu masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesehatan. Pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap
perbaikan kesehatan masyarakat, makan dalam kurun waktu 1974-1981 pemerintah
membangun institusi kesehatan disetiap kecamatan (puskesmas) sebagai
sarana/tempat pengobatan masyarakat di pedesaan. Selain itu pula beliau melalui
rapat birokrasinya menekan untuk membuat jamban permanen kepada setiap
masyarakat baik di kota maupun pedesaan, sehingga jamban-jamban alam yang
menjadi tradisi masyarakat secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan beralih
kepada pola jamban semi permanen. Sebagai motivasi kepada masyarakat untuk
perduli kepada pentingnya kesehatan maka dilakukan lomba desa bersih
lingkungan.
d.
Pembangunan dalam bidang ekonomi
Pada masa
pemerintahan Drs. La Ode Kaimudin kondisi ekonomi masyarakat Muna masih sangat
memprihatinkan karena sumber kehidupan masyarakat yang dominan hanyalah
tergantun pada pola pertanian tradisional (ladang perpindah-pindah).Mencermati
kondisi seperti ini maka beliau sebagai bupati yang berpihak pada pemberdayaan
ekonomi kerakyatan melakukakan beberapa manuver untuk merubah paradigma
masyarakat agar tidak terkonsentrasi pada profesi sebagai petani konsumtif
tetap berubah menjadi petani produktif.
Gebrakan
yang dilakukan oleh beliau dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
adalah:
1)
Melalu Departemen
Pertaniaan melakukan pembangunan sarana irigasi di desa Lakandito dan desa
Wakumoro Kolasa untuk mencetak persahawan dan penyuluhan. Tetapi program ini
tidak efektif yang disebabkan ketidaksiapan masyarakat untuk melakukan pola
pertanian sawah karena masyarakat tidak memiliki ilmu dan keterampilan semacam
itu.
2)
Melalui program
pekan penghijauan Nasional,masyarakat Muna secara keseluruhan diawajibkan untuk
mengembangkan pola perkebunan komoditas. Yang diuji cobakan dalam program pekan
penghijauan tersebut adalah jambu mete. Dalam program tersebut masyarakat
diberikan fasilitas berupa bibit polibek anakan jambu,insentif biaya penanaman
pemeliharaan. Secara jujur dapat dikatakan bahwa program inilah yang dapat
memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat Muna hingga saat ini.
3)
Dalam aspek
pembangunan dunia usaha, bekerjasama dengan BRI membangun sarana Pasar Sentral
Raha yang secara permanen untuk tempat usaha masyarakat yang menggeluti profesi
sebagai pedagang.
4)
Memberikan motifasi
dan dorongan moral kepada masyarakat
dalam setiap event atau pertemuan dan perkumpulan khususnya masyarakat petani
untuk melakukan aktivitas taninya dengan menhadapi segala tantangan hama khusunya
hama babi. Ada satu ungkapan yang sering
dilontarkan bahwa manusia dikaruniakan akal maka harus pandai-pandai mengakali
babi makhluk yang tidak berakal. Ungkapan inilah yang membangkitkan semangat
masyarakat untuk melawan kemiskinan dan kekurangan bahan pangan pada saat itu,
sehingga secara berangsur-angsur kemiskinan dan kekurangan makanan dapat
teratasi.
2)
Pemerintahan Drs. La Ode Saafi Amane
(10-3-1981 s/d 10-3-1986)
Drs. La Ode Saafi Amane adalah Bupati Muna ke
VI menggantikan Drs. H. La Ode Kaimuddin. Beliau dilantik sebagai Bupati Muna
berdasarkan hasil pemilihan DPR periode 1981. Dalam masa pemerintahannya beliau
melakukan berbagai manufer pembangunan di daerah ini baik dalam aspek politik
ekonomi maupun sosial budaya.
a.
Pembangunan
Politik
Kiprah beliau dalam melakukan pembangunan
politik bertepatan dengan program pemerintah untuk melakukan perubahan dalam
aspek pemerintahan desa yaitu berubahnya beberapa status desa dalam lingkungan
kota dan Ibu Kota Kecamatan menjadi Kelurahan. Berkaitan dengan hal itu maka di
Muna terjadi pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) secara besar-besaran. Karena setiap Kelurahan
yang terbentuk memerlukan tenaga adminstrasi sesuai dengan petunjuk pusat
seluruh staf Kelurahan harus berstatus PNS.
b.
Pemekaran
Wilayah Pedesaan
Pembangunan yang di lakukan oleh beliau
berorientasi pada pengembangan pedesaan dan dalam upaya menyukseskan program
tersebutmaka beliau sebagai penentu kebiakan saat itu melakukan program
restelmen :
1. Restelmen I membuka pemukiman masyarakat baru
di Guali (sekarang kecamatan Kusambi) yang mana pada saat itu diresmikan oleh
Menteri Sekretaris Negara ( Sudharmono SH) pada tahun 1985.
2. Membuka pemukiman baru kedua di Maligano sebagai perluasan
kecamatan Wakorumba yang di persiapkan pengembangan Kecamatan Wakorumba (
sekarang menjadi Kecamatan Wakorumba Utara). Kedua program ini bertujuan untuk
mengembangkan perluasan wilayah dan pengembangan Kecamatan kedepan. Realita
dari program tersebut kedua wilayah itu saat ini menjadi Ibu Kota Kecamatan
yaitu Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Wakorumba Utara.
c.
Pembangunan
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam bidang pendidikan, pada tahun 1982
beliau merintis pembangunan sebuah lembaga pendidikan tinggi yang bernuansa
keagamaan yaitu IAIN Alaudin Raha. Pembangunan lembaga tinggi pada masa
pemerintahan beliau cukup berkembeng tetapi kemudian setelah itu mengalami
kemunduran oleh karena Bupati pengganti beliau justru berorientasi pada
pembangunan lembaga pendidikan tinggi yang baru, sehingga IAIN mengalami kemerosotan
tajam. Bahkan namanya pun berubah sebagai refleksi dari perubahan ketentuan
pendidikan tinggi agama Islam bahwa dikabupaten hanya boleh ada yayasan yang
membina salah satu fakultas saja dan namanya dari IAIN berubah menjadi STAIS.
Pemerintah Drs. La Ode Saafi Amane pernah
mencatat sejarah sebagai salah satu Bupati yang mendapat penghargaan Adipura
dari pemerintah pusat dalam keberhasilannya membangun pedesaan.
Pengahargaan itu diserahkan langsungoleh
menteri sekretaris Negara Sudharmono S.H yang diupacarakan secara resmi di
Guali pada tahun 1985. Prestasi lain yang dicapai oleh Bupati Drs. La Ode Saafi
Amane adalah menghidupkan kembali tradisi pacuan kuda dan perkelahian kuda
sebagai simbol dan lambang daerah Kabupaten Muna. Realitas dari kebijakan ini adalah
beliau membangun arena pacuan kuda di Punto dan Saungkaghito tetapi saat ini
situs tersebut tinggal sebagai kenangan sejarah yang terlupakan oleh semua
pihak, padahal kalau disimak secara sosiokultular, budaya tersebut perlu
dilestarikan karena disamping mengandung nilai-nilai budaya yang dapat
dikomersilkan juga merupakan sarana pengembangan wisata budaya yang dapat
menarik wisatawan baik domestik maupun luar negeri sebagaimana halnya budaya
Matador di Spanyol.
d.
Pembangunan
Pengembangan Kota Raha
Dalam rangka pengembangan kota Raha pada masa
pemerintahan Drs. La Ode Saafi Amane, pernah merencanakan pengembangan kota
melalui penimbunan jalan dilaut yang menghubungkan antara Lagasa dengan Pantai
Laino, tetapi perencanaan tersebut gagal oleh karena:
1. Secara arsitek bahwa perencanaan tersebut
suatu hal yang tidak mungkin dapat terjangkau karena terlampau jauh masuk ke
laut. Sehingga kemungkinan timbunan mencapai 3 meter dari dasar laut
2. Perencanaan tersebut dilakukan pada akhir
jabatan beliau sehingga belum sampai pada tahap realisasi program beliau
diganti oleh pejabat baru Drs. Maola Daud.
Pada masa
pemerintahan Drs. La Ode Saafi Amane tidak banyak melakukan perubahan secara
signifikan baik pembangunan fisik maupun nonfisik khususnya dalam hal
pengembangan dan penataan kota Raha.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bupati Muna kelima dan keenam sudah banyak
membangun dan lebih membuat beberapa perubahan yang di Muna. Hal ini dapat di
lihat dari beberapa pembangunan yang telah dilakukan selama masa
pemerintahannya.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis
kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar