Tugas
Makalah Individu Farmakologi
Nama Dosen : Drs. H. M. Syaharuddin, Apt
OBAT ANTI JAMUR
Oleh
NAMA : RISNAWATI
NIM : PSW.B.2014.IB.0022
YAYASAN
PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI
KEBIDANAN PARAMATA RAHA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan
anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Obat
Anti Jamur” yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmakologi.
Tidak sedikit kesulitan yang saya alami
dalam proses penyusunan Makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari
semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan
tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa
terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa untuk meningkatkan
kualitas Makalah ini, saya membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan Makalah
diwaktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan saya agar makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Raha,
Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...…… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
…………………………………………………….……… 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………...… 1
C. Tujuan
…………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Obat Anti Jamur ………………………………………...……. 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
……………………………………………………………… 14
B. Saran
………………………………………………………………..…… 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 15
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jamur
merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama dinegara-negara
tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul
ditengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi
di Indonesia sangat mendukung petumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga
didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada digaris
kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pola hidup
sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
indonesia.
Jamur dapat
menyebabkan infeksi antara laain candida albicans dan Tricophyton rubrum. Oleh
karena itu untuk membantu tubuh mencegah mengatasi infeksi jamur serius dapat
menggunaka obat Amfoterisin B. yang mana Amfoterisin bekerja dengan menyerang
sel yang sedang tumbuh dan sel matang. Aktivitas anti jamur nyata pada pH
6,0-7,5. Aktivitas anti jamur akan berkurang pada pH yang lebih rendah.
Amfoterisin bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dengan dosis
diberikan dan sensitifitas jamur yang dipengaruhi.
Namun dibalik
kegunaan dari obat tersebut tentu ada efek sampingnya. Untuk itu perlu bahasan
yang luas dari segala aspek mengenai obat anti jamur ini terutama Amfoterisin B
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Sebutkan
pengertian obat anti jamur!
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian obat anti jamur.
5.
Untuk
mengetahui dosis yang digunakan obat anti jamur.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Obat Anti
jamur
Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk
pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
2. Jamur
Sebuah jamur adalah anggota kelompok besar eukariotik organisme
yang meliputi mikroorganisme seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur.
Kadang disebt juga Fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang
terpisah dari tanaman, hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah
bahwa sel-sel jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti
dinding sel tumbuhan, yang mengandung selulosa. Ini dan perbedaan lainnya
menunjukkan bahwa jamur membentuk kelompok satu organisme yang terkait, bernama
Eumycota (benar jamur atau Eumycetes), yang berbagi nenek moyang (a
monophyletic group). Kelompok jamur ini berbeda dari yang secara struktural
mirip jamur lendir (myxomycetes) dan jamur air (Oomycetes).
Disiplin biologi yang ditujukan untuk mempelajari jamur ini
dikenal sebagai ilmu jamur, yang sering dianggap sebagai cabang botani,
meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa jamur yang lebih dekat dengan
binatang daripada tumbuhan. Berlimpah di seluruh dunia, kebanyakan fungi tidak
mencolok karena ukuran kecil struktur mereka, dan mereka samar gaya hidup di
tanah, pada benda mati, dan sebagai symbionts tanaman, hewan, atau jamur lain.
Mereka mungkin menjadi terlihat ketika berbuah, baik sebagai jamur atau
cetakan. Jamur melakukan suatu peran penting dalam dekomposisi materi organik
dan memiliki peran penting dalam siklus hara dan pertukaran.
Mereka telah lama digunakan sebagai sumber makanan langsung,
seperti jamur dan cendawan, sebagai ragi roti agen, dan di fermentasi berbagai
produk makanan, seperti anggur, bir, dan kecap.. Sejak tahun 1940-an, jamur
telah digunakan untuk produksi antibiotik, dan, baru-baru ini, berbagai enzim
yang diproduksi oleh jamur digunakan industri dan deterjen.. Jamur juga
digunakan sebagai agen biologi untuk mengendalikan gulma dan hama. Banyak
spesies menghasilkan bioaktif senyawa yang disebut mycotoxins, seperti alkaloid
dan polyketides, yang beracun untuk hewan termasuk manusia.
Struktur yang berbuah beberapa spesies mengandung
psikotropika senyawa dan dikonsumsi recreationally atau tradisional upacara
spiritual. Jamur dapat mematahkan dibuat bahan dan bangunan, dan menjadi
signifikan patogen manusia dan hewan lainnya. Kerugian tanaman akibat jamur
penyakit (misalnya penyakit ledakan beras) atau makanan busuk dapat memiliki
dampak besar manusia pasokan makanan dan ekonomi lokal.
Kerajaan jamur meliputi keragaman besar taksa dengan
bervariasi ekologi, siklus hidup strategi, dan morfologi mulai dari perairan
bersel tunggal chytrids jamur besar. Namun, sedikit yang diketahui tentang
benar keanekaragaman hayati dari Kerajaan Jamur, yang telah diperkirakan
sekitar 1,5 juta spesies, dengan sekitar 5% dari ini telah secara resmi
diklasifikasikan.
Perintis sejak 18 dan abad ke-19 taxonomical karya Carl
Linnaeus, Hendrik Kristen persoon, dan Elias Magnus Fries, jamur telah diklasifikasikan
menurut morfologi (misalnya, karakteristik seperti warna atau mikroskopis spora
fitur) atau fisiologi. Kemajuan dalam genetika molekuler telah membuka jalan
bagi analisis DNA untuk dimasukkan ke dalam taksonomi, yang kadang-kadang
menantang sejarah pengelompokan berdasarkan morfologi dan sifat-sifat lainnya.
Filogenetik penelitian yang diterbitkan dalam dekade terakhir telah membantu
membentuk kembali klasifikasi Kerajaan Jamur, yang terbagi menjadi satu
Subkerajaan, tujuh filum, dan sepuluh Subfilum.
Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu:
1. Anti Jamur Cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina.
Antara lain ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan
tioconazole.
2. Anti Jamur Peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges.
Obat-obatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut
digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.
Itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin
dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati
berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. Example:
a.
Terbinafine
umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh
jenis jamur tinea.
b.
Fluconazole
umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
3. Anti Jamur Injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan
caspofungin adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
1. Amfoterisin: merusak membran sitoplasma.
2. Nistatin: membentuk kompleks dengan sterol.
3. 5-fluorsitosin: menghambat sintesis protein.
Ketiga obat ini (amfoterisin, nistatin, 5-fluorsitosin mempunyai spektrum kerja
yang luas).
4. Klotrimazol,
Mikonazol, dan Itrakonazol
mempunyai spektrum kerja yang luas untuk semua jamur.
5. Griseofulvin: spektrum kerja sempit , yaitu
hanya untuk microsporum dan epidermophyton dengan mekanisme kerja adalah
menghambat sintesis RNA dan menghambat sintesis khitin.
6. Sikloheksimid,
Asam fusidat, Sparsomisin, dan Blastisidin bekerja dengan menghambat sintesis ribosom eukariota dan
bakteri dengan menghambat sintesis protein inisiasi rantai peptida dan efek terhadap
sintesis DNA.
7. Paktamisin: dengan inhibitor selektif pada
inisiasi rantai globin dan inhibitor elongasi rantai polipeptida pada 40S
ribosom.
Jamur yang mengandung khitin (β 1-4-polimer
N-asetilglukosamin), yaitu:
a.
Blastocadiella
emersonii mengandung
khitin glikosa.
b.
Coprinus
cinereus mengandung
khitin glukosa.
c.
Neurospora
crassa
mengandung khitin glukan.
d.
Mucor
rouxii
mengandung khitin khitosan.
Untuk menghambat sintesis khitin dapat digunakan obat Polioksin D dan Griseofulvin. Jamur oportunistik adalah jamur yang dapat menginfeksi apabila
pertahanan tubuh lemah. Tunikamisin:
misalnya Saccharomyces cereviceae dapat menghambat jamur yang mengandung
Manan.
Komponen membran jamur, yaitu:
1.
Lipid
2.
Sterol:
mengandung ergosterol, misalnya (Candida, Saccaromyces, dan Aspergillus).
Antijamur terhadap sterol:
a. Poliena (membentuk kompleks).
b. Azol (hambatan sintesis).
c. Serulenin (hambatan sintesis lipid,
asam lemak, dan sterol).
1. ACIFAR
CREAM
a. Indikasi
Infeksi herpes simplex pada kulit
& membran mukosa, termasuk herpes l
abial dan genital awal dan kambuh.
abial dan genital awal dan kambuh.
b. Kontra Indiksi
Hipersensitif.
2. BENOSON M
Cream
a.
Indikasi
Meringankan inflamasi dari dematosis
yang responsif terhadap kortikosteroid (benoson krim)
1) Bila inflamasi disertai infeksi
bakteri sekunder dan jamur (Benoson N krim) atau gentamicin (Benoson G krim).
2) Bila inflamasi disertai infeksi
jamur (Benoson M Krim).
3) Bila inflamasi disertai infeksi
bakteri sekunder dan jamur (Benoson V krim).
b. Kontra
Indikasi
1)
Sensitivitas
terhadap setiap komponen.
2)
Herpes
simplex, vaccinia, varicella, chickenpox, tuberkulosis kulit.
3)
Rosacea,
akne vulgaris dan perioral dermatitis, perianal dan gatal pada alat kelamin,
erupsi napkin dan infeksi virus.
3. BRENTAN
OINT
a.
Indikasi
Penyakit tuberkulosis kulit, herpes
simplex, vaksmia, semua
bentuk varisela.
bentuk varisela.
b.
Kontra
Indikasi
Sensitif terhadap zat-zat aktif
dalam ointment.
Teknik oklusif pada penderita dermatitis atopik.
Teknik oklusif pada penderita dermatitis atopik.
4. CANESTEN
CREAM 3 GR
a. Indikasi
Canesten untuk pengobatan topikal
dari candidiasi, yang disebabkan oleh candida albicans, pityriasis versicolor
yang disebabkan oleh tricophyton rubrum,trycophyton
mentagrophytes,Epidermophyton floccosom dan microsporum canis. Digunakan untuk
ruam popok.
b. Kontra
Indikasi
Hipersensitif terhadap klotrimasol.
5. CANESTEN
CREAM 5 GR
a.
Indikasi
Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi, yang
disebabkan oleh candida albicans, pityriasis versicolor yang disebabkan oleh
tricophyton rubrum,trycophyton mentagrophytes,Epidermophyton floccosom dan
microsporum canis.Digunakan untuk ruam popok.
6. DAKTARIN
ORAL GEL 10 GR
a.
Indikasi
Pengobatan kreatif dan profilaksis
terhadap kandidosis pada mulut, rongga oropharyngeal dan saluran pencernaan.
b.
Kontra
Indikasi
Hipersensitif terhadap miconidazole dan atau terhadap salah
satu komponen obat. Gangguan hati.
7. FORMYCO
a.
Indikasi
1) Infeksi jamur sistemik seperti
Kandidiasis, Blastomikosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis,
Parakoksidioldomikosis, dan Kromomikosis.
2) Kandidiasis mukokutan kronis yang
tidak responsit terhadap nistatin dan obat-obatan lain.
b.
Kontra
Indikasi
1) Hipereensitivitas terhadap
Ketokonazol.
2) Penderita penyakit hati akut dan
meningitis kriptokokus.
Teori,
dosis obat diukur dari Miligram per Kilogram berat badan pasien (mg/kg).
Contoh: INH (isoniazid) obat TBC (tuberculosis) diberikan kepada anak dengan
dosis antara 5-10 mg. Bila berat badan anak 10 kg, maka dosisY brkisar 50-100
mg, atw bisa diambil dosis tengahY 75 mg.
Pada
praktiknya, dosis juga ditentukan berdasarkn pertimbangan Usia, Kondisi pasien,
Riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, Adanya obat penyerta, dan lain-lain.
1. Keterbatasan & Kesalahan Takaran
Hal
ini biasanya terjadi pada jenis obat cair/sirup. Disebabkan karna tidak adanya ukuran tepat pada alat penakar atau
pemahaman singkatan takaran dosis yang salah serta pemahaman satuan ukuran
dosis yang kurang. Contohnya:
a. Sirup mesti diminum 3x sehari 0,5
cc. Namun dalam pipet takaran tidak tercantum ukuran tersebut. Atau dipipet yang
tertulis malah 2,5 ml dan 5 ml.
b. Obat diminum 1,5 sdt. Yang salah,
"sdt" diartikan sebagai "sendok teh", padahal yang dimaksud
adalah "sendok takar". Alhasil yang terjadi adalah, obat ditakar dengan
sendok teh. Satuan takar "cc" (centimeter cubic) = "ml"
(mililiter). Jadi bila dalam resep tertulis 5 cc = 5ml. Solusi terbaik untuk
alat takar obat cair adalah Gelas Takar, yang memiliki ukuran takar dari 2,5
ml-10 ml. Sebab, sendok takar sirop hanya memiliki 2 ukuran, yaitu 2,5 ml dan 5
ml. Sebagai alat takar obat cair, Pipet memiliki ukuran sendiri-sendiri, yaitu:
1) Ukuran pada Pipet sirop vitamin =
0,3 ml-0,6 ml.
2) Ukuran pada Pipet obat penurun panas
= 0,4 ml-0,8 ml.
3) Ukuran pada Pipet obat anti jamur =
0,5 ml-1 ml.
c. Apotik wajib mmberikan pipet sesuai
agar bisa dipakai kalangan awam.
Jika ukuran pipet tidak sesuai, boleh ditukar
Jika ukuran pipet tidak sesuai, boleh ditukar
2. Dampak Salah Takar
a. Bila takaran dosis kurang
1) Penderita lama sembuhnya. Kalaupun
sembuh hanya smentara.
2) Biasanya kuman penyakit dalam tubuh
menjadi lebih kuat takaran dosis brlebihan.
b. Bila yang dikonsumsi adalah obat
keras, keadaan ginjal dan lever terganggu/tidak sehat akan menyebabkan
keracunan dan over dosis; karena obat tersebut tidak dapat dinetralkan oleh
ginjal dan lever.
Salah
satu contoh efek samping dan cara mengatasi obat anti jamur, yaitu:
1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi
oportunistik yang sangat umum pada orang dengan HIV. Infeksi ini disebabkan
oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi,
ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim kekebalan tubuh yang sehat dapat
mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut,
tenggorokan dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan
atau tahun sebelum infeksi oportunistik lain yang lebih berat.
Pada mulut, penyakit ini disebut
thrush. Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang
timbul disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa,
atau bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit
menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awan sering menyebutnya sebagai sariawan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awan sering menyebutnya sebagai sariawan.
Kandidiasis pada vagina disebut
vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan. Gejala vaginitis termasuk gatal,
rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Tidak ada cara untuk mencegah
terpajan kandida. Obat-obatan tidak biasa dipakai untuk mencegah kandidiasis.
Ada beberapa alasan, yaitu:
a. Penyakit tersebut tidak begitu
berbahaya.
b. Ada obat-obatan yang efektif untuk
mengobati penyakit tersebut.
c. Ragi dapat menjadi kebal (resisten)
terhadap obat-obatan
Memperkuat sistem kekebalan tubuh
dengan terapi antiretroviral (ART) adalah cara terbaik untuk mencegah
terjadinya kandidiasis.
2. Cara
Mengobati Kandidiasis
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya
kandida tetap seimbang. Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu
mengendalikan kandida. Beberapa antibiotik membunuh bakteri pengendali ini dan
dapat menyebabkan kandidiasis.
Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas raginya.
Pengobatan akan mengendalikan jamur agar tidak berlebihan. Pengobatan dapat
lokal atau sistemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi. Pengobatan
sistemik mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai
pengobatan lokal terlebih dahulu. Ini menimbulkan lebih sedikit efek samping
dibanding pengobatan sistemik. Selain itu risiko kandida menjadi resistan
terhadap obat lebih rendah.
Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat
antijamur. Hampir semua namanya diakhiri dengan '-azol'. Pengobatan lokal
termasuk olesan, supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis, dan cairan
lozenge yang dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan lokal dapat menyebabkan rasa pedas atau gangguan
setempat.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi menyebar pada tenggorokan (esofagitis). Beberapa obat sistemik tersedia dalam bentuk pil.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali sehari selama 14 hari. Obat yang sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau apotek tanpa resep.
Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi menyebar pada tenggorokan (esofagitis). Beberapa obat sistemik tersedia dalam bentuk pil.
Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit
perut. Kurang dari 20 persen orang mengalami efek samping ini. Kandidiasis
dapat kambuhan. Beberapa dokter meresepkan obat anti-jamur jangka panjang. Ini
dapat menyebabkan resistansi. Ragi dapat bermutasi sehingga obat tersebut tidak
lagi berhasil.
Beberapa kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain.
Amfoterisin B mungkin dipakai. Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan
diberi secara intravena (disuntik). Efek samping utama obat ini adalah masalah
ginjal dan anemia (kurang darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas
dingin, mual, muntah dan sakit kepala. Reaksi ini biasa membaik setelah
beberapa dosis pertama.
3.
Terapi Alamiah
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu. Terapi tersebut
belum diteliti dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
a. Mengurangi penggunaan gula.
- Minum teh Pau d'Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
- Mengkonsumsi bawang putih mentah atau suplemen bawang putih. Bawang putih diketahui mempunyai efek anti-jamur dan antibakteri. Namun bawang putih dapat mengganggu obat protease inhibitor.
- Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan dengan air.
- Mengkonsumsi kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt dengan bakteri ini. Mungkin ada manfaatnya setelah mengkonsumsi antibiotik.
- Mengkonsumsi suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin. Dua suplemen ini tampaknya membantu memperlambat penyebaran kandida. GLA ditemukan pada beberapa minyak yang dipres dingin. Biotin adalah jenis vitamin B.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamur
adalah organism mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan,
dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa
menyebabkan infeksi.
Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk
pengobatan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
B. Saran
Agar setiap mahasiswa kebidanan memahami pengertian,
macam-macam, cara kerja/khasiat,
indikasi dan kontra indikasi,
dosis yang digunakan,
efek samping dan cara mengatasi dari
obat anti jamur tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://isyunianefelinda.blogspot.co.id/p/blog-page_5927.html
http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/anti-jamur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar