do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 09 Oktober 2012

membangun tim yang sukses


Memiliki sebuah dream team yang kompak dan berhasil sudah barang tentu menjadi dambaan siapa saja yang bergelut dalam sebuah tim kerja. Persoalannya adalah, mewujudkan sebuah dream team bukanlah perkara yang mudah. Ide-ide dan pikiran disetiap kepala tidaklah sama. Visi dan misi pun apabila tidak dirumuskan dan disepakati bersama-sama dari awal, di pertengahan akan mengalami perbedaan. Dalam prakteknya, gesekan-gesekan persoalan dalam tim pun akan terjadi. Kesalahan kerja dari rekan team, ketidakdisiplinan anggota tim serta sikap tidak saling memahami sesama tim kerja terkadang menjadi embrio kegagalan sebuah tim kerja. Oleh sebab itu, dari awal perlu dibangun pondasi yang kokoh, visi misi dan tujuan yang jelas serta komitmen membangun bagi berdirinya sebuah dream team.
Di dalam buku ini, Joni Lis Effendi memberikan langkah-langkah praktis mewujudkan sebuah dream team. Berangkat dari pemahaman makna sebuah dream team, pengarang menyajikan ulasan singkat hal-hal yang harus dimiliki oleh sebuah dream team. Selanjutnya penulis menawarkan sebuah manajemen dream team yang cantik dan realistis.
Di bagian lain penulis memaparkan pemahaman akan sebuah dream team melalui analogi seekor lebah. Betapa banyak pelajaran yang bisa diambil dari seekor lebah, yang cukup lengkap tertuang dalam AlQuran. Membangun kekompakan, efisiensi kerja serta menjalin hubungan yang baik sesama tim kerja. 
Beberapa hal yang ditekankan oleh penulis dalam buku ini bagi mewujudkan dream team antara lain membangun sikap saling percaya, membina hubungan dan komunikasi serta kebersamaan antar tim kerja. Betapa banyak kehancuran sebuah tim diawali dari rasa saling tidak mempercayai serta komunikasi yang minim. Penulis memberikan langkah jitu untuk mengatasi persoalan ini. 
Sikap yang cukup penting dan tak boleh dilupakan oleh sebuah dream team dikemukakan penulis adalah sikap berani bersaing dan suka menerima tantangan. Penulis melukiskan tantangan pada hakikatnya adalah peluang sebuah dream team untuk maju menunjukkan jati diri dan diuji ketangguhannya. Sikap menerima tantangan tak cukup hanya bermodal nekat, di dalam buku ini disajikan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh sebuah dream team sebelum menerima sebuah tantangan. 
Di bagian akhir buku ini, penulis memberikan semangat kepada pembaca pentingnya membangun sebuah dream team. Kesuksesan tidak akan terwujud hanya dengan impian-impian saja. Tapi butuh langkah-langkah konkrit untuk merealisasikannya. Sebaliknya, impian akan menjadi motor penggerak kesuksesan apabila impian tadi dituangkan dalam sebuah master plan hidup yang jelas, terencana dan realistis untuk ditempuh. Membentuk sebuah dream team adalah salah satu senjata meraih kesuksesan. Sebab kesuksesan memiliki korelasi yang kuat dengan potensi diri. 

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang dikemas secara lugas, mudah dipahami dan tidak bertele-tele, sehingga bisa dibaca oleh berbagai kalangan. Argumen-argumen yang jelas dipaparkan sebagai jawaban dan solusi dari permasalahan. Beberapa contoh kisah yang ditampilkan menambah kelengkapan serta pemahaman pembaca akan permasalahan yang disajikan. Frekuensi jumlah halaman buku sangat sesuai dengan tema buku tersebut. Hal ini menjadikan buku ini cukup praktis dan ekonomis. 
Making Dream Team layak dibaca oleh mereka yang memang sedang bergulat dengan sebuah tim merancang sebuah kesuksesan. Berbagai persoalan dan jawaban dikemukakan dalam buku ini, sehingga dapat menjadi panduan praktis untuk siapa saja yang sedang merajut kesuksesan melalui dream team. Buku ini juga perlu dibaca untuk mereka yang terlibat dalam sebuah organisasi, membentuk visi misi dan tahapan-tahapan yang jelas bagi mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan bersama-sama. 
Buku ini terasa lebih hidup karena penulis secara langsung menyampaikan pengalaman-pengalaman pribadinya membentuk sebuah dream team. Namun demikian, kelemahan yang terlihat dalam buku ini adalah dari segi penulisan, adanya penggunaan kata-kata yang terkesan peyoratif di dalam kalimat, seperti kata “kalian”. Beberapa kesalahan cetak kata-kata serta kombinasi gaya bahasa formal dan non formal yang kurang sesuai. 
Secara umum, buku ini mampu menstimulasi pembaca untuk merealisasikan pesan-pesan si penulis. Pembaca akan lebih termotivasi mewujudkan sepenggal kata sukses melalui pembentukan sebuah dream team. Pembaca juga akan menemukan langkah-langkah cantik mengelola sebuah dream team serta solusi menarik dari kegagalan kerja sebuah dream team. Buku ke-4 yang ditulis oleh penulis muda Joni Lis Effendi ini cukup simple, praktis, ekonomis dan membantu siapa saja yang ingin mulai mengukir kata sukses melalui perwujudan sebuah dream team.



Tidak ada komentar: