TUGAS MAKALAH
“
BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI”
OLEH
SISKA DAMAYANTI
915 – 03 – 001
AGRIBISNIS
SEKOLAH TINGGI
PERTANIAN WUNA
( STIP )
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil
Alamin. Puji syukur kita panjat kehadirat Allah SWT karena atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya, kami bisa menyelesaikan Makalah yang Judul “BUDIDAYA
TANAMAN KEDELAI”.
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah ini pada semester ganjil (III) dan untuk
membuka wawasan Mahasiswa.
Penulis
menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam..........
i
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................iii
A.Latar
Belakang......................................................................................................................iii
B.Rumusan
Masalah.................................................................................................................iv
C.Tujuan....................................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
A.Klasifikasi Tanaman Kedelai.................................................................................................1
B.Morfologi
Tanaman Kacang Kedelai.....................................................................................2
C.Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai.............................................................................3
D.Cara Budidaya Tanaman Kacang Kedelai..............................................................................5
E.Pengendalian
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Kedelai.................................................8
F.Pemanenam Tanaman Kacang Kedelai...................................................................................9
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................12
A.Kesimpulan...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat ini
tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras
disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan
sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup
penting. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan
protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk
peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar Perkembangan
manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai
dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang dapat mencegah
penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan
kedelai akan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat
tentang makanan sehat.
Produk
kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam
menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan sebagai komoditas ekspor. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02 juta ton,
sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan kekurangannya
diimpor sebesar 1,31 juta ton. Hanya sekitar 35% dari total kebutuhan dapat
dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. Upaya untuk menekan laju impor
tersebut dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan
areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani,
peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar,
perbaikan sistem permodalan, pengembangan infra struktur, serta pengaturan
tataniaga dan insentif usaha. Mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk yang
cukup besar, dan industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat maka
komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di dalam negeri
untuk menekan laju impor.
iii
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana klasifikasi tanaman kacang kedelai ?
2.
Bagaimana morfologi tanaman kacang kedelai ?
3.
Bagaimana syarat tumbuh tanaman kacang kedelai ?
4.
Bagaimana budidaya tanaman kacang kedelai ?
5.
Bagaimana pengendalian
hama dan penyakit tanaman kacang kedelai ?
6. Bagaimana cara pemanenan tanaman kacang kedelai ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui klasifikasi tanaman kacang kedelai.
2.
Untuk mengetahui morfologi tanaman kacang
kedelai.
3.
Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kacang kedelai.
4.
Untuk mengetahui budidaya tanaman kacang kedelai.
5.
Untuk mengetahui
pengendalian hama dan penyakit tanaman kacang kedelai.
6. Untuk mengetahui cara pemanenan tanaman kacang kedelai.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi Tanaman Kacang Kedelai
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti
tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan
tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman
yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman
ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon
dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross,
1995). Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu
tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-270
C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. Tanaman kedelai termasuk
tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian batangnya dan termasuk
dalam famili polog-polongan.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Dicotyledoneae
Family
: Leguminoseae
Genus
: Glycine
Spessies : Glycine
max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai
banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang
kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine
tabacin.
1
B. Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine
max L. )
v Akar
Salah satu
kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi
simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar
tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat
berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk
kelanjutan pertumbuhannya.
v Batang
Batang
tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau
berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk
cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi
tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung
pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat,
maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali.
v
Daun
Jarak daun
kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5
lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya
terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil,
dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna
hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul,
lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar
menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang.
v
Bunga
Bunga
kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai
memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai
tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian
pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh
terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.
Bunga tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3
sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya.
2
v
Buah
Buah kedelai
disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna
polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat
kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah
biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat,
ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah
pecah, ada yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya.
v
Biji
Biji kedelai
memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak
pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan
sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji
ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di
Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan
berukuran besar.
Kacang
kedelai kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor,
selenium dan seng. Kalsium adalah mineral yang sangat penting karena dapat
membantu meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah
osteoporosis. Ada berbagai macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang
kedelai mengandung lebih sedikit methione dibanding dengan makanan lain.
Methione adalah sejenis asam amino yang dapat memperbaiki jaringan.
C.
Syarat
Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai
v
Iklim
Kedelai
sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kedelai
dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang terbuka
dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
3
v
Ketinggian Tempat
Kedelai
cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan
laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi
pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa
dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang
terlalu banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa
membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m
dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan
ketinggian 300-500 m dpl.
Kacang
kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5
sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan
ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300
sampai 500 meter diatas permukaan laut.
v
Curah Hujan
Selama
pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 – 550 mm.
Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk
mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk
mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat
saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi
secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau
dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang
banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi.
v
Temperatur
Temperatur
yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kedelai
berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih bisa tumbuh
baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara diatas, dan tanaman
masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C.
4
v
Intensitas Matahari
Meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh
kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis.
Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan
penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik,
cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh
v
Tanah
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas
yang optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung
berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air
untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan
tumbuh yang lain.
D.
Budidaya
Tanaman Kacang Kedelai
v
Penyiapan benih
Pada tanah
yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan
legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di
media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium
japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau
kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini
akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari
udara. Cara pemberian legin:
1.
Sebanyak 5-10 gram legin dibasahi
dengan air sekitar 10 cc;
2.
Legin dicampur dengan 1 kg benih dan
kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum.
3.
Setelah diinokulasi, benih dibiarkan
sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih
dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
5
Selain itu, yang perlu diperhatikan
dalam hal memilih benih yang baik adalah kondisi dan lama
penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya
tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan
bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
v
Pengolahn media tanam
a)
Persiapaan
Terdapat 2
cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif)
di sawah bekas ditanami padi dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
b)
Pembentukan bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan
ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase,
maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m. namun pada
praktikum kali ini mahsiswa tidak dibebabankan dalam pembuatan bedengan,
bedengan sudah langsung jadi dan hanya langsung melakukan penanaman.
c)
Waktu tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar
tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur
kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka
sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah
agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
6
v
Pemeliharaan tanam
a)
Penjarangan dan penyulaman
Kedelai
mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih
kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru
yang telah dicampur Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu
dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih
dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari.
b)
Penyiangan
Penyiangan
ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
c)
Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak
terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi
tempat penyakit yang berbahaya.
d)
Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat
tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas
ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah
yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil.
7
E.
Pengendalian
Hama dan penyakit
v
Hama
1.
Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada
yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean
Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan
polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelai pada
waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan,
kapas-kapasan atau kacangkacangan; membuang bagian tanaman
yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator
maupun parasit), penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian
atas dan bawah.
2.
Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah
daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah
sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat
lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah
warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya
(setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum
panen.
3.
Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala:
polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
v
Penyakit
1.
Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
8
2.
Penyakit layu (Jamur tanah :
Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini
menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit
layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang
tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M
45, dengan dosis 2 gram/liter air.
3.
Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini
menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena
jarak tanam terlalu dekat. Gejala: bunga, buah dan
daun mengecil. Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion
500 EC.
4.
Virus mosaik (virus)
Penyakit ini
menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vektor penyebar
virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
F.
Pemanenan
Tanaman Kacang Kedelai
v
Panen
a)
Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun
sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur,
buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak,
atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan
kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas
berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan
lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan
dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian
tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi
dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada
umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata.
9
b)
Cara panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak
hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur. Pemungutan
dengan cara mencabut. Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu
diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan
akan lebih mudah. Cara
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan. Pemungutan dengan cara memotong. Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat
pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan. Pemungutan dengan cara memotong. Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat
v
Pasca panen
a)
Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh
hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di
atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan
pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan
biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong,
asalkan polong sudah cukup kering.
10
Biji kedelai
yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut
sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen
tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15
%. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari
pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b)
Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat
beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan
cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau
dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah,
brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari
kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang
bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang
sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
c)
Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai
dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di
tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang
diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila
kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur
lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini
tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras
disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan
sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup
penting. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan
protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk
peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar
Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan
berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang
dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai
antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena itu, ke depan
proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat tentang makanan sehat.
Hasil panen
sementara belum diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupin, namun
hasil panen di konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi, dapat di
hasilkan yaitu masing hasil panen komoditas kacang kedelai di indonsia rata
rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 M/segi
12
DAFTAR
PUSTAKA
13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar