Memiliki
Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah.
Tetapi tidaklah sesulit yang ibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam
belajar berwirausaha.
Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia
yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi
seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua,
hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah
untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu.
Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya
harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan
semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan
berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi
kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif.
Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk
ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia
dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah aku berasal?
Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? Serta apakah yang akan
aku wariskan kepada dunia ini?
su' � e a ��7 �? a? Tak salah jika anda menekuni bisnis
aksesoris binatang.
Ide bisnis 5: Bisnis Onderdil
Sekarang ini penjualan kendaraan bermotor semakin meningkat. Tak ayal, banyak
kendaraan bermotor yang ditemui di jalan raya. Otomatis, kondisi itu akan
membuat permintaan onderdil atau suku cadang serta aksesoris motor meningkat.
Jika Anda adalah seorang pemuda penyuka otomotif dan berminat menjalankan
bisnis yang bertalian dengan dunia otomotif, usaha onderdil dan aksesoris motor
merupakan salah satu pertimbangan yang pantas Anda masukkan dalam daftar usaha
potensial.
fatal t� m d p ��7 �? kehidupan anak nanti. Dari sini, menurut hemat
saya, legenda Malin Kundang kiranya
jangan sebatas digeneralisasi peringatan keras atas kedurhakaan seorang anak
kepada orang tua (ibu), tapi juga hendaknya dipahami betapa orang tua harus
menjaga ucapan dan senantiasa mengampuni kekhilafan anak.
Ihwal penting berikutnya, yakni mengupayakan nafkah halalan thayyiban sesuai tuntunan
syariat untuk anak, meski sering kekurangan. Sebab, diiyakan atau tidak,
perilaku (mengesalkan) anak sebenarnya juga bergantung asupan yang diberikan
kepadanya. Bisa ditebak kontaminasi pemanfaatan barang konsumsi dari fulus hasil suap, korupsi, dan
sejenisnya terhadap cikal kepribadian anak.
Yang tak kalah penting, orang tua dituntut istiqamah meneladankan refleksi kesalihan pribadi maupun
kesalihan sosial kepada anak. Figur ayah-ibu yang beakidah murni begitu kukuh, sregep beribadah, serta bersolidaritas
mengagumkan jelas ikut amat berpengaruh positif membentuk karakter anak. Begitu
juga sebaliknya. Dan orang tua berkewajiban pintar menyimpan rahasia.
Buku ini sempat pula menyentil pengaruh siaran televisi yang tak selamanya
kondusif bagi anak. Misalnya, tayangan kompetisi talenta vokal AFI (Akademi
Fantasi Indosiar) atau Indonesian
Idol. Rasanya, sama halnya tontonan Idola Cilik yang sampai detik ini sedemikian
menghegemoni terutama kalangan bocah, perlu dicermati berbagai elemen
masyarakat. Termasuk maraknya acara infotainment yang mengobral ghibah tentang sekelumit lelaku
privasi ke ruang publik.
Ringkas kata, berpredikat ayah-ibu merupakan kepercayaan luar biasa yang
dimandatkan Tuhan, sehingga tak perlu terlalu berharap penghormatan dari anak.
Orang tua kudu ikhlas ngopeni anak
dengan memberikan yang terbaik. Perkara menghadapi kesulitan ekonomi dalam
membiayainya, sungguh Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ikhtiar
mengurus dan mendidik anak juga selayaknya direalisasikan bergaya “sersan”
(serius tapi santai) lewat metode yang menyenangkan laiknya game sepenuh perhatian, cinta, serta
kasih sayang; dengan fokus pada proses bukan hasil.
agap. �
p n ��7 �? it mengangguk sambil tersenyum ramah.
"Sejak kita pertemu pertama kali di pintu gerbang kota Madinah, sebenarnya
Tuan sudah berhadapan dengan Umar bin Khattab!" ujarnya dengan tenang.
Kemudian raja itu pun langsung menubruk Umar dan memeluknya erat sekali. Ia
sangat terharu bahkan menangis melihat kesederhanaan Umar. Ia tak menyangka,
Khalifah yang namanya disegani di seluruh negeri itu, ternyata rela menggali
parit seorang diri di pinggir kota. Begitulah apabila Negara benar-benar
dipegang oleh seorang yang memahami betul konsef manhaj kenabian atau manhaj
yang telah melahirkan Peradaban Islam yang gemilang. Wallahu a’lam bissawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar