do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Jumat, 22 Juni 2012

Sistem Perekonomian dalam Ekonomi Makro

Dalam Ekonomi Makro dipelajari tentang system ekonomi suatu Negara. Setiap Negara menganut suatu system perekonomian untuk mengatur dan mengalokasikan sumber-sumber daya ekonomi sampai dengan hasil-hasilnya guna kesejahteraan rakyatnya. Ada yang menganut system perekonomian terpusat, dan ada yang menjalankan system perekonomian pasar.
Sistem perekonomian terpusat atau sering disebut sebagai system perekonomian ternecana adalah system perekonomian yang lebih menekankan nilai-nilai yang ditetapkan Pemerintah, sehingga Pemerintah sangat berperan dalam menentukan arah dan kebijakan perekonomiannya. Pemerintah sangat berperan dalam mengatur kondisi perekonomian dalam negerinya.
Sistem Komunisme dan Sosialisme adalah bentuk system perekonomian terpusat yang sampai sekarang masih dijalankan oleh Negara-negara komunis maupun sosialis seperti ; Cuba, Korea Utara, Vietnam, dan China. Sistem sosialis ini sebagai wujud pertentangan terhadap system perekonomian liberalis yang dikembangan oleh Negara-negara Eropa pada awal abad ke 19. Oleh karenannya system perekonomian ini sering pula disebut sebagai system anti liberalis.
Dalam perkembangan globalisasi ekonomi, semakin banyak Negara-negara yang membuka diri sehingga mau tidak mau system perekonomian negaranya terpengaruh oleh perekonomian Negara lain, bahkan terpengaruh oleh perekonomian dunia atau perekonomian pasar. Maka system perekonmian yang demikian sering disebut dengan system perekonomian pasar.
Dalam kondisi demikian Pemerintah lebih menyerahkan mekanisme perekonomian pada individu-individu pelaku ekonomi, sehingga mereka diberi wewenang dan keleluasaan dalam melakukan seluruh kegiatan bisnis. Karena kegiatan perekonomian dilakukan oleh individu/swasta, sehingga system perekonomian ini selain disebut system perekonomian pasar, juga disebut system perekonomian swasta, atau system perekonomian harga. Karena disana harga sangat menentukan dan menjadikan acuan oleh para penjual dan para pembeli.
Adalah Adam Smith, tokoh yang mempelopori system perekonomian pasar yang didasarkan pada adanya pengakuan hak-hak kekayaan swasta dan adanya kebebasan untuk melakukan transaksi. Dengan mekanisme seperti ini para pelaku ekonomi akan memperhitungkan sendiri seberapa besar overhead, cost and benefit, serta margin yang akan diperoleh dingan tingkat harga tertentu. Ada semacam pengatur/pengendali yang tidak tampak dalam menjalankan bisnisnya agar diperoleh keuntungan setinggi-tingginya dengan pengorbanan secara proporsional.
Untuk itu harga menjadi sangat berperan karena sebagai alat ukur dan alat komuni kasi antara penjual dan pembeli. Bahkan harga menjadi koordinasi dalam memperhitungkan keuntungan setiap kegiatan individu. Pada dasarnya harga mencerminkan nilai suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan dan mampu dibayar oleh pembeli.
Harga juga dapat menjadi alat control pasar secara otomatis, meskipun tanpa campur tangan pemerintah. Karena harga ditentukan oleh produsen dengan maksud untuk memperoleh keuntungan stinggi-tingginya, sedangkan pembeli tidak mampu sehingga pembeli beralih pada produk lain sebagai pengganti. Dengan semakin banyaknya konsumen yang mengurungkan niatnya membeli barang/jasa, maka produsen terpaksa menghentikan produksi atau menurunkan harga. Dengan penghentian produksi atau penurunan harga maka barang/jasa semakin langka sehingga semakin banyak konsumen yang mencari atau membutuhkan. Karena banyak yang membutuhkan, maka harga dinaikkan dan produksi diperbanyak. Karena harga mahal, maka pembeli beralih konsumsi, dan seterusnya.
Dalam system perekonomian pasar, pelaku ekonomi dapat disederhanakan menjadi pelaku ekonomi rumah tangga (households) dan pelaku ekonomi perusahaan (firm). Pelaku ekonomi rumah tangga membelanjakan barang dan jasa untuk keperluan konsumsi dan investasi. Konsumsi adalah pemanfaatan barang/jasa untuk pemakaian sekarang. Sedanghkan investasi adalah pemanfaat barang untuk jangka panjang dan nilainya relative tetap atau bahkan naik.
Pelaku ekonomi rumah tangga membelanjakan barang/jasa untuk mencapai kepuasan atas kebutuhan yang dimiliki. Kepuasan konsumen tersebut dapat diukur dari seberapa banyak permasalahan yang dihadapi dapat terpecahkan. Intinya bagaimana pembeli/konsumen dapat terpuaskan kebutuhannya oleh barang/jasa yang mereka beli. Sedangkan perusahaan berusaha meraih keuntungan setinggi-tingginya dengan berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen. Laba maksimum perusahaan bisa dicapai apabila tambahan pendapatan (marginal revenue=MR) lebih tinggi dari pada tambahan biaya produksi (marginal cost=MC).

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2203434-sistem-perekonomian-dalam-ekonomi-makro/#ixzz1yXpQBMVo

Tidak ada komentar: