“PENGARUH PUPUK ORGANIK
TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIK TANAH“
OLEH AGROTEKNOLOGI :
NAMA N I M
1.
AHLAN 914 –
04 – 012
2.
AHLUN 914 –
04 – 013
3.
ALIMUDIN 914 – 04 –
020
4.
ARMAN 914 – 04 – 018
5.
KAMARIA 914 – 04 –
001
6.
LD. MUDATSIR ABD. W. 914 – 04 – 005
7.
MUNAWAR
914 – 04 – 009
8.
NURHADI PRAYITNO 914 – 04 – 026
9.
OSKAR PONGARANG 914 – 04 – 004
10. ROSMILA 914 – 04 – 014
11. SABARIA NGKARI 914 – 04 – 013
12. SYAHNUR
PIPIT JAYATI 914 – 04 – 015
13. YMSYAH
NIRDJA MIRAP 914 – 04 – 014
14. HAERUL
ANAMI
915 – 04 – 026
15. LA ODE
SUHADA
915 – 04 – 033
16. SITI MULIATI
913 – 04 – 015
17. HELMINA
UNSAR 915 – 04 – 0
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
( STIP )
2015/201
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji syukur kita panjat kehadirat Allah SWT
karena atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan Makalah yang
Judul “PENGARUH PUPUK ORGANIK
TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIK TANAH”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dalam Mata Kuliah ini
pada semester tiga dan untuk membuka wawasan Mahasiswa.
Penulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalam..........
DAFTAR ISI
KataPengantar............................................................................................................
DaftarIsi......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penulisan.....................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA...........................................................................
2.1 Pengertian Pupuk
Organik..................................................................................
2.2 Bahan dan Jenis Pupuk
Organik Pada Hewan dan Tumbuhan........................
2.3 Kandungan Pupuk
Organik..............................................................
2.4 Permasalahan Lahan
Kering..............................................................
BAB III
METODOLOGI.........................................................
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................
BAB V
PENUTUP...........................................................................
5.1 Kesimpulan............................................................................................
5.2
Saran...........................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk
hidup di dunia ini tak kan bisa lepas dari peranan tanah khusunya manusia pasti
akan membutuhkan tanah yang secara umum dapat digunakan sebagai tempat tinggal
begitupun juga makhluk hidup yang lain yang berpijak di atas daratan berupa
tanah tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase
yakni bahan-bahan padat cair dan gas fase padat hampir menempati 50 volume
tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya adalah
bahan organik sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati
sebagian oleh fase cair dan fase gas yang perbandingannya dapat bervariasi
menurut musim dan pengelolaan tanah tanah mempunyai beberapa karakteristik yang
terbagi atas tiga kelompok diantaranya sifat fisik sifat kimia dan sifat
biologi sifat fisik meliputi warna tekstur struktur dll bahan organic merupakan
bahan – bahan yang dapat diperbaharui didaur ulang dirombak oleh
bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa
mencemari tanah dan air adapun fungsinya sebenarnya vital bagi mikroorganisme
yang ada dalam tanah sebagai peningkat perkembangan mikroorganisme metabolic
dalam tanah dan masih banyak yang lainnya.
Pengertian
tanah tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan
organik.tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena
tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara air dan unsur-unsur
yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akar menurut
beberapa ahli sebagai berikut 1 ramman jerman 1917 tanah sebagai bahan batuan
yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara
kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam
dan diatasnya
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud pupuk organik ?
2. Apa
sajakah bahan dan jenis pupuk organik pada hewan dan tumbuhan !
3. Bagaimana
kandungan pada pupuk organik ?
4. Bagaimana
permasalahan lahan kering ?
1.3
Tujuan
dan Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari pupuk organik.
2.
Untuk mengetahui bahan
dan jenis pupuk organik pada hewan dan tumbuhan.
3.
Untuk mengetahui
kandungan pupuk organik.
4.
Untuk mengetahui
permasalahan lahan kering.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Pupuk
Organik
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi
oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.
Menurut
Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,
biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus.
Bahan
organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung
tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam
mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik
merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah
merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang
cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun
intensitasnya meningkat.
2.2
Bahan dan Jenis Pupuk Organik
v Pada Hewan
1. Pupuk
Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik
yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada
jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian.
Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan
terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro
dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan
oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.
2. Guano
(Kotoran Kelelawar )
Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang
lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Hal ini disebabkan
kotoran kelelawar mengandung biji – bijian. Namun, harga pupuk ini relatif
lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya,
aplikasi pupuk guano umumnya dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos.
v Pada Tumbuhan
1. Pupuk
Kompos
Pupuk kompos adalah hasil pembusukan
sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai.
Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah
karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun
kompos belum terurai sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah.
Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12 – 15. Bahan kompos,
seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki C/N
rasio antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 – 12. Proses pembuatan
kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.
2. Pupuk
Hijau
Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman
yang masih hidup dan diberikan pada tanaman. Pupuk hijau terbuat dari tanaman
atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak
digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik
lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang
membantu mengikat nitrogen dari udara.
3. Pupuk
Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu
pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal
jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain.
Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat
secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman
(mulsa).
4. Humus
Humus adalah material organik yang
berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting
tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus
menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus
adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan
peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu
kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah
padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan
baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan
dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus
dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk
anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik.
Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari
kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan
kompos.
5. Pupuk
Hayati
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai
nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat
berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan
salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan
Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dapat
didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi
untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah
bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui
peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza
arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh
fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui
hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan
kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan
nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok
mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak.
6.
Pupuk Daun
Daun
memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata
terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur
penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu
udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami
kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka
sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan
sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam
jaringan daun
2.3 Kandungan Pupuk Organik
Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain iklim, tipe penggunaan lahan, relief, land form,
aktivitas manusia.C/N adalah salah satu parameter yang dapat digunakan untuk
mencirikan kualitas bahan organik. Metode yang digunakan dalam praktikun ini
adalah metode Walkey and Black yang menggunakan tahapan antara arti nyata
kandungan bahan organik yang ditentukan oleh besarnya C-organik hasil titrasi
yang kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu. Mempelajari masalah bahan
organik adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan secara langsung
maupun tidak langsung dalam memahami perilaku tanah. Hampir semua makhluk hidup
yang ditemui bergantung pada bahan organik untuk energi dan makanannya. Bahan
organik tanah berpengaruh penting dalam sifat fisika dan biologi tanah sehingga
akan berpengaruh pula pada pertumbuhan tanaman. Pengaruh langsung bahan organik
tanah yang sifatnya positif terhadap pertumbuhan tanaman terjadi melalui produk
pengurainya yang berupa asam-asam organik. Terkait dengan sifat biologi tanah,
bahan organik sangat nyata mempengaruhi kegiatan mikroflora dan mikrofauna
tanah melalui perannya sebagai penyedia C dan energi.Secara substansi bahan
organik tersusun dari bahan humus dan non humus.
2.4 Permasalahan Lahan Kering
Pertanain
Lahan Kering adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan kering. Lahan
kering ditandai dengan rendahnya curah hujan ( < 250 - 300 mm/tahun), indek
kekeringan (rasio / perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang
dari 0.2), variasi tanaman sangat terbatas (hanya semak belukar, rerumputan dan
pepohonan kecil di daerah tertentu), suhu yang sangat tinggi (+- 49 derajat
celsius pada musim panas), tekstur tanah adalah pasir dan memiliki salinasi
yang tinggi pada tanah dan air tanahnya yang diakibatkan oleh tingginya
evaporasi dan infiltrasi.
BAB III
METODOLOGI
Metode
penulisan menggunakan metode deskripsi analisis
·
Studi kepustakaan
Metode yang kami gunakan dalam
penulisan makalah ini adalah kepustakaan, yaitu dengan mencari sumber dari
berbagai buku tentang kesuburan dan kesehatan tanah. Selain itu penulis
juga menggunakan informasi dari internet sebagai referensi dalam penulisan
makalah ini.
·
Diskusi /wawancara
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Pupuk
Organik
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi
oleh faktor biologi, fisika, dan kimia.
Menurut
Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,
biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus.
Bahan
organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung
tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam
mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik
merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah
merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang
cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun
intensitasnya meningkat.
4.2 Bahan dan Jenis Pupuk Organik
v Pada Hewan
1. Pupuk
Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik
yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada
jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian.
Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan
terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro
dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan
oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak
mengandung mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah
dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk
kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan
keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
Pupuk kandang yang banyak
mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme
memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya.
Contoh pupuk kandang yang banyak mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang
dari sapi, kerbau, atau babi. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk,
yaitu :
·
Pupuk panas adalah
pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk
panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing, domba, ayam.
·
Pupuk dingin terjadi
sebaliknya, C/N rasio yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama
dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi. Ciri – ciri
pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya
yakni berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan tidak berbau
menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah
tidak terlihat) dan temperaturnya relative stabil. Efek kelebihan pupuk kandang
akan menimbulkan pencemaran nitrat (NO3-) dan ammonia (NH3+) sehingga
menyebabkan eutrofikasi (eutropication). Di samping itu sering pula tidak
tersedia bagi tanaman, karena diserap oleh mikroorganisme untuk kebutuhan
hidupnya.
Keuntungan pemakaian pupuk kandang
antara lain :
a) Dapat
memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas
tanah.
b) Dapat
memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, dan
Cl.
c) Dapat
meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan
biologis.
d) Dalam
pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman,
seperti: auxin, gibberellin dan cytokinin.
2. Guano (Kotoran Kelelawar
)
Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang
lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Hal ini disebabkan
kotoran kelelawar mengandung biji – bijian. Namun, harga pupuk ini relatif
lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya,
aplikasi pupuk guano umumnya dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos.
v Pada Tumbuhan
1.
Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah hasil pembusukan
sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai.
Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah
karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun
kompos belum terurai sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah.
Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12 – 15. Bahan
kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki
C/N rasio antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 – 12. Proses
pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.
Tahapan proses pembuatan kompos sebagai
berikut :
·
Karbohidrat, protein,
dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai menjadi senyawa sederhana
seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada tahap ini, mikro organisme pengurai
menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya.
·
Setelah perombakan
selesai, mikroorganisme pengurai akan mati. Konsekuensinya, unsur hara penyusun
tubuh mikro organisme akan dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih
rendah karena banyak karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara.
Namun, bertolak belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.
·
Jika C/N rasio telah
mencapai angka 12 – 20 berarti unsur hara yang terikat pada humus telah
dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tanaman.
Pernyataan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman justru
tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberikan kompos yang belum
terurai sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan
bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu
disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai
sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan
unsur hara kompos sebagai berikut :
·
Nitrogen 0,1 – 0,6% ·
Fosfor 0,1 – 0,4%.
·
Kalium 0,8 – 1,5% ·
Kalsium 0,8 – 1,5%.
Ciri
fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur,
dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin
untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang
perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa
yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga
diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk
dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang
dipupuk dengan pupuk kimia, misal : hasil panen lebih tahan disimpan, lebih
berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman
yaitu :
·
Meningkatkan kesuburan
tanah.
·
Memperbaiki struktur
dan karakteristik tanah.
·
Meningkatkan kapasitas
serap air tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
·
Meningkatkan kualitas
hasil panen ( rasa, nilai gizi dan jumlah panen).
·
Menyediakan hormon dan
vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/seranggan penyakit pada tanaman.
·
Meningkatkan
retensi/ketersedian hara didalam tanah.
Adapula manfaat kompos dalam bidang
ekonomi, yaitu : menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah,
mengurangi ukuran/volume limbah, memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari
pada bahan asalnya. Sedangkan manfaat dalam aspek lingkungan sebagai berikut:
mengurangi usaha polusi udara karena pembakaran limbah, mengurangi kebutuhan
lahan untuk penimbunan.
2.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman
yang masih hidup dan diberikan pada tanaman. Pupuk hijau terbuat dari tanaman
atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak
digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik
lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang
membantu mengikat nitrogen dari udara.
Tujuan pemupukan hijau yaitu :
a) Mempertinggi
kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti yang telah habis diserap
oleh tanaman, selama periode pengolahan tanah.
b) Mengurangi
leaching selama periode kosong antara dua objek agronomi yang dikelola.
c) Menambah
nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau. · Mengurangi erosi vertical.
d) Mengurangi
penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.
Keuntungan penggunaan
pupuk hijau antara lain :
a) Mampu
memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air.
b) Mencegah
adanya erosi.
c) Dapat
membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika
ditanam pada waktu tanah bero.
d) Sangat
bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk
anorganik.
Namun
pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu : tanaman hijau dapat sebagai
kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan
rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat
menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat, air dan hara pada
pola pertanaman tumpang sari.
3. Pupuk
Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu
pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal
jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain.
Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat
secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman
(mulsa).
Peranan pupuk seresah diantaranya :
a) Dapat
menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan.
b) Mencegah
erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air.
c) Menghambat
adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan.
d) Menjaga
tekstur tanah tetap remah.
e) Menghindari
kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan.
f) Memperlancar
kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber
humus.
4. Humus
Humus adalah material organik yang
berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting
tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus
menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus
adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan
peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu
kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah
padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan
baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan
dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat
meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk
anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik.
Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari
kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan
kompos.
5. Pupuk
Hayati
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai
nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat
berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan
salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan
Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dapat
didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi
untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah
bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui
peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza
arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh
fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui
hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan
kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan
nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok
mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak.
Pupuk hayati pemasok nitrogen karena
atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang cukup banyak (78%) dan mampu
disematkan oleh bebrapa jenis bakteri yang hidup bebas (non-simbiosis) di dalam
tanah atau bersimbiosis dengan tanaman, terutama tanaman jenis legume. Pada
saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah Rhizobium,
Azospirillium, Azotobakter, dan Phosphobacteria.
Cara Aplikasi Pupuk Organik: Tanah
berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang
mudah retak pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam
jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocock tanam. Setelah diberi pupuk
organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut digunakan
supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik menjadi lebih
efisien. Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan
proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih
kecil. Dosis pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun,
keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Penebaran
pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau
penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih
dalam.
2. Pemberian
pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada dosis banyak
yang diberikan sekaligus.
3. Pada
jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan
pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.
4. Pada
media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1
: 1.
5. Jika
harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih
tinggi), harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman
bibit, yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak
buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk
berlangsung.
6. Pupuk Daun
Daun
memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata
terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur
penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu
udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami
kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka
sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan
sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan
daun.
Sebenarnya,
kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada
pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh
beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja,
faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama.
Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh
pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun
berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah larut di dalam
air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun
menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan terlalu lama jika
kemasannya telah dibuka.
Kentungan
menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena
langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan
sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar.
Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan
larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk
daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air
dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini
sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan
melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan
pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan
pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun
karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena
hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan
menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi
larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.
Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14
dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.
4.3 Kandungan Pupuk Organik
Kandungan
bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain iklim, tipe
penggunaan lahan, relief, land form, aktivitas manusia.C/N adalah salah satu
parameter yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik. Metode
yang digunakan dalam praktikun ini adalah metode Walkey and Black yang
menggunakan tahapan antara arti nyata kandungan bahan organik yang ditentukan
oleh besarnya C-organik hasil titrasi yang kemudian dikalikan dengan konstanta
tertentu. Mempelajari masalah bahan organik adalah untuk memperoleh informasi
yang dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung dalam memahami
perilaku tanah. Hampir semua makhluk hidup yang ditemui bergantung pada bahan
organik untuk energi dan makanannya. Bahan organik tanah berpengaruh penting
dalam sifat fisika dan biologi tanah sehingga akan berpengaruh pula pada
pertumbuhan tanaman. Pengaruh langsung bahan organik tanah yang sifatnya
positif terhadap pertumbuhan tanaman terjadi melalui produk pengurainya yang
berupa asam-asam organik. Terkait dengan sifat biologi tanah, bahan organik
sangat nyata mempengaruhi kegiatan mikroflora dan mikrofauna tanah melalui
perannya sebagai penyedia C dan energi.Secara substansi bahan organik tersusun
dari bahan humus dan non humus.
4.4 Permasalahan Lahan Kering
Pertanain
Lahan Kering adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan kering. Lahan
kering ditandai dengan rendahnya curah hujan ( < 250 - 300 mm/tahun), indek
kekeringan (rasio / perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang
dari 0.2), variasi tanaman sangat terbatas (hanya semak belukar, rerumputan dan
pepohonan kecil di daerah tertentu), suhu yang sangat tinggi (+- 49 derajat
celsius pada musim panas), tekstur tanah adalah pasir dan memiliki salinasi
yang tinggi pada tanah dan air tanahnya yang diakibatkan oleh tingginya
evaporasi dan infiltrasi.
Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah
hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara
tinggi dan kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah
dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada
antisiklon tropisme. Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran
angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis khatulistiwa dan perputaran
angin yang searah jarum jam di daerah selatan garis khatulistiwa. Terdapat tiga
jenis iklim di daerah lahan kering, yakni :
1. Iklim
Mediterania : hujan terjadi di musim gugur dan dingin
2. Iklim
Tropisme : hujan terjadi di musim panas
3. Iklim
Kontinental : hujan tersebar merata sepanjang tahun
Kondisi ekstrim dan tidak bersahabat yang terjadi di
daerah lahan kering tersebut menyebabkan beberapa kendala untuk membudidayakan
tanaman pertanian, beberapa kendala tersebuat adalah sebagai berikut :
1. Air sebagai
faktor pembatas dalam memproduksi tanaman pertanian
2. Musim tanam
yang sangat pendek dan hanya beberapa tanaman yang dapat dibudidayakan
3.
Sodium Klorida (NaCl) sebagai
penyebab utama terjadinya tanah mengandung kadar garam tinggi
4.
Daya kapilaritas tanaman yang sangat
tinggi akibat tingginya evaporasi menyebabkan tanah mengandung kadar garam yang
tinggi
Adapun beberapa solusi yang dapata diaplikasikan untuk
mengatasi kendala-kendala yang ada tersebut, yakni :
1.
Mencari sumber mata air alternatif
2.
Menginformasikan kondisi lahan
kering dan cara penanggulangannya kepada pihak pemerintah, swasta dan
masyarakat
3.
Menggunakan tanaman yang resisten
dan sistem irigasi yang efektif dan efisien
4.
Manajemen sumberdaya air secara
terpadu
5.
Meningkatkan sistem pemanenan air
hujan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pupuk organik merupakan yang sangat
ramah lingkungan dan dapat membuat tanah menjadi subur. Pupuk organik juga
pupuk yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk lainnya karena akan mengurangi
polusi tanah dan dapat meningkatkan produtivitas tanah. Pupuk organik terdiri
dari beberapa jenis yaitu: pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hayati, pupuk
cair, pupuk seresah, pupuk hijau, mikroba penyubur tanah, pupuk hayati, guano
dan humus. Penggunaan pupuk organik juga mempunyai kelemahan salah satunya
yaitu akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang
diberikan belum cukup matang.
5.2 Saran
1.
Perlunya pemakaian pupuk organik di sektor pertanian
2.
Perlunya kepedulian terhadap pupuk organik kerana tergeser oleh pupuk kimia.
3.
Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap pupuk organik.
DAFTAR PUSTAKA
Novizan,
Ir 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Jumin,
Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Jakarta H, Taufik. Tadjoedin dan Hadi, Ir, Iswanto 2002. Kiat
mengatasi permasalahan praktis: mengebunkan mengkudu secara intensif. AgroMedia
Pustaka, Jakarta
http://agunghanafi87.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-pupuk-organik.html
pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
http://downloadfreegunghanafi87.blogspot.com/2012/12/makalah-macam-macam-pupuk-organik-dan.html
pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15 hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
di Perpustakaan Daerah. http://www.langgengsejati.com/pupuk/manfaat-pp.php pada
hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15 http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.html
pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15
http://forester-untad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-lengkap-bahan-organik-dalam.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar