BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan
suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah
besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang
dimaksud dengan kembang atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau
organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta
perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang secara
eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini
berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan
melewati masa. Masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah
dini dan remaja (Campbell, 2000).
Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan motorik kasar
(pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus (menggambar, memegang
suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa (kemampuan respon suara,
mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku
(berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania, 2009).
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana
perkembangan tumbuh kembang pada tahap usia remaja?
2.
Bagaimana
proses keperawatan terhadap tumbuh kembang pada tahap usia remaja?
C. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang tumbuh kembang tahap usia remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja masalah
tumbuh kembang tahap usia remaja.
3. Untuk mengetahui proses keperawatan
tentang tumbuh kembang tahap usia remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR
Anak-anak
sekarang mengalami tekanan emosional dan sosial lebih dari anak-anak 30 tahun
yang lalu. Akibatnya, anak usia 10 hingga 12 tahun sekarang mempunyai
pengalaman yang has terjadi pada usia 13 sampai 14 tahun. Hal ini di sebut
sebagai masa kanak-kanak lanjut,
adolesens awal, dan puber.
Secara
fisik hal ini merupakan awal atau permulaan dorongan pertumbuhan skelet
sekunder, saat mulai terjadi perubahan fisik seperti pertumbuhan rambut pubis
dan payudara pada wanita.Selain itu, anak menjadi lebih sosial, dan pola
perilakunya lebih sukar di perkirakan. Baik laki-laki dan perempuan biasanya
membentuk “teman baik” dan ketertarikan kepada jenis kelamin lain terbentuk.
Anak
kedua jenis kelamin ini sering membentuk hubungan teman dengan dewasa lain
daripada orang tua nya (ego ideal) yang membuat mereka menerima informasi
tentang menjadi dewasa.
Remaja
atau adolensens adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan
20 tahun. istilah adolensens menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika
pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan
hormonal mengakibatkan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental
mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan perhadapan dengan abstraksi.
Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan
untuk mengkoping perubahan simultan ini dan usaha untuk membentuk perasaan
identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong adolesens
mengembangkan mekanisme dan gaya perilaku yang akan digunakan atau diadaptasi
sepanjang kehidupan.
Pemahaman perawat tentang
perkembangan merupakan perspektif yang unik untuk menolong remaja dan
antisipasi orang tua serta koping setres pada adolesens.Aktivitas perawat,
terutama pendidikan, dapat meningkatkan perkembangan yang sehat.Aktivitas
seperti ini dapat dilakukan pada lingkungan yang beragam.Misalnya, perwat
melakukan seminar di SMU untuk memberikan saran praktis penyelesaian masalah,
seperti mengobati jerawat atau membuat keputusan yang bertanggung jawab
terhadap penggunaan alkohol.
Untuk mempelajari tentang topik atau
masalah spesifik, perawat harus mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
remaja.Keterlibatan menghasilkan pembelajaran lebih aktif dan menarik.
2.2 Perubahan fisik dan maturasi seksual
Perubahan fisik terjadi dengan cepat
pada adolesens.Maturasi seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik
seksual primer dan sekunder.Karakteristik primer berupa perubahan fisik
hormonal yang penting untuk reproduksi, dan karakteristik sekunder secara
eksternal berbeda pada laki-laki dan perempuan. Empat fokus utama pebahan fisik
adalah:
1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan
skelet, otot, dan visera.
2.
Perubahan
spesifik seks, seperti perubahan bahu dan pinggul.
3.
Perubahan
distribusi otot dan lemak.
4. Perkembangan sistem reproduksi dan
karakteristik seks sekunder.
Variasi yang luas terjadi dalam waktu perubahan fisik
berkaitan dengan pubertas, dan pada anak perempuan perubahan fisik cenderung
mulai lebih awal pada anak laki-laki. Variasi kultur dapat menyebabkan
pertumbuhan yang cepat. Misalnya, anak Afrika-Amerika lebih awal mencapai
proporsi tinggi yang lebih besar dari dewasanya.
2.3 Perkembangan kognitif
Perubahan yang terjadi dalam
pemikiran dan perluasan lingkungan adolesens mengakibatkan pada aktivitas
formal dan perkembangan intelektual, menurut piaget. Tanpa lingkungan
pendidikan yang sesuai, pada perkembangan neurologis, mungkintidak dapat
dicapai dan yang diarahkan untuk berpikir rasional dapat mencapai tahap ini
lebih awal
Adolesens mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah melalui tindakan logis.Remaja dapat berpikir abstrak dan
menghadapi masalah hipotetik secara efektif.Untuk pertama kali remaja dapat
bergerak melebihi sifat fisik atau ememahami keabstrakan.
Selain itu, tingkat tertinggi fungsi
kognitif membuat adolesens mau menerima informasi yang lebih rinci dan beragam
tentang seksualitas dan perilaku seksual.Misalnya, pendidikan seksual dapat
meliputi penjelasan tentang perubahan seksual fisiologis dan alat pengatur
kelahiran (KB).
Pada adolesns tengah terdapat
kualitas introspektif yang muncul berkaitan dengan kognisi, pada masa ini
adolesens percaya bahwa imaginaryaudience
(Elkind,1984) mberikan cara evaluatif dan perasaan unik. Konsep ini dapat
di lihat dari adanya perilaku khas adolesens, meliputi kesadaran diri dan
keinginan privasi.
Elkind juga menjelaskan
karakteristik fungsi kognitif lain, yaitu personal
fable.Cerita yang di buat elkind tidak benar. Konsep ini menunjukkan adanya
banyak keinginan perilaku yang
mengandung resiko, karena adolens percaya ia kebal dari konsekuensi negatif.
Kenyataanya, adolesens dapat
menampilkan tingkat yang berbeda dalam situasi yang berbeda berdasarkan
pengalaman masa lalunya, pendidikan
formal dan motivasi dalam penggunaan alasan deduktif yang efektif dan
logis.
2.4 Perkembangan psikososial
Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan
psiokososial adolesens.Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau
tetap terisolasi secara sosial.
Erikson memandang, bingung identitas
atau peran sebagai bahaya utama pada tahap ini dan menyarankan pengelompokan
dan intoleransi perbedaan yang terlihat pada perilaku adolesens
dipertahankan terhadap bingung identitas (Erikson, 1968)
Adolesens bekerja mandiri secara
emosional dari orang tua, sambil mempertahankan
ikatan keluarga. Selain itu, mereka perlu mengembangkan sistem etisnya
sendiri berdasarkan nilai-nilai personal.
2.5 Masalah kesehatan spesifik pada
periode adolesens
Program kesehatan komunitas dan
sekolah bagi adolesens berfokus pada promosi kesehatan dan pncegahan
pnyakit.Perawat juga terlibat dalam kesehatan komunitas melalui program
skrining dan pengajaran.Melalui usaha mereka di sekolah dan komunitas, perawat
dapat memberi sumbangan dalam pertemuan The
Healthy People 2000 Objectivites (U.S. DHHS, 1992).
Pelayanan kesehatan yang diberikan
untuk adolesens harus mudah dijangkau atau konfidensial.Nelson (1995)
mengemukakan bahwa adolesens agar dapat mengungkapkan informasi secara mendalam
tentang perilaku berisiko, pertama mereka merasa nyaman dan dihargai sebagai
individu.
Perawat dapat memainkan peran yang
penting dalam mencegah kematian akibat kecelakaan dengan mendukung organisasi
yang meningkatkan perilaku yang bertanggung jawab, untuk menstimulasi adolesens
untuk mendiskusikan alternatif saat mengemudi dalam pengaruh obat atau alkohol
dan memper siapkan mereka untuk mempertimbangkan alternatif jika situasi
tersebut terjadi.
Perawat juga harus memberi
pendidikan seks dan konseling.Perawat memainkan peran kunci konseling dalam
remaja tentang cara-cara menghindari kehamilan. Setelah kehamilan terjadi,
perawat dapat membantu mereka memperoleh perawatan medis dan mengembangkan
keterampilan yang akan meningkatkan perkembangan bayinya.
Usaha pendidikan secara ekstensif
untuk mencegah penyebaran AIDS dan PMS lain pada kelompok ini adalah tanggung
jawab perawat.
2.6
PROSES KEPERAWATAN
Seorang anak perempuan berusia 14
tahun mempunyai riwayat tidak menepati perjanjian perawatan tindak lanjut.
Riwayat medis terakhir menunjukkan bahwa saat todler ia terancam anemia
defisiensi zat besi.
Berat badannya 64 Kg dan tinggi
badan 155. Riwayat kesehatan saat ini mengindikasikan bahwa ia makan pagi
sekali seminggu, makan siang dikafetaria sekolah “jika ia punya uang”, dan
lebih suka makan malam di restoran cepat saji. Ia jarang oalahraga dan tidak
mau berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga. Ia menyatakan suatu masalah bahwa ia sering kelebihan berat badan
selama periode setres. Dalam sehari ia merokok setengah bungkus.
DIAGNOSISKEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan akibat setres dan latihan fisik tidak adekuat dengan usia
Diagnosa keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan akibat setres dan latihan fisik tidak adekuat dengan usia
INTERVENSI
TUJUAN
|
HASIL
YANG DIHARAPKAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
>Menurunkan
masukan 10% kalori setiah hari dalam 1 minggu
>Mengonsumsi
diet sehat-seimbang 2200-2400 kalori; 50-60 g protein, 400 unit vit D
>Menjelaskan
piramida pedoman makanan dan pedoman nutrisi yang sesuai
>Menjelaskan
efek jangka panjang penggunaan rokok
|
.Bantu
pemilihan menu untuk tiga kali waktu makan dan makanan ringan yang
merefleksikan penurunan diet, masukkan lemak hingga rata-rata 30% atau kalori
kurang serta rata-rata masukan lemak jenuh hingga kurang dari 10% kalori
.Anjurkan adolesens untuk makan malam dengan keluarga .Tinjau ulang kebutuhan nutrisi adolesens .Rekomendasikan makanan tinggi kalsium dan zat bsi seperti: burger, keju, jus jeruk yang di perkaya kalsium |
:Penghasilan
yang tidak adekuat merupakan suatu halangan untuk mendapatkan makanan
:Prinsip nutrisi terbaru konsisten dengan healthy people
:Bantuan
dalam menciptakan waktu makan yang menyenangkan ; meningkatkan lingkungan
yang optimal untuk kesehatan nutrisi
:Peningkatan
kebutuhan kalori dan nutrisi berhubungan dengan prtumbuhan fisik dan maturasi
seksual pada usia ini
|
EVALUASI
TUJUAN
|
TINGKAT
EVALUATIF
|
HASIL
YANG DIHARAPKAN
|
Adolesens
akan mempertahankan berat badan 10 dari standar ideal dalam 6 minggu
|
Timbang
berat badan adolesens setiap bulan dan bandingkan dengan standar ideal besar
tubuh
|
>
Menurunkan masukan kalori hingga 10%
>
Mengonsumsi diet sehat seimbang 2200-2400 kalori, 50-60g protein, 3kg
kalsium, 40 unit vit D
>
Menjelaskan piramida pedoman makanan dan pedoman nutrisi yang sesuai
|
Proses keperawatan tidak akan lengkap kecuali dilakukan
evaluasi berlanjut sebagai dasar untuk merevisi rencana perawatan. Kotak
evaluasi di atas menyajikan tindakan evaluasi dan hasil yang diharapkan dapat
digunakan perawat untuk menentukan keberhasialan intervensi.Pada kasus ini,
keefektivan intervensi ditunjukkan oleh pemeliharan berat badan ideal adolesens
dan partisipasinya dalam pemeliharaan kesehatan.Jika hasil yang diharapkan ini
tidak tercapai, perawat memodifikasi rencana perawatan.Mungkin lebih tepat
berkonsultasi dengan ahli gizi tentang rencana makanan dan makanan ringan yang
bergizi dan sehat.Pengajaran lebih lanjut tentang pentingnya makan bersama
keluarga, mungkin perlu untuk meminta kerjasama adolesens. Intervensi baru
sering dikembangkan sebagai respon terhadap proses evaluasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwa tumbuh kembang pada tahap remaja harus di
perhatikan.Karena ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin
dapat terjadi. Perubahan hormonal mengakibatkan penampilan pada orang muda, dan
perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan perhadapan dengan
abstraksi.
Penyesuaian dan adaptasi pun
dibutuhkan untuk mengkoping perubahan simultan ini dan usaha untuk membentuk
perasaan identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong remaja untuk
mengembangkan mekanisme dan gaya perilaku yang akan digunakan atau diadaptasi
sepanjang kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, A. Patricia, Buku ajar fundamental keperawatan :
konsep, proses, dan praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih
baya, Yasmin Asih ... [et al]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti,
Monica Ester. __ Ed. 4: __ Jakarta : EGC, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar