ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “A” DENGAN BRONGKHOPNEUMONIA
DIRUANG RAWAT LONTARA IV BAWAH
RS PERJAN DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
I.
Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : Anak “ A “
2. Tempat Tgl lahir / Usia : Makassar, 13 Mei 2005
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : -----
6. Alamat : Kampung
Nipa-Nipa RT 1 / RW 4
7. Tgl masuk : 27
Juli 2005
8. Tgl pengkajian : 27 Juli
2005 jam 10.15
9. Diagnosa medik : Brongkhopneumonia
- Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. B
b. U s i a : 24 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Swasta
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Kamp. Nipa-Nipa
2. Ibu
a. N a m a : Ny. A
b. U s i a : 18 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Kamp. Nipa-Nipa
C. Identitas Saudara Kandung
No
|
N a m a |
U s i a
|
Hubungan
|
Status Kesehatan
|
1
|
Anisa
|
2,5
Tahun
|
Anak
sulung
|
Sakit
|
II.
Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah
Sakit
Sesak, batuk lendir dan
demam
III.
Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Sesak dialami sejak 5
hari setelah lahir. Gejala ini hilang timbul. Klien sebelumnya pernah dirawat
dirumah sakit dengan kasus yang sama (26 Juni 2005)
Saat pengkajian : Anak tampak sakit sedang, suhu tubuh 36 oC,
nadi 134 x permenit, pernapasan 68 x permenit, terpasang infuse dextrose 5 % 36
tetes / menit, Pemberian oksigen ½ liter
permenit.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk
anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Pemeriksan kehamilan sebanyak : 3
kali
b. Keluhan ibu selama hamil : Perdarahan
(-), Penyakit hubungan seksual (-) ngidam dan muntah-muntah,
c. Riwayat terkena sinar-X tidak ada
d. Kenaikan BB selama hamil : Ibu lupa
e. Imunisasi tetanus toxoid 2 kali di puskesmas saat bulan ke 3 dan ke 5
kehamilan
f. Golongan darah ibu tidak tahu,
golongan darah ayah ( A )
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah sakit
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan : Dokter
d. Cara uintukmemudahkan persalinan :
Drips
e. Komplikasi waktu lahir : Robekan
perineum
3. Post natal
a. Kondisi anak : BB lahir 2970 gram, PB
48 cm
b. Anak tidak mengalami kebiruan dan icterus saat anak lahir
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit
anggota keluarga : Alergi (-), asma (Ö), TBC (-), Hipertensi (-), Penyakit
jantung (-), stroke (-), anemia (-), hemofilia (-), artritis (-), Migrein (-),
DM (-), Kanker (-), Jiwa (-),
·
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki :
Perempuan : Hubungan perkawinan
: Klien :
Tinggal serumah
IV.
Riwayat Immunisasi
No
|
Jenis
immunisasi
|
Waktu
pemberian
|
Reaksi
setelah pemberian
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
BCG
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Hepatitis
|
Belum pernah mendapatkan imunisasi
|
|
V.
Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 2900 gram
2. Tinggi badan : 48 cm
3. Waktu tumbuh gigi (belum ada)
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia
anak saat pengkajian 6 hari
1. Berguling
2. Duduk
3.
|
4. Berdiri
5. Berjalan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali
:
7. Bicara pertama kali
8. Berpakaian tanpa bantuan
VI.
Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui setelah anak
dilahirkan
2. Cara pemberian : Setiap kali menangis
3. Lama pemberian tidak teratur
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : ASI
kurang
2. Jumlah pemberian : 4
x 100 cc
3. Cara pemberian : Dengan dot
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap
usia sampai nutrisi saat ini
Usia
|
Jenis
Nutrisi
|
Lama
Pemberian
|
0 – 4
Bulan
4 – 12
Bulan
Saat ini
|
ASI + Susu
formula
|
Asi
sampai hari kedua kelahiran lalu diganti dengan susu formula sampai sekarang
|
VII.
Riwayat Psikososial
·
Keluarga
tinggal dirumah sendiri
·
Lingkungan
berada ditengah kota
·
Hubungan
antar anggota keluarga harmonis
·
Pengasuh
anak : orang tua dan nenek
VIII.
Riwayat Spiritual
·
Support
sistem dalam keluarga baik
·
Kegiatan
keagamaan : Shalat dan pengajian namun tidak teratur
IX.
Reaksi Hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan
rawat inap
Ibu membawa anaknya ke
rumah sakit karena batuk berlendir dan sesak. Saat ini orang tua sangat
khawatir dan memikirkan keadaan yang terjadi pada anaknya. Orang tua
mempersepsikan bahwa anaknya sakit karena penyakit keturunan dari keluarga
ayahnya.
2. Pemahaman anak tentang sakit dan
rawat inap
Pemahaman anak tidak
dapat dikaji
X.
Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1. Selera makan
2. Menu makan
3. Frekuensi makan
4. Makanan pantangan
5. Pembatasan pola makan
6. Cara makan
7. Ritual saat makan
|
Malas Minum
Susu
PASI
Setiap anak
menangis
---
---
Diberikan
mll dot
---
|
Malas menyusui
Susu
formula
4 x 100 cc
---
---
Diberikan
mll dot
---
|
B. Cairan
Kondisi
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
|
PASI
Sesuai
keinginan
Tidak
diketahui
Diberikan
mll dot
|
PASI
4 x 100 cc
Tidak
diketahui
Diberikan
mll dot
|
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
|
Tempat
cucian
BAB 2 x dan
BAK 3-4 x/hari
Lunak
-----
-----
|
WC
BAB 2 x
BAK mll kateter
BAB lunak
-----
-----
|
D. Istirahat tidur
Kondisi
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1. Jam tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
|
Tidak tentu
20.00 –
07.00
tidak
teratur
Diberikan
PASI
------
|
Tidak tentu
Tidak tentu
Tidak
teratur
----
----
|
E. Personal Hygiene
Kondisi
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1. Mandi
~
Cara
~
Frekuensi
~
Alat mandi
|
Dimandikan
1 x sehari
Pakai sabun
|
Dilap basah
1 x sehari
Dengan air
hangat
|
XI.
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien : Sakit sedang
B. Tanda-tanda vital
~ S u h u : 36,5OC
~ N a d i : 164 x/menit
~ Respirasi : 68 x/menit
~ Tekanan darah : Tidak diketahui
C. Antropometri
~
Tinggi
Badan : 48 cm
~
Berat
Badan : 2900 gram
~
Lingkar
lengan atas : 12 cm
~
Lingkar
kepala : 42 cm
~
Lingkar
dada : 36 cm
~
Lingkar
perut : 32 cm
~
Skin
fold : ----
D. Sistem pernapasan
~
Hidung
: Simetris, pernapasan cuping hidung (+), sekret (+)
~
Leher
: pembesaran kelenjar tidak teraba
~
Dada
:
o
Bentuk
dada normal
o
Perbedaan
ukuran AP dengan transversal 1 : 1
o
Gerakan
dada simetris, penggunaan otot bantu ada
o
Suara
napas ronghi (+), Stridor (-), whezing (-), rales (-), cyanosis
o
Anak
sulit bernapas
~
Clubbing
finger (-)
E. Sistem Cardiovaskuler
~
Conjunctiva
icterus, bibir pucat dan kering, arteri karotis teraba lemah
~
Suara
jantung I dan II murni, gallop (-), murmur (-)
~
Capillary
refilling time < 2 detik
F. Sistem Pencernaan
~
Sklera
: tidak icterus
~
Mulut
: bibir kering, labio skizis (-)
~
Gaster
: kembung (+), gerakan peristaltic (+)
~
Anus:
tidak terdapat tanda iritasi
G. Sistem indra
1. Mata
~
Kelopak
mata ; udema (-), Bulu mata tidak mudah rontok, alis ada,
~
Visus
(tidak dapat dikaji)
~
Lapangan
pandang : Tidak dapat dikaji
2. Hidung
~
Penciuman
: Tidak dapat dikaji, trauma (-), Sekret (+)
3. Telinga
~
Keadaan
daun telinga : simetris kiri dan kanan, kanal auditoris bersih
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
~ Status mental : GCS E4M6V5
~ Kesadaran : Composmentis
2. Fungsi cranial
N. I : Tidak dikaji
N. II : Visus tidak dapat dikaji, lapangan pandang
tidak dapat dikaji
N. III, IV, VI : Gerakan bola mata : Nistagmus (-) pupil isokor
N. V : Sensorik : tidak dapat dikaji, motorik : tidak
dapat dikaji
N. VII :
Sensorik : mampu membuka dan menutup mata
N. VIII : Dapat mendengar, keseimbangan sulit dinilai
N. IX : Tidak dapat dinilai
N. X : Gerakan ovula tidak bisa dinilai
N. XI : Sternocleomastoiditis tidak ada, trapesius
sulit dinilai
N. XII : Gerakan lidah sulit dinilai
3. Fungsi motorik : Massa
otot : massa
otot menurun, tonus otot normal
4. Fungsi sensorik : Bereaksi terhadap
sentuhan dan suhu
5. Fungsi cerebellum : tidak dikaji
6. Refleks : Bisep & trisep (tidak
dilakukan), babinski (+)
7. Iritasi meningen : tidak dinilai
I.
Sistem
Muskulo Skeletal
~
Kepala
: Bentuk kepala normochepal
~
Vertebrae
: Scoliosis (-), lordosis (-)
~
Pelvis
: tidak dapat dinilai
~
Lutut
: Simetris kiri dan kanan, udema (-), gerakan lemah
~
Kaki
: Terpasang infuse pada tangan kiri, bengkak (-)
~
Tangan
: udema (-), gerakan lemah, jari tangan lengkap
J.
Sistem
Integumen
1. Rambut : warna hitam tidak mudah
tercabut
2. Kulit : warna sawo matang, hangat,
kelembaban (+), erupsi (-), ruam (-)
3. Kuku : tidak mudah patah, kebersihan
baik
K. Sistem Endokrin
o
Kelenjar
tyroid : tidak dapat dinilai
o
Eksresi
urin berlebihan (-), polidipsi (-), polipagi (-)
o
Diaforesis
(-)
L. Sistem Perkemihan
o
Udema
palpebra (-), moon face (-), udema anasarka (-)
o
Keadaan
kandung kemih ; massa
(-)
o
Nocturia
(-), disuria (-), kencing batu (-)
M. Sistem Reproduksi
Labia mayora dan labia
minora bersih, secret (-)
N. Sistem Imun
Tidak
ada riwayat allergi terhadap cuaca, debu dan bulu binatang
XII.
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
A. 0 – 6 Tahun (Dengan menggunakan DDST)
1. Motorik kasar :
2. Motorik halus : Mengangkat tangan
3. Bahasa : Mampu
mengatakan “oo” dan tertawa
4. Personal social : Mampu
memegang tangan, tersenyum dengan spontan, berespon terhadap senyuman
B. 6 tahun keatas
1. Perkembangan kognitif :
2. Perkembangan Psikoseksual :
3. Perkembangan Psikososial :
XIII.
Test Diagnostik
A. Laboratorium
1. Darah Rutin (27-07-2005)
WBC : 7,4 m/m3 ( 5 – 10 m/m3 )
RBC : 4,16, m/mm3 ( 4.5 – 5,5 M/mm3
)
MCV : 75,3 fl ( 82,0 – 92,0
fl )
HCT : 30,9 % ( 40.0 – 48.0 %
)
MCH : 20,4 pg ( 27,0 – 31,0 pg
)
MCHC : 27,5 g/dl ( 8,0 – 12,0 g/dl )
Hb : 8,5 g/dl ( 12,0 – 16,0 )
PLT : 0,23 % ( 6,0 – 10 % )
B. Foto Rotgen
Beluam
ada
C. CT Scan : Tidak dilakukan
XIV.
Terapi saat ini
~
Pemberian
oksigen ½ L/menit
~
IVFD
Dextrose 5 % 36 tetes/ menit
~
Dexamethasone
2 x 1 mg
~
Gentamisin
2 x 12,5 mg
~
Ampicillin
4 x 125 mg
~
PASI 4 x 100 cc / hari
DATA FOCUS
DATA SUBJEK :
-
Ibu
klien mengatakan anaknya sesak napas
-
Ibu
klien mengatakan anaknya batuk berlendir
-
Ibu
klien mengatakan apakah anaknya bisa sembuh
-
Ibu
klien mengatakan anaknya menderita sakit akibat penyakit keturunan
-
Ibu
klien cemas memikirkan keadaan anaknya
DATA OBJEK :
~
Keadaan
umum lemah
~
TTV
: TD : Tidak dikaji, P : 68 x/menit, N : 164 x/menit, S : 36 oC
~
Rongkhi
(+)
~
Terpasang
oksigen nasal canule ½ L/menit
~
Terpasang
infuse Dext 5 % 36 tetes/menit
~
Pemberian
makanan PASI 4 x 100 cc/hari
~
Mukosa
bibir kering
~
Klien
tampak sesak
~
Bernapas
dengan menggunakan otot bantu/retraksi dinding dada (+)
~
Pernapasan
cuping hidung
PENYIMPANGAN KDM
Bakteri,
virus dan jamur
Invasi
ke traktus urinarius
Reaksi
inflamasi pada alveolus dan parenkin
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Ditemukan
|
Teratasi
|
1
|
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan kerusakan organ brongkhus dan alveoli akibat dari invasi
kuman pathogen
|
27 – 07 – 05
|
Belum teratasi
|
2
|
Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
|
27 – 07 – 05
|
Belum teratasi
|
3
|
Risiko tinggi infeksi
berhubungan dengan factor risiko pemasangan infuse
|
27 – 07 – 05
|
Belum teratasi
|
4
|
Kurang pengetahuan mengenai
penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi
|
27 – 07 – 05
|
Belum teratasi
|
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Anak “A” Ruang Rawat : Lontara IV Bawah
Umur : 2 bulan Diagnosa : Brongkhopneumonia
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1
|
Rabu, 27 Juli 2005
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan kerusakan organ brongkhus dan alveoli akibat dari invasi
kuman pathogen:
DS:
Ibu klien mengatakan anaknya
sulit bernapas
DO :
-
Klien tampak
sesak
-
Bernapas dengan
menggunakan otot bantu
-
Klien tampak
pucat
-
Pernapasan 68 x
permenit
-
Rongkhi (+)
-
Terpasang
oksigen ½ Liter permenit
|
Klien akan menunjukkan
frekuensi napas dalam batas normal dan tidak mengalami cyanosis dengan kriteria
:
-
Sesak (-)
-
Retraksi
dinding dada (-)
-
Kebiruan (-)
-
P : < 30-40
x/menit
|
1. Kaji frekuensi, kedalaman dan gerakan otot dada
2. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan warna
kuku sera observasi cafillary refilling
3. Pertahankan jalan napas paten, tempatkan pasien pada
posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan
4. Auskultasi bunyi napas
5. Pantau dengan ketat TTV
6. Penatalaksanaan pemberian oksigen ½ L/menit
|
§
Takipnu,
pernapasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karena kerusakan
organ paru atau karena adanya cairan
§
Sinosis pada
kuku menunjukkan vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap demam dan
menggigil sedangkan cianosis pada membrane mukosa menunjukkan hipoksia
sistemik
§
Meningkatkan
ekspansi paru dan upaya pernapasan
§
Kesulitan
pernapasan dan munculnya bunyi adventius merupakan indicator dari
kongesti/udema interstitial, atelektasis
§
Indikator
kemajuan terapi yang telah diberikan
§
Mengoreksi
hypoxia dengan menggagalkan upaya/progresi asidosis respiratorik dan untuk
menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat
|
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
28 – 07 -05
07.45
08.00
08.15
09.00
12 .00
14..30
16.00
18.30
20.00
23.00
04.00
06.00
|
(6) Memberikan oksigen ½ L/menit
(1 )Mngkaji frekuensi, kedalaman dan gerakan
otot dada.
-
Anak saat
bernapas masih menggunakan otot bantu pernapasan
-
Pernapasan 62 x
permenit
(2) Mngobservasi warna
kulit, membrane mukosa, dan warna kuku sera observasi cafillary refilling
-
Capillari
refilling 2 detik, kebiruan pada mukosa dan ekstremitas tidak ditemukan
(3) Mengatur posisi pasien
pada posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan
(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)
(5) Mengukur TTV : nadi : 130 x permenit, pernapasan 58
kali permenit
(5) Mengukur TTV : nadi : 124 x permenit, pernapasan 58
kali permenit
(3) Mengatur posisi pasien
miring kekanan
(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 60
kali permenit
(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 56
kali permenit
(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)
(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 62
kali permenit
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 06.00
S : “ ibu klien mengatakan
anaknya terkadang sulit bernapas “
O : Nadi : 120x/menit dan
Pernapasan : 62x/menit
Terpasang O2 ½
L/menit
A : Frekuensi napas belum dlam batas normal
P : Lanjutkan intervensi,2 3 , 4, 5 dan 6
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
29 – 07 -05
07.45
08.00
08.15
09.00
12 .00
14..30
16.00
18.30
20.00
23.00
04.00
06.00
|
(6) Memberikan oksigen ½ L/menit
(1 ) Mngkaji frekuensi, kedalaman dan
gerakan otot dada.
-
Anak saat
bernapas masih menggunakan otot bantu pernapasan
-
Pernapasan 56 x
permenit
(2) Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa,
dan warna kuku sera observasi cafillary refilling
-
Capillari
refilling 2 detik, kebiruan pada mukosa dan ekstremitas tidak ditemukan
(3) Mengatur posisi pasien
pada posisi miring kekiri dan kepala ditinggikan
(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)
(5) Mengukur TTV : nadi : 132 x permenit, pernapasan 64
kali permenit
(5) Mengukur TTV : nadi : 120 x permenit, pernapasan 62
kali permenit
(3) Mengatur posisi pasien
miring kekanan
(5) Mengukur TTV : nadi : 116 x permenit, pernapasan 56
kali permenit
(5) Mengukur TTV : nadi : 110 x permenit, pernapasan 50
kali permenit
(4) Mengobservasi bunyi napas : Rongkhi (+), krepitasi (-)
(5) Mengukur TTV : nadi : 110 x permenit, pernapasan 48
kali permenit
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 21.00
S : “ ibu klien mengatakan anaknya
tidak sesak lagi
O : Nadi : 120x/menit dan
Pernapasan : 62x/menit
Terpasang O2 ½
L/menit
A : Frekuensi napas belum dlam batas normal
P : Lanjutkan intervensi 2 3 , 4, 5 dan 6
|
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
2
|
Rabu, 27 Juli 2005
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme akibat
proses infeksi
DS:
Ibu klien mengatakan
anaknya malas makan dan minum
DO :
o
Mukosa bibir
kering
o
S u h u : 36OC
o
Diet PASI 4 x
100 cc perhari
|
Anak
menunjukkan perbaikan status nutrisi dengan kriteria :
- Napsu makan meningkat
- BB sesuai denga tumbuh kembang
|
1. Identifikasi factor yang
menimbulkan mual dan muntah
2. Auskultasi bunyi napas,
observasi/palpasi distensi abdomen
3. Beri makanan pengganti ASI
4 x 100 cc
4. Timbang berat badan tiap
minggu
|
§ Pilihan intervensi
tergantung penyebab masalah
§ Bunyi usus mungkin
menurun/tidak ada bila proses penyakit berat. Distensi abdomen terjadi
sebagaian akibat menelan udara atau menunjukkan pengaruh toksin dari bakteri
pada traktus gastro intestinal
§ Menjamin intake nutsi yang
adekuat akibat anak malas menyusui
§ Alat ukur untuk mengetahui
perkembangan/kemajuan terapi yang diberikan
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2
|
28 – 07 -05
08.00
08.15
09.00
14.00
18 .00
21..30
06.00
07.30
|
(1) Mengidentifikasi factor yang menimbulkan mual
dan muntah. Sekret pada jalan napas (+)
(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi
distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 70 cc
(4) Menimbang berat badan : 2940 gram
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 100 cc
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 80 cc
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 100 cc
(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi
distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 50 cc
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 07.30
S : “ ibu klien mengatakan
anaknya dapt minum susu namun biasa tidak dihabiskan “
O : BB : 2940 gram
PASI
± 400 cc
A : Dapat mempertahnkan supan nutrisi yang adekuat
P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2
|
29 – 07 -05
08.00
08.15
09.00
14.00
18 .00
21..00
21.00
|
(1) Mengidentifikasi factor yang menimbulkan mual
dan muntah. Sekret pada jalan napas (+)
(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi
distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 100cc
(4) Menimbang berat badan : 2950 gram
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 100 cc
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 70 cc
(3) Beri makanan pengganti ASI 100 cc. Dihabiskan ± 100 cc
(2) Mengauskultasi bunyi napas, observasi/palpasi
distensi abdomen. Ronghi (+), retraksi dinding dada (+)
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 21.00
S : “ ibu klien mengatakan
anaknya dapt minum susu namun biasa tidak dihabiskan “
O : BB : 2940 gram
PASI
± 450 cc
A : Dapat mempertahnkan supan nutrisi yang adekuat
P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
|
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
3
|
Rabu, 27 Juli 2005
Risiko tinggi infeksi
berhubungan dengan factor risiko pemasangan infuse dan penurunan imunitas
tubuh
|
Tidak
terjadi infeksi sekunder dengan kriteria :
o
TTV dalam batas normal
o
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda radang
|
1.
Pertahankan
teknik aseptik dan cuci tangan yang tepat bagi pasien,
2.
Pantau suhu
secara teratur, catat munculnya tanda klinis dari proses infeksi
3.
Auskultasi
suara napas. Pantau kecepatan pernapasan. Auskultasi adanya disritmia
4.
Penatalakasaan
pemberian obat
|
· Menurunkan risiko infeksi sekunder
· Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan
indikasi perkembangan dari meningokosem, ia akut; atau terjadi penyebaran
patogen secara hematogen/sepsis
·
Adanya roghi,
mengi men cerminkan adanya akumu lasi sekret Disritmia ada nya infeksi
endogen seperti miokarditis
·
Obat yang
dipilih sesuai tipe infeksi
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
3
|
28 – 07 -05
08.00
08.15
09.00
12.00
18.00
20.15
24 .00
06.00
|
(1) Mencuci tangan sebelum
dan sesudah memberikan tindakan
(2) Mengukur suhu tubuh anak
36,4 oC
(3) Mengauskultasi bunyi
napas rongkhi (+), disritmia (-)
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg / IV
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV
(1) Mencuci tangan sebelum
dan sesuadah memberikan tindakan keperawatan
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg/ IV
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV
(2) Mengukur suhu tubuh
anak 36 oC
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 07.30
S : ------------
O : ------------
A : Tidak terjadi infeksi
P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
3
|
28 – 07 -05
07.40
08.00
08.30
12.00
18.00
20.15
24 .00
06.00
|
(1) Mencuci tangan sebelum
dan sesudah memberikan tindakan
(2) Mengukur suhu tubuh
anak 36,7 oC
(3) Mengauskultasi bunyi
napas rongkhi (+), disritmia (-)
(4) Memberikan obat ampicillin
125 mg / IV
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV
(1) Mencuci tangan sebelum
dan sesuadah memberikan tindakan keperawatan
(4) Memberikan obat
ampicillin 125 mg/ IV
(4) Memberikan obat ampicillin
125 mg/ IV, gentamisin 12,5 mg/IV dan Dexamethasone 0,5 mg/IV
(2) Mengukur suhu tubuh
anak 36,2 oC
|
Jumat, 29
Juli 2005 jam 21.30
S : ------------
O : ------------
A : Tidak terjadi infeksi
P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
|
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
4
|
Rabu, 27 Juli 2005
Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang pemajanan informasi ditandai dengan :
DS :
·
Ibu klien
mengatakan belum mengerti tentang penyakit anaknya
DO : Motivasi ibu untuk bertanya ada
|
Orang tua dapat mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses
penyakit dan pengobatan dengan kriteria :
·
Mengerti dan
tahu cara merawat anaknya
|
1. Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang
penyakit yang diderita oleh anaknya
2. Beri informasi dalam bentuk segmen yang singkat dan
sederhana
3. Diskusikan pencegahan proses penyakit sesuai dengan
kebutuhan; ganti linen yang basah dan kotor
4. Berikan penjelasan ulang mengenai timbulnya
tanda/gejala yang membutuhkan penangan medis dengan segera.
5. Tekankan pentingnya evaluasi ulang dan terapi rawat
jalan secara rutin
|
·
Mengetahui
sejauh mana persepsi dan pengetahuan keluarga sehingga mem-bantu dalam
penentuan materi penyuluhan yang akan diberikan kepada keluarga
·
Mempermudah
proses mengingat
·
Sepsis
neonatorum berhubungan dengan mikrorganisme yang dapat dicegah dengan
memperhatikan sanitasi dan bertindak
dengan teknik septic dan antiseptic
·
Evaluasi dan
intervensi awal dapat mencegah kambuhnya penyakit/berkembangnya komplikasi
·
Penting sekali
untuk mengetahui perkembangan penyembuhan
|
No Dx
|
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
4
|
Kamis, 28/07/05
11.00
11.30
14.15
14.30
|
(1)
Menanyakan kepada keluarga tentang pemahaman dan persepsi keluarga terhadap
penyakit yang iderita oleh anaknya. “ Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
sakit karena infeksi, tapi tidak tahu cara perawatan dan tindakan pengobatan
yang diberikan pada anaknya “
(2)
Memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan tentang penyakit, penyebab dan
cara pengobatan serta perawatannya. “ Ibu klien sudah tahu cara perawatan
anaknya dan bersedia turut berpartisipasi dalam pemberian tindakan
keperawatan pada anaknya “
(3)
Berdiskusi dengan ibu tentang tata cara perawatan dan pemberian makan melalui
sonde dan pentingnya segera mengganti linen yang basah atau kotor
(4)
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang perlu dilaporkan
segera bila anak mengalami : Kebiruan, demam tinggi
|
Kamis, 28
Juli 2005
S : “ Ibu klien sudah tahu cara
perawatan anaknya dan bersedia turut berpartisipasi dalam pemberian tindakan
keperawatan pada anaknya “
O : Ibu tampak tenang
A : Orang tua dapat mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses
penyakit dan pengobatan
P :
(1) Berikan informasi yang dibutuhkan oleh
keluarga
(5) Jelaskan tujuan dan prosedur setiap tindakan
yang baru pertama kali diberikan kepada pasien
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar