Makalah
Kisah nabi yunus as,nabi zakaria as, nabi yahya as,nabi isa as, nabi Muhammad saw
Disusun oleh kelompok 6 yang terdiri
dari :
1. Sangia amirullah a.a
2. La ode Muhammad iqbal n.
3. La ode sayfullah m.
4. Yasir saleh arafah
5. Uli
Smp negeri 2 raha Tahun pelajaran 2015/2016
Kisah nabi yunus as
Beliau adalah Nabi yang mulia yang
bemama Yunus bin Mata. Nabi Muhammad saw berkata: "Janganlah kalian
membanding-bandingkan aku atas Yunus bin Mata."
Mereka menamakannya Yunus, Dzun Nun,
dan Yunan. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia yang diutus oleh Allah SWT
kepada kaumnya. Beliau menasihati mereka dan membimbing mereka ke jalan
kebenaran dan kebaikan; beliau mengingatkan mereka akan kedahsyatan hari kiamat
dan menakut-nakuti mereka dengan neraka dan mengiming-imingi mereka dengan
surga; beliau memerintahkan mereka dengan kebaikan dan mengajak mereka hanya
menyembah kepada Allah SWT.
Nabi Yunus senantiasa menasihati
kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di antara mereka. Datanglah
suatu hari kepada Nabi Yunus di mana beliau merasakan keputusasaan dari
kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah pada mereka namun mereka tidak
beriman. Kemudian beliau keluar dalam keadaan marah dan menetapkan untuk
meninggalkan mereka. Allah SWT menceritakan hal itu dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun
(Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami
tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia menyeru dalam keadaan yang
sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha
Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang lalim.'" (QS. al-Anbiya': 87)
Tidak ada seorang pun yang
mengetahui gejolak perasaan dalam diri Nabi Yunus selain Allah SWT. Nabi Yunus
tampak terpukul dan marah pada kaumnya. Dalam keadaan demikian, beliau
meninggalkan kaumnya. Beliau pergi ke tepi laut dan menaiki perahu yang dapat
memindahkannya ke tempat yang lain. Allah SWT belum mengeluarkan keputusan-Nya untuk
meninggalkan kaumnya atau bersikap putus asa dari kaumnya. Yunus mengira bahwa
Allah SWT tidak mungkin menurunkan hukuman kepadanya karena ia meninggalkan
kaumnya. Saat itu Nabi Yunus seakan-akan lupa bahwa seorang nabi diperintah
hanya untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Namun keberhasilan atau tidak
keberhasilan dakwah tidak menjadi tanggungjawabnya. Jadi, tugasnya hanya
berdakwah di jalan Allah SWT dan menyerahkan sepenuhnya masalah keberhasilan
atau ketidakberhasilannya terhadap Allah SWT semata.
Terdapat perahu yang berlabuh di
pelabuhan kecil. Saat itu matahari tampak akan tenggelam. Ombak memukul tepi
pantai dan memecahkan batu-batuan. Nabi Yunus melihat ikan kecil sedang
berusaha untuk melawan ombak namun ia tidak mengetahui apa yang dilakukan. Tiba-tiba
datanglah ombak besar yang memukul ikan itu dan menyebabkan ikan itu
berbenturan dengan batu. Melihat kejadian ini, Nabi Yunus merasakan kesedihan.
Nabi Yunus berkata dalam dirinya: "Seandainya ikan itu bersama ikan yang
besar barangkali ia akan selamat. Kemudian Nabi Yunus mengingat-ingat kembali
keadaannya dan bagaimana beliau meninggalkan kaumnya. Akhirnya, kemarahan dan
kesedihan beliau bertambah.
Nabi Yunus pun menaiki perahu dalam
keadaan guncang jiwanya. Beliau tidak mengetahui bahwa beliau lari dari
ketentuan Allah SWT menuju ketentuan Allah SWT yang lain; beliau tidak membawa
makanan dan juga kantong yang berisi bawaan atau perbekalan, dan tidak ada
seorang pun dari teman-temannya yang menemaninya; beliau benar-benar sendirian;
beliau melangkahkan kakinya di atas permukaan perahu.
Si nahkoda perahu bertanya
kepadanya: "Apa yang engkau inginkan?" Mendengar pertanyaan itu, Nabi
Yunus pun bangkit: "Saya ingin untuk bepergian dengan perahu-perahu
kalian. Apakah kita berlayar dalam waktu yang lama?" Nabi Yunus
menampakkan suara yang penuh kemarahan, rasa takut, dan kegelisahan. Nahkoda
itu berkata sambil mengangkat kepalanya: "Kita akan berlayar meskipun air
tampak sedang pasang." Nabi Yunus berkata dengan mencoba sabar dan menyembunyikan
kegelisahannya: "Tidakkah engkau mendahului agar jangan sampai pasang itu
terjadi wahai tuanku?" Si nahkoda berkata: "Laut kita biasanya
terkena pasang, maka ia akan segera mereda ketika melihat seorang musafir yang
mulia." Yunus bertanya: "Aku akan pergi bersama kalian dan berapa
ongkos perjalanan?" Si nahkoda menjawab: "Kami tidak menerima ongkos
selain emas." Yunus berkata: "Tidak jadi masalah."
Nahkoda itu memperhatikan Nabi
Yunus. Ia adalah seorang yang berpengalaman di mana ia sering mondar-mandir
dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain. Seringnya ia mengunjungi suatu
tempat ke tempat yang lain menjadikannya seorang lelaki yang mampu menangkap
perasaan manusia. Nahkoda itu merasakan dan mengetahui bahwa Nabi Yunus lari
dari sesuatu. Nahkoda itu membayangkan bahwa Nabi Yunus melakukan suatu
kesalahan tetapi ia tidak berani untuk mengungkapkan kesalahan kepada pelakunya
kecuali jika pelakunya seorang yang bangkrut. Ia meminta kepada Nabi Yunus
untuk membayar ongkos sebanyak tiga kali lipat dari vang biasa dibayar musafir.
Nabi Yunus saat itu merasakan kesempitan dalam dadanya dan diliputi dengan
kemarahan yang keras dan keinginan kuat untuk meninggalkan negerinya sehingga
ia pun memberikan apa yang diminta oleh si nahkoda.
Nahkoda itu memperhatikan
kepingan-kepingan emas yang ada di tangannya dan ia menggigit sebagaiannya
dengan giginya. Barangkali ia akan menemukan potongan emas yang palsu namun ia
tidak menemukannya. Nabi Yunus hanya berdiri menyaksikan semua itu sementara
dadanya tampak terombang-ambing: terkadang naik dan terkadang turun laksana
ayunan. Nabi Yunus berkata: "Tuanku tentukan bagiku kamarku. Aku tampak
letih dan ingin istirahat sebentar." Si nahkoda berkata: "Memang itu
tampak di raut wajahmu. Itu kamarmu," sambil ia menunjuk dengan tangannya.
Kemudian Nabi Yunus membaringkan diri di atas kasur dan beliau berusaha untuk
tidur tetapi usahanya itu sia-sia. Adalah gambar ikan kecil yang hancur
berbenturan dengan batu menyebabkan beliau tidak dapat tidur dengan tenang.
Nabi Yunus merasakan bahwa atap kamar akan jatuh menimpa dirinya. Akhirnya,
Nabi Yunus tidur di atas kasurnya di mana kedua bola matanya berputar-putar di
atas atap kamar tetapi pandangan-pandangannya yang gelisah itu tidak menemukan
tempat perlindungan. Tempat tinggalnya di kamar itu dan atapnya dan
sisi-sisinya tampak semuanya akan runtuh. Nabi Yunus pun mulai mengeluh dan
berkata: "Demikian juga hatiku yang tergantung dalam jiwaku."
Demikianlah, terjadi suatu
pergulatan penderitaan yang hebat dalam diri Nabi Yunus saat ia terbaring di
atas ranjangnya. Penderitaan yang keras cukup memberatkannya sehingga beliau
pun bangkit kembali dari tempat tidurnya tanpa sebab yang dapat dipahami. Dan
tibalah waktu pasang. Perahu melemparkan tali-talinya. Kemudian perahu itu
berjalan sepanjang siang dan ia memecah airnya dengan tenang, dan angin pun
bertiup padanya dengan sangat lembut dan baik. Lalu kegelapan menyelimuti
perahu itu dan tiba-tiba lautan pun berubah. Bertiuplah angin yang cukup
kencang yang sangat mengerikan yang nyaris menghancurkan perahu dan bergolaklah
ombak yang cukup dahsyat laksana orang yang kehilangan akalnya. Ombak itu
meninggi bagaikan gunung dan menurun bagaikan lembah.
Mulailah gelombang ombak menyapu
permukaan perahu sehingga para awak perahu itu pun mulai terkena air. Dan di
belakang perahu itu terdapat ikan paus yang besar yang mulai mengintai. Ia
membuka mulutnya. Kemudian terdapat perintah kepada ikan paus itu untuk
bergerak menuju permukaan laut. Ikan paus itu menaati perintah dari Allah SWT
dan ia segera menuju permukaan laut. Ia mulai mengikuti perahu itu sebagaimana
perintah yang diterimanya. Angin yang keras tetap bertiup kemudian kepala
perahu mengisyaratkan dengan tangannya agar beban perahu dikurangi. Dan angin
semakin bertiup kencang. Sementara itu, Nabi Yunus merasakan ketakutan. Dalam
tidurnya beliau melihat segala sesuatu berguncang di kamarnya. Beliau berusaha
berdiri tegak, tetapi tidak mampu. Kemudian kepala perahu berteriak dan
berkata: "Sungguh angin kencang bertiup tidak seperti biasanya. Bersama kita
seseorang lelaki yang salah sehingga karenanya angin ini bertiup dengan
kencang. Kita akan melakukan undian pada semua awak. Barangsiapa yang namanya
keluar kami akan membuangnya ke lautan."
Nabi Yunus mengetahui bahwa ini
adalah tradisi dari tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh awak perahu jika
mereka menghadapi angin yang keras. Tetapi saat itu beliau terpaksa harus
meng-ikutinya. Episode penderitaan Nabi Yunus akan dimulai. Beliau adalah
seorang Nabi yang mulia tetapi harus tunduk pada hukum ala berhala yang
menganggap bahwa lautan mempunyai tuhan. Dengan kepercayaan itu, mereka
meyakini bahwa bertiupnya angin yang kencang akibat murka dari tuhan. Oleh
karena itu, harus diadakan upaya untuk menenangkan dan memuaskan tuhan-tuhan
yang mereka yakini itu. Nabi Yunus pun terpaksa mengikuti undian itu. Nama
beliau dimasukkan bersama dengan nama penumpang lainya, dan dilakukanlah
undian. Yang keluar justru namanya. Lalu diadakan undian yang kedua, dan kali
ini pun yang keluar nama Nabi Yunus. Akhirnya, diadakan undian yang ketiga.
Lagi-lagi yang keluar nama Nabi Yunus. Kemudian ditetapkan bahwa Nabi Yunus
harus dibuang ke lautan. Saat itu para awak penumpang memperhatikan Nabi Yunus.
Nabi Yunus mengetahui bahwa beliau berbuat kesalahan ketika meninggalkan kaumnya
dalam keadaan marah. Nabi Yunus mengira bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan
hukuman padanya. Namun ia dianggap salah karena meninggalkan kaumnya tanpa
izin-Nya. Allah SWT memberikan pelajaran kepadanya.
Nabi Yunus berdiri di samping perahu
dan melihat lautan yang dipenuhi dengan ombak yang mengerikan. Dunia saat itu
gelap dan di sana tidak ada cahaya bulan. Bintang-bintang bersembunyi di balik
kegelapan. Warna air tampak gelap dan hawa dingin menembus tulang. Alhasil, air
menutupi segala sesuatu. Kemudian nahkoda perahu berteriak: "Lompatlah
wahai musafir yang misterius." Tiupan angin semakin kencang. Nabi Yunus
berusaha menjaga keseimbangannya, dan beliau menampakkan keberaniannya saat
ingin terjun ke lautan. Nabi Yunus pun terjun dan berada di permukaan lautan
laksana sampang yang mengambang. Ikan paus berada di depannya. Ikan itu mulai
tersenyum karena Allah SWT telah mengirim padanya makanan malam. Kemudian ikan
itu menangkap Nabi Yunus di tengah-tengah ombak. Kemudian ikan itu kembali ke
dasar lautan. Ikan itu kembali dalam keadaaan puas setelah memenuhi perutnya.
Nabi Yunus sangat terkejut ketika
mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu membawanya ke dasar lautan dan
lautan membawanya ke kegelapan malam. Tiga kegelapan: kegelapan di dalam perut ikan,
kegelapan di dasar lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus merasakan bahwa
dirinya telah mati. Beliau mencoba menggerakan panca inderanya dan anggota
tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, beliau masih hidup. Beliau terpenjara
dalam tiga kegelapan.
Yunus mulai menangis dan bertasbih
kepada Allah. Beliau mulai melakukan perjalanan menuju Allah saat beliau
terpenjara di dalam tiga kegelapan. Hatinya mulai bergerak untuk bertasbih
kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Beliau mengatakan: "Tiada Tuhan selain Engkau
ya Allah. Wahai Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku termasuk orang yang menganiaya
diri sendiri." (QS. Hud: 87)
Ketika terpenjara di perut ikan,
beliau tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri tampak kelelahan saat
harus berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar lautan.
Sementara itu, Nabi Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Beliau tidak
henti-hentinya bertasbih dan tidak henti-hentinya menangis. Beliau tidak makan,
tidak minum, dan tidak bergerak. Beliau berpuasa dan berbuka dengan tasbih.
Ikan-ikan yang lain dan tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk yang hidup di dasar
lautan mendengar tasbih Nabi Yunus. Tasbih itu berasal dari perut ikan paus
ini. Kemudian semua makhluk-makhluk itu berkumpul di sekitar ikan paus itu dan
mereka pun ikut bertasbih kepada Allah SWT. Setiap dari mereka bertasbih dengan
caranya dan bahasanya sendiri.
Ikan paus yang memakan Nabi Yunus
itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih begitu riuh dan gemuruh. Ia
menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar yang dihadiri oleh
ikan-ikan dan hewan-hewan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir semuanya
bertasbih kepada Allah SWT dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama
mereka bertasbih kepada Allah SWT. Dan ia mulai menyadari bahwa ia sedang
menelan seorang Nabi. Ikan paus itu merasakan ketakutan tetapi ia berkata dalam
dirinya mengapa aku takut? Bukankah Allah SWT yang memerintahkan aku untuk
memakannya. Nabi Yunus tetap tinggal di perut ikan selama beberapa waktu yang
kita tidak mengetahui batasannya. Selama itu juga beliau selalu memenuhi
hatinya dengan bertasbih kepada Allah SWT dan selalu menampakkan penyesalan dan
menangis: "Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci.
Sesungguhnya aku termasuk orang yang menganiaya diri sendiri." Allah
SWT melihat ketulusan taubat Nabi Yunus. Allah SWT mendengar tasbihnya di dalam
perut ikan. Kemudian Allah SWT menurunkan perintah kepada ikan itu agar
mengeluarkan Yunus ke permukaan laut dan membuangnya di suatu pulau yang
ditentukan oleh Allah SWT.
Ikan itu pun menaati perintah Ilahi.
Tubuh Nabi Yunus merasakan kepanasan di perut ikan. Beliau tampak sakit, lalu
matahari bersinar dan menyentuh badannya yang kepanasan itu. Beliau berteriak
karena tidak kuatnya menahan rasa sakit namun beliau mampu menahan diri dan
kembali bertasbih. Kemudian Allah SWT menumbuhkan pohon Yaqthin, yaitu pohon
yang daun-daunnya lebar yang dapat melindungi dari sinar matahari. Dan Allah
SWT menyembuhkannya dan mengampuninya. Allah SWT memberitahunya bahwa kalau
bukan karena tasbih yang diucapkannya niscaya ia akan tetap tinggal di perut
ikan sampai hari kiamat.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Yunus
beriar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh
muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam
undian. Maka ia ditelan oleh ihan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya
ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan
tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan
dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus
orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan
hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. ash-Shaffat: 139-148)
"Dan (ingatlah kisah)
Dzunnun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu mereka menyangka
bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam
keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang-orang yang lalim.' Maka
Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. al-Anbiya': 87-88)
Kita sekarang ingin membahas masalah
yang menurut ulama disebut sebagai dosa Nabi Yunus. Apakah Nabi Yunus melakukan
suatu dosa dalam pengertian yang hakiki, dan apakah para nabi memang berdosa?
Jawabannya adalah: Para nabi adalah orang-orang yang maksum tetapi kemaksuman
ini tidak berarti bahwa mereka tidak melakukan sesuatu yang menurut Allah SWT
itu pantas mendapatkan celaan (hukuman). Jadi masalahnya agak relatif. Menurut
orang-orang yang dekat dengan Allah SWT: Kebaikkan orang-orang yang baik
dianggap keburukaan bagi al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan
Allah SWT). Ini memang benar. Sekarang, marilah kita amati kasus Nabi Yunus.
Beliau meninggalkan desanya yang banyak dipenuhi oleh orang-orang vang
menentang. Seandainya ini dilakukan oleh orang biasa atau oleh orang yang saleh
selain Nabi Yunus maka hal itu merupakan suatu kebaikan dan karenanya ia diberi
pahala. Sebab, ia berusaha menyelamatkan agamanya dari kaum yang durhaka.
Tetapi Nabi Yunus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada mereka.
Seharusnya ia menyampaikan dakwah di jalan Allah SWT dan ia tidak peduli dengan
hasil dakwahnya. Tugas beliau hanya sekadar menyampaikan agama. Keluarnya
beliau dari desa itu— dalam kacamata para nabi—adalah hal yang mengharuskan
datangnya pelajaran dari Allah SWT dan hukuman-Nya padanya.
Allah SWT memberikan suatu pelajaran
kepada Yunus dalam hal dakwah di jalan-Nya. Allah SWT mengutusnya hanya untuk
berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan beliau tidak perlu peduli dengan
kaumnya yang tidak mengikutinya dan karena itu beliau tidak harus menjadi sedih
dan marah. Nabi Luth tetap tinggal di kaumnya meskipun selama bertahun-tahun
berdakwah beliau tidak mendapati seorang pun beriman. Meskipun demikan, Nabi
Luth tidak meninggalkan mereka. Ia tidak lari dari keluarganya dan dari
desanya. Beliau tetap berdakwah di jalan Allah SWT sehingga datang perintah
Allah SWT melalui para malaikat-Nya yang mengizinkan beliau untuk pergi. Saat
itulah beliau pergi. Seandainya beliau pergi sebelumnya niscaya beliau akan
mendapatkan siksaan seperti yang diterima oleh Nabi Yunus. Jadi, Nabi Yunus
keluar tanpa izin. Lalu perhatikan apa yang terjadi pada kaumnya. Mereka telah
beriman setelah keluamya Nabi Yunus. Allah SWT berfirman:
"Dan mengapa tidak ada penduduk
suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus?
Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang
menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka
sampai waktu yang tertentu."
(QS. Yunus: 98)
Demikianlah, desa Nabi Yunus
beriman. Seandainya ia tetap tinggal bersama mereka niscaya ia akan
mengetahuinya dan hatinya menjadi tenang serta kemarahannya akan menjadi
hilang. Tampaknya beliau tergesa-gesa dan tentu sikap tergesa-gesa ini
berangkat dari keinginannya agar manusia beriman. Usaha Nabi Yunus untuk
meninggalkan mereka adalah sebagai ungkapan kebenciannya kepada mereka atas
ketidakimanan mereka. Maka Allah SWT menghukumnya dan mengajarinya bahwa tugas
seorang nabi hanya menyampaikan agama. Seorang nabi tidak dibebani urusan
keimanan manusia; seorang nabi tidak bertanggung jawab atas pengingkaran
manusia; dan seorang nabi tidak dapat memberikan hidayah (petunjuk) kepada
mereka. ♦
KISAH NABI ZAKARIA
Masa yang
dialami oleh Nabi Zakaria adalah masa yang aneh di mana banyak hal yang
berlawanan yang berhadap-hadapan dan saling bertentangan serta terlibat
pertarungan yang tidak pernah padam. Keimanan kepada Allah SWT bercahaya di
mesjid yang besar di Baitul Maqdis, sedangkan kebohongan memenuhi pasar-pasar
Yahudi yang bersebelahan dengan mesjid itu. Sudah menjadi tradisi dunia bahwa
segala sesuatu yang bertentangan mesti saling berhadapan pada: kebaikan
dengan kejahatan, cahaya dengan kegelapan, kebenaran dengan kebohongan, para
nabi dengan para pembangkang. Alhasil, segala sesuatu berhadapan untuk
mempertahankan kehidupan. Di masa yang kuno ini terdapat seorang nabi dan
seorang alim yang besar. Nabi yang dimaksud adalah Zakaria sedangkan seorang
alim besar yang Allah SWT memilihnya untuk salat di tengah-tengah manusia
adalah Imran. Imran adalah seorang suami dan istrinya sangat berharap untuk
melahirkan anak. Waktu pagi menyelimuti kota, keluarlah istri Imran untuk
memberikan makan kepada burung dan ia melihat pamandangan yang ada di sekitarnya
dan mulai merenungkannya. Di sana terdapat seekor burung yang memberi makan
anaknya dengan cara menyuapinya dan memberinya minum. Burung itu melindungi
anaknya di bawah sayapnya karena khawatir dari kedinginan. Ketika melihat
pemandangan itu, istri Imran berharap agar Allah SWT memberinya anak. Ia
mengangkat tangannya dan mulai berdoa agar Allah SWT menganugerahinya seorang
anak lelaki. Allah SWT mengabulkan doanya dan pada suatu hari ia merasa bahwa
ia sedang hamil lalu kegembiraan menyelimutinya dan ia bersMikur kepada Allah
SWT:
"(Ingatlah)
ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanhu, sesungguhnya aku telah menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan
berkhidmat (di Baitil Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Ali 'Imran: 35)
Ia bernazar
agar anaknya menjadi seorang pembantu di mesjid sepanjang hidupnya yang
mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada rumah-Nya, yaitu masjid. Lalu
tibalah hari kelahiran. Istri Imran melahirkan seorang anak perempuan. Istri
itu merasa terkejut karena ia menginginkan seorang anak lelaki yang dapat
mengabdi untuk mesjid dan beribadah di dalamnya. Ketika ia melihat bahwa
anaknya seorang perempuan, maka ia tetap menjalankan nazarnya, meskipun anak
lelaki bukan seperti anak perempuan:
"Maka
tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih
mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti
anak perempuan. Sesungguhnya ahu telah menamai dia Maryam." (QS. Ali Imran: 36)
Allah SWT
mendengar doa istri Imran; Allah SWT mendengar apa yang kita ucapkan dan apa
yang kita bisikkan dalam diri kita, bahkan apa yang kita inginkan untuk kita
ucapkan dan kita tidak melakukannya. Semua itu diketahui oleh Allah SWT.
Allah SWT mendengar bahwa istri Imran memberitahu-Nya bahwa ia melahirkan
anak perempuan dan Allah SWT lebih mengetahui tentang anak yang
dilahirkannya. Allah SWT-lah yang memilihkan jenis kelamin anak yang lahir di
mana Dia menciptakan anak laki-laki atau perempuan. Allah SWT mendengar bahwa
istri Imran berdoa kepada-Nya agar Dia menjaga anak perempuan ini yang
dinamakan Maryam dan juga menjaga keturunannya dari setan yang terkutuk:
"Dan
aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada
(pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. maka Tuhannya menerimanya
(sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan
pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya." (QS. Ali 'Imran: 36- 37)
Allah SWT
mengkabulakn doa istri Imran dan ibu Maryam. Allah SWT menyambut Maryam
dengan penyambutan yang baik dan memberinya keturunan yang baik. Allah SWT
berkehendak melalui rahmat-Nya untuk menjadikan perempuan ini sebagai wanita
terbaik di muka bumi dan menjadikan ibu dari seorang nabi yang kelahirannya
merupakan mukjizat terbesar seperti kelahiran Nabi Adam. Nabi Adam lahir
tanpa seorang ayah atau ibu, sedangkan Nabi Isa lahir tanpa seorang ayah.
Nabi Isa berasal dari ibu yang suci yang belum menikah, yang belum disentuh
oleh manusia.
Mula-mula
kelahiran Maryam mendatangkan sedikit problem. Imran telah mati sebelum
kelahiran Maryam dan para ulama di zaman itu dan para pembesar ingin mendidik
Maryam. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaan ini, yaitu
mendidik seorang perempuan dari seorang lelaki besar vang mereka hormati.
Zakaria berkata: "Biarkan aku yang mengasuhnya karena ia adalah kerabat
dekatku. Istriku adalah bibinya dan aku adalah seorang Nabi dari umat ini.
Aku lebih utama daripada kalian untuk mengasuhnya." Lalu para ulama dan
para guru berkata: "Mengapa tidak seorang di antara kami yang
mengasuhnya. Kami tidak akan membiarkan engkau mendapatkan keutamaan ini
tanpa persetujuan dari kami." Hampir saja mereka berselisih dan
bertarung kalau seandainya mereka tidak menyepakati diadakannya undian.
Yakni, seseorang yang mendapatkan undian, maka itulah yang akan mengasuh
Maryam.
Diadakanlah
undian. Maryam diletakkan di atas tanah dan diletakkan di sebelahnya
pena-pena orang-orang yang ingin mengasuhnya. Kemudian mereka menghadirkan
anak kecil lalu anak kecil itu mengeluarkan pena Zakaria. Zakaria berkata:
"Allah SWT memutuskan agar aku mengasuhnya." Para ulama dan para
Syekh berkata: "Tidak, undian harus dilakukan tiga kali." Mereka
mulai berpikir tentang undian yang kedua. Setiap orang mengukir namanya di
atas pena kayu dan mereka berkata, kita akan melemparkan pena-pena kita di
sungai, maka siapa yang penanya menantang arus, itulah yang menang:
"Padahal
kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah
mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam.
Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa." (QS. Ali 'Imran: 44)
Mereka pun
melemparkan pena-pena mereka di sungai sehingga pena-pena itu berjalan
bersama arus, kecuali pena Zakaria yang menantang arus. Zakaria merasa bahwa
mereka akan puas tetapi mereka bersikeras untuk mengadakan undian yang ketiga
kali. Mereka berkata: "Kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai.
Pena yang berjalan bersama arus, maka itulah yang akan mengasuh Maryam."
Mereka pun melemparkan pena-pena mereka dan semua berjalan menantang arus,
kecuali pena Zakaria. Akhirnya, mereka menyerah kepada Zakaria dan mereka
menyerahkan anak itu kepadanya agar Zakaria mengasuhnya. Nabi Zakaria mulai
mengasuh Maryam dan mendidiknya serta menghormatinya sampai ia dewasa. Maryam
memiliki tempat khusus di dalam mesjid. Ia mempunyai suatu mihrab yang di
situ ia beribadah. Jarang sekali ia meninggalkan tempatnya. Ia selalu
beribadah dan salat di dalamnya serta berzikir dan bersyukur dan menuangkan
cintanya kepada Allah SWT. Terkadang Zakaria mengunjunginya di mihrab.
Tiba-tiba, pada suatu hari Zakaria menemuinya dan ia melihat sesuatu yang
mencengangkan. Saat itu musim panas tetapi Nabi Zakaria menemui di tempat
Maryam buah-buahan musim dingin, dan pada kesempatan yang lain ia menemui
buah-buahan musim panas sedangkan saat itu musim dingin. Zakaria bertanya
kepada Maryam: "Darimana datangnya rezeki ini?" Maryam menjawab:
"Bahwa itu berasal dari Allah SWT." Pemandangan seperti ini
berulang lebih dari sekali:
"Setiap
Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya." (QS. Ali 'Imran: 37)
Nabi Zakaria
adalah seorang tua dan rambutnya sudah dikelilingi uban. Ia merasa bahwa
tidak lama lagi hidupnya akan berakhir dan istrinya, bibi Maryam, adalah
seseorang wanita tua sepertinya yang belum melahirkan seseorang pun dalam
hidupnya karena ia wanita yang mandul. Nabi Zakaria menginginkan agar ia
mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi ilmunya dan akan
menjadi nabi yang dapat membimbing kaumnya dan berdakwah kepada mereka untuk
mengikuti Kitab Allah SWT.
Zakaria tidak
menyampaikan keinginan ini kepada seseorang pun, bahkan kepada istrinya,
tetapi Allah SWT mengetahuinya sebelum pikiran itu disampaikan. Pada pagi itu
Zakaria menemui Maryam di mihrabnya, lalu ia mendapati buah-buahan yang
sebenarnya sudah tidak musim. Zakaria bertanya kepada Maryam:
"Zakaria
berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?"
Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Di sanalah
Zakaria berdoa kepada Tuhannya." (QS. Ali 'Imran: 37-38)
Zakaria
berkata pada dirinya Maha Suci Allah SWT dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Lalu kerinduan mulai menyelimuti hatinya dan ia mulai menginginkan
keturunan. Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya:
"(Yang
dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya
Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia
berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engka u, ya
Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeningalku, sedang
istriku adalah seseorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putra, yang akmi mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub;
dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorangyang diridahi. " (QS. Maryam: 2-6)
Nabi Zakaria
meminta kepada Penciptanya tanpa mengangkat suara keras-keras agar Dia
memberinya seorang lelaki yang mewarisi kenabian dan hikmah serta keutamaan
dan ilmu. Nabi Zakaria khawatir kaumnya akan tersesat setelahnya di mana
tidak ada seorang nabi setelahnya. Allah SWT mengkabulkan doa Zakaria. Belum
lama Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT hingga malaikat memanggilnya saat
ia salat di mihrab:
"Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah
menciptakan orang yang serupa dengan dia." (QS. Maryam: 7)
Zakaria kaget
dengan berita ini, bagaimana ia dapat memiliki seorang anak. Karena saking
gembiranya Zakaria sangat terguncang dan dengan penuh keheranan ia bertanya:
"Ya
Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang
mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua."
(QS. Maryam: 8)
Ia heran
bagaimana ia dapat melahirkan sementara ia sudah tua dan istrinya pun wanita
yang mandul:
"Tuhan
berfirman: 'Demikianlah.' Tuhan berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan
sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu)
belum ada sama sekali." (QS. Maryam; 9)
Para malaikat
memberitahunya bahwa ini terjadi karena kehendak Allah SWT dan kehendak-Nya
pasti terlaksana. Tidak ada sesuatu pun yang sulit bagi Allah SWT. Segala
sesuatu yang diinginkan di alam wujud ini pasti terjadi. Allah SWT telah
menciptakan Zakaria sebelumnya dan beliau pun sebelumnya tidak pernah ada.
Segala sesuatu diciptakan Allah SWT hanya dengan kehendak-Nya:
"Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah herkata kepadanya:
'Jadilah!', maka jadilah ia. " (QS. Yasin: 82)
Hati Nabi
Zakaria dipenuhi rasa syukur kepada Allah SWT dan ia pun memuji-Nya. Lalu ia
meminta kepada Allah SWT agar memberinya tanda-tanda:
"Zakaria
berkata: Ya Tuhanku, berilah suatu tanda.' Tuhan berfirman: 'Tanda bagimu
adalah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga
malam, padahal kamu sehat.' Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu
ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang." (QS.
Maryam: 10-11)
Allah SWT
memberitahunya bahwa akan terjadi tiga hari di mana di dalamnya ia tidak
mampu berbicara, padahal saat itu ia sehat-sehat saja tidak sakit. Jika hal
ini terjadi padanya, maka hendaklah ia yakin bahwa istrinya hamil dan bahwa
mukjizat Allah SWT benar-benar terwujud. Kemudian hendaklah saat itu ia
berbicara kepada manusia melalui isyarat dan banyak bertasbih kepada Allah
SWT di waktu pagi dan sore.
Zakaria
keluar pada suatu hari kepada manusia dan hatinya dipenuhi dengan syukur. Ia
ingin berbicara dengan mereka namun ia mengetahui bahwa ia tidak mampu
berbicara. Zakaria mengetahui bahwa mukjizat Allah SWT telah terwujud lalu ia
mengisyaratkan kepada kaumnya agar mereka bertasbih kepada Allah SWT di waktu
pagi dan sore. Ia pun selalu bertasbih kepada Allah SWT dalam hatinya.
Zakaria merasakan kegembiraan yang sangat dalam. Malaikat memberitahunya
tentang kelahiran seorang anak lelaki yang Allah SWT menamakannya Yahya.
Untuk pertama kalinya kita di hadapan seorang anak yang ayahnya tidak
memberikan nama kepadanya dan ibunya pun tidak memilihkan nama untuknya,
tetapi Allah SWT-lah yang memberinya nama. Dengan kemuliaan yang agung ini,
Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada Zakaria bahwa anaknya Yahya akan
membenarkan kalimat Allah SWT dan akan menjadi seorang yang mulia dan seorang
Nabi dari orang-orang yang saleh.
Zakaria
gemetar, karena saking gembiranya. Air matanya mulai berlinangan dan
jenggotnya yang putih mulai basah. Ia salat kepada Allah SWT sebagai tanda
syukur atas pengkabulan doanya dan kelahiran Yahya.♦
|
KISAH NABI YAHYA
Allah
SWT berfirman:
"Di
sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: 'Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
doa. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri
melakukan salat di mihrab (katanya): 'Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang
datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang
nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (QS. Ali 'Imran: 38-39)
"Hai
Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan
kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak, dan rasa belas kasihan yang
mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang
bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang
yang sombong dan durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia diiahirkan,
dan pada hari itu ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali." (QS. Maryam: 12-15)
"Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan dia."
(QS. Maryam: 7)
Inilah
Yahya seorang Nabi yang Allah SWT bersaksi bahwa sebelumnya tak seorang pun
yang serupa dengannya. Yaitu seorang Nabi yang Allah SWT berkata tentangnya:
"Dan
rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami." (QS. Maryam: 13)
Sebagaimana
Khidir diberi ilmu dari sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta dari sisi
Allah SWT. Al-Hanan ialah ilmu yang luas yang terkandung di dalamnya
sesuatu kecintaan yang dalam terhadap makhluk dan alam. Hanan ialah
salah satu dari tingat cinta vang bersumber dari ilmu. Yahya adalah seorang
Nabi yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya
mengungkapkan cinta kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia,
burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya
tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang disampaikannya
di istana raja yang lalim. Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari
pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya hidup sezaman
dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).
Ada
hadis yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari.
Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya.
Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku. Yahya berkata: "Mintakanlah
ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih baik daripada aku." Isa berkata:
"Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam
kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu." Kisah tersebut
menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S"WT menyampaikan salam kepadanya
pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia dibangkitkan
kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah pergi dan
menemui para sahabatnya. Pada suatu hari, beliau mendapau mereka sedang
menyebut-nyebut keutamaan para nabi. Ada yang mengatakan, Musa kalimullah (seorang
nabi yang diajak bicara oleh Allah SWT). Ada yang mengatakan, Isa ruhullah (tiupan
ruh Allah SWT). Dan ada juga yang mengatakan, Ibrahim khalilullah (seorang
kekasih Allah SWT).
Demikianlah
para sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw menemui mereka.
Ketika Rasul saw mendapati mereka tidak menyebut nama Yahya, beliau berkata:
"Di manakah putra seorang syahid yang mendapatkan banyak penderitaan, yang
memakan pohon karena takut dosa, di manakah Yahya bin Zakaria."
Sementara
itu, datanglah musim semi di Palestina dan bumi tampak semakin menghijau dan
langit semakin terang. Bulan dengan cahayanya menembus puncak-puncak pohon dan
kebun. Bunga-bunga mawar dan jeruk semakin berkembang dan baunya tersebar ke
udara. Dan burung-burung yang sedang berterbangan tampak bernyanyi dan
melantunkan lagu-lagu kegembiraan di tengah-tengah suasana yang ceria dan penuh
keindahan.
Kemudian
lahirlah Yahya. Kelahiran Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau lahir pada
saat ayahnya Zakaria berusia lanjut sehingga tampak seakan-akan ia putus asa
karena tidak akan mempunyai keturunan. Beliau lahir melalui doa yang suci yang
bersumber dari hati Nabi Zakaria yang suci dan tulus. Nabi Yahya lahir di
tengah-tengah masa yang dipenuhi dengan puncak kesucian sebagaimana juga
dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak kesucian di
zamannya. Mihrabnya penuh dengan bau yang harum yang memancarkan
kalimat-kalimat salat yang terus menerus dan zikir yang bersumber dari hati
yang suci. Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang orang-orang yang salat dan
orang-orang mukmin yang berzikir. Namun nun jauh di sana kelaliman tetap
membunyikan genderangnya.
Yahya
dilahirkan dan masa kecilnya tidak seperti lazimnya masa yang dilalui oleh
anak-anak. Umumnya anak-anak saat itu bermain hal-hal yang tidak berguna,
sedangkan Yahya tampak serius sejak beliau kecil. Anak-anak kecil saat itu
merasa senang dan terhibur ketika mereka menyiksa binatang, sementara Yahya
justru memberi makan bintang-binatang dan burung dari makanannya sebagai bentuk
belas kasihan darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari daun-daun
pohon atau buahnya. Ketika beliau menginjak usia dewasa, maka cahaya wajahnya
semakin bersinar dan hatinya penuh dengan hikmah dan cinta kepada Allah SWT
serta kedamaian. Yahya adalah seseorang yang menyukai membaca sejak usia dini.
Beliau rajin membaca dan menggali ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT
memanggilnya: "Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
anak-anak."
Yahya
mendapatkan perintah—saat beliau masih kecil—untuk mengambil Kitab dengan
kekuatan. Yakni, hendaklah ia belajar kitab dengan penuh ketelitian, Yaitu
kitab syariat. Allah SWT memberinya kemampuan untuk mengetahui syariat dan
memutuskan perkara manusia saat beliau masih kecil. Yahya adalah orang yang
paling alim di zamannya dan paling banyak menerima hikmah. Beliau mempelajari
syariat secara sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat
beliau masih kecil. Beliau mampu menyelesaikan persoalan di antara manusia dan
menjelaskan mereka rahasia-rahasia agama, bahkan beliau mengenalkan merekajalan
kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan kesalahan atau kebatilan. Kemudian
Yahya semakin dewasa dan ilmunya makin bertambah serta kasih sayangnya pun
makin meningkat, baik kepada kedua orang tuanya maupun kepada binatang. Kasih
sayang Nabi Yahya meliputi segala sesuatu.
Beliau
mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa mereka; beliau memandikan mereka di
sungai Jordania agar mereka menyucikan diri mereka dengan taubat; beliau
mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Di sana tidak terdapat seseorang
yang ridak. suka kepada Yahya atau menginginkan keburukan baginya. Yahya adalah
seseorang yang sangat dicintai oleh masyarakatnya karena ia memang seorang yang
penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim, dan seorang yang berbudi
mulia. Beliau keluar dan pergi ke gunung dan kebun bahkan gurun dan tinggal di
dalamnya selama berbulan-bulan untuk menyembah Allah SWT dan menangis di
hadapan-Nya serta salat. Beliau merasakan kedamaian di daratan, bahkan beliau
tidak memperhatikan makanannya. Beliau makan dari daun-daun pohon dan minum
dari air sungai. Bahkan beliau makan belalang dan juga rumput. Beliau tidur di
gua mana pun yang ditemuinya di gunung dan lubang mana pun yang didapatinya di
bumi.
Terkadang
beliau masuk di suatu gua gunung lalu beliau menemukan binatang buas di
dalamnya seperti serigala atau singa namun karena kesibukannya dan
konsentrasinya saat berzikir kepada Allah SWT dan salat sehingga beliau tidak
lagi memperhatikan serigala atau singa. Serigala dan singa itu melihat Nabi
Yahya lalu mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang Nabi Allah SWT yang
sangat berbelas kasih kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu
menundukkan kepalanya dan meninggalkan tempat itu dengan tenang sehingga Nabi
Yahya tidak mendengar suara mereka.
Pada
kesempatan yang lain, Nabi Yahya memberi makan binatang-binatang buas dengan
penuh kasih sayang. Bahkan beliau tidak makan di malam harinya karena
makanannya diberikan kepada binatang-binatang itu. Beliau merasa puas saat
menjadikan salat dan zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum beliau memberi
makanan pada tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon. Beliau bermalam atau
bergadang dalam keadaan air matanya berlinangan saat berzikir kepada Allah SWT
dan tenggelam dalam lautan cinta dan bersyukur kepada-Nya. Ketika Nabi Yahya
berdiri di depan manusia untuk mengajak mereka menyembah Allah SWT, maka beliau
mampu membuat mereka menangis karena cinta dan khusuk. Beliau mampu
mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran yang dibawanya dan beliau menampakkan
bahwa beliau memang dekat dengan Allah SWT.
Pada
suatu hari, Nabi Yahya keluar menemui manusia. Mesjid tampak ramai dipenuhi
orang-orang. Nabi Yahya berdiri dan beliau mulai berbicara: "Sesungguhnya
Allah SWT memerintahkan aku untuk menyampaikan kalimat-kalimat yang telah aku
kerjakan dan aku telah memerintahkan kalian untuk juga mengerjakannya.
Hendaklah kalian menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Barangsiapa
yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya, maka ia seperti seorang
budak yang dibeli oleh majikannya lalu ia bekerja dan memberikan tenaganya
kepada tuan selain tuannya. Siapakah di antara kalian yang ingin memiliki budak
seperti itu. Dan aku memerintahkan kalian untuk melaksanakan salat.
Sesungguhnya Allah SWT melihat hamba-Nya saat ia salat. Oleh karena itu, jika
kalian salat, maka hendaklah kalian berusaha untuk khusuk. Aku pun
memerintahkan kalian untuk berpuasa, maka siapa yang melakukan demikian, maka
ia seperti seseorang lelaki yang mempunyai bingkisan dari misik yang baunya
harum. Setiap lelaki ini berjalan, maka akan terpancarlah bau harum misik
darinya. Aku pun memerintahkan kalian agar banyak melakukan zikir kepada Allah
SWT, maka orang seperti itu seperti seorang lelaki yang dicari-cari oleh
musuhnya lalu ia segera berlindung dalam benteng yang kuat. Dan benteng yang
paling kuat adalah zikrullah dan tiada keselamatan tanpa benteng itu."
Nabi
Yahya mengakhiri nasihatnya lalu ia turun dari mimbar dan kembali ke gurun. Di
gurun itu hanya terdapat pasir yang berterbangan dan tiada suara lain selain
suara angin dan napas pohon serta suara kaki-kaki binatang buas dan gerakan
batu-batu gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah kesunyian ini.
Beliau melaksanakan salat dan menangis.
Kemudian
terjadilah pergulatan hebat antara Nabi Yahya dan pemerintah yang berkuasa.
Salah seorang penguasa di zaman itu adalah seorang yang lalim dan sempit
akalnya. Kerusakan tersebar di istananya. Ia mendengar berita tentang Yahya. Ia
heran karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan dan penghormatan
yang luar biasa kepada Yahya sedangkan ia sebagai seorang raja tidak
mendapatkan penghormatan yang demikian besar.
Raja
tersebut ingin memperkosa istri saudaranya di mana ia mempunyai anak perempuan
yang memiliki kecantikan yang terkenal. Dalam cerita disebutkan bahwa anak
perempuan itu mampu melakukan tarian yang mengagumkan sambil memakai tujuh
helai baju. Setiap ia menari, maka terlepaslah setiap baju yang dipakainya dan
pada tarian yang terakhir, ia tampak dalam keadaan telanjang.
Raja
bertanya kepada Yahya, apakah ia boleh menikahi istri saudaranya. Yahya
menjawab, itu tidak diperbolehkan. Raja tetap berbicara kepada Yahya dan
mendesak kepadanya agar membolehkannya menikah dengan wanita yang disukainya
itu, dan hendaklah Yahya mencari solusi atau fatwa yang sangat memuaskannya.
Namun Yahya menolak keras untuk memenuhi permintaan raja itu. Kemudian Yahya
pun meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak marah kepada Yahya dan memerintahkan
agar Yahya dipenjara. Kemudian raja itu pun memperkosa istri saudaranya. Anak
perempuan wanita itu yang suka menari telah melihat Yahya saat ia berbicara
dengan raja. Anak perempuan itu sangat tertarik akan ketampanan Yahya dan
keagungan kepribadiannya.
Ringkasnya,
wanita yang ahli menari itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia pergi
menemui Yahya di penjaranya dan ia melihat Yahya dalam keadaan duduk salat dan
menangis. Wanita itu terus mengawasi Yahya saat beliau salat sampai selesai.
Lalu ia meletakkan dirinya di bawah kaki Yahya dan memintanya agar mencintainya
sebagaimana ia mencintai Yahya. Yahya menjawab bahwa di dalam hatinya tidak ada
cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita itu pun bangkit dari tempatnya
dalam keadaan putus asa. Ia meninggalkan Yahya dalam keadaan hatinya dipenuhi
kebencian padanya. Ia kembali ke istana raja.
Waktu
Isya telah berakhir. Raja mulai meminum minuman kesukaannya, yaitu khamr.
Wanita itu memberikan minum kepada raja. Saking banyaknya raja minum,
sampai-sampai raja merasa bahwa kepalanya seperti balon besar dan ia sebentar
lagi akan terbang. Di sanalah wanita penari itu segera memakai pakaian tarian
dan kembali kepada raja. Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya bertambah
besar dan wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat
musik sehingga wanita itu tampak menari dan menikmati tariannya. Pada tarian
ketujuh ia berhenti lalu membuka wajahnya sambil berkata kepada raja: "Wahai
tuanku, aku ingin bertanya sedikit kepadamu." Raja yang sedang mabuk itu
berkata: "Segala sesuatu yang engkau inginkan akan kuberikan kepadamu
sekarang juga." Wanita itu berkata: "Aku menginginkan kepala Yahya
bin Zakaria."
Mendengar
perkataan itu, raja segera sadar dari mabuknya lalu ia merasakan ketakutan. Ia
berkata kepadanya: "Mintalah kepadaku yang lain saja." Wanita itu
berkata: "Aku menginginkan darah Yahya bin Zakaria." Wanita ini
adalah simbol keburukan. Raja berkata sambil minum minuman keras yang keempat
kalinya setelah empat puluh kali: "Bunuhlah Yahya!" Akhirnya,
pemimpin pasukan raja mengeluarkan perintah kepada anak buahnya untuk
menghabisi Yahya. Kemudian Yahya menemui ajalnya secara tragis dan meneguk madu
syahadah.
Injil
Mata pada pasal yang keempat belas menyebutkan suatu riwayat sebagai berikut:
"Hirdus
telah menangkap Yuhana lalu ia menjebloskan ke dalam penjara karena Hirduya
istri dari saudaranya. Sebab Yuhana berkata kepadanya, engkau tidak boleh
mengambilnya sebagai istrimu. Ia ingin membunuh Yuhana tetapi ia khawatir
terhadap reaksi masyarakat karena mereka menganggapnya sebagai seorang Nabi.
Ketika diadakan acara kelahiran Hirdus salah seorang perempuan anak dari
Hirduya menari di tengah-tengah para hadirin sehingga Hirdus merasa kagum,
karenanya kemudian ia bersumpah bahwa apa pun yang diminta penari itu akan
diturutinya. Wanita itu berkata: "Berikanlah kepadaku kepala Yuhana."
Sebetulnya raja itu keberatan tetapi ia sudah terlanjur bersumpah dan
disaksikan orang-orang di sekitarnya, maka ia pun memerintahkan agar
perrnintaan wanita itu dituruti. Kemudian kepala Yuhana dikirim dari penjara,
dan diberikan kepada gadis itu, lalu gadis itu membawanya kepada ibunya."♦
Kisah Nabi Isa
Dunia Nabi ~ Maryam sejak kecil diasuh oleh mendiang nabi zakaria, ia
seorang gadis yang baik budi pekertinya, sesudah menginjak usia dewasa ia
selalu mengurung diri di tempat ibadah. Sama sekali tak pernah berhubungan
dengan orang lain. Pada suatu hari nabi zakaria menengok Maryam di tempatnya,
ia terkejut melihat aneka buah – buahan yang ada dalam kamarnya. Maryam
menjelaskan bahwa semua itu adalah karunia Allah swt. Nabi Zakaria percaya akan
hal itu, memang tidak mustahil Maryam yang suci, taqwa dan tunduk pada perintah
allah itu sehingga mendapat karunia berupa makanan dari sorga.
Pada suatu hari Maryam kedatangan malaikat yang mengatakan bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan anak laki – laki yang nantinya akan menjadi nabi dan Rasul. Setalah kedatangan Malaikat dan mendengar perkataannya bahwa Maryam akan mengandung, maka Maryam menjadi heran, bagaimana bisa ia mengandung padahal ia adalah seorang yang masih perawan, belum pernah bersuami akan mempunyai anak. Malaikat menjawab bahwa jika Allah menghendaki sesuatu cukuplah berkata : “jadilah” maka kehendak Nya pua akan jadi.
Maryam Mengasingkan Diri
Ternayata betul, tidak beberapa lama kemudian Maryam hamil,
segera saja ia jadi bahan pergujingan masyarakat di sekitarnya, ia dianggap
telah berbuat serong dengan lelaki lain. Sungguh tuduhan ini merupakan
hal yang menyakitkan bagi Maryam. Inilah salah satu dari ujian berat yang harus
dihadapi dengan iman yang teguh. Ia mengasingkan diri dari keramaian untuk
menghindari cemohan masyarakat, tak lama ia melahirkan bayinya di
bawah pohon kurma yang di berkahi Allah swt. Bayinya lahir dengan selamat,
sesudah itu pula kesehatannya pulih, Maryam kembali ke rumahnya dengan membawa
anak bayinya itu.
Sang Bayi Yang Menjelaskan semuanya
Berbagai pendapat dan tuduhan yang ditujukan kepada Maryam,
bagaimana ia seorang perawan yang tekun beribadah bisa melahirkan seorang
anak.? “tanyakanlah pada bayi itu sendiri.! Kata Maryam menjawab pertanyan
orang – orang di sekelilingnya. Walau merasa ragu dan menganggap Maryam tak
waras mereka bertanya pula kepada Isa, anak Maryam yang masih bayi itu. Tak
disangka Isa yang masih bayi itu menjawab atas kehendak Allah swt “
Aku; adalah hamba Allah,”akan diturunkan kepadaku Kitab Injil. Allah telah
memilihku menjadi seorang Nabi, yang akan menjadi orang dan mendatangkan berkah
serta mengajar untuk kebaikkan, memerintahku untuk mendirikan shalat dan
membayar zakat selama hidupku, berbuat baik kepada orang tuaku, tidak sombong
pada orang lain dan tidak tenggelam dalam maksiat. Allah memberiku keselamatan
pada hari lahirku dan kematianku dan juga pada hari kebangkitan pada hari
kiamat nati. ”Dengan demikian yakinlah mereka bahwa Maryam memang suci bersih
dari tuduhan mereka selama ini.
Kenabian Isa as
Sejak kecil Isa sudah menampakkan diri sebagai manusia
istimewa, kecerdasannya luar biasa dan setalah berumur 30 tahun ia diangkat
sebagai Nabi dan Rasul, sebelum itu telah diajarkan kepadanya Taurat dan Injil.
Dengan diangkatnya sebagai Rasul maka mulailah ia menyebarkan agama Islam kepada
kaumnya, menyeruhkan kaum Yahudi dan orang – orang Israil untuk kembali kepada
Allah, menyadarkan kesesatan mereka yang telah berani merubah Kitab Taurat
peninggalan Nabi Musa As.
Kabar Tentang Datangnya Nabi Akhir Zaman
Salah satu ajaran Nabi Isa as adalah kabar tentang adanya
nabi sesudahnya yaitu Ahmad atau Muhammad. Hal ini tersebutlah dalam Al Quran
surat Ashshaff : “sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
Kitab sebelum ku, yaitu kitab taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya
seorang Rasul yang akan datang sesudahku yaitu Ahmad ( Muhammad)”.
Pengikut Nabi Isa as
Hawariyun adalah para sahabat nabi Isa dan murid - murid yang
dekat, mereka inilah yang meneruskan dan menyebarkan ajaran nabi Isa as kepada
kaumnya.
Mu”jizat Nabi Isa as
Kedatangan nabi Isa as dengan ajarannya yang bersih dan benar
telah membuat tokoh – tokoh agama dari kalangan rahib Bani Israil terancam
kedudukannya, maka mereka minta bukti kebenaran beliau selaku utusan Allah.
Maka Allah memberikan Mu”jizat kepada nabi Isa untuk menguatkan ajarannya
antara lain: Nabi Isa membuat mainan burung dari tanah liat, setelah ditiup,
burung itu hidup dan terbang atas seizin Allah. Beliau dapat menyembuhkan orang
buta. Beliau dapat menyembuhkan orang yang terkena sakit sopak, dan dapat
menghidupkan orang mati. Bisa menceritakan jenis makanan yang di makan orang –
orang di rumah mereka dan juga makanan yang mereka simpan dan dapat menurunkan
makanan dari langit untuk menuruti kaumnya yang minta hidangan dari sorga.
Wafatnya Nabi Isa as
Pemerintah Romawi tidak menyukai kehadiran Nabi Isa as yang
dianggap membahayakan imperium mereka. Mereka bermaksud untuk membunuh
nabi Isa. Salah seorang murid Nabi Isa yang bernama Yudas berkhianat, dialah
yang menunjukkan tempat persembunyian nabi Isa. Tetapi Allah melindungi nabi
Isa, beliau diangkat ke langit, sedang Yudas yang berkhianat itu diserupakan
wajah dan penampilan seperti Nabi Isa, maka Yudas lah yang ditangkap dan
disalib tentara Romawi.
Menurut hadist shalih nabi Isa akan diturunkan ke dunia lagi menjelang hari kiamat.
Menurut hadist shalih nabi Isa akan diturunkan ke dunia lagi menjelang hari kiamat.
Kisah Nabi Muhammad Saw
Satu-satunya
rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw.
Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan
keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi
kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun
demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.
Kelahiran
Muhamad SAW
Nabi
Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun
Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah,
Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota
Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil
panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran
Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar
tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di
antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena
letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di
Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi
pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala
utama, Hubal. Mekah
kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan
realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi
Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 9 Rabi’ul Awwal,
pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun
Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur
kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk
menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April
tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman
Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.
Nabi
Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam
suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari
keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul
Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah
Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan
dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia
menikahi Aminah.
Ramalan
tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam
kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran
Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang
melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa
mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti
dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa
saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu
seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka
menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para
Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
- Masa Menyusui
Nabi
Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh
Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad
saw.
Masa
Kanak-kanak Rosullallah
Tidak
lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak
perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh
olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang
mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada
Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya
dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan
kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab
ibunya.
Sejumlah
hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi
nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya.
Halimah menyayangi baginda rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih
saying dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut
akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada
keluarga beliau.
Muhammad
SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan
teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang,
namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata
wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau terharu tampa jawaban yang pasti,
sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda
beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya
dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan
meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang
bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya
pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul
muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga
meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung
jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia
8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di
mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala
sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung
seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya
akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.
- Masa Remaja
Diriwayatkan
bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu
Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan
seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira.
Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya
dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad
SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya
penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi
dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau
dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada
usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau,
Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku
Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah.
Mereka
mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di
Ka’bah.
Beliau
membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan
melegakan hati mereka
Pernikahan
Nabi Muhammad Saw
Pada
masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari
hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini
diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar
kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri
Rasulullah Muhammad Saw
Adapun
Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti Jam’ah
- Aisyah Binti Abu Bakar ra
- Hafshah binti Umar ra
- Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab binti jahsyin
- Zainab binti Khuzaimah
- Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah binti Al-Haarits
- Sofiyah binti Huyay
Nabi
Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika
dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang
kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari
11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang
yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang
masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan
Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran
agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi
Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu
anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim,
yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh
seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat pada
saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah
Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan
tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau
akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan
sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada
Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata
bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang
pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau
mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena
cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan
Muhammad SAW
- Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh,
Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk
berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah..
Di
gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari
bertafakur.
Pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari
Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada
saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri
bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah
seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang
seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana,
remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan
ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu
kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan
kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1
sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia
merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan
turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah
sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama.
Peristiwa
turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang
nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah
al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir
bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika
hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi
yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta
istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi
:
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit
dan berilah peringatan!!
Dan
seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian
turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang
berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah
turun dalam satu suara.
Pengetahuan
Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi
Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar
nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan menyeru
kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah
mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa
sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada
kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan
memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau
mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi
Thalib.
Pada
permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan
masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak
anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam
memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan
berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi
gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan
semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap
kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan
sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi
menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha
orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk Negus (Raja)
agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah
meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn
Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan
isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti
Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya
Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika
Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta
malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil
Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan
kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu
juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke
langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali
dalam sehari.
Tatkala
banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang
berhaji ke Mekah.
Mereka,
yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama,
pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW
untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan
permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian,
delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus
serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah
Mereka
menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah
Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari
Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad
SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan
membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian
“Aqabah Kedua”.
Dalam
perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba,
sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat
beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman
rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun
nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul
nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah
Sementara
itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu
itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan.
Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah
menjadi Madinatun
Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota
yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian
itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi
merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama
sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin
Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah
- Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan
Negra Madinah
Setelah
tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda
dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala
agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi
terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi.
Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan
terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam
yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam
diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam
sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum
muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi
dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai
kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan
Madinah.
Pada
tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya
orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar
pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun
perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang
berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah
itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para
dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita
sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12
Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya
Aisyah.
Nama
dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di
dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara
lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
- Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
- Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
- Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
- Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
- Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
- Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama
tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi
nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab
Nabi Muhammad Saw
Di
dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam
Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum
bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para
pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya
Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Muhammad
Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak
kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah
melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah
seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien
(orang yang terpercaya).
Muhammad
Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya
wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama
tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang
menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah
menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah! Demi
Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong
orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah
lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat
yang pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai
kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi
Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi
Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun
622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya
yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang
ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin:
1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu
Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah
pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan
Nabi Muhammad Saw
Yang
mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :
–
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena
sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
–
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”
(QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari
sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun
jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak
Nabi Muhammad Saw
Allah
SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat
4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a.
Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak
sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan
diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.
Dalam
riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan
kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah
meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah
Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk
setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
- Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya
tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya:
“Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang
yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata
beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan
gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih
Bukhari).
Dan
bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk
Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada
mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan
amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan
yang Allah Berikan Kepadanya
a.
Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari
Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal
yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
- diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
- bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
- dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
- diberi syafa’at
- dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya di hari kiamat
Dari
Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari
kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan
lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama
yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh
Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR.
Muslim).
Ibadah
Beliau
Aisyah
ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang
bersyukur?”
Nabi
Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar