do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 13 Februari 2016

MAKALAH TEKNIK SAMPLING



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas yang berjudul SAMPLING  ” tepat pada waktunya.
 Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
   Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                       …………………………………..1
DAFTAR ISI                                                     …………………………………..2
BAB I                                                                 …………………………………..3
a.       Latar Belakang                                             …………………………………..3
1.      BAB I I
a.       Pembahasan                                                  …………………………………..5
b.      Pengertian sampling                                     …………………………………..5
c.       Konsep Sampling                                         …………………………………..5
d.      Teknik Sampling                                          …………………………………..6
e.       Program Sampling                                        …………………………………..7
2.      BAB III
a.       Penutup                                                        …………………………………..8
b.      Daftar Pustaka                                              …………………………………..9













BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif. Secara kompleks penelitian merupakan aktivitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena alam maupun sosial. Penelitian memiliki fungsi yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.
Proses penelitian berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi penelitian experimental dan penelitian survai. Pada kesempatan ini, akan coba dibahas mengenai penelitian survai. Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji populasi dengan cara mengkaji atau menentukan sampel untuk menemukan insidensi, distribusi maupun korelasi variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian survai ada yang menggunakan sensus dan ada yang menggunakan sampel.
Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus, akan tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya. Metode sampling dapat dibedakan menjadi probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling memberikan kesempatan pada setiap unsur untuk dipilih, sedangkan non probability sampling tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih.
Probability sampling terdiri dari:
1. Simple Random Sampling
Merupakan pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada setiap unsur populasi untuk dipilih. Cara ini dapat menggunakan bantuan tabel random maupun menggunakan cara seperti yang biasa dilakukan ibu-ibu arisan dengan cara membuat gelas kocokan. Data yang digunakan harus homogeny.
2. Stratified Random Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara melakukan stratifikasi pada populasi yang tidak homogen, sehingga sampel yang diperoleh dapat homogen. Acak dapat dilakukan pada setiap subgrup.
3. Cluster Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara diklasterkan menjadi grup untuk diambil secara acak. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi dijadikan klaster primer (pengambilan acak) dan jumlah mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi sebagai klaster sekunder (pengambilan acak).
4. Stratified Cluster Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara distratifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan klaster. Contoh, meneliti perguruan tinggi sepulau jawa. Perguruan tinggi distratifikasi menjadi besar, sedang (Strata primer), kecil kemudian diacak untuk diambil perguruan tinggi dari masing-masing stratifikasi (klaster primer). Kemudian distratifikasi menjadi mahasiswa tingkat I sampai IV (strata sekunder) dan kemudian diacak 25 mahasiswa tiap angkatan (klaster sekunder).
Non probability sampling terdiri dari: (1) Purposive Sampling, Merupakan pengambilan sampel populasi dengan menggunakan kriteria-kriteria khusus; (2) Quota Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan jumlah yang ditentukan; dan (3) Accidental Sampling, Merupakan pengambilan sampel berdasarkan kebetulan.
Pengambilan sampel harus tepat dan benar, karena hal ini memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan proses penelitian. Semoga informasi dan ulasan ini dapat memberi tambah untuk ilmu pengetahuan dan dapat diambil manfaatnya.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN SAMPLING
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu populasi.  Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi,  sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu.  Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan.
Sampling serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal
·            Spesies apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar informasi sebelumnya tentang status hama. 
·            Berapa jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi pengendalian
Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam PHT hama pascapanen.  Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum.

B.     KONSEP SAMPLING
Sampling dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan pengendalian hama pascapanen.  Tujuan sampling hama pascapanen sebenarnya adalah untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk intervensi tindakan dan untuk menentukan apakah intervensi pengendalian telah efektif menekan populasi serangga.  Tujuan ini menentukan area sampling, peralatan sampling, cara mengumpulkan data dan bagaimana data dianalisis.  Hal pertama yang harus diketahui adalah konsep sampling. 

    Unit contoh/sampel
                Unit contoh adalah fraksi dari area yang dihuni suatu populasi serangga sasaran, yang disebut universe.  Contohnya, bila sampling terhadap permukaan stapel beras di gudang menggunakan colokan (spear), maka unit contoh adalah kuantitas beras dalam colokan sedangkan permukaan stapel beras adalah universe.  Bila menggunakan perangkap, unit contoh sebenarnya adalah area efektif perangkap dan durasi pemerangkapannya.  Namun area efektif suatu perangkap sulit diukur, sehingga untuk praktisnya, unit contoh adalah perangkap.    
   
    Ukuran unit contoh
                Ukuran unit contoh ditentukan oleh peralatan yang digunakan, misalnya volume setiap unit contoh beras tergantung ukuran spear yang digunakan.  Ukuran unit contoh harus tepat.  Meskipun ukuran unit contoh yang besar dapat mengurangi jumlah titik sampel yang diperlukan, hal ini biasanya butuh waktu dan biaya penanganan lebih besar.  Unit contoh yang kecil dengan jumlah titik sampel yang banyak lebih efisien dan lebih representatif, namun perlu dijaga supaya ukuran unit contoh cukup besar sehingga masih dapat menangkap serangga dalam kepadatan populasi yang rendah. 
                Saat ini telah dikembangkan standar ukuran unit contoh untuk tiap bahan simpan.  Biasanya disyaratkan 500-1000 biji untuk diamati per unit contoh.  Jumlah tersebut setara dengan berat biji tertentu seperti tersaji di bawah ini
Biji jagung (ukuran kecil)
200 g
Biji jagung (ukuran besar)
250 g
Biji sorghum
25 g
Kacang polong (cowpea)
150 g
Butir gandum
25 g
Butir millet
10 g
Butir padi
15 g

C.    TEKNIK SAMPLING    
Teknik sampling adalah metode yang meliputi pemilihan unit contoh yang tepat a serta proses penarikan contoh.  Unit contoh apa yang akan dipakai disesuaikan dengan sifat bioekologi serangga.  Misalnya, unit contoh berupa perangkap berumpan hanya tepat untuk sampling serangga yang tertarik umpan tersebut.  Proses penarikan contoh bisa bisa dilakukan secara random atau sistematik (non ramdom). Pada proses random, pemilihan titik contoh berdasarkan tabel angka acak.  Sebaliknya, titik contoh pada sampling sistematik mengikuti aturan tertentu, misalnya jarak yang sama antar titik contoh, posisi pengambilan sampel yang sama untuk bahan simpan yang sedang bergerak dan lain-lain. 

    Statistik Dasar
Hampir semua hipotesis statistik berdasar pada asumsi bahwa sampel data terdistribusi normal.  Sebaran data jumlah serangga per unit contoh, lama perkembangan hidup serangga, jumlah serangga yang mati setelah fumigasi dan sebagainya apabila diplotkan akan menghasilkan kurva yang berbentuk seperti genta, terutama bila unit contoh cukup besar (>30). 
Apabila data pengamatan dalam suatu unit contoh dihitung/diukur dan dilambangkan dengan x, maka rata-rata atau mean data per unit contoh  adalah:
               
Varian (s2) adalah jumlah kuadrat dari selisih data unit contoh (xi) dan mean , sehingga rumus sederhananya adalah
               

dengan n-1 derajat bebas. 
Akar kuadrat dari varian (Ös2=s) disebut deviasi standar sampel dan menunjukkan seberapa dekat mean hasil perhitungan sampling terhadap mean populasi sebenarnya.

    Program sampling
Semua pengetahuan terdahulu tentang sampling biasanya menghasilkan program sampling.  Program sampling menunjukkan unit contoh apa yang digunakan, berapa banyaknya titik contoh, kapan dilakukan sampling, bagaimana distribusi spasial (dispersi serangga), analisis statistik apa yang digunakan dan sebagainya.  Program sampling sangat berguna untuk menentukan apakah pada saat tertentu perlu atau tidak dilakukan intervensi pengendalian.  Program sampling yang dilaksanakan dengan baik akan menjadi salah satu kunci pengendalian hama pascapanen di penyimpanan.
BAB III
PENUTUP


Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.








































DAFTAR PUSTAKA


kolom-tugasmk.blogspot.com/.../populasi-dan-metode-sampling.html
teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
priscillia.blog.fisip.uns.ac.id/2012/03/06/teknik-pengambilan-sampel/

Tidak ada komentar: