do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 18 Februari 2016

MAKALAH PENANGKAPAN IKAN



I. PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap.  Adanya permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan dengan meningkatkan produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan. 
Kecirian perikanan tangkap adalah ketidakpastian yang cukup tinggi, karena dalam operasi penangkapan ikan nelayan harus mampu menentukan lokasi penangkapan ikan yang potensil. Permasalahan utama dalam kegiatan penangkapan ikan adalah menentukan lokasi penangkapan yang potensil, karena jenis ikan cakalang merupakan kelompok ikan pelagis besar yang selalu melakukan migrasi dengan jarak jauh. Salah satu indikator dalam menentukan
Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan.  Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan.  Dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki kontruksi dan cara pengoprasian yang benar sehingga perairan pada daerah penangkapan disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi perairan pada daerah penangkapan ikan, contohnya alat tangkap purse seine. Alat tangkap purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. 
Tujuan Praktek Lapang
Adapun tujuan dari laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui diskripsi alat tangkap sarana penangkapan purse seine
2.      Mengetahui cara penggunaan alat tangkap
3.      Mengetahui jenis ikan apa yang di tangkap
4.      Menjelaskan secara lengkap cara menggunakan alat tangkap purse seine.
2.1.Kegunaan Praktek Lapang
Agar mengetahui kondisi secara langsung dan juga dapat bertukakar fikiran secara langsung dengan nelayan sekitar sehingga banyak ilmu yang dapat dipelajari dalam bidang penangkapan ikan.












II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Deskripsi Alat Tangkap
Diniah (2008) menyatakan bahwa pukat cincin adalah alat penangkap ikan
dari jaring yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat
berbentuk seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan.  Alat tangkap ini
digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol.  Cara pengoperasian
pukat cincin adalah dengan melingkari gerombolan ikan, kemudian tali kolor
purse line) ditarik ke dan dari kapal hingga bentuk jaring menyerupai mangkuk.
Selanjutnya hasil tangkapan dipindahkan ke kapal dengan menggunakan serok
atau scoop. 
Menurut Sadhori (1985), purse seine disebut juga pukat atau jaring
kantong, karena bentuk jaring pada saat dioperasikan menyerupai kantong.  Alat
tangkap ini disebut juga jaring kolor, karena pada bagian bawah jaring dilengkapi
dengan tali kolor yang berfungsi untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu
operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut.
Von Brandt (2005) menyatakan bahwa karakteristik
purse seine terletak
pada cincin dan purse line atau tali kolor.  Alat tangkap ini memiliki ciri tali ris
atas yang lebih pendek dari tali ris bawahnya, sedangkan alat tangkap yang
termasuk kelompok ini seperti lampara memiliki tali ris atas yang lebih panjang
dari tali ris bawah.  Purse seine dikelompokkan ke dalam kelompok surrounding
nets.  Ada dua tipe purse seine yaitu purseseine tipe Amerika dan
Purse seine tipe Amerika berbentuk empat persegi panjang dengan
bagian pembentuk kantong terletak di bagian tepi jaring.  Purse seine tipe Jepang
berbentuk empat persegi panjang dengan bagian bawah jaring berbentuk busur
lingkaran dan bagian pembentuk kantong terletak di tengah jaring. 
Menurut Sadhori (1985), purse seine dibedakan atas empat bagian besar,
yaitu:
1) Berdasarkan bentuk jaring utama, yaitu:
  Persegi atau segi empat;
(2) Trapesium atau potongan; dan
_(3) Lekuk.
 Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan pada saat operasi, yaitu:
 Tipe satu kapal (one boat system); dan
 Tipe dua kapal (two boat system).
 Berdasarkan spesies ikan yang menjadi tujuan hasil tangkapan (contohnya):
(1) Purse seine tuna;
(2) Purse seine layang; dan
(3) Purse seine kembung.
4) Berdasarkan waktu operasi
(1) Purse seine siang hari; dan
(2) Purse seine malam hari.
Menurut BPPI Semarang (1985) jika dilihat dari besarnya skala usaha atau
besarnya kapal, purse seine dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
1) Purse seine ukuran besar;
2) Purse seine ukuran sedang; dan
3) Purse seine ukuran kecil atau mini purse seine.
2.2.Daerah penankapan ikan dan musim penangkapan ikan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Daerah penangkapan atau lazim disebut “ fishing ground” adalah suatu daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu :
a.         bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
b.         terdapat ikan pelagis yang bergerombol
c.         perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring
Penggunaan Sinar untuk mencari gerombolan  ikan pada kapal penangkap  sanggat diperlukan tetapi  cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
a.         burung menyambar-nyambar  ke permukaan air laut
b.         ikan-ikan yang melompat-lompat
c.         di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut
d.         adanya riak-riak di permukaan
e.         warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya
4.         Penurunan Alat (Setting)
Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.         Arah angin, yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada  dimana arah angin datang  sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap. Sehingga kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine, sebab kapal lebih cepat terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.
b.         Arah arus, kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus sehingga alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.
c.         Arah pergerakan gerombolan ikan.
Jaring harus  menghadang  arah  pergerakan  gerombolan  ikan sehingga ikan yang telah  dilingkari tidak dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di depan gerombolan  ikan sehingga setelah  selesai setting kapal berada  di belakang gerombolan ikan.
d.         Arah datangnya sinar matahari
Operasi penangkapan pada siang hari harus memperhatikan  arah datangnya sinar matahari, sebab bila penempatannya tidak sesuai maka  gerombolan  ikan akan  memencar  sehingga  operasi  penangkapan  tidak berhasil. 
2.1.1.      Metode penangkapan ikan
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a.    Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. 
b.    Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya.
c.    Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
2.2.Hasil Tangkapan
hasil penangkapan Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah Jenis ikan  Pelagis  “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan menggunakan alat purse seine terutama di daerah tampo dan malogano adalah ikan ikan sebagai berikut :
No.
Nama Indonesia
Nama latin
Nama lokal
1
Ikan tembang
Sardinella gibbosa
Ikan tembang
2


Boto-boto
3


Kaniwa
4
Layang
Detapterus pusailus
Layang
5


Cakalang
6
Baronang
Siganus sp
Baronang
III. METODE PRAKTEK LAPANG
3.1. Tempat dan waktu praktek lapang
Tempat pelaksanaan praktikum ini bertempat di desa lagasa bahari .1. kecamatan duruka Dan waktu pelaksanaan praktikum pada tanggal 31 januari 2016. Serta pelaksanaan praktikum ini satu hari satu kali yaitu mulai pada pukul 10:00 – sampai selesai
3.2. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai sebagaimana di sajikan pada table berikut :
Table 1. Alat dan bahan praktikum :
No
Nama Bagian
Bahan
Jumlah
Ukuran
1
Tali Pelampung
Nilon
1
400 m
2
Pelampung
Plastik
400 biji

3
Tali Ris Atas
Nilon
20 kg
400 m
4
Badan Jaring
Benang Nilon
120 bis

5
Pemberat
Saran Tima
30 biji
100 cm
6
Pemberat
Ring/Tima


7
Jangkar
Besi
1 buah
6 kg
8
Tali Jangkar
Nilon
3 kg
8 mil

A. Bagian jaring
Bagian jaring ini  ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1.   jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
2.   jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
3.   jaring kantong, #3/4”
srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
  • ®        Tali temali
  • ®        tali pelampung.
  • ®        Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
  • ®        tali ris atas.
  • ®        Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
  • ®        tali ris bawah.
  • ®        Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
  • ®        tali pemberat.
  • ®        Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
  • ®        tali kolor bahan.
  • ®        Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
  • ®        tali slambar
  • ®        bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
Pemberat
pemberat ini Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi ala tangkap
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb)Bagian-bagian purse seine:
1.      Kantong (bag, bunt)
2.      Badan jaring
3.      Tepi jaring
4.      Pelampung (float)
5.      Tali pelampung (float line)
6.      Sayap (wing)
7.      Pemberat  (sinker, lead)
8.      Tali penarik (purse line)
9.      Tali cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan) (Fiqrin, 2010).

4.2.Daerah penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Daerah penangkapan atau lazim disebut “ fishing ground” adalah suatu daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu :
a.         bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
b.         terdapat ikan pelagis yang bergerombol
c.         perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring
Penggunaan Sinar untuk mencari gerombolan  ikan pada kapal penangkap  sanggat diperlukan tetapi  cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
a.         burung menyambar-nyambar  ke permukaan air laut
b.         ikan-ikan yang melompat-lompat
c.         di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut
d.         adanya riak-riak di permukaan
e.         warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya
Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.         Arah angin, yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada  dimana arah angin datang  sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkapan.
b.         Arah arus, kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus sehingga alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.
c.         Arah pergerakan gerombolan ikan.
Jaring harus  menghadang  arah  pergerakan  gerombolan  ikan sehingga ikan yang telah  dilingkari tidak dapat meloloskan diri.  Jaring diturunkan di depan gerombolan  ikan sehingga setelah  selesai setting kapal berada  di belakang gerombolan ikan.
d.         Arah datangnya sinar matahari
Operasi penangkapan pada siang hari harus memperhatikan  arah datangnya sinar matahari, sebab bila penempatannya tidak sesuai maka  gerombolan  ikan akan  memencar  sehingga  operasi  penangkapan  tidak berhasil.  
2.2.Metode penangkapan ikan
   Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) tetapi ada juga yang menggunakan samping kapal. Tahapan operasi penangkapan dengan alat purse seine sama seperti proses penangkapan dengan alat lainnya yaitu persiapan, setting, hauling dan memindahkan hasil tangkapan. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya.  Tetapi dengan adanya berbagai alat bantu seperti fish finder waktu operasi pun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang hari pun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
    Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototakxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
    Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri.  Lama pengoperasian alat ini tidak lebih dari 30 menit hal ini dilakukan karena ikan yang bergerombol harus segera dilingkari jaring lalu ditangkap. Jika terlalu lama maka peluang keberhasilan mendapatkan ikan yang banyak sangat kecil.
4.3.Hasil tangkapan
Jenis ikan yang ditangkap dengan menggunakan alat purse seine terutama di daerah tampo dan malogano adalah ikan ikan sebagai berikut :
No.
Nama Indonesia
Nama latin
Nama local
1
Ikan tembang
Sardinella gibbosa
Ikan tembang
2
Kembung
Rastrelinger
Boto-boto
3

Detapterus pusailus
Layang
4


Cakalang
5
Baronang
Siganus sp
Baronang
6
Ikan kembuung
Rastrellinger kanagurta
Ikan Banjar-banjar
7


Banjar-banjar


V.  PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.        Kegiatan penangkapan ikan merupakan salah satu dari bidang ilmu perikanan, yaitu perikanan tangkap. Kegiatan tersebut tidak lepas dari alat tangkap ikan serta kapal penangkapan ikan.
2.        Metode yang digunakan dalam praktikum  Metode Penangkapan ikan adalah metode observasi dan wawancara.
3.        Ukuran setiap komponen pada setiap alat tangkap sangat menentukan hasil tangkapan yang akan diperoleh baik dari segi ukuran, jenis dan kandungan dari ikan.
4.        Dari ketiga alat yang sering digunakan di Prigi tersebut, alat yang paling banyah mendapatkan hasil adalah purse seine.
5.        Konstruksi purse seine adalah: bagian jaring(utama, kantong, sayap), selvedge, tali temali, pelampung, pemberat, cincin.
B.  SARAN
1.Sebaiknya untuk pengambilan sampel dilakukan dari narasumber yang berbeda agar data yang didapatkan lebih beragam serta dapat dilihat secara menyeluh. Serta hendaknya perlu dihadirkan narasumber seorang nelayan agar stratifikasi dalam pengambilan data lebih merata.



DAFTAR PUSTAKA
Ø  Waluyo subani dan h.r barus.1989.alat penangkapan ikan dan udang laut di indonesia. Balai penelitian perikanan laut. Jakarta.
Ø  Diniah (2008) Cara pengoperasian pukat cinci
Ø  Menurut Sadhori (1985), Pukat atau jarring kantong
Ø  Von Brandt (2005), Karakteristik purse seine terletak pada cincin dan purse line atau tali kolor












                                                                                    

Tidak ada komentar: