Beberapa waktu yang lalu saya pernah terlibat
pembicaraan serius dengan teman satu kuliah saya tentang memulai bisnis.
Kebetulan istrinya juga sama-sama satu almamater.
Saat itu posisi teman saya sedang berhenti
bekerja dan ingin tahu bagaimana memulai usaha. Karena dulu teman satu kuliah,
saya serius untuk mengajaknya berbisnis, memulai usaha kecil.
Setelah mencari beberapa jenis jenis usaha yang
prospek, akhirnya saya menelpon teman saya tersebut. Ternyata teman saya
tersebut berubah pikiran dan menolak peluang usaha yang saya tawarkan.
Penyebabnya adalah dia sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di
Jakarta.Kemudian saya tanyakan kepada istrinya, “Katanya
kemaren ayahnya (baca : suami) ingin memulai bisnis. Apa nggak jadi bu?
Kenapa?”, tanya saya basa basi. Istrinya menjawab, “Kayaknya dia nggak bakat
bisnis deh. Orangnya nggak ulet. Nggak seperti kamu.”
Karena pembicaraan kami di telepon dan saya
malas untuk berdebat, akhirnya saya sudahi. Ada satu hal yang masih mengganjal
di hati saya pada waktu itu, yaitu ucapan “kayaknya dia nggak bakat deh”.
Memang betul, bisnis itu tidak untuk semua orang. Tapi dia kan belum coba,
pikir saya. Wah, belum-belum sudah pesimis duluan.
Inilah ketakutan hampir semua orang jika mereka
ingin memulai usaha, ”tidak berbakat”. Sekarang menurut anda, apakah seseorang
dilahirkan sebagai seorang entrepreneur atau mereka dididik untuk menjadi
seorang entrepreneur?
Kalau anda cermati, menanyakan apakah seseorang
dilahirkan sebagai entrepreneur atau dididik untuk menjadi entrerepneur adalah
sesuatu yang tidak masuk akal. Akan sama halnya jika ada yang menanyakan apakah
seseorang dilahirkan sebagai karyawan atau dididik untuk menjadi karyawan.
Atau ada yang tiba-tiba bertanya kepada anda,
apakah menjadi karyawan adalah bakat? Bagaimana reaksi anda jika ditanya dengan
pertanyaan seperti itu? Pasti anda akan merasa aneh kan?
Orang itu bisa dididik. Mereka bisa dididik
untuk menjadi seorang karyawan atau seorang entrepreneur. Memang untuk memulai
bisnis, bakat itu mempercepat seseorang untuk sukses.
Saya tidak menyangkal hal tersebut. Tapi
kesuksesan itu lebih ditentukan oleh kerja keras. Kesuksesan itu 99% kerja
keras, 1% bakat. Hal itu berlaku juga dalam memulai usaha. Seandainyapun memang
ada yang berbakat untuk bisnis, bukan berarti bisnis dan investasi itu tidak
bisa dipelajari.
Bakat bisa membuat seseorang hebat. Tapi kerja
keras dan kerja cerdas bisa membuat seseorang menjadi bagus. Penyebab ada lebih
banyak karyawan daripada entrepreneur adalah semata-mata karena sekolah kita
mendidik generasi muda untuk menjadi karyawan. Mereka tidak dididik untuk
memulai usaha.
Itulah sebabnya, begitu banyak orang tua yang
berkata kepada anak-anaknya, ”Pergilah bersekolah supaya kamu kelak mendapat
pekerjaan bagus”. Betul demikian? Saya yakin ya. Pernahkah anda mendengar ada
orang tua berkata kepada anaknya, ”Pergilah bersekolah supaya kamu menjadi
seorang entrepreneur”? Jarang sekali, bahkan tidak ada!
Satu lagi ketakutan jika orang mau terjun
memulai usaha baru, takut gagal. Takut nanti bisnis baru-nya hancur lebur.
Padahal, penyebab kegagalan bisnis itu bisa dipelajari. Ok, akan saya terangkan
kepada anda.
Kalau anda tahu besok takdir anda adalah menjadi
seorang entrepreneur yang sukses, apa yang akan anda lakukan? Pasti anda akan
tidur-tiduran di sofa yang empuk. Tidak cepat-cepat untuk memulai bisnis.
Mengapa? Karena anda tahu bahwa anda pasti akan
sukses. Begitu juga sebaliknya, jika anda tahu bahwa besok anda tidak akan
menjadi entrepreneur yang sukses, apa yang anda lakukan?
Pasti anda akan tidur-tiduran, karena anda tahu
bahwa takdir anda adalah seorang wirausahawan yang gagal. Gagal dalam memulai
usaha. Itulah sebenarnya hikmah tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kita.
Supaya kita terus berusaha, tidak putus asa dan patah semangat.
So, yang penting adalah jalani proses-nya.
Berpikirlah positif selalu. Jangan takut gagal. Tidak ada yang instan di dunia
ini. Semua ada harganya. Bersabarlah dan fokus. Tidak pernah ada atlet
sepakbola yang tiba-tiba sukses. Mereka perlu berlatih berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.
Sampai saat ini saya juga masih mengalami banyak
kegagalan. Tapi saya terus bangkit dan berusaha memperbaiki kesalahan bisnis
saya. Semangat bisnis saya terus berkobar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar