MAKALAH
STRES DAN ADAPTASI
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
KABUPATEN MUNA
2013/2014
NAMA KELOMPOK
1. Rari Fatima 15.
Dewi Kusumaningsih
2. Rahmi Awanda 16.
Fatkhi Nurani H.
3. Intan Lestari 17.
Fibriyanti
4. Ice Nursia 18. Fitri Andriani
5. Arin Alhurulin Man Syarif 19. Hartina
6. Arni 20. Haslia
7. Astuti 21. Hikma Wati
8. Ayu Intan Nuari 22. Indah
Nirwana
9. Desi Hidayanti 23.
Ismayanti
10. Desi 24. Jumhirah
11. Erna Dalia 25.
Kiky Resky Amalia
12. Lisnawati Kole 26. Nirwana
13. Mariani 27.
Novitasari
14. Munawira Fadliyawati
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua karna atas limpahan berkah
dan hidayahnya kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul STRES
DAN ADAPTASI.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
DOSEN KDPK. yang telah membimbing kami,dan kepada teman-teman
semua yang memberikan dukungannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa daalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal
pembuatan,penyusunan,ataupun materi yang disajikan belum lengkap.untuk itu kami
harapkan kritik dan saran yang dapat mendorong kami untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya.
Sekian dan terima kasih.
Raha,Desember 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Stres
2.
Pandangan Stres
3.
Macam-macam Stres
4.
Sumber Stresor
5.
Model Stres Kesehatan
6.
Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor
7.
Tahapan Stres
8.
Reaksi Tubuh Terhadap Stres
9.
Manejemen Stres
10.
Homeostatis
11. Konsep
Adaptasi
12.
Macam-Macam Adapatasi
BAB III. PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan
individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada
kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai
sehingga dapat menyebabkan individu tersebut bingung, melamun hingga stres.
Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada
masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa
disebut dengan koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut
tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut
marah-marah, frustasi hingga depresi.
Berikut akan dijelaskan tentang stres, koping dan adaptasi yang biasa
terjadi pada setiap individu, salah satu contoh individu yang akan menghadapi
ujian masuk kerja.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan
2. Agar mahasiswa dapat memahami
pengertian tentang stres dan adaptasi
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui
tujuan dari stres dan adaptasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak.
Seseorang yang mengalami stres karena sebuah jabatan disebut sebagai eustres.
Terjadinya stres dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk
stresor ini dapat dari lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam
pengertian stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus di mana
penyebab stres dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dapat
dikatakan sebagai respons artinya dapat merespons apa yang terjadi, juga
disebut sebagai transaksi yakni hubungan antara stresor dianggap positif karena
adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena
adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan
perubahan atau masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau
menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat
menjadi lebih baik atau menjadi adaptif .
Stres menurut:
1. Stress adalah realitas kehidupan
setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang
memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
2. Stres adalah segala situasi
dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau
melakukan tindakan (Selye, 1976).
3. Stres psikologis sebagai hubungan
khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut
sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan
kemapanannya (Lazarus Folkman, 1994).
4. Stres dianggap sebagai faktor
predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan individu terhadap
penyakit (Rahe, 1975).
2.2 Pandangan Stres
Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya
karena memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang
stres sebenarnya, maka dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :
a. Pandangan Stres Sebagai
Stimulus
Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, di
mana semakin tinggi besar tekanan yang dialami sesorang, maka semakin besar
pula stres yang dialami.
b. Pandangan Stres Sebagai Respons
Mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadapstresor yang
diterima, di mana ini sebagai akibat respons fisiologis dan emosional.
c. Pandangan Stres Sebagai
Transaksional
Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara individu dengan lingkungan
dengan meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi maslah dan terbentuknya
sebuah koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang
potensial mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap
masalah, mengkaji kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang
diarahkan mengatasi masalah.
2.3 Macam-Macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di
antaranya :
1. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang
tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena
tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat
beracun asam basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh
senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau
parasit.
4. Sres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya
gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan
perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti
pada pbertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan
interpersonal, sosial budaya stau faktor keagamaan.
2.4 Sumber Stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat
mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik,
psikososial maupun spiritual. Sumber stresor lingkungan fisik dapat
berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan atau tempat-tempat umum sedangkan
lingkungan psikososial dapat berupa suara kesehatan atau orang yang ada
disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat pelayanan
keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan
fisiologis dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya.
Sedangkan sumber stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian
seseorang terhadap status kesehatan yang dialami serta pengaruh terhadap
dirinya.
Selain sumber stresor di atas, stres yang dialami manusia dapat berasal
dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan.
A. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang
terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu
diatsi, maka dapat menimbulkan suatu stres.
B. Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya
perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang
berbeda diantara keluarga permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan
yang dinamakan stres.
C. Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya,
seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena
lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya
adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.
2.5 Model Stres Kesehatan
Model stres kesehatan merupakan suatu
model di mana stres dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, model ini
terdiri dari beberapa unsur di antaranya :
Unsur langsung di mana stres dapat menghasilkan
atau mempengaruhi secara langsung dari perubahan fisiologis dan psikologis,
seperti adanya ketegangan (stres) akan menyebabkan terjadinya proses pelepasan
hormon secara langsung yaitu hormon katekolamin dan kortikosteroid yang kondisi
jantung berdebar-debar, denyut nadi cepat dan lain-lain
1. Unsur kepribadian, bahwa stres dapat
dipengaruhi karena adanya tipe kepribadian yang memudahkan timbulnya kesakitan.
2. Unsur interaktif, stres dapat
menyebabkan ketidakkebalan tubuh sehingga tubuh akan menjadi mudah terjadi
gangguan pada tubuh baik biologis maupun psikologis. Proses ini dikarenakan
adanya interaksi antara faktor dari dalam untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh.
3. Unsur perilaku sehat, stres dapat
secara tidak langsung mempengaruhi kesakitan akan tetapi dapat merubah perilaku
terlebih dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi alkohol, rokok, dan
lain-lain.
4. Unsur perilaku sakit, stres dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap kesakitan tanpa menyebabkan adanya perilaku
sakit seperti mencari bantuan pengobatan.
2.6 Faktor Pengaruh Respons Terhadap Stresor
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda
berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan koping
yang dimiliki individu, di antara stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh
antara lain :
1. Sifat stresor
Sifat streor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh
terhadap stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau
berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individudapat berbeda tergantung dari
pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stresor
Lamanya durasi stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh.
Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons yang dialaminya juga akan
lebih lama dan dapat mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.
3. Jumlah stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentukan respons tubuh.
Semakin banyak stresor yang dialami seseorang , dapat menimbulkan dampak yang
besar bagi fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami
banyak dan mampu menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga
kemampuan adaptifnya akan semakin baik pla.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor yang
dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu
menghadapinya, maka semakin baik dalam mengatasinya sehingga
kemampuan adaptifnya akan semakin baik pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap
stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe kepribadian ambisius, agresif,
kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, bekerja
tidak kenal waktu, bicara cepat, pandai berorganisai dan memimpin, lebih suka
bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, berpendirian
kuat akan lebih rentan terkena stres dibandingkan seseorang yang tipe
kepribadian tidak agresif, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, lebih
suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain.
6. Tingkat perkembangan
Semakin matang perkembangan seseorang, maka semakin baik pula kemampuan
untuk mengatasinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi
stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun
berbeda yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap Perkembagan
|
Jenis Stresor
|
Anak
Remaja
Dewasa muda
Dewasa tengah
Dewasa tua
|
Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua
Mulai sekolah
Hubungan dengan teman sebaya
Kompetisi dengan teman
Perubahan tubuh
Hubungan dengan teman
Seksualitas
Mandiri
Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak
Menerima proses menua
Satus sosial
Usia lanjut
Penyesuaian diri masa pensiun
Proses kematian
|
2.7 Tahapan Stres
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di
antaranya:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya
semangfat bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya,
merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa
senang akan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
2. Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya
perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah
makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut
tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot
punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung
dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur
ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur
seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali
tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
4. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
menyenangkan terasa membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara
adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya
gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan
mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan
kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
5. Tahap Kelima
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam,
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada
sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin
meningkat.
6. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan
takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah
bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi
kolaps atau pingsan.
2.8 Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada pada tubuh
baik secara fisiolgis maupun psikologis. Di antara reaksi tubuh tersebut
seperti terjadi perubahan warna rambut, menurunnya ketajaman mata karena
kekenduran pada otot-otot mata, pada telinga terjadi gangguan seperti adanya
suara berdenging, penurunan konsentrasi, sering sakit kepala, ekspresi wajah
tampak tegang, mulut dan bibir terasa kering, kulit sering berkeringat dan
kadang-kadang panas, dingin dan juga akan dapat menjadi kering atau gejala
lainnya, terjadi sesak nafas, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar
atau menyempit.
2.9 Manajemen
Stres
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres
tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih
lanjut seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan
mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan
Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi
dan mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan,
dengan mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan
dingin dan monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.
2. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang
cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang
rusak.
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan
daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan
cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama
yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
4. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena
dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan
tubuh.
5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya
stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh
akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak
mengandung alkohol.
6. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang
seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan
dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek
prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan
jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
8. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalm mengalami stres yang dialami
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitifafektif atau
psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang
digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
9. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
10. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yng disesuaikan dengan
kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar
pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi
rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan
psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam
mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
2.10 Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat
terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah
akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang,
atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang
terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat
dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah
proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh manusia. Dalam mempelajari cara
tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui empat cara di antaranya:
1. Self regulation di mana sistem ini
terjadi secara otomatis pada orang yang sehat sepserti dalam pengaturan proses
sistem fisiologis tubuh manusia.
2. Berkompensasi yaitu tubuh akan
cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh.
3. Dengan cara sistem umpann balik
negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal segera dirasakan
dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam keadaan tidak normal akan
secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari
keadaan yang ada.
4. Cara umpan balik untuk mengkoreksi
suatu ketidakseimbangan fisiologis.
2.11 Konsep Adaptasi
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai
individu dalam berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat
mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan
menghasilkan perilaku adaptif.
2.12 Macam-Macam Adaptasi
1. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara
fisilogis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang
menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi
fisiologis dibagi menjadi dua yaitu :
1. LAS (Local Adaptation Syndroma),
yaitu apabila kejadiannya atau adaptasi bersifat lokal seperti ketika daerah
tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan terjadi daerah sekitar kulit
tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-lain yang sifatnya lokal
atau pada daerah sekitar yang terkena.
2. GAS (General Adaptation Syndroma),
yaitu reaksi lokal yang tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara
sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian.
Pada adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction,
tahap resistensi dan tahap akhir.
2. Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak
mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak
tentram yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam
jiwa mereka. dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau
ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman
atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
3. Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya
masing-,masing. Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya
berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang
beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan baik maka akan tercipta
keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal
yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
4. Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus
dijalankan oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil
dalammengatur perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi
ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta
pikiran. Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat
merespon apa yang terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya
interaksi individu dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat
dari stresor seperti lingkungan baik secara fisik, psikososial maupun spiritual
serta dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Stress
yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan muncul
dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka
akan berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar
keadaan seesorang tersebut masih bisa terkontrol.
3.2 Saran
Dalam setiap
mengerjakan suatu tugas makalah diperlukan banyak referensi agar
materi yang disajikan lengkap.pada saat akan mempresentasikan materi
perlu banyak belajar agar dapat menguasai materi yang dibawakan
DAFTAR PUSTAKA
Wolf, Weitzel, Fuerst, 1984,
Dasar-dasar Ilmu Keperawatan, buku kedua, Gunung Agung, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar