Tugas
Individu
Nama Dosen : Drs. H. Muhammad syaharuddin,A.pt
VITAMIN DAN MINERAL
Oleh:
NAMA : MARDIANTI
NIM : PSW.B.2014.IB.0012
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah selesai tepat pada
waktunya yang berjudul “, VITAMIN DAN MINERAL, ”.
Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi dan pembelajaran kepada kita semua khususnya yang
bersangkutan dengan obat-obatan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah swt., kami menyadari bahwa Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Wassalamuallaikum. Wr. Wb.
Raha,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………….…….……….
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………….… i
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar
Belakang ………………………………………….……………...
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………........... Tujuan ……………………………………………………...………….....
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian
Vitamin dan Mineral …………………………………….….
B. Penggolongan
Vitamin dan Mineral …………..…….......................….
C.
Unsur Hara (Trace Elements)......................................................................
BAB
III PENUTUP.......................................................................................
A. Kesimpulan
………………………………………………...…………
B. Saran
………………………………………………………..………...
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Obat
merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak
dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat. Dengan penggunaan obat kita
harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang
digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang
digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita.
Vitamin dan
mineral adalah zat yang sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia.
Zat – zat tersebut berperan penting dalam proses – proses kimia dalam tubuh dan
berpengaruh dalam mempertahankan fungsi tubuh, karena vitamin dan mineral
merupakan faktor yang berdampak besar terhadap berjalannya fungsi fisiologi
tubuh, dan umumnya kekurangan, kelebihan ataupun kesalahan penggunaan vitamin
dapat berdampak terhadap patologi tubuh.
B. Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan vitamin dan mineral?
2.
Apa saja penggolongan vitamin dan
mineral?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian vitamin dan
mineral
2.
Untuk mengetahui apa saja penggolongan
vitamin dan mineral
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah sekelompok senyawa
organik berbobot molekul kecilyang memiliki fungsi vital dalam metabolisme
organisme. Dipandang dari sisienzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim
Mineral merupakan zat yang terdapat
di alam dengan kandungan suatu kimia homogen, serta bentuk yang teratur (sistem
kristal) yang terbentuk secara alamiah atau juga dengan melalui proses
anorganik.
B . Penggolongan
Vitamin dan Mineral.
Penggolongan Vitamin :
·
Vitamin
Larut Air
Vitamin Larut Air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan
sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut
air perlu sering dikonsumsi.Mesipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam
jumlah berlebihan merupakan pemborosan dan menimbulkan efek yang tidak
diinginkan.
Vitamin larut air terdiri dari (Syarif, 2007) :
·
Vitamin B
Komplet
1)
tamin
Tiamin (Vitamin B1) merupakan
kompleks molekul organik yang mengandung satu inti tiazol dan pirimidin.Dalam
badan ini, akan diubah menjadi tiamin pirofosfat (tiamin-PP), dengan reaksi
sebagai berikut:
Tiamin + ATP Ã Tiamin – PP
+ AMP
Sumber yang mengandung vitamin B1
yaitu gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
2) Riboflavin
Riboflavin (Vitamin B2) adalah
vitamin yang memiliki ribosa dalam rumus kimianya.Sumber yang mengandung
vitamin B2 yaitu daging, hati, ragi, telur, bebagai sayuran dan sebagainya.
3) Asam
Nikotinat
Asam Nikotinat atau niasin dikenal sebagai faktor PP (pellagra
preventive). Sumber alami yang mengandung niasin yaitu hati, daging, ragi, dan
sebagainya.
4) Piridoksin
Piridoksin (Vitamin B6) di alam
terdapat tiga bentuk yaitu prpdoksin yang berasal dari tumbuhan, piridoksal,
dan piridoksamin yang terutama berasal hewan. Ketiga bentuk piridoksin tersebut
dalam tubuh diubah menjadi piridoksal fosfat.
Sumber yang mengandung vitamin B6 yaitu, ragi,
biji-bijian (gandum, jagung, dan
lain-lain) dan hati.
5) Asam
Pantotenat
Asam pantotenat membentuk koenzim A
yang sangat penting dalam metabolisme, karena bertindak sebagai katalisator
pada rekasi – reaksi transfer gugus asetil.
Sumber yang mengandung vitamin B1
yaitu gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
6) Biotin
Biotin dikenal juga sebagai vitamin H (Haut). Defisiensi
yaitu dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan.Biotin di dalam tubuh berfungsi sebgai koenzim
pada berbagai reaksi karboksilasi. Penggunaan biotin dalam terapi belum jelas.
Jumlah biotin yang diperlukan sehari berkisar natara 150 – 300 µg, dan
sumbernya terutama kuning telur, hati dan ragi.
7) Kolin
Kolin berfungsi sebagai prekursor
asetilkolin, metabolisme lemak, berkhasiat lipotropik untuk seperti sirosis
hepatis, hepatitis, metabolisme intermedier, donor metil untuk pembentukan asam
amino esensial
8) Inositol
Pemberian inositol tidak menimbulkan efek
farmakodinamik yang nyata, sedangkan fungsinya dalam tubuh belum diketahui.
·
Vitamin C
(Asam Askorbat)
Vitamin C berperan sebagai kofaktor dalam sejumlah
reaksi hidroksilasi dan amidasi dengan memindahkan elektron ke enzim yang ion
logamnya harus berada dalam keadaan tereduksi; dan dalam keadaan tertentu
bersifat sebagai antioksidan.Vitamin C dibutuhkan untuk mempercepat perubahan
residu prolin dan lisin pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan
hidroksilisin pada sintesis kolagen.
·
Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K) diabsorpsi dengan cara yang
komplek dan sejalan dengan absorpsi lemak. Dengan demikian keadaan-keadaan yang
menyebabkan gangguan absorpsi lemak seperti defisiensi asam empedu, ikterus dan
enteritis dapat mengakibatkan defisiensi I atau mungkin semua vitamin golongan
ini.
a. Vitamin A
Devisiensi vitamin A tejadi bila
kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu, misalnya pada sirosis
hati.Devisiensi ini lebih sering terjadi pada penyakit menahun dengan gangguan
absorbsi lemak, seperti pada penyakit obsruksi saluran empedu, sariawan, dan
fibrosis kistik.Devisiensi vitamin A bersama dengan penyakit Protein Caloric
Malnutrition (PCM) masih merupakan penyakit gangguan gizi yang sangat penting
di Indonesia serta negara bekrembang lainnya, dan terutama sering ditemukan
pada anak-anak.
b. Vitamin D
Pada defisisensi vitamin D terjadi
penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang
berakibat meningkatnya resorpsi tulang. Pada bayi dan anak, hal ini
mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang yang dikenal sebagai penyakit
rakitis.Pada orang dewasa, defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalasia yang
ditandai oleh berkurangnya densitas tulang, sedangkan deformitas tulang hanya
terjadi pada kasus yang lanjut(Syarif, 2007).
c. Vitamin E
Vitamin E banyak terdapat pada
makanan, maka defisiensi vitamin E biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.
Gejala defisiensi vitamin E antara lain anemia himolitik, degenerasi retina,
kelemahan otot, miopatia, ataksia, dan gangguan neurologis (Syarif, 2007).
d. Vitamin K
Vitamin K ( koagulation vitamin )
merupakan vitamin yang larut dalam lemak.
Dikenal 3 macam vitamin K alam,
yaitu :
(1) Vitamin K1 (
filokuinolon / fitonadion ).
Digunakan
unutuk pengobatan , terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
(2) Vitamin K2 (
senyawa menakuinolon ).
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri
Garm positif.
(3) Vitamin K
sintetik ( Vitamin K3 ( menadion ) )
Merupakan
derivat naftakuinon, dengan aktivitas yang mendekati vitamin K alam.Derivatnya
yang larut dalam air, menadion natrium difosfat, di dalam tubuh diubah menjadi
menadion.
Penggolongan Mineral :
1. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang
paling banyak didapatkan didalam tubuh. Untuk absorpsinya diperlukan vitamin D.
Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada
wanita pasca menopause. Bayi yang mendapat susu buatan merupakan tambahan
kalsium. Selain itu asupan kalsium juga ditingkatkan bila makanan banyak
mengandung protein dan atau fosfor. Banyak peneliti yang menganjurkan asupan
sekitar 1,2 g/hari untuk pasien alkoholik, sindrom malabsorpsi dan
pasien-pasien yang mendapat kortikosteroid, isoniazid, tetrasiklin atau antacid
yang mengandung aluminium.
2. Fosfor
Mineral ini terlibat dalam
penggunaan vitamin B kompleks didalam tubuh. Fosfor terdapat pada semua
jaringan tubuh dan didalam tulang gigi didapatkan dalam jumlah yang hampir sama
dengan kalsium. Fosfor sangat penting sebagai buffer cairan tubuh.Lemak,
protein, karbohidrat, dan berbagai enzim yang berperan dalam transfer energi
mengandung mineral ini.Makanan dengan komposisi yang baik sudah mengandung
fosfor yang cukup.Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor dalam makanan
dianjurkan 1:1.Pada orang dewasa defisiensi umumnya tidak terjadi kecuali pada
alkoholisme, penggunaan antacid yang tidak dapat diabsorpsi untuk jangka lama,
muntah berkepanjangan, pasien penyakit hati atau hiperparatiroidisme.
3. Magnesium
Magnesium mengaktivasi banyak system
enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor
yang penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas
otot dan kepekaan saraf. Pada orang sehat dengan makanan yang bervariasi
defisiensi magnesium jarang terjadi. Kebutuhan akan magnesium tergantung pada
jumlah protein, kalsium, dan fosfor yang dimakan.
Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan
saraf dan transmisi neuromuscular.Pada keadaan defisiensi berat mengakibatkan
tetani dan konvulsi. Hipomagnesemia dapat terjadi pada pasien alkoholik,
kwashiorkor, tetani infantil, diabetes, sindrom malabsorpsi, hiper atau
hipoparatiroidisme, penyakit ginjal, selama terapi diuretic, pada pasien yang
hanya mendapat makanan parenteral pascabedah.
Hipermagnesemia menyebabkan
vasodilatasi perifer dan hilangnya refleks tendon, mempunyai efek seperti
kurarepada sambungan saraf-otot dan menghambat penglepasan katekolamin dari
kelenjar adrenal. Kegagalan pernafasan dan henti jantung dapat terjadi setelah
dosis sangat besar.
4. Kalium
Perbedaan kadar kalium (kation utama
dalam cairan intrasel) dan natium (kation utama dalam cairan ekstrasel)
mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan
tubuh.
Meskipun defisiensi jarang terjadi
pada individu yang mendapat makanan yang cukup, hipokalemia dapat terjadi pada
anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein.Penyebab hipokalemia
yangpaling sering adaah terapi diuretic terutama tiazid. Penyebab lain
hipokalemia adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme,
terapi cairan parental yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan
kortikosteroid atau laksan jangka lama. Aritmia jantung dan gangguan
neuromuskularmerupakan akibat hipokalemia yang paling berbahaya.
Hiperkalemia paling sering
disebabkan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks
adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, atau penggunaan
antagonis aldosteron. Aritmia jantung dan gangguan konduksi merupakan gejala
sisa yang paling berbahaya. Manifestasi lain hiperkalemia termasuk kelemahan
parestesia.
5. Natrium
Natrium
penting untuk membantu mempertahankan volume cairan tubuh. Kadarnya dalam
cairan tubuh diatur oleh mekanismer homestatik. Banyak yang mengkonsumsi
natrium melebihi dari yang dibutuhkan.
Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal jantung
kongesif, sirosis hati dan hipertensi. Asupan yang kurang dari normal yang
dimulai sejak masa kanak-kanak dan berlanjut sampai dewasa dapat membantu
pencegahan hipertensi pada individu tertentu. Akan tetapi pembatasan natrium
pada wanita sehat selama kehamilan tidak dianjurkan.
Hipernatremia
jarang ditemui pada individu sehat tetapi dapat terjadi pada setelah diare atau
muntah yang lama terutama pada bayi, pada gangguan ginjal fibrosis kistik atau
insufisiensi korteks adrenal, atau pada penggunaan diuretik tiazid. Keringat
yang berlebihan dapat mengakibatkan kehilangan natrium yang banyak dan perlu
diganti dalam bentuk air dan NaCl.
6. Klorida
Klorida merupakan anion yang paling
penting dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit. Alkalosis metabolik
hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan diuretic
yang berlebihan. Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai natrium
berlebihan. Kemungkinan terjadinya hiperkalemia perlu dipertimbangkan bila
terpaksa menggunakan KCl sebagai pengganti klorida yang hilang.
7. Sulfur
Beberapa asam amino, tiamin dan
mengandung sulfur. Meskipun sulfur asensial untuk manusia fungsinya yang tepat
selain sebagai komponen tersebut diatas tidak diketahui. Demikian pula sampai
saat ini belum diketahui kebutuhanya perhari.
C. Unsur Hara (Trace Elements)
Unsur hara yang penting antara lain (Syarif, 2007):
1. Fluor
Fluor terdapat pada gigi dan
bermanfaat untuk menurunkan insidens karies dentis terutama pada anak.Selain
itu fluor juga membantu retensi kalsium pada tulang.Akan tetapi bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa suplementasi fluor bermanfaat untuk mencegah atau memperbaiki
penyakit tulang seperti osteoporosis masiv controversial.
Tabel DOSIS
SUPLEMENTASI FLUOR (MG ION FLUOR/HARI) DIDASARKAN PADA KANDUNGAN FLUOR DALAM
AIR MINUM.
Umur (th)
|
Kadar fluor dalam air (ppm)
|
||
< 0,3
|
0,3 – 0,7
|
> 0,7
|
|
Lahir -2
|
0,25
|
0
|
0
|
2-3
|
0,50
|
0,25
|
0
|
3-13
|
1,00
|
0,50
|
0
|
*dari Accepted Dental Therapeutics 1984
2. Seng (Zn)
Zn merupakan kofaktor lebih dari 100
enzim dan penting untuk metabolisme asam nukleat dan sintesis protein.mineral
ini diperlukan untuk pertumbuhan, fungsi dan maturasi alat kelamin, nafsu
makandan ketajaman rasa, serta penyembuhan luka.
Absorpsi Zn dipercepat oleh ligand
berat molekul rendah yang berasal dari pancreas.Kurang lebih 20-30% Zn per oral
diabsopsi terutama pada duodenum dan usus halus bagian proksimal.Jumlah Zn yang
di absorpsi tergantung pada berbagai faktor termasuk sumbernya.Zn yang berasal
dari hewan umumnya diabsorpsi lebih baik dari pada yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.Mungkin hal ini disebabkan oleh adanya fitat dan serat tumbuhan
yang mengikat Zn pada usus sehingga tidak dapat di absorpsi. Fosfat, besi, Cu,
Pb, Kadmium dan Kalsium juga menghambat absorpsi Zn sebaliknya absopsi Zn
ditingkatkan pada masa kehamilan, oleh kortikostreroid dan endotoksin.
Zn didistribusi keseluruh tubuh dan
kadar tertinggi didapatkan pada koroid mata. Spermatozoa, rambut, kuku, tulang
dan prostat. Didalam plasma sebagian besar Zn terikat pada protein terutama
pada albumin , α-2-makroglobulin dan transferin. ASI mengandung 3mg/L pada saat
setelah melahirkan, tetapi selanjutnya menurun.
Ekskresinya terutama melalui feses
sejumlah kurang lebih 2/3 dari asupan Zn. Hanya sekitar 2% diekskresi melalui
urin.Kehilangan Zn dalam jumlah besar dapat terjadi akibat diare atau keluarnya
cairan dari fistura.
Defisiensi Zn dapat terjadi akibat
asupan yang tidak cukup misanya pada orang tua, alkoholisme dengan sirosis dan
gizi buruk; absorpsi yang kurang misalnya pada sindrom malabsorpsi, fibrosis
kistik; meningkatkan ekskresi Zn misalnya pada anemia sickle cell, luka bakar yang luas, fistura yang mengeluarkan
cairan;atau pada pasien dengan gangguan metabolisme bawaan misalnya
akrodermatitis enteropatik. Defisiensi Zn pada ibu hamil mungkin dapat
menimbulkan efek teratogenik, karena malformasi dan gangguan tingkah laku terjadi
pada janin hewan coba.
3. Selenium
Selenium merupakan unsure enzim
glutation peroksidase yang terdapat pada sebagian besar jaringan tubuh.Dan hal
ini menerangkan sebagian aktivitas biologik yang ditimbulkannya.Selain itu
terdapat hubungan erat antara vitamin E dan selenium.
Bukti yang menunjukan bahwa selenium
merupakan mineral yang penting untuk manusia terlihat pada penelitian penyakit
Keshan yaitu kardiomiopati yang fatal, yang terjadi pada anak dan wanita muda
di Cina. Insidens penyakit ini ternyata tinggi pada anak-anak yang hidup
didaerah dimana kadar selenium pada makanan utamanya rendah. Dengan tambahan
selenium secara masal maka praktis penyakit tersebut tidak
terjadi.Kardiomiopati sejenis juga ditemukan pada beberapa pasien yang mendapat
makanan parenteral jangka panjang, mungkin sekurang-kurangnya sebagian hal ini
disebabkan oleh defisiensi selenium.Akan tetapi masih diperlukan informasi
lebih lanjut mengenai kebutuhannya.
Diperkirakan asupan selenium melalui
makanan telah mencukupi kebutuhan. Selenium 0,05-0,2 mg/hari nampaknya aman
untuk orang dewasa. Penggunaannyauntuk memperpanjang hidup atau pencegahan
kanker dan penyakit jantung iskemik tidak disokong oleh data yang ada.Selenium
dosis yang besar bersifat toksis dan dapat menyebabkan alopesia, lepasnya kuku,
lemas, mual, dan muntah.
4. Yodium
Yodium merupakan bagian dari hormon
tiroid: tetrayodotironin (tiroksin) dan triyodotironin. Keadaan defisien
mengakibatkan terjadinya hyperplasia dan hipertrofi kelenjar tiroid (goiter endemik).Penyakit
ini terjadi didaerah dimana tanahnya kurang mengandung yodium dan sering
terjadi sebelum tersedianya garam meja beryodium.Garam beryodium merupakan
sumber yodium yang murah dan efisien.Selain itu yodium juga banyak didapatkan
pada makanan laut.
Mineral ini dibutuhkan jumlah
100-300µg/hari dan sampai dengan 1mg/hari mungkin dapat dikonsumsi dengan
aman.Kebutuhan meningkatkan pada anak yang sedang tumbuh dan wanita pada masa
hamil dan laktasi. Akan tetapi penggunaan jumlah besar jangka lama selama
kehamilan mengakibatkan pembesaran tiroid neunatus,hipotiroidisme atau
kretinisme.
Manifestasi instoksikasi yodium akut
terlihat pada kelenjar tiroid, kelenjar saliva, mata, dan dapat menyebabkan
edema, demam, konjungtivitis.Edema laring dapat menyebabkan obstruksi jalan
nafas yang bisa fatal.Reaksi lokal pada saluran cerna seperti nyeri abdomen,
muntah dan diare yang kadang-kadang berdarah dapat terjadi dan dapat
mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan syok.
Instoksikasi kronik yodium lebih
sering terjadi.Sensitivitas terhadap yodium bervariasi antar individu, dan
yodium 6mg atau lebih per hari dapat menghambat aktivitas tiroid dan
megakibatkan terjadinya hipotirodisme. Gejala yang timbul antara lain reaksi
hipersensitivitas misalnya ruam kulit dan dermatosif, mual, edema muka dan
mata, sakit kepala, batuk, dan iritasi mata.
5. Kromium
Kromium trivalent berperan sebagai
konfaktor untuk insulin dan karena itu berperan pada penggunaan glukosa secara
normal dalam tubuh.Kromium untuk organic terdapat pada kompleks
dinikotino-glutation pada makanan tampaknya diabsorpsi lebih baik daripada
bentuk anorganik.
6. Mangan
Mineral ini terdapat pada
mitokondria sel, terdapat terutama pada kelenjar hipofisis, hati, pancreas,
ginjal dan tulang.Mangan mempengaruhi sintesis monosakarida, menstimulasi
kolesterol hati dan asam lemak, dan merupakan konfaktor banyak enzim seperti
arginase dan alkali fosfatase dihati.
7. Molibden
Molibden merupakan konstituen
penting dari banyak enzim.Mineral ini diabsorpsi baik dan terdapat dalam
tulang, hati, ginjal. Defisien jarang terjadi molibden 0,15-0,5 mg/hari
diperkirakan cukup dan aman untuk orang dewasa dan nampaknya dapat dipenuhi
oleh makanan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari
pemaparan makalah ini yaitu :
·
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah
sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh.
·
Vitamin berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan vitamin
B Kompleks) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).
·
Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relative banyak
antara lain kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium, klorida dan sulfur.
·
Unsur hara (Trace
Elements) yang dibutuhkan tubuh antara lain fluor, selenium, yodium,
kromium, mangan dan molibden.
·
Kekurangan atau kelebihan vitamin, mineral dan unsur
hara dapat menimbulkan dampak tidak baik untuk tubuh sehingga setiap orang
harus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang didasarkan pada patokan berat
badan untuk masing – masing kelompok umur dan jenis kelamin
B.
Saran
Kepada seluruh tenaga kesehatan diwajibkan untuk menguasai segala bentuk
teori dan metode yang berkaitan dengan obat-obatan. Tenaga kesehatan juga harus
mampu memberikan konseling kepada masyarakat mengenai segala aspek, unsur, dan
komponen obat-obatan yang digunakan dalam segala bentuk tindakan medis.
Kepada masyarakat, diharapkan untuk tidak sembarangan dalam mengonsumsi
obat-obatan, dan lebih teliti dalam memilih obat-obatan. Selain itu, masyarakat
diharapkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dalam menangani gangguan
maupun penyakit yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
· ISFI.2005.ISO Indonesia.PT Anem kosong.Jakarta
· H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.1993.Swamedikasi.DepKes RI
· DEPKES.2000.IONI.CV sagung Seto.Jakarta
· H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.2011.Obat-obat penting.PT Elex Media Komputindo.Jakarta
· Buku pelajaran Farmakologi untuk SMF.1994.Bakti Husada
· H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.1993.Swamedikasi.DepKes RI
· DEPKES.2000.IONI.CV sagung Seto.Jakarta
· H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.2011.Obat-obat penting.PT Elex Media Komputindo.Jakarta
· Buku pelajaran Farmakologi untuk SMF.1994.Bakti Husada
Fessenden.
1982. Kimia Organik Jilid 2.
Erlangga, jakarta.
Girindra A.
1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Lal, H.
2000. Biochemistry for Dental Students.
CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
Lehninger,
A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I.
Erlangga, Jakarta.
Mulyono HAM.
2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara,
Jakarta.
Pujiadi, A.
1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press,
Jakarta.
Sirajuddin,
S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia.
Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur
UNHAS, Makassar.
http://syakirirmawati.blogspot.co.id/2012/11/anti-konvulsi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar