TULANG
PANGGUL, ORGAN REPRODUKSI, PEMBULUH DARAH TEPI DAN KARDIOVASKULER
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Tulang Panggul
Tulang
– tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis. Os koksa
dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang – tulang ini
satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os
pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro-
iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium.Dibawah terdapat artikulasio
sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum (tl panggul)dan os
koksigis(tl.tungging).
Gambar 01. Susunan Tulang.
Pada
wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan pergeseran
sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh
dan lebih longgar,misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai
sejauh lebih kurang 2,5 cm.Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis
menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan
cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang.
Secara
fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis,
disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis
disebut pelvis minor atau true pelvis.
Pada
ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain
itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding
tubuh.
Sedangkan
pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum,
kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis
juga kita temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan
muskulus koksigeus.
Gambar 02.Tulang Panggul.
Fungsi
umum panggul wanita adalah sebagai berikut :
1.
Bagian keras panggul wanita terdiri dari :
Ø
Panggul besar (pelvis mayor) : menyangga isi abdomen.
Ø
Panggul kecil (pelvis minor) : membentuk jalan lahir dan tempat alat
genetalia.
Di antara kedua rongga tersebut dibatasi oleh garis tepi
atau linea terminalis.
2.
Bagian lunak panggul wanita.
Ø
Membentuk lapisan dalam lahir.
Ø
Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun
saat nifas.
Ø
Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri.
Panggul
wanita terdiri dari :
1.
Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang :
Ø
2 tulang pangkal paha (os coxae) : Os Coxae terdiri atas Os Illium, Os Ischium,
dan Os Pubis
Ø
1 tulang kelangkang (os sacrum).
Ø 1 tulang tungging (os
coccygis).
Gambar 03.Bagian-bagian tulang
panggul.
2.
Bagian lunak = Diafragma pelvis, dibentuk oleh :
Ø
Pars muskulus levator ani.
Ø
Pars membranasea.
Ø
Regio perineum.
Bentuk
Panggul Wanita
Menurut
Caldwell dan Molloy terdapat 4 bentuk panggul pada wanita. Bentuk panggul ini akan
menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan. Bentuk-bentuk tersebut adalah
:
1. Panggul Ginekoid.
2. Panggul Android.
3. Panggul Anthropoid.
4. Panggul Platipeloid.
Gambar 04. 4 bentuk
panggul wanita.
Tulang
panggul yang terdiri dari 4 buah tulang berhubungan erat melalui persendian. Di
samping persendian tulang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat berupa
ligamentum sehingga seluruhnya merupakan dan membentuk jalan lahir yang kuat.
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang tersebut adalah :
1.
Permukaan
belakang tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum sacro-iliaka posterior.
2.
Permukaan depan tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum
sacro-iliaka anterior, Ligamentum illiolumbalis, Ligamentum sacro-iliaka
interossea.
3.
Tulang sacrum ke spina ischiadica : Ligamentum sacrospinosum.
4.
Tulang sacrum ke tuber ossis ischiadica : Ligamentum sacrotuberosum.
5.
Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh : Simfisis Pubis.
Panggul
Kecil (Pelvis Minor)
Panggul
kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti penting karena merupakan tempat alat
reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong
dengan luas bidang yang berbeda-beda, sehingga dapat menentukan posisi dan
letak bagian terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri
khas jalan lahir adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari 4 bidang, Pintu atas panggul,
Bidang terluas panggul, Bidang tersempit panggul, Pintu bawah panggul.
2. Jalan lahir merupakan
corong yang melengkung ke depan (Sumbu Carus).
Gambar 05. Sumbu Carus
a. Pintu
Atas Panggul
Pintu
atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping dan dibatasi oleh
:
· Promontorium
· Sayap os sakrum
· Linea terminalis kiri dan kanan
· Pinggir atas simfisis pubis
Gambar 06. Tulang
panggul wanita.
Pada
pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu :
· Ukuran muka belakang (Conjugata
Vera) : Panjangnya sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara
langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui pengukuran Conjugata
diagonalis. Panjang Conjugata diagonalis antara promontorium dan tepi bawah
simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5 CM.
· Ukuran melintang (Diameter
Transversa) : Jarak antara kedua linea terminalis (12,5
cm).
· Ukuran serong (Diameter
Obliqua) : Jarak antara artikulasio sacro-iliaka menuju
tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada
wanita yang masih hidup.
b. Bidang
Luas Panggul
Bidang
terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan simfisis menuju pertemuan
tulang belakang (Os sacrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka belakangnya 12,75 cm
dan ukuran melintang 12,5 cm. Dalam proses persalinan bidang ini tidak
menimbulkan kesukaran.
c. Bidang
Sempit Panggul
Bidang
sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir, membentang setinggi tepi
bawah simfisis menuju kedua spina ischiadica dan memotong tulang sakrum
setinggi 1-2 cm di atas ujungnya.
Ukuran
muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran melintangnya sebesar 10 cm.
d. Pintu
Bawah Panggul
Pintu
bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama yaitu :
Segitiga
depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis.
Segitiga
belakang : dasarnya tuber ossis dan dibatasi oleh os sacrum.
Ukuran-ukuran
pintu bawah panggul adalah :
Ukuran
muka belakang : Tepi
bawah simfisis menuju ujung tulang sakrum (11,5 cm).
Ukuran
melintang
: Jarak antara tuber ischiadica kanan dan kiri sebesar 10-10,5 cm.
Diameter
sagitalis posterior : Ujung tulang sakrum ke pertengahan ukuran melintang 7,5
cm.
Sistem
Bidang Hodge
Untuk
menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar panggul. Hodge
menentukan bidang penurunan sebagai berkut :
Hodge
I : bidang yang
sana dengan pintu atas panggul.
Hodge
II : bidang yang sejajar dengan
H I setinggi tepi bawah simfisis.
Hodge
III : bidang yang sejajar dengan H II
setinggi spina ischiadica.
Hodge
IV : bidang yang sejajar dengan H III
setinggi ujung tulang sacrum.
Persalinan
pervaginam yang aman dengan trauma minimal, bila penurunan terendah telah
melampaui batas H III.
3.2
Alat Reproduksi Pria dan Wanita
A. ALAT REPRODUKSI WANITA DAN FUNGSINYA
Alat-alat
reprofroduksi wanita yaitu :
GENETALIA EKSTERNA
a) Mons Veneris
Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b) Labia Mayora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
c) Labia Minora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
d) Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
e) Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f) Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar.
Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b) Labia Mayora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
c) Labia Minora
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
d) Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
e) Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f) Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar.
GENETALIA INTERNA
a) Vagina
Berfungsi sebagai :
Berfungsi sebagai :
1. Saluran
keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus.
2. Alat
untuk bersenggama.
3. Jalan
lahir bayi waktu melahirkan.
b) Uterus
Berfungsi sebagai:
Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil dan memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.
c) Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
d) Ovarium
Berfungsi memproduksi ovum
e) Ligamentum
Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.
Berfungsi sebagai:
Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil dan memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.
c) Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
d) Ovarium
Berfungsi memproduksi ovum
e) Ligamentum
Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.
B. ALAT REPRODUKSI PRIA DAN FUNGSINYA.
Alat-alat reproduksi pria yaitu:
GENETALIA EKSTERNA
a) Penis.
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi
b) Skrotum
berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu.
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi
b) Skrotum
berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu.
GENETALIA INTERNA
a) Testis
Berfungsi sebagai :
Memproduksi sperma dan tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan.
b) epididimis
Berfungsi sebagai:
1. Menghubungkan testis dengan saluran vas deferens.
2. Memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan.
a) Testis
Berfungsi sebagai :
Memproduksi sperma dan tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan.
b) epididimis
Berfungsi sebagai:
1. Menghubungkan testis dengan saluran vas deferens.
2. Memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan.
3. Menyempurnakan bentuk sperma.
c) vans deferens
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis dan sebagai tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
d) Vesika seminalis
Berfungsi sebagai :
1. Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum.
2. Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
e) Kelenjar prostat
Berfungsi sebagai :
Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain.
f) kelenjar bulbo uretralis
berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis dan sebagai tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
d) Vesika seminalis
Berfungsi sebagai :
1. Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum.
2. Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
e) Kelenjar prostat
Berfungsi sebagai :
Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain.
f) kelenjar bulbo uretralis
berfungsi mengsekresi cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.
3.3
Pembuluh Darah Tepi
Pembuluh
darah tepi ini merupakan darah yang menuju kembali ke jantung pada sistem
peredaran darah. Namun, ia tidak termasuk dalam pembuluh darah pulmonalis sebab
darah tepi ini bersifat deoxygenated, artinya kaya akan karbondioksida yang
diserap di jaringan-jaringan tubuh ketika oksigen dilepas.
Darah
tepi cenderung lebih hangat daripada darah yang berasal dari arteri karena
kandungan pH yang dimilikinya lebih rendah, sedikit kandungan glukosa, campuran urea yang cukup banyak,
dan produk-produk limbah lainnya. Darah tepi dapat diambil sampelnya dengan
phlebotomy atau venesection, dimana sedikit saja darah yang diambil
melalui penusukan jari (fingerprick). Kebanyakan laboratorium pemeriksaan medis
telah memiliki metode seperti itu, namun tidak termasuk Arterial Blood
Gases (ABG).
Seringkali
digambarkan dengan warna biru pada diagram scientific, darah tepi
seringkali muncul dan terlihat pada kulit. Namun, darah tepi berwarna merah
gelap sementara darah arteri berwarna merah terang, dan itulah yang menjadi
perbedaan di antara mereka. Hal itu sebenarnya dikarenakan fenomena panjang gelombang
cahaya saat warna biru tersebut dilihat. Itu juga ada hubungannya dengan
refleksi cahaya dari luar jaringan venous, terutama jika pembuluh berada
di kedalaman 0.02 inci atau lebih.
Oxyhemoglobin dan deoxyhemoglobin keduanya
merupakan penyebab dari perbedaan warna tersebut. Warna merah disebabkan adanya
atom besi pada heme. Ketika darah tepi digambar untuk
tes medis, warna merah gelap dapat dideteksi. Namun jika dikeluarkan dan
dilihat di luar tubuh, warna tersebut akan menjadi merah terang.
3.4
Kardiovaskular
Kardiovaskular
merupakan suatu istilah untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung
(kardio) dan pembuluh darah (vaskular). Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskular, dan penyakit vaskular perifer.
Penyakit jantung koroner adalah
penyakit pembuluh darah yang mensuplai jantung. Implikasinya meliputi infark
miokard (serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung
abnormal).
Penyakit
serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai otak.
Implikasinya meliputi stroke (kerusakan sel otak karena kurangnya suplai darah)
dan transient ischaemic attack (kerusakan sementara pada penglihatan,
kemampuan berbicara, rasa atau gerakan).
Penyakit
vaskular perifer adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki
yang berakibat rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit
karena kram otot kaki saat olah raga.
Penyebab
penyakit kardiovaskular :
Serangan
jantung dan stroke terutama disebabkan oleh aterosklerosis (penumpukan lemak)
pada dinding arteri pembuluh darah yang mensuplai jantung dan otak. Deposit
lemak yang bertumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan
membesar dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah.
Akhirnya pembuluh darah akan mengeras dan bersifat kurang lentur.
Gangguan
kardiovaskular yang disebabkan aterosklerosis dikaitkan dengan berkurangnya
aliran darah karena jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup.
Hambatan aliran darah selanjutnya dapat berakibat pada episode kardiovaskular
yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke.
Adanya
sumbatan darah juga dapat menyebabkan terjadinya robekan jaringan di arteri
yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah
sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Terdapat
sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular. Faktor risiko ini dibagi menjadi
dua kelompok, yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. 80
persen penyakit jantung koroner dan
serebrovaskular disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Faktor
risiko yang dapat dikendalikan meliputi kadar kolesterol darah yang tinggi
(hiperkolesterolemia), hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dan gaya hidup
(kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol berlebihan). Sementara faktor risiko
yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
Faktanya,
sekitar 75 persen penyakit kardiovaskular di seluruh dunia disebabkan oleh
faktor risiko konvensional termasuk obesitas, kurang aktivitas fisik, dan
penggunaan tembakau (merokok). Sementara di negara maju, sepertiga penyakit kardiovaskular disebabkan lima faktor risiko
yakni tembakau, alkohol, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan obesitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
· Secara anatomi
bentuk tulang panggul wanita berbeda dengan pria.
· Wanita memiliki
tulang panggul yang lebih lebar untuk memudahkan jalan lahir.
· Tulang panggul
wanita memiliki 4 macam bentuk yang berbeda.
· Bagian
genetalia eksterna wanita lebih banyak dari pria
·
Pembuluh darah tepi merupakan
darah yang menuju kembali ke jantung, ia tidak termasuk dalam pembuluh darah pulmonali.
·
Darah tepi bersifat deoxygenated,
artinya kaya akan karbondioksida yang diserap di jaringan-jaringan tubuh
ketika oksigen dilepas.
·
Kardiovaskular merupakan suatu
istilah untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan pembuluh
darah (vaskular).
·
Ada 3 bentuk penyakit kardiovaskular, yakni penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskular, dan penyakit vaskular perifer.
4.2 SARAN
Pengetahuan
mengenai sistem reproduksi dan hal-hal yang berkaitan dengan proses kehamilan
dan persalinan sangatlah penting untuk dipahami. Hal ini untuk mencegah
timbulnya berbagai gangguan kesehatan akibat kekurangtahuan mengenai hal
tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya pengetahuan seperti tersebut di atas tidak
hanya diketahui oleh praktisi yang berkecimpung dalam profesi kesehatan dan
persalinan saja, namun perlu disosialisasikan ke masyarakat umum. Peran
pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan sangat penting dalam program
sosialisasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar