a. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg
Catatan :
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm.
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg
Catatan :
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm.
b. PINDAH TANAM
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam).
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam).
c. JARAK TANAM
- Sistem tunggal : 90-100 cm x 300 cm
- Sistem Ganda : 90-100 cm x 6-7 m (2 baris tanaman)
B. PEMUPUKAN
Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.
- Caranya :
Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb), tapi jangan terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel) disebar secara rata pada bedengan kemudian diaduk rata. Setelah itu bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik hitam-perak. Warna hitam menghadap ke bawah sedang warna peraknya menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang pada waktu mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan plastik ditarik sampai benar-benar rapat.
- Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman)
Semangka Berbiji: Semangka Non Biji: Pupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 80 gr
KCl 100 gr
Total pupuk buatannya 370 gr/tanPupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 40 gr
KCl 130 gr
Total pupuk buatannya 360 gr/tan
Catatan :
Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu. Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.
Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu. Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.
- Semangka non biji :
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 25 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan
(gr/tan)
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 25 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan
(gr/tan)
- Waktu pemupukan :
Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau sistim koak diaduk sampai rata pada koakan.
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak 20 cm.
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak 20 cm.
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak 20 cm.
Catatan :
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah.
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak 20 cm.
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak 20 cm.
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak 20 cm.
Catatan :
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah.
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.
C. PEMELIHARAAN
- Menyulurkan ranting
Setelah ranting memanjang, ranting disulurkan agar merambat membentuk siku-siku dengan baris tanaman. Bila ranting terlalu berhimpitan mudah menimbulkan penyakit, juga bunganya mudah rontok - Mendangir
Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus dilakukan untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman. - Pemberian seresah
Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka berada. Ranting yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami, demikian juga pada buahnya juga harus dialasi dengan jerami. Semakin tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai memberi seresah paling lambat ketika panjang tanaman 50 cm. - Pengairan dan Pengatusan
Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna mendapatkan tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar, dianjurkan untuk mengurangi pengairan guna memperbaiki pembentukan buah. Bila buah mulai berkembang, pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang optimal. Dan selama pemasakan buah yaitu setelah buah mencapai ukuran maksimum pengairan dikurangi untuk mendapatkan kadar gula yang baik. - Penyerbukan
Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka non biji harus dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna. Waktu penyerbukan adalah pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal bunga betina semangka non biji yang akan diserbuki sudah mekar). Yang perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji steril (mandul) sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa (berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka non biji, maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan 1:10, artinya untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk 10 tanaman semangka non biji.
- Cara menyerbuki semangka non biji :
Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada bunga betina semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus merata agar buah yang dihasilkan bagus bentuknya. - Membuang ranting
Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh memelihara 3 cabang tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi kalau ranting semangka tumbuh terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang, maka ujung cabang sekunder dipangkas dan ditinggalkan 2 daun. Sedang pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder, maka cabang tersebut harus secepatnya dibuang. - Perempelan buah
Buah yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang dijadikan paling baik 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13). Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2 buah saja (untuk jenis besar). Untuk jenis kecil 3-4 buah. - Pemberantasan Hama dan Penyakit
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka tanaman harus diusahakan bebas dari hama dan penyakit. Pengendalian yang intensif sangat diperlukan bagi jenis tanaman ini.
D. PANEN DAN HASIL PANEN
Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen 65-70 hari setelah pindah tanam. Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen 70-75 hari setelah pindah tanam.Hasil tiap Ha 25-30 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar