Dari Abu Malik al-Harits
bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan,
Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa
yang ada
di antara langit-langit dan bumi. Shalat adalah pahaya, sedekah adalah sebagai
tanda -
keimanan bagi yang memberikannya - sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran
adalah
merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu - jikalau mengikuti perintah-perintahnya
dan
menjauhi larangan-larangannya - dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu
- jikalau
tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya.
Setiap
orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya - kepada Allah - berarti
ia
memerdekakan dirinya sendiri - dari siksa Allah Ta'ala itu - dan ada yang
merusakkan
dirinya sendiri pula - kerana tidak menginginkan keridhaan Allah Ta'ala."
(Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a) Bersuci yakni menyucikan diri dari hadas dan kotoran.
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
29
(b) Memenuhi neraca kerana sangat besar pahalanya, hingga neraca akhirat penuh
dengan ucapan itu saja.
(c) Artinya andaikata pahalanya itu dibentuk menjadi jisim yang tampak, pasti
dapat memenuhi langit dan bumi.
(d) Shalat adalah cahaya yakni cahaya yang menerangi kita ke jalan yang
diridhai
Allah. Sebab orang yang
tidak suka bersembahyang pasti hati nuraninya tertutup daripada
kebenaran yang sesungguh-sungguhnya.
(e) Sedekah yang sunnah atau wajib (zakat) itu merupakan kenyataan yang
menunjukkan bahwa orang itu benar-benar telah melakukan perintah Allah.
(f) Al-Quran itu hujjah (keterangan) bagimu yakni membela dirimu kalau engkau
suka melakukan isinya. Atau juga keterangan atasmu yakni mencelakakan dirimu
yaitu
kalau engkau menyalahi apa-apa yang menjadi perintah Allah.
(g) Kita di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam bepergian ke lain tempat
yang
hanya terbatas sekali waktunya. Di tempat itu kita menjual diri yakni memperjuangkan
nasib
untuk hari depan seterusnya yang kekal yaitu di akhirat. Tetapi di dalam
memperjuangkan
itu, ada di antara kita yang memerdekakan diri sendiri yakni melakukan semua
amat baik
dan perintah-perintah Allah, sehingga diri kita merdeka nanti di syurga. Tetapi
ada pula
yang merusak dirinya sendiri kerana melakukan larangan-larangan Allah hingga
rusaklah
akhirnya nanti di dalam neraka, amat pedih siksa yang ditemuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar