/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal"; mso-style-parent:"";
font-size: 11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:"TimesNew Roman"; mso-bidi-font-family:"Times
New Roman";}
Dalam perjalanan hidup kita, ada selalu aneka macam pengalaman
lepas yang tampaknya dapat terlewatkan begitu saja, seakan-akan tanpa ada arti
dan makna. Namun, ketika pengalaman-pengalaman itu dikumpulkan dan sejenak
direnungkan, ternyata mampu memberikan kekuatan dalam langkah hidup kita
selanjutnya. Seperti halnya aneka warna bunga-bunga liar di tepi jalan yang
seringkali kuncup dan mekar begitu saja; pada pagi hari ia akan mekar dan pada
senja harinya ia akan layu tanpa mendapatkan perhatian dari orang-orang yang
melewatinya. Namun, aneka macam bunga itu tampak begitu indah dan menarik.
Demikian juga pengalaman hidup kita, terkadang tanpa mendapat perhatian dan
terlewatkan begitu saja, seakan-akan tiada memberi makna dan arti apa-apa dalam
hidup kita.
Belajar dari Pengalaman
Di penghujung tahun ini merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk
sejenak merefleksikan dan merenungkan aneka pengalaman kita yang telah kita
alami selama setahun yang silam. Aneka pengalaman yang kita alami di tahun yang
akan segera kita tinggalkan ini. Pengalaman yang kita alami di tahun yang lalu
merupakan segudang kumpulan pelajaran berharga bagi kita yang sanggup
merefleksikan dan merenungkannya. Sebab, aneka pengalaman itu sungguh membantu
kita untuk melihat di mana letak sisi baik dan buruknya segala tindakkan kita
selama setahun ini. Kekurangan dan kesalahan serta aneka peristiwa negatip
lainnya yang pernah kita lakukan dapat kita benahi di tahun mendatang.
Sedangkan aneka pengalaman positip merupakan modal atau tolok ukur atau
pegangan bagi kita untuk melanjutkan segala karya dan pelayanan bagi sesama,
bangsa dan Negara kita.
Pengalaman akan menjadi berarti dan bermakna sejauh itu
direnungkan dalam terang seluruh kehidupan dan kemudian kita bagikan kepada
sesama. Perlu kita bersama ingat bahwa tiada satu pengalamanpun yang tidak
berarti bagi perjalanan kehidupan kita. Pengalaman susah dan senang, suka dan
derita, manis dan pahit, bahagia dan sedih, pengalaman di mana kita diangkat
dan dijatuhkan harga diri kita dan pengalaman-pengalaman yang lain, merupakan
tabungan yang berharga, yang suatu saat dapat kita petik bunga-bunganya. Dan,
justru aneka penghalaman itu memberi warna tersendiri dalam hidup kita.
Pengalaman jatuh hendak mengingatkan kita kepada Dia Sang pemberi hidup,
mungkin selama ini kita terlalu terbuai dengan kemewahan materi hidup kita.
Kita juga dingatkan agar tidak lupa akan saudara dan saudari kita yang ada di
bawah. Mereka yang tinggal di kolong jembatan, mereka yang mondar-mandir di
trotoar demi mendapatkan sesuap nasi dan mereka-mereka yang membutuhkan uluran
tangan kita.
Harapan DI Masa Depan
Pengalaman-pengalaman di masa lalu bukan hanya sebagai suatu
sejarah yang dapat dengan mudahnya kita tinggalkan begitu saja. Namun
pengalaman masa lalu juga memberikan aneka sumbangan berharga dalam hidup kita
menuju ke masa depan. Tidak ada masa depan jika tidak ada masa lalu. Kita harus
melalui setiap titik sebelum kita mencapai titik akhir. Perjalanan pengalaman
hidup kita ibarat seorang pelari yang hendak mencapai finis. Ia harus terlebih
dahulu menjalani setengah jarak yang ditentukan. Lalu jarak selanjutnya harus
ia tempuh secara terus menerus sampai tak terbatas. Demikian juga dengan kita,
sebelum mencapai masa depan kita harus menempuh bagian awal dari suatu waktu
dan secara terus menerus melalui setiap titik waktu itu.
Dalam argumentasi dialektis melawan gerak, argumentasi kontra yang
disebut penalaran Achilles, digambarkan sebuah pertandingan antara pelari
tercepat masa itu, Achilles melawan kura-kura. Achilles tidak akan pernah melampaui
kura-kura, karena sebelum menyejajarkan diri dengan kura-kura, ia harus
mencapai titik start kura-kura, titik kedua, titik ketiga dan seterusnya.
Setibanya di suatu titik, kura-kura sudah jauh berjalan. Jarak antara Achilles
dan kura-kura selalu berkurang, tetapi tidak pernah habis (bdk. Sejarah
Filsafat Yunani. K. Bertens. Hlm 52). Hal ini juga berlaku bagi kita, sebelum
kita mencapai masa depan, kita harus melalui suatu titik di masa lalu dan di
masa sekarang.
Kita hidup di antara ruang dan waktu. Namun, kita tidak mengenal
adanya awal dan akhir dari suatu waktu tersebut. Kita tidak tahu kapan dimulai
dan diakhirinya sebuah waktu yang kita lewati. Kita hanya mengenal waktu semasa
kita lahir di dunia ini, waktu kita hidup dan berjuang dalam masa sekarang dan
mengenal akhirnya waktu di saat kita beralih dunia ini.
Jarum detik, menit, dan jam berlahan tetapi pasti melangkah,
meninggalkan jejak dan terus melangkah bersama waktu yang tak hentinya
mengalir. Sebentar lagi hari Kamis tanggal 31 Desember 2009 akan segera
berakhir, meninggalkan sejuta kenangan dalam hidup kita. Masa lalu adalah
sebuah pelajaran, pengalaman, dan nostalgia dan masa datang adalah suatu
harapan yang patut kita perjuangkan dan kita raih.
Waktu adalah Uang
Time is money atau “waktu adalah uang.” merupakan sebuah slogan
yang ingin mengungkapkan kepada kita alangkah berharganya waktu dalam kehidupan
ini. Waktu di mana kita menjalani aneka pengalaman dalam hidup kita. Dari
ungkapan itu, tampaklah bahwa kita tidak rela sedikitpun waktu terbuang begitu
saja. Kita ingin memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik mungkin. Namun,
tidak sedikit pula orang yang dengan mudahnya membuang-buang waktu yang ada
dengan berbuat seenaknya saja.
Dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu tujuan. Ia selalu
mencari sesuatu yang paling baik baginya. Tetapi ada banyak macam aktivitas
yang terarah kepada berbagai jenis tujuan dan tampaknya semua tujuan itu ingin
kita kejar serta kita gapai. Mampukah kita mengapai tujuan itu? Kita mampu
mengapainya sejauh segala usaha dan perjuangan kita di sertai dengan harapan
dan doa kepada penyelenggaraan ilahi.
Lalu mau apa dengan waktu yang masih tersisa di penghujung atau di
akhir tahun ini? Adakah yang istimewa yang dapat kita jadikan sebagai sebuah
pelajaran atau bahan koreksi diri kita masing-masing? Atau apakah kita
melewatkan aneka pengalaman yang kita alami selama setahun silam begitu saja?
Marilah kita gunakan kesempatan atau waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, kita
genggam erat di tangan dan kita jadikan sebagai suatu modal dalam mencapai
suatu harapan dan tujuan hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar