BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan
tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan
kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Cara Kerja Sistem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya
berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa
otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa
rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa
rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel
saraf satu dengan sel saraf lain.
Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel
saraf motorik-efektor-tanggapan.
Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam
tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan
menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan
koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu
mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya. Hipofisa (Pituitary). Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormone yang
letaknya di otak.
B.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar
dalam penulisan ini kami dapat memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami
mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah
“Pembahasan dari Apa yang Ada dalam Sistem Saraf”.
C.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
a. Untuk mengetahui tentang apa saja yang ada dalam
Sistem Saraf.
b.Untuk menambah pengetahuan tentang Sistem Saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sistem Saraf Beberapa Pengertian / Istilah Dalam
Gizi
1. Ilmu Gizi (Nutrience
Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan
kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan.
3. Gizi (Nutrition)
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energy.
Sistem syaraf adalah sebuah
sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang
mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai
bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian,
pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron
yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem
saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang
kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer,
memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf
melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam
mengendalikan sistem gastrointestinal.
Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai
gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut akson,
yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis di
persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik
mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron
diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang
menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan
eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer
ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral
neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat
semua input dan output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua
jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi
dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf
mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia),
yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi
yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan
direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan
cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun
dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang
harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
• Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau
impuls. Pada tubuh kita yang ber tindak sebagai reseptor adalah organ indera.
• Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri.
Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
• Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan
yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel
saraf intermediet (asosiasi).
• Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf
asosiasi (intermediet).
• Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari
sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh
terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat.
Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan
aksonnya dapat sangat panjang.
• Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi.
Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan
sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf
lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima
impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit
bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel
saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat
dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS.
Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan
pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa
makanan sebagai panas yang dibutuhkanmanusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi
sudah ada sejak dulu, antara lain:
1. Penelitian tentang
pernapasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier
(1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energy
makanan yang meliputi proses pernapasan, oksidasi dan kalorimetri.
Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang
pertukaran energy dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
2. Penemuanmineral – Sejak
lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan
kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat
esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium , kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal abad
20, vitamin sudah
dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang
dimurnikan dan makanan utuh.
Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak
tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan
Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat
tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti
menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
4. Penelitian Tingkat
Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang
struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan
pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship
antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik,
penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan
pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul
konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan
bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada
bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi,
fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat
struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris
(peraturan food labeling dan batas keracunan).
C. PETA
PIKIRAN SARAF MANUSIA
1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut
neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar
dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf
panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus
oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan
berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi
menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi
mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang
diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang
berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini
banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan
adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf
lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis.
Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti
benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach)
dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls
pada sinapsis.
2. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh
reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga
dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di
antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara
tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan
ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu
sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif
terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus)
pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik
sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang
serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi
antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada
atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut
saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial
kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel
yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial
listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu
zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke
post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan
dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran
post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan
diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran
post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke
otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan
membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema
yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf
lainnya.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi
ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada
makanan.Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor.
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada
pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak,
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi
karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang panjang.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau
tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
sangat singkat dan tidak melewati otak.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada
benda asing yang masuk ke mata.
c. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat
busuk.
d. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba
terjatuh.
e. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
3. Susunan Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.
a. Sistem Saraf Pusat:
v Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan
sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam
rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama
otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing
belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur
dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri
mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar,
tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil
dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang
dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur
keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan
melakukan kegiatan. Fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan
otak tengah. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan
menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan
sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis,
yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron.
Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak
adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung,
suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
v Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam
rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas
tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis,
yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan
luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf
sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak
refleks.
b.Sistem Saraf Tepi:
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang
membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan
sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon
rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.
v Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf
kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf
otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot
lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan
informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini
dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau
tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai
berikut:
Ø Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat
dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemah-kan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan meng- isyaratkan
ke tangan untuk membukakan pintu.
Ø Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas,
kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak
mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
Ø Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan
menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi
tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
v Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang
berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada
pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ
tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah
dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf
simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan
saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem
saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks
ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau
simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
Fungsi dari sistem saraf parasimpatik dan simpatik
adalah sebagai berikut.
Ø Mempercepat denyut jantung
Ø Memperlebar pembuluh darah
Ø Memperlebar bronkus
Ø Mempertinggi tekanan darah
Ø Memperlambat gerak peristaltis
Ø Memperlebar pupil
Ø Menghambat sekresi empedu
Ø Menurunkan sekresi ludah
Ø Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem
saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah
sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang
berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat
sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan
tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan
menjadi 2, yaitu, sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf
sadar berfungsi, mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan,
sistem saraf tak sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak
kita sadari.
DAFTAR
PUSTAKA
1. “Nervous System”. Columbia Encyclopedia.
Columbia University Press.
http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/
2.
a b c d e f Kandel ER, Schwartz JH,
Jessel TM, ed (2000). “Ch. 2: Nerve cells and behavior”. Principles of Neural
Science. McGraw-Hill Professional. ISBN 9780838577011.
3.
Finger S (2001). “Ch. 1: The brain
in antiquity”. Origins of neuroscience: a history of explorations into brain
function. Oxford Univ. Press. ISBN 9780195146943. ^ Finger, pp. 43–50
4. a b Sakarya
O, Armstrong KA, Adamska M, et al. (2007). “A post-synaptic scaffold at the
origin of the animal kingdom”. PLoS ONE 2 (6): e506. doi:10.1371/journal.pone.0000506.
PMID 17551586.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar