Pada
kehidupan nyata kita akan melihat bagaimana mendapatkan penghasilan milyaran
bagi seseorang yang berpendidikan SMU bahkan tidak tamat. Kemudian Ia
diwawancarai dalam wawancaranya Ia menegaskan :.
" Di sekolah,
saya menemukan bahwa membaca dan menulis terlalu sulit bagi saya. Pada masa itu
orang belum paham tentang kelainan yang disebut disleksia, maka yang terpikir
oleh guru guru saya adalah bahwa saya cuma malas. Saya bertekad menghafal apa
pun pelajara yang saya dengar. Kini saya mempunyai daya ingat yang sangat bagus
dn itu menjadi salah satu alat paling berharga bagi saya dalam bisnis. Ketika
saya mulai mengarungi bahtera kehidupan , banyak hal serba lebih pasti
dibanding pada masa sekaran. Bagi kita, dahulu karir seolah olah sudah
tertentu. Pekerjaan kita sering sama dngan yang telah dijalani oleh ayah kita.
Dwasa ini tak ada yang dapat dipastikan, dan hidup menjadi sebuah perjuangan
yang panjang. Orang harus menentukan pilihan agar dapat dmeraih ang mereka
inginkan. Pelajaran terbaik bagi saya adalah kerjakan saja. Tak peduli apa pun,
atau kesualitan yang mungkin menghadang, seperti kata orang bijak Yunani,
Plato, 'Awal adalah bagian paling penting dalam pekerjaan apapun.' "
Sebuah perjalanan
ribuan kolometer harus di awali dengan langkah pertama. Maka ambil langkah
pertama Anda untuk memulai membaca buku 9 Prinsip Sukses ini. Download pada
link yang relevan dibawah ini .
_ � S l ��� �� o, keberanian dan optimisme merupakan modal awal
yang harus dimiliki seseorang untuk menekuni wirausaha.
Setelah itu, kata pria
yang kerap disapa Sandi ini, memilih usaha sesuai minat dan bakat dengan
melihat peluang di pasar. Dengan minat yang besar, akan timbul gairah dan
semangat menjalani, memelihara, dan membesarkannya.
“Terakhir, just do it
now. Jangan terlalu berhitung, putuskan, mulai, dan kerjakan sekarang juga!”
ungkap mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(BPP Hipmi) periode 2005-2008 ini. Optimisme yang diungkapkan Sandi tampaknya
menjadi modal utama sejumlah pengusaha muda sukses. Sebut saja Henry Indraguna,
pemilik The Auto Bridal Indonesia, tempat cuci mobil “busa salju”.
Sebelum mendirikan
tempat cuci mobil yang kini beromzet Rp7,5 miliar per bulan,pria kelahiran
Bandung,28 Agustus 1973 ,ini jatuh bangun dalam berusaha. Berbagai bentuk usaha
dijalaninya, tetapi berkali-kali juga dia bangkrut dan kembali ke titik nol.
Pria lulusan Universitas Maranatha Bandung yang semasa kuliah pernah berjualan
ayam goreng ini pernah menjadi salesman berbagai produk elektronik hingga
mainan.
Dia pernah menjadi
salesman besar produk mainan asal China yang menyuplai ke beberapa toko mainan
di Bandung. Bahkan, seusai lulus kuliah Henry pernah dipercaya mendistribusikan
kartu chip Telkom senilai Rp20 miliar. Tetapi hasil kerja kerasnya lindap dalam
sekejap akibat kebiasaannya berfoya-foya. Kebiasaan buruk itu pun sirna setelah
dia menikahi Fangky Christina pada 2003.
Berkat ide membuka usaha
cuci mobil dari mertuanya dengan bermodalkan Rp150 juta, dia mulai membuka
usaha cuci mobil pada akhir 2003. “Jumlah ini sebenarnya cukup kecil untuk
membuka usaha,” ujar Henry. Dari modal sebesar itu, Rp35 juta dia gunakan untuk
menyewa tempat seharga Rp75 juta. Sisanya dibayar setelah tiga bulan usahanya
berjalan.
Sisa dari modal untuk
peralatan. Tetapi Henry terpaksa berutang untuk menutupi kekurangan biaya
peralatan. Pada awalnya usaha Henry kurang diminati masyarakat. Tetapi bagi
Henry hal itu adalah part of game yang harus dilaluinya. Keinginannya untuk
mengubah citra tempat cuci mobil, yang kotor menjadi bersih dan nyaman,
diwujudkan dengan inovasi cuci salju lewat The Auto Bridal.
Henry pun terus
melakukan inovasi dalam bisnisnya mulai cuci mobil es krim, salon mobil, motor
bridal. Setiap bulan, The Auto Bridal Indonesia minimal melayani 120.000 mobil
dengan ongkos cuci Rp35 ribu per mobil.
“Biasanya keuntungan
yang didapat 100 persen dari modal,” papar Henry. Henry meraih penghargaan
Outstanding Entrepreneurship Award Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA)
2008. The Auto Bridal Indonesia saat ini sudah mempunyai 84 cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia. Henry kini sedang berupaya melebarkan sayap
bisnisnya ke negeri jiran Malaysia.
Kisah sukses lainnya
ditunjukkan Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja Baksomas Mandiri yang kini
sudah memiliki 14 restoran dan 40 mitra. Yesaya, pria peraih master lulusan
Hawaii Pacific University bidang komputer, mengembangkan bakso dan makanan beku
(frozen food) dengan aneka rasa seafood. Yesaya awalnya hanya menjalankan
bisnis orangtuanya yang dibangun pada 1982.
Karena sering membantu
melayani pelanggan sejak kecil, pria kelahiran Jakarta, 31 Januari 1971, ini
sangat akrab dengan dunia kuliner. Setelah menamatkan pendidikan S-2 pada 1998,
Yesaya mulai mempelajari manajemen kerja restoran. Dari situlah dia mengamati
kegemaran masyarakat terhadap selera makan yang akhirnya menginspirasi
mengembangkan usaha bakso dengan aneka rasa.
Pada 2002 dia mulai
membuka gerai baksonya secara serius dengan bendera PT Raja Baksomas Mandiri.
Awalnya dia membuka lima gerai di kawasan Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara,
dan satu gerai di Kemayoran. Untuk membuka gerai di Kemayoran, Yesaya dibantu
modal dari orangtuanya sebesar Rp55 juta.Yesaya juga berinovasi dengan membuat
makanan beku.
Kini, lewat
usahanya,Yesaya bisa meraih omzet Rp200 juta per bulan. Kisah-kisah sukses yang
ditunjukkan Henry dan Yesaya seperti juga diungkapkan Faif dalam bukunya.
Keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan kekayaan, tapi lebih bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya atau
belum berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar