KHASIAT
TERSEMBUNYI JAMBU METE
Jambu mete merupakan tumbuhan khas tropical.
Ketinggiannya sekitar 5 meter dan bisa tumbuh di daerah tandus dengan tingkat
keasaman 4,3 hingga 8,7. Warna bunganya kuning kemerah jambuan dengan bentuk
daun oval. Sedangkan buahnya berwarna campuran kuning, merah dan orange.
Di beberapa daerah jambu mete biasa di buat juce.
Meski demikian, buah jambunya sendiri kalah popular disbanding biji (kacang)
metenya. Rasanya yang gurih menyebabkan orang banyak mengkonsumsikannya sebagai
makanan ringan.
Sudah sejak lama pohon jambu mete atau dikenal
dengan nama jambu monyet digunakan untuk pengobatan. Di antaranya untuk
mengatasi diare. Kulit pohon jambu mente direbus lalu airnya diminum sebagai jamu untuk
mengusir penyakit diare. Tak hanya itu Anacardol dan anacardic, getah tumbuhan
ini, juga bisa mengobati carsinasarcoma.
Kini
kegunakan jambu mente bertambah. Penelitian yang dilakukanoleh tim mahasiswa
fakultas kedokteran gigi Universitas Trisakti menunjukanjambu mete bisa digunakan
sebagai zat adiktif ( bahan perekat) untuk mencegah gigi berlubang. Bahan pokok
CNSL yakni dari kulit biji jambu mete, setelah dilepas dari bijinya, kulit
jambu mete dipotong kecil-kecil. Irisan ini lalu dilarutkan dalam larutan
dietil eter selama dua hari dalam botol bertutup. Sifat larutan yang cepat
menguap membantu mengeluarkan minyak dari irisan tersebut. Minyak ini disebut
minyak laka. Setelah dua hari tutup botol di buka, diuapkan lalu diambil
residunya. Residu ini adalah minyak laka tadi atau CNSL murni.
Tahap
berikutnya adalah pembuatan resin CNSL. Resin ini memungkinkan CNSL untuk
diaplikasikan pada gigi. Caranya mencampurkan CNSL dengan larutan formaldehida.
Ditambah cairan NAOH sebagai katalisator basa terbentuklah resin CNSL
formaldehida. Terakhir campuran-campuran ini dilewatkan diatas api. Setelah
tahap ini, CNSL siap digunakan jelas wahyu Prabowo, anggota tim peneliti.
CNSL Memungkinkan pencegahan gigi berlubang
buat masyarakat awam. Diprediksikan dalam jumlah yang sama, harga CNSL hanya
sebesar Rp. 10.000 ujarnya. Sebab bahan alami yang digunakan, jambu mete mudah
di dapat dan murah. Diharapkan, CNSL dapat menggantikan fungsi fissure sealant
lainnya. Sebab, selama ini resin composite atau GIC mesti didatangkan dari luar
negeri. Hamid mengungkapkan, hingga kini belum ada alat-alat detal yang tidak
di impor dari luar Negeri
Dari dirst rsearch ini, diharapkan CNSL
bisa diaplikasikan untuk public dalam waktu dekat. Kekurangannya CNSL belum
bisa memenuhi aspek estetis. Sebab warnanya yang coklat muda tidak serupa
dengan warna gigi. Oleh karena itu perlu ada kerja sama dengan laboratorium
kimia polymer untuk pengembangan.
Hasil
penelitian mereka telah memenangkan research Campotition Densply Student
Clinician Award, 20 Agustus 2002. Tim itu sendiri dari hamid Nurrohman,
istiqamah, yusuf dan wahyu prabowo. Tim ini telah menguji cobakan CNSL pada
Sembilan ekor tikus Winstar. Hasilnya terbukti CNSL memiliki efektivitas, baik
dalam penetrasi maupun dalam ketahannya . di banding fusure sealant lainnya
resin composite dan Glass lonomer Cement (GLC) – CNSL memilik “daya jelajah”
lebih tinggi.
Penetrasinya
bisa menembus hingga lapisan kedua gigi (endantine) sedalam tiga mm. sehingga
bahan perekat ini bisa menutupi seluruh rongga gigi. Dengan demikian tidak ada
lagi tempat bagi sisa makanan, terutama di daerah yang tidak terjangkau sikat
gigi. Ini berarti, gigi terbebas dari kuman sisa-sisa makanan.
Selain
itu CNSL memiliki ketahanan yang tinggi (shear strength). Pengujian dengan alat
universal instrong testing Machina pada kecepatan 0,5 mm / min, menunjukan CNSL
memiliki ketahanan layak untuk diaplikasikan pada gigi. Secara umum, tidak ada
perbedaan signifikan (p = 0,634) antara CNSL dengan resin composite atau GIC.
Bahkan CNSL memiliki kelebihan dibandingkan GIC dan resin composite, CNSL
mempunyai bahan anti biotic, annacardaticid. Zat ini ampuh membasmi bakteri
streptococcus mutuas penyebab gigi bolong (caries), jelas Hamid Nurrohman.
Menurut hamid, CNSL diyakini bisa menjadi fissure
sealant dewngan harga relative murah. Selama ini bahan pokok pencegahan gigi
berlubang menggunakan resin composite atau GIC yang terhitung mahal.
Jelasnya. Satu botol kecil resin
composite atau GIC mencapai harga Rp. 600.000. jumlah tersebut hanya cukup
untuk mengobati 10 orang pasien saja. Dengan bahan itu, ia menaksir ongkos
pengobatan satu buah gigi mencapai Rp. 200 ribu. Karenanya, jelas hamid,
pengobatan gigi berlubang hanya konsumsi orang-orang kaya. Ia menjelaskan
pencegahan gigi berlubang (preventive) berbeda dengan pengobatan gigi yang
sudah bolong. CNSL memingkinkan pencegahan gigiberlubang buat masyarakat awam
diprediksikan, dalam jumlah yang sama, hanya CNSL sebesar Rp. 10.000, ujarnya
sebab bahan alami yang digunakan, jambu mete mudah di dapat dan murah.
Diharapkan,
CNSL dapat menggantikan fungsi fissure sealant lainnya. Sebab selama ini resin
composite atau GIC mesti didatangkan dari luar negeri. Hamid mengungkapkan
hingga kini belum ada alat-alat dental yang tidak di impor dari luar negeri.
Khasiat
tersembunyi jambu mete :
1.
Jambu mete
merupakan tumbuhan khas tropical
2.
Selain buahnya
untuk juice dan bijinya untuk makanan ringan, jambu mete atau jambu monyet
digunakan untuk pengobatan.
3.
Kulit jambu mete
sebagai obat diare, getahnya dapat mengobati carsinosar coma, untuk mencegah
gigi berlubang dan kulit bijinya sebagai bahan pokok CNSL
4.
Setelah melalui
beberapa tahap CNSL siap untuk digunakan
untuk mencegah gigi berlubang
5.
Kekurangan CNSL
yaitu belum bisa memenuhi aspek estetis.
6.
Kelebihan CNSL
yaitu daya jelajahnya lebih tinggi, mempunyai bahan anti biotic annacardaticid
dan harganya murah karena jambu mete mudah di dapat dan murah.
7.
Diharapkan CNSL
dapat menggantikan fungsi fissure sealant lainnya yang mahal yang dikonsumsi
orang-orang kaya sehingga juga dapat dikonsumsi oleh masyarakat awam.
8.
Hingga kini
belum ada alat-alat dental yang tidak di impor dari luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar