Khutbah Jum’at: 5 Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam
Oleh: M. Nur Jannata
Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at
yang berbahagia.
Selanjutnya pada kesempatan khotbah
Jum’at (siang hari ini) khotib berwasiat, hendaknya kita bersama-sama sejenak
bermu-hasabah untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, taqwa
dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menumbuhkan rasa takut kepada
siksa dan adzab Allah, menjalan-kan semua perintahNya serta menjauhi semua
laranganNya.
Ma’asyirol Muslimin …
arsyadakumullah
Ada banyak hal yang patut kita
cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa umat Islam
dewasa ini. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingat-kan
kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang
zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan perihalah dirimu dari siksa
yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaNya”
(QS. An-Anfal: 25).
Imam Ahmad bin Hambal juga
meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda:
إِذَا
ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ،
فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟
قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ
النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat
pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku
berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang
shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat
kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab
sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian
mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad,
VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at
yang berbahagia.
Demikianlah bila suatu kaum sudah
bermaksiat dan menen-tang perintah-perintah Allah serta mengkufuri
nikmat-nikmatNya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan
kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu
bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai
di dalamnya kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan moral.
Adakah kita sudah meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih,
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.
Yang artinya: ”Dan Allah telah
membuat suatu perumpa-maan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan
tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan tetapi
penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”.
(QS. An-Nahl: 112).
Ayat di atas menggambarkan dengan
jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat
zhalim dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada
mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
- Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terus terang kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka wabah dan berbagai penyakit (tho’un) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
- Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa yang zhalim.
- Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka dan kalaulah bukan karena binatang ternak niscaya Allah akan menahan turunnya hujan selama-lamanya.
- Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah dan tidak memilih yang terbaik dari apa yang Allah turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka kesengsaraan (perpe-cahan) di antara mereka.” (HR. Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Ma’ashiral muslimin sidang Jum’at
yang berbahagia.
Demikianlah dengan tegas Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum muhajirin tentang lima
bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama bahwa bila kemaksiatan
dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang
semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus
perkosaan yang hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh
Allah akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah
penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami
oleh umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun
1980 adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral yang dilakukan manusia.
Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr. J. Man mengatakan bahwa
penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan pada dekade
tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang
berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan positif mengidap
menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG).
Adapun penu-larannya 90% adalah melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran
dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua,
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah
mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum
tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin
yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga:
Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani,
pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya,
kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada
mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan
bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan
hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang
ternak dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat
hartanya.
Yang keempat: Tidaklah suatu
kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan
Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan
mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima: Bahwa
sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka
sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan
mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Dalam
kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah), setelah iqomatul
hujjah sampai kepada mereka.
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
مَنْ
جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَقَدْ كَفَرَ
“Siapa yang menolak apa yang diturunkan
oleh Allah, maka telah kafir”.
(Lihat Tafsir Al-Thobari, VI/149).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata:
وَمَتَى
تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ
وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ
مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
“Dan kapan saja seorang alim
meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah
Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan dengan
hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas baginya
mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat.”
(Majmu’ Fatawa, 35/373).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
إِنِ
اعْتَقَدَ أَنَّ الْحُكْمَ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ غَيْرَ وَاجِبٍ وَأَنَّهُ
مُخَيَّرٌ فِيْهِ مَعَ تَيَقُّنِهِ أَنَّهُ حُكْمُ اللهِ، هَذَا كُفْرٌ أَكْبَرُ.
Yang artinya: “Jika seseorang
berkeyakinan bahwa berhukum dengan hukum Allah adalah tidak wajib, dan meyakini
bahwa boleh memilih (antara berhukum dengan hukum Allah ataupun tidak) serta
berkeyakinan bahwa yang demikian itu adalah hukum Allah juga, ini adalah kufur
akbar.” (Madarijus Salikin, I/337).
Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at
yang berbahagia.
Bila kita mencermati lebih dalam
sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang dibinasakannya
umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang datang kemudian.
بَارَكَ
اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah …
Pada khotbah yang kedua ini, khotib mewasiatkan kepada para jama’ah sekalian untuk selalu bermuhasabah terhadap segala amal ibadah yang telah kita lakukan selanjutnya untuk menutup khutbah Jum’at pada siang hari ini, marilah kita berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari segala melapetaka yang akan menimpa kita sekalian.
Pada khotbah yang kedua ini, khotib mewasiatkan kepada para jama’ah sekalian untuk selalu bermuhasabah terhadap segala amal ibadah yang telah kita lakukan selanjutnya untuk menutup khutbah Jum’at pada siang hari ini, marilah kita berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari segala melapetaka yang akan menimpa kita sekalian.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا
الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا
مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا،
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ
رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar