Tugas
Individu
Nama Dosen : Drs. H. Muhammad syaharuddin,A.pt
OBAT ANASTESI
OLEH:
NAMA : SRI ANDRIANI
NIM : PSW.B.2014.IB.0025
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.................................................................................................
DAFTARISI................................................................................................................
BABPENDAHULUAN............................................................................................
A.
LATARBELAKANG.......................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................
C.TUJUAN.................................................................................................................
BAB11.PEMBAHASAN............................................................................................
A.PENGERTIANANASTESI....................................................................................
B.TEHNIKANASTESI...............................................................................................
C.JENISOBATANASTESI........................................................................................
BAB111.PENUTUP...................................................................................................
A.KESIMPULAN.......................................................................................................
B.SARAN...................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah selesai tepat pada
waktunya yang berjudul “, OBAT ANASTESI,
”.
Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi dan pembelajaran kepada kita semua khususnya yang
bersangkutan dengan obat-obatan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah swt., kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Wassalamuallaikum. Wr. Wb.
Raha,
Desember 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Dewasa ini, penyakit lebih mudah berkembang serta dalam
jenis yang berbeda-beda. Untuk mengatasi penyakit ini, maka dibutuhkan berbagai
macam obat. Pasien yang akan menjalani operasi harus melewati tahapan
preoperatif. Hal ini merupakan mekanisme standar awal yang digunakan oleh ahli
atau bagian anestesi. Kesalahan atau kegagalan dalam tahapan ini dapat
meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pasien baik saat premedikasi maupun
saat operasi dilakukan.
Obat-Obatan anastesi sangat berpengaruh dalam dunia
kesehatan. Otomatis, obat-obatan ini banyak dicari untuk pengobatan. Oleh
karena itu, akan dibuat makalah mengenai obat anastesi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian obat anastesi?
2.
Bagaimana
teknis anastesi?
3.
Apa
saja jenis obat anastesi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian obat anastesi
2.
Untuk
mengetahui teknis anastesi
3.
Untuk
mengetahui jenis obat anastesi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Obat Anastesi
a.
Pengertian obat anastesi
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui
jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun
pelumpuh otot. Setelah berada didalam pembuluh darah vena, obat – obat ini akan
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi umum, selanjutnya akan
menuju target organ masing –masing dan akhirnya diekskresikan sesuai dengan
farmakodinamiknya masing-masing.
William Morton , tahun 1846 di Boston , pertama
kali menggunakan obat anestesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri selama
operasi. Di jerman tahun 1909, Ludwig Burkhardt, melakukan pembiusan dengan
menggunakan kloroform dan ether melalui intravena, tujuh tahun kemudian,
Elisabeth Brendenfeld dari Swiss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin
secara intravena.
b.
Teknik Anestesi
Teknik anestesia merupakan suatu teknik pembiusan
dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral,
obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti diazepam dan analgetik
narkotik. induksi anestesi seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan sebagai
pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional.
c.
Jenis Obat Anesthesi
Dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa
jenis obat – obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis
obat saja seperti, Tiopenton, Diazepam , Degidrobenzperidol, Fentanil, Ketamin
dan Propofol.
1. Propofol ( 2,6 – diisopropylphenol )
Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan
sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal dengan nama dagang Diprivan.
-
Farmakokinetik
Digunakan secara intravena dan bersifat lipofilik
dimana 98% terikat protein plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di hepar
menjadi suatu metabolit tidak aktif, waktu paruh propofol diperkirakan berkisar
antara 2 – 24 jam..
-
Farmakodinamik
·
Pada sistem saraf pusat
Dosis induksi menyebabkan pasien tidak sadar,
dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disetai efek
analgetik, pada pemberian dosis induksi (2mg /kgBB) pemulihan kesadaran
berlangsung cepat.
·
Pada sistem kardiovaskular
Dapat menyebakan depresi pada jantung dan pembuluh
darah dimana tekanan dapat turun sekali disertai dengan peningkatan denyut
nadi, pengaruh terhadap frekuensi jantung juga sangat minim.
·
Sistem pernafasan
Dapat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume
tidal, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas kebanyakan muncul
pada pemberian diprivan
-
Dosis dan penggunaan
·
Induksi : 2,0 sampai 2.5 mg/kg IV.
·
Sedasi : 25 to 75 µg/kg/min dengan I.V infuse
·
Dosis pemeliharaan pada anastesi umum : 100 – 150 µg/kg/min IV (titrate
to effect).
·
Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila
digabung penggunaanya dengan obat anastesi yang lain.
·
Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang
minimal 0,2%.
·
Profofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam
lingkungan yang steril dan hindari profofol dalam kondisi sudah terbuka lebih
dari 6 jam untuk mencegah kontaminasi dari bakteri.
-
Efek Samping
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50%
sampai 75%. Nyeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh darah vena, nyeri
pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidocain (0,5
mg/kg) dan jika mungkin dapat diberikan 1 sampai 2 menit dengan pemasangan
torniquet pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan secara I.V melaui vena
yang besar. Gejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien
setelah operasi menggunakan propofol.
2.
Tiopenton
Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium
Penthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang merupakan obat
anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai otak dengan
cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik). -- Farmakokinetik
·
Absorbsi
Pada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak
diberikan secara intravena untuk induksi anestesi umum pada orang dewasa dan
anak – anak.
·
Distribusi
Pada pemberian intravena, segera didistribusikan ke
seluruh jaringan tubuh selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan
lain yang kaya akan vaskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi
kedalam jaringan lain seperti hati, otot, dan jaringan lemak.
·
Metabolisme
Metabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang
inaktif.
·
Ekskresi
Sebagian besar akan diekskresikan lewat urine,
dimana eliminasi terjadi 3 ml/kg/menit dan pada anak – anak terjadi 6
ml/kg/menit.
-
Farmakodinamik
·
Pada Sistem saraf pusat
Dapat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi
menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan
metabolisme serebral dan aliran darah sedangkan pada dosis yang tinggi akan
menghasilkan isoelektrik elektroensepalogram.
·
Sistem kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output ,dan
dapat meningkatkan frekwensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung
dari konsentrasi obat dalam plasma.
·
Sistem pernafasan
Akan mennyebabkan penurunan frekwensi nafas dan
volume tidal. bahkan dapat sampai menyebakan terjadinya asidosis respiratorik.
-
Dosis
Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-5
mg/kg. Untuk menghindarkan efek negatif dari tiopental tadi sering diberikan
dosis kecil dulu 50-75 mg sambil menunggu reaksi pasien.
-
Efek samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi,
sehingga jangan memberikan obat ini kepada pasien yang memiliki riwayat alergi
terhadap barbiturat, sebab hal ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi
anafilaksis yang jarang terjadi.
3.
Ketamin
Ketamine (Ketalar or Ketaject) merupakan
arylcyclohexylamine yang memiliki struktur mirip dengan phencyclidine. Ketamin
pertama kali disintesis tahun 1962, dimana awalnya obat ini disintesis untuk
menggantikan obat anestetik yang lama (phencyclidine) yang lebih sering
menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara
amerika selama perang Vietnam.
-
Farmakologi
·
Efek pada susunan saraf pusat
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30
detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda
khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu
kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah,
menelan, tremor dan kejang.
·
Efek pada mata
Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata
terbuka spontan, terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan
aliran darah pada pleksus koroidalis.
·
Efek pada sistem kardiovaskular.
Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat
simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung.
Peningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer.
·
Efek pada sistem respirasi
Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap
sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat
simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien ashma.
-
Dosis dan pemberian
Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular
apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. Ketamin
bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M. dosis induksi
adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif
lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang
diinginkan. Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau
kontinyu. Emberian secara intermitten diulang setiap 10 – 15 menitdengan dosis
setengah dari dosis awal sampai operasi selesai.
-
Farmakokinetik
·
Absorbsi
Pemberian ketamin dapat dilakukan secara intravena
atau intramuscular
·
Distribusi
Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan
cepat akan didistribusikan ke seluruh organ.10 Efek muncul dalam 30 – 60 detik
setelah pemberian secara I.V dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar
setelah 15 – 20 menit. Jika diberikan secara I.M maka efek baru akan muncul
setelah 15 menit.
·
Metabolisme
Ketamin mengalami biotransformasi oleh enzim
mikrosomal hati menjadi beberapa metabolit yang masih aktif.
·
Ekskresi
Produk akhir dari biotransformasi ketamin
diekskresikan melalui ginjal.
-
Efek samping
Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan
sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan
lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat
menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat
meningkatkan tekanan intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya
nistagmus dan diplopia.
-
Kontra indikasi
Mengingat efek farmakodinamiknya yang relative
kompleks seperti yang telah disebutkan diatas, maka penggunaannya terbatas pada
pasien normal saja. Pada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya
harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya
pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler
meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. Pasien
yang menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat – obat
simpatomimetik, seperti ; hipertensi tirotoksikosis, Diabetes militus , PJK
dll.
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan
Bermacam-macam penyakit
memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pula dengan obatnya selain mempunyai
fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-masing dan
sebagai bidan kita semua harus bisa memahami tentang obat.
B.saran
Sebaiknya gunakanlah obat
sesuai anjuran dokter dan pergunakanlah obat tersebut sesuai dengan penyakit
yang di derita, jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya
DAFTAR PUSTAKA
Farmakologi dan terapi.2007.Jakarta: balai penerbit FKUI
Marmi,Suryaningsih dkk,2011.Asuhan kebidanan Patologi.yogyakarta:pustaka
Pelajar
Varney Helen,2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 1.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar