ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE
Pengertian
Stroke atau cedera vaskular (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian
otak.
Etiologi
- Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher)
- Embolisme serebral ( bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain)
- Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
- Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau sekitar otak)
Tanda dan gejala
- Kehilangan motorik
-
Hemiplegi
-
Hemiparesis
- Kehilangan komunikasi
-
Disartria
(kesulitan berbicara)
-
Disfasia
atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)
-
Apraksia
(ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)
- Gangguan persepsi
-
Homonimus
hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang)
- Kerusakan fungsi kognitf dan efek psikologi
Lapang perhatian terbatas
- Disfungsi kandung kemih
Pemeriksaan diagnostik / penunjang
- Okulopletismografi (OPG)
Mengukur pulsasi aliran darah melalui arteri
oftalmik
- Fonoangiografi karotis
Memberikan auskultasi, visualisasi langsung dan
fotografik yang mencatat bruit karotis
- Angiografi karotis
Menunjukkan pembuluh intrakranial dan servikal
- Angiografi substraksi digital
Memastikan obstruksi arteri karotis dan memberi
informasi pada pola aliran darah serebral
Pengobatan
- Diuretik
Untuk menurunkan edema serebral yang mrncapai tingkat maksimum 3 – 5 hari
setelah infar serebral
- Antikoagulan
Untuk mencegah terjadi atau memberatnya trombosis
atau embolisasi
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan / kriteria
|
Rencana keperawatan
|
1
2
3
4
|
Perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah, oklusif,
edema serebral ditandai dengan
DS :
-
Klien
mengungkapkan sulit untuk mengingat kejadian lalu
DO :
-
Perubahan
dalam respon motorik / sensorik
-
Perubahan
tanda tanda vital
Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kelemahan, parastesia flaksid/paralisis hipotonik ditandai dengan
DS :
-
Klien
mengungkapkan lemah
DO :
-
Keterbatasan
ruang gerak
-
Penurunan
kekuatan / kontrol
Perubahan persepsi sensori
berhubungan dengan defisit neurologis ditandai dengan
DS :
- Mengungkapkan disorientasi terhadap
waktu, tempat, orang
- Mengungkapkan susah untuk berbicara
DO :
- Ketidakmampuan untuk menyebutkan posisi
bagian tubuh
- Ketidakmampuan mengenal/ mendekati makna
terhadap objaek
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,
penurunan kekuatan dan ketahanan ditandai dengan
DS :
- Mengungkapkan ketidaknyamanan
DO :
- Tidak mampu membawa sendok kemulut
- Tidak mampu membersihkan diri sendiri
|
Mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi
kognitif dan motorik / sensorik dengan kriteria
-
Menunjukkan
tidak ada tanda tanda peningkatan TIK
-
Tanda
tanda vital dalam keadaan stabil
Mempertahankan/ meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
terkena dengan kriteria
-
Tidak adanya kontraktur
-
Aktifitas dapat dilakukan secara
bertahap
Mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perseptual dengan kiteria :
-
Dapat
mengenali suatu obyek tertentu
-
Dapat
berbicara sedikit demi sedikit
Mendemonstrasikan tehnik perubahan gaya hidup dengan kriteria
- Klien dapat melakukan perawatan
diri sendiri secara bertahap
|
1.
Tentukan faktor yang berhubungan
dengan keadaan penyebab khusus selama koma/ penurunan perfusi serebral dan
potensial terjadinya peningkatan TIK
2.
Pantau
status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya
3.
Pantau
tanda tanda vital
4.
Evaluasi
pupil, catat, ukuran, bentuk, kesamaan dan reaksinya terhadap cahaya
5.
Catat
perubahan dalam penglihatan,spt kebutaan, gangguan lapang pandang/kedalaman
persepsi
6.
Letakkan
kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis (netral)
1.
Kaji
kemampuan secara fungsional/luas
nya kerusakan awal dan dengan cara
yang teratur
2.
Ubah posisi minimal setiap 2 jam
, dan jika memungkinkan lebih sering diletakkan posisi bagian yang terganggu
3.
Letakkan pada posisi telungkup
satu kali atau dua kali sehari jika klien dapat mentoleransinya
4.
Lakukan latihan rentang gerak aktif
dan pasif pada semua ekstremitas saat masuk
5.
Sokong ekstremitas dalam posisi
fungsionalnya, gunakan papan kaki (foot board) selama periode paralisis
6.
Tempatkan bantal dibawah aksila
untuk melakukan abduksi pada lengan
7.
tinggikan tangan dan kepaka
1.
Evaluasi
adanya gangguan penglihatan
2.
Dekati
pasien dari daerah penglihatan yang normal, biarkan lampu menyala, letakkan
benda dalam jangkauan yang dapat dilihat normal, tutup mata yang sakit jika
perlu
3.
Ciptakan
lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan
4.
Kaji
kesadaran sensorik, spt membedakan panas/dingin, tajam tumpul dll
5.
Bicara
dengan tenang, perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek. Pertahankan
kontak mata
1.
Kaji
kemampuan dan tingkat kekurangan
(dengan menggunakan skala 0-4) untuk melakukan kebutuhan sehari hari
2.
Hindari
melakukan sesuatu untuk klien, yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi
berikan bantuan sesuai kebutuhan
3.
Sadari
prilaku/ aktifitas impulsif karena gangguan dalam mengambil keputusan
4.
Pertahankan
dukungan, sikap yang tegas. Beri klien waktu yang cukup untuk mengerjakan
tugasnya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar