BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Menurut
Sudradjat (1994:9) mengatakan bahwa usaha ternak ayam tak ubahnya seperti
mendirikan bangunan bertingkat, selain pondasi (anak ayam) harus baik, bangunan
diatasnya (tata laksana) juga harus baik. Anak ayam yang baik bisa dipilih dari
bibit unggul yang dijual tetapi tata laksana yang baik harus dipelajari, baik
dari pengalaman maupun dari bacaan.
Tata
laksana usaha ternak ayam meliputi pemeliharaan, pemakaian ransum yang baik,
pengetahuan tentang penyakit, dan pelaksanaan ongkos produksi. Ongkos produksi
diusahakan seminimal mungkin karena usaha ternak ini adalah usaha mencari
keuntungan.
Karya tulis
ini memberikan petunjuk-petunjuk praktis tata laksana fase layer, broiler, cara
menyusun ransum, dan penyakit ayam yang perlu diketahui. Pengetahuan tata
laksana pemeliharaan fase starter, grower, cara melakukan vaksinasi, dan
tentang obat-obatan.
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Mengetahui mekanisme
pelaksanaan program untuk bagaimana berternak ayam yang sehat serta produktif.
1.2.2 Mengetahui reaksi masyarakat
terhadap pemberlakuan program berternak Ayam Bangkok.
1.3 Manfaat
1.3.1 Mendapatkan informasi secara langsung tentang program
berternak Ayam Bangkok.
1.3.2. Memberikan informasi pada masyarakat dan memberikan
himbauan kepada masyarakat untuk
mengetahui cara berternak yang baik dan benar.
1.4. Pembatasan
masalah
Pembatasan masalah dari penelitian kita membahas tentang
adanya :
1.4.1. Mekanisme pelaksanaan berternak
1.4.2. Reaksi terhadap pemberlakuan program berternak.
1.5. Rumusan Masalah
1.5.1. Bagaimana mekanisme program pelaksanaan berternak?
1.5.2. Bagaimana cara mencetak ayam aduan yang tangguh?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tujuan pengembangbiakan
1.
Menambah keanekaragaman ayam lokal
Menurut
DR.IR.M.Rasyaf (1991:13) yaitu dengan mengembangbiakkan ayam bangkok impor dan
menyilangkannya dengan berbagai jenis ayam lokal yang berada di Indonesia,
jelas hal ini akan memperkaya keanekaragaman ayam lokal di Indonesia. Mengembangbiakkan ayam bangkok memang
memerlukan kreativitas. Peternak yang kreatif tidak puas jika hanya berhasil
mengembangbiakkan ayam bangkoknya. Peternak kreatif akan berupaya menyilangkan
ayam bangkok dengan berbagai jenis ayam lokal unggul. Pada akhirnya akan diperoleh berbagai jenis ayam baru hasil dari
penyilangan. Suatu contoh, bagaimana hasil penyilangan antara ayam bangkok
dengan ayam pelung, ayam kedu, atau ayam ciparage. Hal inilah yang belum
mendapat perhatian serius dari penggemar ayam.
Penulis
yakin jika penyilangan tersebut banyak yang melaksanakannya, tak mustahil akan
lahir jenis ayam-ayam baru yang bermutu tinggi. Dari hasil penyilangan tersebut
besar kemungkinan akan muncul ayam petelur baru yang lebih produktif dari ayam
petelur yang sudah ada, ayam pedaging baru, atau ayam hias baru. Hal ini jelas
memberikan sumbangan yang positif dalam dunia perunggasan di Indonesia.
2.
Menambah jumlah populasi ayam
Usaha
mengembangbiakkan ayam bangkok perlu dilakukan. Tanpa dikembangbiakkan, besar
kemungkinan ayam bangkok dalam negeri akan mengalami kepunahan sehingga kita
akan menjadi pengimpor abadi ayam bangkok. Ini berarti pengeluaran devisa
secara rutin.
Jika kita
dapat mengembangbiakkan ayam bangkok, baik melalui persilangan ataupun tidak,
jumlah populasi ayam bangkok asli dan ayam bangkok blasteran akan segera
meningkat.
3.
Meningkatkan pendapatan peternak
Usaha
berternak ayam bangkok merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan
pendapatan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, usaha berternak ayam bangkok
merupakan usaha yang prospektif karena permintaan terhadap ayam bangkok dari
masyarakat tiap tahun meningkat.
Dengan berkembangnya usaha beternak ayam
bangkok, tidak hanya peternak ayam bangkok saja yang meningkat pendapatannya,
tetapi juga para perajin sangkar, para penjual makanan ayam atau industri yang
berkecimpung membuat pakan buatan, juga penjual obat-obatan unggas. Jadi,
jelaslah usaha beternak ayam bangkok jika ditangani dengan serius akan
memberikan manfaat rangkap bagi masyarakat.
2.2 Cara
pengembangbiakan
Keberhasilan
mengembangbiakkan ayam bangkok – selain ditentukan oleh kemampuan peternak
dalam memelihara dan merawat anak ayam yang berhasil ditetaskannya – juga
ditentukan oleh kualitas induk. Tidak seperti beternak ayam kampung atau ayam
potong, beternak ayam bangkok juga harus memperhatikan gaya bertarung ayam yang
dipelihara.
Bahkan,
dalam memilih induk ayam bangkok, ada yang melihat silsilah atau asal-usulnya.
Ini perlu karena sifat kedua induk akan diwariskan kepada keturunannya dengan
perbandingan 50%:50%. Jago bangkok mantan juara biasanya dijadikan induk
pejantan dengan harapan keturunannya kelak mewarisi bakat induknya.
1.
Memilih induk
Untuk
memilih induk ayam bangkok unggul yang akan dijodohkan, berikut ini ada hal-hal
yang perlu diperhatikan.
a) Memilih pejantan
Pejantan
unggul biasanya akan menghasilkan anak yang unggul pula. Suatu contoh pemilihan
pejantan ayam bangkok secara gegabah, misalnya tubuhnya kecil, kakinya pengkor,
dan umurnya sudah terlalu tua. Pejantan seperti ini tidak akan menurunkan
keturunan yang berkualitas. Bahkan, daya tetes telur dengan pejantan seperti
itu sangat rendah. Hal ini disebabkan kemampuan kawin dari pejantan seperti itu
tergolong jelek. Untuk mengatasi kegagalan seperti itu, pemilihan pejantan
harus betul-betul selektif.
Berdasarkan
pengalaman, berikut ini dijelaskan persyaratan-persyaratan apa yang harus
diperhatikan peternak dalam memilih jago bangkok yang baik untuk dijadikan
pejantan.
1. Kepala besar berbentuk bulat mamanjang
atau lonjong, seperti buahØ
pinang.
2. Mata bersinar tajam dan letaknya agak
tersembunyi sehingga memberiØ
kesan sipit.
3. Paruh panjang kuat dan kokoh, warna
putih kekuning-kuningan, mempunyai alur memanjang dari ujung paruh ke arah
lubang hidung.
4. Jengger berbentuk blangkon atau sumpel
dengan warna merah segar.
5. Leher besar panjang dan kokoh,
ditumbuhi bulu-bulu pendek mengilat.
6. Badan bulat memanjang dengan dada
bidang dan kekar.Ø Sayap menempel ketat dengan bulu panjang,
keras, dan kaku.Ø Bulu ekor lebat, panjang, kaku, kuat, dan
meruncing kebelakang sepertiØ
lidi. Warna kulit kuning kemerahan.
7. Seluruh warna bulu harus mengkilat,
warna bulu yang kusam menunjukkanØ ayam kurang sehat.
8. Berutu atau tunggir besar dan melekat
erat dengan badan.
9. Supit harus keras dan berkedudukan
rapat.
10. Paha besar, kaki panjang kuat berbentuk
belimbing atau bulat dengan sisik menonjol tersusun teratur dan kering, serta
jari-jari kaki kecil memanjang.
11. Berat badannya minimum 3 kg, lebih
berat lebih baik.
12. Berpenampilan gagah, kekar, dan
energik. Cara berjalannya tegap danØ menampakkan kejantanannya.
13. Rajin mencari makan di dalam kandang
dengan mencakar-cakar tanah
14. Umur paling rendah 1,5 tahun. Jika anda
mendapat ayam bangkok jantan yang memenuhi persyaratan tetapi umurnya masih
muda, sebaiknya diambil saja karena ayam ini nantinya baik untuk pejantan.
b)
Memilih induk betina
Untuk
mendapatkan keturunan yang berkualitas, selain pejantan harus unggul, induk
betina juga harus unggul. Menurut pengalaman penulis, kebersihan mendapatkan
keturunan ayam bangkok unggul sekitar 50% ditentukan dari induk betinanya.
Adapun
ciri-ciri induk betina unggul sebagai berikut.
1.
Berperawakan tinggi besar dengan potongan punggung rata atau
agakØ miring sedikit ke arah ekor.
2.
Bentuk kepala lonjong seperti buah pinang dengan mata bening
bercahayaØ yang letaknya agak tersembunyi dan
terkesan sipit, leher panjang dan berbulu.
3.
Warna kulit kemerah-merahan.
4.
Bentuk dada bidang lebar dan kuat.
5.
Kaki bulat atau berbentuk belimbing panjang kuat dengan
sisik tersusunØ
rapi dan kering serta tidak budukan.
6.
Bulu badan, sayap, dan bulu ekor lebat dan lemas serta
berwarna hitamØ
kumbang berkilat atau berwarna lain yang digemari.
7.
Dubur lebar, bulat, dan basah. Kulit disekitar dubur tidak
berkerut.
8.
Umur paling tidak 10 bulan, ayam bangkok betina yang terlalu
tuabiasanya sudah mandul atau tak dapat bertelur.
9.
Suka mengais-ngais atau mencakar-cakar tanah mencari
makanan.
10.
Jika memungkinkan berasal dari keturunan jago bangkok
unggul.
Dengan memperhatikan kriteria-kriteria
tersebut, diharapkan pemilik atau peternak memelihara ayam bangkok yang
benar-benar unggul. Induk yang unggul membuat kemurnian jenis keturunannya
tetap terjaga.
2.
Penjodohan Usaha
Penjodohan
dalam beternak ayam bangkok dimaksudkan untuk mendapatkan keturunan-keturunan
yang berkualitas. Tanpa usaha penjodohan – induk betina bebas kawin dengan
sembarang jago bangkok atau jago kampung yang diumbar di pekarangan – akan
dihasilkan keturunan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan mutunya. Mungkin
keturunan yang dihasilkan mempunyai sosok tubuh kecil seperti ayam kampung.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara
Pemeliharaan
Kandang dan
pemeliharaan merupakan satu kesatuan karena ayam bangkok tidak dapat hanya
dikandangkan saja tanpa dipelihara. Atau sebaliknya, tak mungkin ayam bangkok
dipelihara tanpa mempunyai kandang. Ayam bangkok yang dipelihara dan
dikandangkan dengan asal-asalan jelas kurang mendatangkan manfaat bagi
pemiliknya. Sebelum dibahas masalah perkandangan untuk ayam bangkok secara
detil, terlebih dahulu akan diuraikan tentang pemeliharaan ayam bangkok.
Keanekaragaman
pemeliharaan ayam bangkok di pedesaan maupun di perkotaan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pemeliharaan ayam bangkok secara
ektsensif (sederhana)
Pengertian
pemeliharaan secara ekstensif ialah yang dibiarkan dilepas di alam bebas dan
mencari makan sendiri. Dalam hal ini peternak juga tidak menyediakan dan tidak
memberikan pakan secara rutin. Dari pagi hingga sore hari ayam bangkok tersebut
berkeliaran mencari makan dan baru petang harinya pulang untuk tidur.
Pada malam
hari, ayam bangkok tersebut dapat tidur di berbagai tempat. Ada yang bertengger
di dahan-dahan pepohonan, di emperan rumah, di lumbung padi, bahkan ada yang
tidur diatas genting. Dapat dikatakan pemilik ayam bangkok tersebut tidak ada
perhatian sama sekali terhadap ayam peliharaannya. Di pedesaan-pedesaan, cara
pemeliharaan ini masih bertahan hingga sekarang. Hal ini disebabkan lahan di
pedesaan masih cukup luas sehingga memungkinkan sumber-sumber pakan masih
melimpah di alam bebas. Bahkan, sering terjadi beberapa babon tersebut
menghilang selama beberapa minggu dan waktu kembali pulang sudah bersama
beberapa anaknya.
Paternak
lalu mulai menangkap sebagian dari ayam bangkoknya dan dijual untuk membantu
keperluan hidup sehari-hari. Ayam bangkok yang dihasilkan dalam pemeliharaan
ini tentu sudah tidak asli lagi. Hal ini disebabkan ayam bangkok melakukan
kawin silang dengan ayam kampung yang banyak berkeliaran di pekarangan
tersebut. Jelas pemeliharaan secara ekstensif ini kurang memberikan hasil bagi
peternak. Bahkan, sering kali ayam bangkok tersebut banyak yang mati karena
serangan penyakit.
2. Pemeliharaan ayam bangkok
secara semiintensif (madya)
Pemeliharaan
ayam bangkok secara semiintensif dapat dikatakan sudah lebih maju daripada
pemeliharaan secara ekstensif. Pada pemeliharaan semiintensif ini peternak
sudah menyediakan kandang dan memberikan pakan ala kadarnya, misalnya sisa-sisa
makanan, jagung, menir, dan sebagainya. Jika ayam bangkok tersebut sakit,
peternak berusaha mengobatinya. Di kampung-kampung biasanya pengobatan
dilakukan secara tradisional. Jika ayam bangkok sakit dan tidak bergairah
makan, biasanya peternak akan segera mengobatinya dengan bawang putih, kunyit
yang ditumbuk, atau cabai merah yang dilolohkan tanpa dosis. Begitu juga jika
kakinya luka karena bubul maka bagian yang sakit tersebut cukup dipopok atau
ditempeli dengan apu (kapur sirih) yang dicampur dengan bubukan gambir atau
abu. Pengobatan secara tradisional tersebut kadang-kadang dapat menyembuhkan,
terutama jika penyakit ayam bangkok tersebut belum parah.
Hampir
setiap peternak di kampung mempunyai resep pengobatan tradisional yang
berbeda-beda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk kesembuhan. Akan tetapi, ada
juga sebagian pemilik ayam bangkok di desa yang enggan mengobati ayamnya.
Justru ayam yang sakit tersebut dipotong untuk konsumsi sendiri atau dijual.
Hal ini ada baiknya karena dapat mencegah penularan penyakit ke ayam-ayam dan
kelak jago bangkok yang lain. Cara pemeliharaan semi intensif ini banyak
dilakukan masyarakat desa dan kota sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu usaha
pemeliharaan ayam bangkok ini dapat memberikan tambahan pendapatan yang berarti
bagi peternak.
3. Pemeliharaan ayam bangkok
secara intensif
Pada
pemeliharaan ayam bangkok secara intensif dapat dikatakan bahwa hidup dan
kehidupan dari ayam-ayam bangkok tersebut sangat ditentukan oleh peternak.
Sejak dari pemeliharaan, pemberian pakan, perkawinan, dan penetasan sepenuhnya
diatur oleh peternak. Biasanya pemeliharaan ayam bangkok secara intensif
sepenuhnya ditujukan untuk usaha komersil. Pemeliharaan yang intensif ini
biasanya mempunyai fasilitas pemeliharaan yang cukup memadai.
Di antaranya
mempunyai perkandangan dan pakan yang baik serta air minumnya berkualitas
tinggi. Dengan demikian, sarana tersebut dapat memenuhi syarat untuk mencapai
tujuan produksi telur maupun pertumbuhan kutuk-kutuk ayam bangkok. Pada
pemeliharaan secara intensif ini peternak dituntut dapat menguasai dan memahami
teknik beternak unggas. Selain itu, peternak juga dituntut untuk melaksanakan
pemeliharaan dengan penuh ketelitihan, kesabaran, dan ketekunan.
Dengan cara
ini, gangguan-gangguan seperti serangan penyakit, serangan binatang malam, atau
lingkungan yang tidak sehat dapat ditanggulangi dengan baik. Setelah diketahui
ketiga cara pemeliharaan tersebut diatas maka dapat dipilih cara yang paling
cocok diterapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing peternak. Sebagai contoh
jika peternak mempunyai lahan yang sempit dan tinggal di kota sebaiknya dipilh
cara pemeliharaan intensif. Sebaliknya, jika peternak mempunyai lahan yang
luas, tetapi ia mampunyai kesibukan lain yang lebih penting maka dapat dipilih
cara pemeliharaan ekstensif atau semiintensif.
Jadi
pemilihan cara pemeliharaan ternak ayam bangkok ini sepenuhnya ditentukan oleh
peternak sendiri karena peternak sendirilah nanti yang akan melaksanakannya.
Satu hal penting dalam beternak ayam bangkok ini adalah diupayakan agar
keturunan ayam bangkok yang dihasilkan bersifat murni dengan kualitas yang
baik.
3.2 Kiat Mencetak Ayam Aduan yang Tangguh
A. Pakan Bergizi
Diberikan
Sejak dari Kutuk Untuk mendapatkan ayam aduan yang tangguh maka sejak kecil
ayam bangkok harus diberi pakan yang cukup bergizi. Dengan diberikannya pakan
yang bergizi diharapkan kutuk bangkok tersebut dapat tumbuh normal hingga
dewasa dan tak pernah terserang penyakit. Dengan demikian setelah dewasa ayam
bangkok jantan akan mempunyai bentuk tubuh yang kekar dan tegap, otot-otot yang
kuat, tulang yang besar dan kuat, bulu-bulu yang subur dan mengkilat, serta
mempunyai stamina dan daya tahan tubuh yang kuat. Selain diberi pakan yang
bergizi, untuk mencetak ayam bangkok aduan yang tangguh juga diberikan
perawatan khusus, kesabaran, dan ketekunan dari peternak.
1.
hal yang penting perlu diperhatikan adalah ayam yang
dipelihara jangan sampai terserang wabah penyakit. Anak ayam bangkok yang
pernah terserang penyakit tetelo maka setelah dewasa tidak dapat dijadikan ayam
aduan karena sifatnya terganggu sehingga pandangannya tidak stabil. Selain
dapat dibuat sendiri oleh peternak, saat itu pakan ayam bangkok buatan pabrik
pun telah banyak tersedia di pasar-pasar burung atau di poultry shop.
2.
Menyisihkan beberapa ekor ayam bangkok jantan dan betina
untuk dijadikan calon indukan, atau
3.
Menyeleksi ayam bangkok muda untuk disiapkan menjadi jago
bangkok aduan. Khusus untuk menjadikan jago aduan, ayam bangkok muda tersebut
harus dilatih fisik dan mentalnya secara teratur. Meskipun mempunyai perawakan
tubuh yang tinggi besar, tetapi jika tidak dilatih ayam bangkok tersebut tidak
mempunyai ketahanan fisik dan mental yang kuat jika dipaksa diadu, jago bangkok
muda tersebut akan lari meninggalkan area aduan karena belum tahan sakit dan
nyalinya kecil serta belum mempunyai pengalaman bertarung.
Dalam
melatih jago-jago bangkok muda ini pelatih tak dapat mengubah gaya solah
bertarung. Misalnya ayam yang tadinya mempunyai teknik gaya bertarung gaya atas
tidak dapat diubah menjadi teknik bertarung gaya bawah (asor) karena hal ini
merupakan pembawaan yang diwarisi dari induk-induknya.
Adapun jenis latihan-latihan yang dipergunakan para pelatih
sangat bervariasi. Setiap pelatih mempunyai kiat dan resep sendiri-sendiri
dalam menangani ayam aduannya.
BAB IV
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
Ayam jenis apapun pasti pernah
sering terserang berbagai macam penyakit, pun demikian pada ayam bangkok
berikut beberapa penyakit yang sering muncul pada ayam bangkok dan cara
pencegahan serta pengobatannya :
A. Penyakit Snot (Coryza)
Penyakit
Snot atau coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot
dapat menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, biasanya
penyakit ini muncul akibat adanya perubahan musim dan banyak ditemukan di
daerah tropis. Perubahan musim biasanya akan mempengaruhi kesehatan ayam. Angka
morbiditas kawanan unggas bervariasi antara 1-30%. Mortalitas atau Angka
kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30%.
Pengobatan
Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tersebut dapat mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur.
B. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD)
Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tersebut dapat mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur.
B. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD)
Penyakit
Ngorok biasa juga disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau
mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease
disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada
usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang,
tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi.
Faktor predisposisi atau faktor pendukung
- Kondisi kandang yang lembab
- Kepadatan kandang yang terlalu tinggi
- Litter yang kering
- Kadar amonia yang tinggi.
Pengobatan
Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum.
Faktor predisposisi atau faktor pendukung
- Kondisi kandang yang lembab
- Kepadatan kandang yang terlalu tinggi
- Litter yang kering
- Kadar amonia yang tinggi.
Pengobatan
Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum.
C.
Penyakit Berak Kapur atau Pullorum
Pullorum
merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau
berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas
yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini
juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung
liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan
bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kami, tujuan pengembangbiakan ayam
bangkok bahwa:
4.1.1. Dari sekian
banyak orang yang telah melakukan pengembangbiakkan ayam
bangkok,
banyak orang yang telah berhasil walaupun terkadang mengalami
kegagalan.
Karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan seseorang.
4.1.2. Sebagai siswa
seharusnya kita ikut melestarikan budidaya beternak ayam
bangkok
karena ayam bangkok mempunyai kelebihan tersendiri. Jangan lupa,
kalau
menjodohkan ayam bangkok kita harus melihat induknya. Kalau induknya bagus maka akan diperoleh
keturunan yang berkualitas.
4.2. Saran
4.2.1. Agar para
siswa mengetahui bagaimana cara beternak ayam bangkok dengan
baik.
4.2.2. Apabila jika
tidak ingin ayam bangkok punah, maka seharusnya kita ikut
melestarikannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sudradjat. 1994. Ayam
Bangkok. Jakarta : P.T. Penebar Swadaya
2.
Rasyaf, M. 1991. Ayam
Lokal. Bogor : KanisiusØ
Redaksi Argo Media. 2003. Mencetak Ayam Aduan Unggul. Jakarta : P.T.Ø Argo
Media Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar