KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, Allah Swt. karena hanya dengan kehendak serta nikmat-Nya berupa kesehatan dan
kesempatanlah, sehingga akhirnya
makalah tentang “Tari Linda” ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan
terima kasih pula turut kami ucapkan kepada guru mata pelajaran Mulok kami, Ibu
Sitti Nasrawati S.pd, dimana beliau telah memberikan kami tugas penyusunan
makalah ini, sekaligus secara tersirat memberikan kami kesempatan untuk dapat
mengambil manfaat dari penyusunan makalah ini sendiri. Dan juga karena kami
yakin, tugas yang diberikan ini akan sangat bermanfaat bagi kami selaku para
siswa dalam hal pengalaman dan kesiapan untuk mengikuti pembelajaran ekuivalen
selanjutnya (jenjang yang lebih tinggi).
Selanjutnya, kami yakin bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal
sistematika penyusunan, maupun dalam hal materi yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala bentuk
kekurangan yang terkandung di dalam makalah ini.Akhir
kata..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Raha, 22 Januari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Tujuan 1
C.
Rumusan Masalah 1
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tari Linda
2
B.
Pemakain
Tari Linda 2
C.
Pemakaian
Pakaian 2-4
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Linda dalam bahasa daerah Muna berarti
‘menari’. Tari linda dikenal didaerah setidaknya dizaman Waode Kamomono Kamba
yaitu putri Raja Muna yang ke XVII yang bernama Laode husein gelar Omputo
Sanggia,sekitar lebih dari abad ke 300 tahun yang lalu.Masyarakat Muna di
Sulawesi Tenggara mewarisi berbagai tarian tradisional diantaranya.Ada tari
linda,tari pogala,tari ngibi,dan sebagainya. Tari Linda kebubupaten Muna sampai
saat ini tetap dilestarikan. Tarian ini ditarikan gadis remaja yang baru akil
balig dan biasanya dilakukan pada saat adat karia,yaitu pada upacara inisiasi
apabila gadis telah beranjak dewasa dikebupaten Muna. Orang tua tidak akan
mengawinkan anak gadisnya belum melewati karia.
B. TUJUAN
Maka dari itu, penyusunan
makalah ini secara umum bertujuan untuk :
1.
Dapat
mengetahui pengertian tari linda
2.
Dapat
mengetahui pemaknaan dari tari linda
3.
Dapat
mengetahui pemaknaan pakaian tari linda
4.
Dapat
mengetahui bagaimana bentuk pola tari linda
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
itu tari linda?
2.
Apa
pemaknaan dari tari linda?
3.
Apa
pemaknaan pakaian tari linda?
4.
Bagaimana
bentuk pola tari linda?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tari
Linda
Tari linda adalah merupakan
jenis tarian tradisional masyarakat muna yang lahir sebagai aplikasi dari
rangkaian acara pingitan bagi gadis-gadis yang sudah disyarati dengan
urutan-urutan tuturannya. Lahirnya tarian ini bersamaan dengan pelaksanaan
tuturan kariya karena rangkaian akhir dari prosesi kariya yaitu suatu acara
“karunduno Samba”. Acara ini dianalogikan dari perlakuan bidadari yang baru
selesai membersihkan diri/mandi, maka bidadari mengerikan badan sambil berputar
dengan menggunakan sehelai kain yang sekarang disebut dengan selendang. Linda
berawal dari pelaksanaan acara kariya anaknya sang raja omputo sangia atau la
ode husein yang bernama wa ode kamomo kamba (wanita cantik yang menyerupai
bidadari). Pada akhir tutura, maka dilakukan acara tari linda untuk mengenang
perlakuan sang bidadari yang baru selesai mandi.
B.
Pemaknaan Tari
Linda
Tari linda yang diiringi
dengan irama rambi wuna (pukul gong) memiliki keunikan tersendiri karena
antaragerak tari bertolak belakang dengan kecepatan irama gong. Ini mengandung
makna bahwa para gadis yang telah disyarati dengan tutura kariya tidak boleh
terpengaruh dengan pengaruh lingkungan. Olehnya itu, hal ini merupakan gambaran
bahwa wanita-wanita yang memiliki karakter yang emphu sensitif terhadap
pengaruh dan diharapkan tidak mudah tergoyahkan oleh pengaruh dari luar. Tari
linda adalah jenis tarian kerajaan karena berpakaian unik yang tidak bisa
digantikan dengan pakaian lain, karena tarian ini merupakan simbolik dari
penobatan wanita remaja menjadi dewasa.
C.
Pemakaian Pakaian
·
Sarung dan Baju
Sarung
yang digunakan para penari linda adalah sarung motif bhotu sedangkan baju yang
digunakan adalah baju kombo yaitu suatu jenis pakaian khusus yang digunakan
untuk perempuan/gadis yang sudah dewasa.
·
Aksesoris
Rambut/kepala
Aksesoris
rambut/kepala yaitu sejenis mahkota yang digunakan sang ratu pada saat
pelantikan. Asesort Panto (mahkota) adalah merupakan simbolik pelantikan atau
penobatan perempuan dari usia remaja menuju usia dewasa. Pakaian asesort
mahkota (panto) digunakan oleh perempuan pada acara/tutura kariya tepatnya sesi
acara kalempagi.
Tarian
ini awalnya hanya dipertunjukan pada saat kalempagi, tetapi keunikan dalam
perjalanannya ada upaya untuk ditampilkan sebagai salah satu tari tradisional
yang menjadi tontonan masyarakat luas. Pertimbangan lain sehingga tarian ini
menjadi konsumsi masyarakat secara luas karena upaya untuk menjadikan
taritersebut sebagai aset budaya nasional.
·
Pemaknaan dari
penggunaan selendang adalah merupakan simbolik dari sayap bidadari berkemas
untuk kembali ke singgasana.
·
Anting-anting
burung/ayam yang digunakan adalah simbolik dari penampakan bidadari bahwa
ketika bidadari turun ke bumi biasanya nampak menjadi 7 (tujuh) ekor burung
merpati putih yang berjalan secara beriringan. Olehnya itu, penari linda
terdiri 6 (enam) orang penari dan 1 (satu) orang sebagai pengiring lagu
lakadandio. Enam orang simbolik dari enam ekor burung yang terbang kembali ke
singgasana dan satu oran yang pengiring lagu adalah simbolik dari satu orang
bidadari yang tertinggal di bumk yg hendak dipersunting oleh sang raja,
sehingga mengiring kepergian teman-temannya dengan lantunan lagu lakadandio
yang artinya adalah perpisahan yang diantarkan dengan senyum simpul yang
bercampur haru atas perpisahan mereka. Tetapi dapat pula diartikan persembahan
senyum simpul kepada hadirin yang mnyaksikan acara kalempagi, khususnya perjaka
yang menyaksikan gerak tangan dn gerak gemulai sang penari linda.
·
Sapu Tangan
(Kapusuli)
Penari
linda memakai kapusuli (sarung tangan) pada bagian tangan. Makna dari sapu
tangan yang digunakan adalah simbolik dari kasih sayang seorang wanita terhadap
laki-laki yang senantiasa dipegang teguh dan begitu pula sebaliknya.
·
Pemaknaan gerakan
tangan siku di atas telapak tangan silih berganti adalah simbolik dari
penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain yang kemudian tersimpul pada
selendang terikat pada pinggangpenari. Gerakan tangan dimana siku diletakkan di
atas telapak tangan merupakan wujud tanggung jawab seorang wanita dalam
menghadapi keluarga bahwa tanggung jawab itu di atas telapak tangannya terutama
mengenai kerahasiaan rumah tangga dan pembinaannya. Pemaknaan lain dari gerakan
ini adalah simbolik berdoa kepada Allah SWT yang mengatur dari segala
perjalanan hidup manusia, termasuk sang gadis yang aka mengarungi bahtera
kehidupan yang penuh dengan segala tantangan agar dapat dijalani dengan baik
termasuk memasuki bahtera keluarga.
·
Pemaknaan sesi
kadandio
Pada
sesi ini dimana penari dalam keadaan
duduk tersimpu dimana penari menggerakkan tangganya ke kiri dan ke kanan dengan
gemulai sambil diikuti dengan pandangan mata mengikuti ujung jari. Gerak ini
adalah simbolik bahwa perempuan dengan sifat empunya memandang sesama dengan
posisi yang sama, tetapi sambil mengamati yang terbaik dari semua yang ada.
Penyanyi kadandio adalah bagian dari penari yang merupakan simbolik dari
bidadari yang tertinggal di bumi dari 7
(tujuh) bidadari. Nyanyian kadandio adalah lantunan suasana bidadari yag
mengantar dan mengiringi 6 (enam) bidadari yang meninggalkan dia dan juga
merupakan lantunan suara bidadari yang penuh kekesalan tertinggal sendirian di
bumi, sehingga dia hanya mengantar teman-temannya dengan syair lagu dan
pandangn ekor mata yang kian hilang dari jangkauan matanya. Dalam syair lagu
kadandio terdapat kalimat “kamboi ngkuku” yang artinya senyum simpul mengandung
makna bahwa sang bidadari yang tertinggal dengan ikhlas mengantar kepergian 6
(enam) bidadarii teman-temannya dengan senyum tetapi hatinya hancur dalam
kesendirian. Pemaknaan empiris dari kalimat itu adalah bahwa seorang wanita
dalam melimpahkan segala sesuatu yang dicintinya harus tetap dengan senyum
walaupun itu menyakitkan karena wanita memiliki sifat empu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tari
Linda Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara dibawakan oleh gadis-gadis yang masih
suci dengan jumlah 6 sampai 8 orang. Seiring dengan perkembangan zaman,
sekarang tari Linda dapat ditarikan semua kalangan baik anak-anak, remaja,
maupun orang tua. Model kostumnya sampai saat ini tidak berubah hanya saja
warna yang berubah sesuai dengan keinginan perancangnya. Adapun kostum yang
digunakan pada tarian ini adalah Badhu Kombo, selain dari kostum tata rias
sangat menunjang penampilan pada sebuah tarian karena dengan tata rias maka
penari akan terlihat anggun dan mempesona ketika diatas panggung. Piranti
tarinya menggunakan kapsul dan selendang. Ragam geraknya sangat dinamis dan
lemah lembut, tari Linda mempunyai pola lantai berbasis satu dan berbnjar dua.
Tarian ini memiliki iringi musik yang dinamakan Rambi Wuna dan alat musiknya
berupa Gendang Muna, Gong gantung, Kasepe dan kakansi.
B. SARAN
1.
Kepada masyarakat
Indonesia supaya lebih memahami keberadaan tari tradisional Linda Kabupaten
Muna.
2.
Dengan adannya
referensi tentang tari tradisional Linda maka mempermudah parawisata lebih jauh
lagi mengetahui tentang tari Linda
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar