do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 09 Oktober 2012

untung besar usaha susu sapi


http://id.shvoong.com/images/spacer.gif?s=summarizer&d=1349685826393&id=273206cf-974b-4c4a-9b0e-9e13b6659030
Susu sapi merupakan salah satu produk peternakan yang telah dikenal memiliki kandungan gizi yang sangat baik. Berbagai jenis minuman berbahan dasar susu sapi beredar dipasaran. Mulai dari jenis susu yang dikonsumsi bayi hingga manula dengan bahan dasar dari susu sapi dapat dengan mudah dijumpai di pasaran. Banyaknya permintaan terhadap kebutuhan susu sapi membuat seorang Hadi Prayitno tergerak untuk menggeluti dunia persusuan. Berawal dari sekitar tahun 70 an Hadi Prayitno yang kini lebih dikenal dengan sebutan Mbah Hadi, memulai usaha berdagang susu sapi segar.
Waktu itu mertua Mbah Hadi memiliki seekor sapi perah, namun hasil susu dari sapi tersebut belum dipasarkan dengan baik, maka Hadi Prayitno muda mencoba menjual susu sapi kepada tetangga dan masyarakat sekitarnya, bahkan sampai ke Kota Salatiga.
Ternyata dari penjualan susu sapi tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, setiap hari susu yang dibawa habis terjual. Mulai saat itulah Mbah Hadi meyakini bahwa menjual susu sapi dapat sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup selain bertani. Memang di tempat Mbah Hadi tinggal yaitu wilayah Ngemplak, Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo mayoritas warganya adalah petani. yang mengandalkan hasil bertani untuk mencukupi kehidupannya.
Mbah Hadi menjelaskan, dari hasil bertani masyarakat baru dapat memetik hasilnya kurang lebih 3 bulan sekali untuk tanaman jagung, padahal setiap hari harus makan, dan kegiatan bermasyarakat(pirukunan) yang juga memerlukan biaya,lebih seringnya warga mengalami kesulitan untuk memnuhi kebutuhan sehari – hari. Sedangkan apabila memiliki sapi perah setiap hari peternak dapat memperoleh susu segar kurang lebih 8 liter tiap satu ekor sapi. Jika satu liternya Rp. 2.600,- maka paling tidak uang sejumlah Rp. 20.800,- dapat diperoleh setiap hari, sehingga dapat dijadikan sumber pemasukan yang menjanjikan.
Bahkan sebagai tambahan Mbah Hadi menerangkan kalau sapi perah dapat digunakan sebagai agunan/jaminan kredit, warga yang memiliki sapi perah walaupun baru memeras susu satu kali saja sudah boleh mengambil kredit/hutang dikoperasi atau dari warga yang lain. Maka tidak heran jika sebagian besar warga desa Kumpulrejo memiliki sapi perah .
Mbah Hadi yang hanya lulusan sekolah setara SMP ini mengaku tidak pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan khusus dalam beternak sapi, jadi kemampuannya dalam memelihara sapi dan menjual hasil susu sapi diperoleh dari pengalaman selama kurang lebih 40 tahun. Saat ini Mbah Hadi telah memiliki tidak kurang dari 100 peternak sapi perah yang menyetorkan hasil susu sapinya kepada Mbah Hadi, dengan produksi rata- rata 1000 liter per harinya.
Harga dari para peternak dapat bervariasi antara Rp. 2.600,- hingga Rp. 2.700,- perliter, hal tersebut tergantung dari kualitas dari susu yang dihasilkan. Kualitas susu dapat diketahui dari rasa dan penggunaan pendeteksi kualitas susu dengan alat yang umum disebut Lato. Sehingga setiap pergi mengambil susu dari peternak, tidak lupa Mbah Hadi yang didampingi putranya menggunakan alat Lato ini untuk mendeteksi kualitas susu sapi dari para peternak. Susu dikategorikan baik jika hasil pengukuran menunjukkan angka berkisar 1,022 hingga 1,028 g/ml. Susu sapi yang diukur dengan hasil dibawah 1,022g/ml tidak akan diambil oleh Mbah Hadi.
Hal ini karena Mbah Hadi berprinsip lebih baik menjual sedikit namun memiliki kualitas yang bagus dari pada membawa banyak susu namun nantinya ditolak perusahaan penerima susu sapi karena kualitasnya jelek. Prinsip kepercayaan pun dipegang teguh oleh pria yang telah berusia 74 tahun ini dalam menggeluti usaha persusuan. Karena sekali menjual susu dengan kualitas jelek maka akan kesulitan sendiri dalam menjual susu berikutnya walaupun memiliki kualitas yang mungkin lebih baik.
Mbah Hadi menjelaskan dari pengalaman bertahun-tahun telah membuktikan bahwa kepercayaan itu sangat penting dalam berbisnis, sudah banyak pedagang pengelola susu yang gulung tikar karena kurang bisa menjaga kepercayaan, baik dari peternak maupun dari perusahaan penerima susu.
Karena ingin memperoleh keuntungan yang besar maka berani menjual susu yang jelek kepada perusahaan penerima susu, sehingga pada akhirnya perusahaan tidak mau menerima susu dari pedagang tersebut. Lebih baik sedikit tapi terus berkelanjutan, syukur-syukur bisa banyak dan berkelanjutan, kondisi seperti itu yang diharapkan lanjut Mbah Hadi.
Dari hasil susu sapi perah yang dikumpulkan dari para peternak selanjutnya Mbah Hadi menjual susu tersebut ke sebuah perusahaan di Mojosongo Klaten. Dipilihnya Mojosongo karena dinilai dapat memberikan harga yang cukup tinggi yaitu Rp. 2.850,- perliternya.
Dari hasil berjualan susu sapi inilah Mbah Hadi telah mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan bahkan mampu menyekolahkan anaknya hingga tingkat perguruan tinggi. Mbah Hadi menjelaskan kunci keberhasilannya selama kurang lebih 40 tahun menggeluti perdagangan susu sapi yaitu kepercayaan atau amanah yang harus dijaga dengan baik. Menjaga kualitas susu sapi agar terus baik dan hanya menjual susu sapi dengan kualitas terbaik.


Tidak ada komentar: