BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem
penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian)
dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan Pertanian adalah suatu proses
pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa didalam proses penyuluhan pertanian adanya
proses-proses lain, yaitu:
1) Proses
komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari
pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka,
komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif
pemecahan masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2) Proses
pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku utama
dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses pembangunan
pertanian, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku
usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk a).
Berpartisipasi; b). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c).
Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan d). Memperoleh
manfaat dalam setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.
3). proses
pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama
maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai
berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan
dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
Fungsi
penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan memotivasi proses
pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai tujuan pengembangan
sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal sosial, sehingga mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan adanya
program Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan (PUAP), fungsi penyuluhan
pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan advokasi pengelolaan
usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi penumbuhan dan
pengembangan kelompoktani serta gabungan kelompok tani. Untuk melaksanakan
fungsi tersebut, maka penyuluh sebagai fasilitator harus menguasai selain
falsafah dan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, juga Teknik Komunikasi
Persuasif.
Tugas dan
fungsi Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah melaksanakan fungsi sebagai
fasilitator dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
B. RUMUSAN MASALAH
Pembahasan kami akan merujuk pada masalah
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian
komunikasi?
2. Apakah tujuan komunikasi
dalam penyuluhan pertanian?
3. Apa sajakah unsur dalam
komunikasi dan bagaimana prosesnya?
4. Apakah yang dimaksud dengan
efektivitas komunikasi?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan
maksud untuk memenuhi tugas asistensi mata kuliah Penyuluhan Pertanian dan
sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI
Dalam
berbagai media massa seperti: surat kabar dan majalah atau brosur- brosur kita
sering menjumpai kata ”komunikasi”. Sebagai contoh anjuran pemerintah yang
berbunyi ”agar pembangunan mencapai sasarannya, hendaknya antara pusat dan
daerah selalu ada komunikasi dua arah”
Berikut
adalah beberap pengertian komunikasi menurut pendapat ahli yang memahami
komunikasi.
1. Dalam ”Oxpord
Dictionary” (terbitan Oxford University press, tahun 1956) kita dapati
bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah ”The sending or exchange of
information , idea,etc.” yang artinya “pengiriman atau tukar –menukar
informasi, ide, dan sebagainya”.
2. Keith
Davis dalam bukunya ”Human relation at work” menyebutkan ”Communication
is the process of passing infarmation en under standing from one person to
another”. Artinya adalah proses lewatnya informasi dan pengertian dari
seseorang kepada orang lain.
3. Dr.Phil
Astrid Susanto dalam bukunya ”komunikasi dalam teori dan praktek” menyebutkan
”komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti”.
Dari pendapat para ahli
tersebut kita dapat merumuskan bahwa ”komunikasi adalah penyampaian pengertian
dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan lambang-lambang dan
penyampaian tersebut merupakan suatu proses”.
B. TUJUAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Dipandang dari segi manfaat
atau keuntungan komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah:
1. Informative , yaitu
bertujuan untuk memberi informasi pendekatan pada pikiran. Kalau kita
berkomunikasi secara informativ, informasi-informasi yang kita sampaikan harus
faktual dan objektif.sampaikan harus faktual dan objektif.
2. Persuasive, yaitu bertujuan
untuk menggugah perasaan orang seperti senang dan tidak senang, suka dan tidak
suka. Jadi berbeda dari jenis tujuan komunikasi yang pertama. Disini
pendekatanya dari segi emosi dan bukan dari pendekatan pikiran. Dalam
penyuluhan pertanian perlu sekali mengetahui/ membedakan apakah perilaku
tertentu misalnya seseorang tidak mau menerima anjuran untuk menerapkan
teknologi baru disebabkan karena pikirannya atau karena perasaannya. Pikiran
seseorang bersifat obyektif, sedangkan perasaan bersifat subyektif. Juga dalam
pengadilan, perbedaan kedua hal tersebut sangat penting, hakim berusaha untuk
membedakan antara tindakan atau perbuatan yang disebabkan perasaan dan tindakan
yang disebabkan pikiran.
3. Entertainment, adalah
bertujuan untuk menghibur orang, misalnya seorang membuat dagelan atau lelucon
bertujuan agar orang lain mempunyai perasaan gembira. Dalam komunikasi
penyuluhan pertanian tujuan ini sering dianggap perlu dengan maksud agar
sasaran (petani beserta keluarganya ) memiliki perasaan gembira dan tidak bosan
dalam mendengarkan segala informasi yang disampaikan oleh para penyuluh.
Telah dikemukakan diatas bahwa
tujuan komunikasi dapat bersifat informatif, persuasif, maupun entertainmen.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam komunikasi penyuluhan pertanian tujuan komunikasi
jangan terlalu berat sebelah; artinya ketiga maksud komunikasi harus seimbang
disesuaikan dengan tujuan penyuluhan.
Tujuan Penyuluhan Pertanian
menyangkut perubahan perilaku yang meliputi tiga unsur yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikap- mental (perasaan, emosi, minat , apresiasi). Dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian ke tiga unsur perilaku itu harus
diperhatikan unsur mana yang harus diberi tekanan. Kualitas perilaku yang ingin
dicapai hasilnya akan ditentukan oleh ketiga unsur perilaku tersebut. Tujuan
penyuluhan pertanian yang khususnya bersifat persuasif (menyenyuh perasaan)
supaya orang yang kita suruh timbul minatnya. Iklan-iklan di TV banyak
menyangkut segi persuasifnya, meskipun entertainmennya kadang-kadang ada, Segi
persuasif ini lebih banyak menentukan perubahan perilaku dari pada pengetahuan
dan keterampilan.
Dalam berkomunikasi kita harus
mempunyai tujuan yang jelas. Dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat tani
kita berbicara dengan petani beserta keluarganya. Kalau berbicara harus jelas
apa tujuaannya. Demikian pula dalam hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan
seperti poster, folder, pamplet, dan sebagainya. tujuannya harus jelas.
Kejelasan tujuan sangat penting dalam berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas,
sulit bagi kita untuk mengharapkan response yang benar dari proses komunikasi.
Tujuan komunikasi yang jelas
mengandung beberapa dimensi dan dimensi tersebut dapat dilihat dari segi: (1)
Siapa dan (2) Bagaimana.
(1) Siapa
Dalam hal siapa yang
berkomunikasi terdapat dua dimensi sebagai pelaku dalam komunikasi, yaitu
sumber (pengirim) dan penerima. Tujuan berkomunikasi dari kedua dimensi ini
harus relevan, agar dapat terjadi komunikasi yang efektif. Tujuan si pengirim
dan si penerima pesan harus berkaitan, artinya dalam melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian tujuan penyuluh harus berkaitan dengan tujuan orang yang
disuluh (sasaran) yaitu petani dan keluarganya. Pada saat kita akan datang
berkunjung kepada petani, tujuan kedatangan kita harus diberitahukan sebelumnya
agar mereka tahu tentang tujuan kita dan hubungannya dengan tujuan mereka.
Dalam komunikasi penyuluhan
pertanian, kita mengenal dua jenis penerima atau sasaran, yaitu: sasaran yang
direncanakan (intended receiver) dan sasaran yang tidak direncanakan
(unintended receiver). Dalam berkomunikasi dengan sasaran melalui tulisan ataupun
lisan setiap penyuluh harus selalu sadar akan sasaran utama (intended) tersebut
dan jangan terpengaruh oleh yang bukan sasaran (ununtended). Dengan kata lain
penyuluh harus memperhatikan tujuan sasaran yang disuluh. Penyuluhan diusahakan
agar mencapai sasaran, sehingga dapat memusatkan tujuan yang sesuai keinginan
penyuluh, sehingga dengan demikian tujuan pengirim berkaitan dengan tujuan
sasaran.
(2)
Bagaimana
Dalam tujuan komunikasi harus
jelas efek (hasil) yang yang dikehendaki, baik oleh sumber/pengirim (penyuluh)
maupun oleh sasaran/ penerima (petani dan keluarganya). Kita berkomunukasi
bukan hanya sekedar menyampaikan pesan tapi mengharapkan kelanjutannya. Hal
yang harus selalu kita ingat adalah memikirkan tentang apa yang dikehendaki
oleh sasaran, yaitu hasil apa yang mereka harapkan dari berkomunikasi dengan
penyuluh tersebut. Akan tetapi kalau hal tersebut ditanyakan kepada mereka
mungkin mereka tidak akan membawanya, hal ini bukan karena mereka tidak
mempunyai harapan.
Sekarang persoalannya ialah bagaimana
agar pada saat berkomunikasi dengan orang lain, mereka akan mau memperhatikan
dengan sebaik-baiknya? Salah satu cara adalah dengan memperhitungkan dan
memperhatikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan dan keinginan mereka. Hal
ini tentu merupakan pekerjaan yang tidak gampang, akan tetapi setiap penyuluh
harus berusaha dan harus mampu mengorek dan menganalisis keinginan dan
harapan-harapan dari sasaran yang akan diajak berkomunikasi dalam penyuluhan
pertanian.
C. UNSUR KOMUNIKASI DAN PROSESNYA
Dalam penyuluhan pertanian
proses komunikasi mempunyai beberapa unsur, yang satu sama lainnya saling
berhubungan erat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a Sumber (Source)
Sumber merupakan pelaku
komunikasi yang mempunyai prakarsa menggerakan proses komunikasi dan memelihara
kelangsungannya. Pelaku komunikasi ini merupakan sumber informasi, ide-ide
kebutuhan dalam berkomunikasi. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian yang
dimaksud sumber adalah penyuluh pertanian. Dalam melaksanakan perannya sebagai
sumber komunikasi kemampuan penyuluh sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap
mental, dan keterampilan yang dimilikinya.
b Tujuan (Objective)
Tujuan komunikasi adalah apa
yang diharapkan oleh sumber (penyuluh) sebagai hasil dari proses komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu perbuatan, dan setiap perbuatan tentu ada motifnya.
Motif komunikasi adalah kebutuhan-kebutuhan tertentu. Orang yang akan
berkomunikasi harus dapat merasakan adanya kebutuhan berkomunikasi. Bila orang
tidak merasakan kebutuhan berkomunikasi, maka orang tersebut tidak akan
melakukan komunikasi. Dalam penyuluhan pertanian tujuan komunikasi misalnya
peningkatan produksi padi. Tujuannya komunikasi harus jelas dan tegas, tidak
terlalu umum sehingga kabur atau tidak jelas. Tujuan yang terlalu umum dan
tidak jelas misalnya meningkatkan taraf hidup.
c. Sasaran (target)
Sasaran atau target dalam
proses komunikasi adalah pelaku komunikasi yang diusahakan untuk menerima
informasi, ide-ide dan anjuran-anjuran yang disampaikan oleh sumber, sasaran
diharapkan dapat terjadi perubahan dan perbaikan-perbaikan perilaku sebagai
hasil dari proses berkomunikasi dengan sumber. Jika pada sasaran tidak tampak
tanda-tanda perubahan, maka komunikasi itu tidak berhasil. Dipandang dari segi
sasaran keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh keterampilan, pengetahuan dan
sikap mental yang dimilikinya. Disamping itu sistem sosial seperti
adat-istiadat, tradisi dan kebudayaan, misalnya bahasa akan turut pula
mempengaruhi keberhasilan komunikasi, karena itu penyuluh harus mengenal
sifat-sifat sasarannya beserta sistem sosial dimana mereka berada. Sasaran
utama penyuluhan pertanian tidak lain adalah petani beserta keluarganya yang
hidup dan berada pada masyarakat pedesaan yang memilikin ciri-ciri yang
spesifik berbeda dengan masyarakat kota.
d. Pesan (amanat)
Pesan (amanat) adalah segala
apa yang disampaikan oleh sumber (penyuluhan pertanian) kepada sasaran (petani
beserta keluarganya) untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya anjuran untuk
memupuk tanaman padi agar produksinya meningkat. Isi pesan (message content)
merupakan materi dalam pesan yang dipilih oleh sumber untuk mengungkapkan
maksudnya. Perlu disadari bahwa isi pesan yang tidak jelas akan sangat
mempengaruhi efektivitas komunikasi. Oleh karena itu penyuluh pertanian selaku
sumber yang akan menyampaikan suatu amanat tertentu kepada sasaran (petani dan
keluarganya) harus dapat memilih dan menentukan lambang, isyarat atau
sandi-sandi untuk mengungkapkan dan memberi arti kepada orang lain (sasaran
komunikasi).
e. Saluran (channel)
Saluran (channel) adalah jalan atau cara yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan (message) kepada sasaran. Saluran yang
dipakai harus sesuai dengan panca indera yang akan menangkapnya. Efektivitas
penggunaan saluran tergantung pada kepekaan indera yang digunakan. Indera mana
yang akan digunakan dan kelima indera (panca indera) yang ada menentukan
saluran apa yang akan digunakan. Dalam penyuluhan pertanian, saluran ini dapat
membentuk kunjungan rumah, demonstrasi, perlombaan, pertunjukan, kursus,
latihan, pameran, darmawisata, publikkasi, film, radio, televisi, dan lain-lain
f. Perlakuan (Treatment)
Perlakuan (treatment) dari pesan dalam proses
komunikasi adalah bagaimana kita meneruskan pesan itu melalui suatu saluran
tertentu. Misalnya yang menjadi saluran dalam proses komunikasi penyuluhan
pertanian adalah siaran radio, sedangkan perlakuan untuk menyampaikan pesan
pada siaran radio itu misalnya dalam bentuk pidato, dialog, lawak, pertunjukan
wayang dan lain-lain.
Sumber (penyuluh) harus menerima umpan balik
dari sasaran (petani dan keluarganya) agar penyuluh tersebut dapat mengetahui
apakah arti (meaning) yang dimaksudkan telah diterima (ditangkap) atau belum.
Dengan adanya feedback atau umpan balik maka penyuluh dapat menyesuaikan dan memperbaiki
proses komunikasi sampai arti (meaning) bisa ditangkap oleh sasaran.
Bila suatu saluran komunikasi
yang dipergunakan itu sifatnya on way traffic misalnya pada siaran radio,
pemutaran film, publikasi dan sebagainya pada umumnya sulit bagi penyuluh untuk
mendapatkan feed back dari petani, oleh karena itu penyuluh harus mengerahkan
segala cara yang ada dan mengkombinasikan secara tepat agar pesan dan arti
(meaning) dapat ditangkap oleh sasaran secara cepat dan tepat.
Pada pengertian komunikasi
telah disinggung bahwa komunikasi merupakan suatu proses. Dalam hal ini akan
dibahas bagaimana berlangsungnya proses komunikasi secara umum, khususnya
komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Secara sederhana proses komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Sumber à Pesan à Saluran à Penerima à Akibat
Umpan
Balik
Komunikasi adalah suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam
diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan
berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest (pertautan minat dan
kepentingan) diantara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of
interest dituntut adanya persamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal
“kerangka referensi” (frame of reference) dari kedua pelaku komunikasi (sumber
dan penerima).
Yang dimaksud dengan kerangka
referensi menunjuk pada : Tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang
budaya, kepentingan dan orientasi. Semakin besar tingkat persamaan dalam hal
kerangka referensi semakin besar pula overlaping of interest, dan ini berarti
akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.
Uraian diatas memberikan
gambaran bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah apabila diantara
para pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak persamaan dalam hal
kerangka referensi. Namun demikian tidak berarti bahwa komunikasi baru terjadi
apabila kerangka referensi dari masing-masing pelaku (sumber dan penerima)
relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan
seseorang maka kita harus mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan
cara-cara lain yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi
dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain pihak sumber perlu mengenali
karakteristik individual, social dan budaya dari pihak penerima.
Setelah kita memiliki gambaran
tentang bagaimana proses komunikasi itu, berlangsung, hal penting yang selalu
harus kita ingat ialah bahwa konsep ”interaksi” adalah sentral untuk
mengartikan konsep dari pada proses komunikasi. Komunikasi pada prinsipnya
adalah merupakan proses interaksi dari orang-orang atau pelaku komunikasi
(sumber dan sasaran ) dalam menyampaikan dan menerima suatu pesan (message)
berupa ide-ide, informasi, dan sebagainya, sehingga terjadi saling pengertian
(mutual understading).
Terjadinya saling pengertian
ini merupakan perwujudan telah terjadinya kesamaan persepsi tentang pesan yang
disampaikan dalam bentuk lambang-lambang. Kesamaan persepsi ini dapat terwujud
kalau pelaku-pelaku dalam komunikasi (sumber dan sasaran) memiliki kesamaan
dalam pengalaman. Seseorang akan memiliki persepsi yang berbeda dengan orang
lain tentang sesuatu hal, apabila berbeda pengalamannya tentang hal tersebut.
Adanya perbedaan persepsi inilah yang sebenarnya menimbulkan akibat tidak
adanya saling pengertian tentang pesan yang disampaikan, sehingga tujuan dari
proses komunikasi tidak terwujud. Dengan adanya proses interaksi dimana para
pelaku berkomunikasi dan saling tukar –menukar (mengirim dan menerima)
informasi serta pengalaman inilah maka kesamaan persepsi dan saling pengertian
dapat terjadi ; artinya dalam keadaan inilah sesungguhnya proses komunikasi
telah berlangsung secara efektif.
Sebagai contoh tentang proses
komunikasi dalam penyuluhan pertanian marilah kita perhatikan suatu kejadian
dimana seorang penyuluh pertanian berusaha meyakinkan petani padi tentang
manfaat suatu jenis tumbuhan liar (gulma) yang disebut azola yang biasa tumbuh
dan mengembang pada permukaan air di petakan sawah petani. Penyuluh
menyampaikan informasi kepada petani dan menganjurkan suatu teknologi pemupukan
dengan menggunakan azola sebagai pupuk untuk tanaman padi di sawah mereka.
Bagaimana reaksi petani terhadap anjuran penyuluh tersebut? Semula petani
dengan spontan menolak anjuran penyuluh untuk menggunakan azola sebagai pupuk.
Tentu penyuluh menghadapi kenyataan ini sangat tidak puas, akan tetapi dia
tidak putus asa dan berupaya terus untuk meyakinkan petani akan manfaat
teknologi pemupukan tersebut sampai akhirnya petani mau menerima dan
mempraktekkan anjuran tersebut.
D. EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan
efisienasi dari komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a Dilihat dari
komunikator atau sumber komunikasi.
Dilihat dari komunikator maka
komunikasi dipengaruhi oleh:
1) Kecakapan Komunikator
Komunikator yang baik adalah
menguasai cara-cara penyampaian buah pikiran baik secara lisan maupun secara
tertulis. Dengan kata lain komunikator harus menguasai teknik berbicara dan
teknik membuat surat (naskah). Ia harus cakap memilih simbol / lambang yang
tepat untuk mengungkapkan buah pikiranya dan harus cakap membangkitkan minat
para pendengar atau pembaca. Disaping itu harus pandai pula menarik perhatian
dan menyajikannya. Keterangan- keterangannya harus sistematis dan jelas,
sehingga mudah kedudukannya dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu dalam
berkomunikasi harus memperhatikan keadaan masyarakat sekitar harus dengan
memahami keadaan masyarakat tersebut, seperti kebisaan, aliran agama dan
kepercayaan dan sebagainya. Dengan memahami hal-hal tersebut komunikasi akan
menjadi lancar.
2) Komunikasi dipengaruhi oleh saluran atau alat
tubuh dari komunikator, terutama dalam Komunikasi lisan. Suara yang besar dan
jelas, ucapan yang jelas, tingkah laku yang baik akan menyebabkan pembicaraanya
menarik. Juga tangan yang sehat dengan gerak-gerik yang baik dapat mendukung
pembicaraan, oleh karena itu bila ingin berhasil dalam komunikasi alat-alat
tubuh kita harus baik terutama alat-alat indera dan alat bicara.
b. Dilihat dari
segi reseptor (penerima)
Keberhasilan komunikasi tidak
hanya tergantung pada pihak komunikator (sumber), tetapi juga tergantung dari
reseptor. Walaupun pihak komunikator telah memenuhi persyaratan, akan tetapi
bila pihak reseptor kurang memenuhi maka hasil komunikasi tidak akan sesuai
dengan yang diharapkan. Pengaruh-pengaruh dari pihak reseptor tersebut adalah:
1) Kecakapan komunikator
reseptor.
Hasil komunikasi ditentukan
oleh kecakapan berkomunikasi reseptor. Kecakapan ini terutama kecakapan
mendengarkan dan membaca. Walaupun komunikator cakap berbicara atau menulis,
aka tetapi bila reseptor kurang cakap mendengarkan dan membaca, maka hasil
komunikasi kurang memenuhi harapan., olleh karena itu agar hasil komunikasi
baik maka reseptor harus menguasai teknik mendengarkan dan teknik membaca.
Dalam mendengarkan reseptor harus cakap memusatkan perhatian, mengambil inti
sari dari suatu pembicaraan, dan harus dapat membedakan mana pokok permasalahan
dan mana yang hanya merupakan penjelasan-penjelasannya saja, harus bersifat
kritis, dan sebagainya. Dalam membaca ia harus dapat menangkap banyak kata-kata
secara sekaligus dan menafsirkannya secara tepat.
2) Sikap Reseptor.
Hasil komunikasi dipengaruhi
pula oleh sikap reseptor (penerima). Kadang-kadang reseptor selalu menaruh
curiga terhadap pembicara (prejudice), atau kadang-kadang bersikap apriori
artinya telah menentukan kesimpulan sebelum ada data-data yang lengkap. Sebagai
contoh seorang reseptor (pendengar suatu penceramah) telah menganggap rendah
kepada seseorang penceramah atau terlalu memandang tinggi kepada seorang
penceramah atau pembicara. Sikap yang demikian menyebabkan hasil komunikasi
kurang murni. Oleh karena itu sebagai reseptor (pendengar/pembaca) seseorang
bila ingin berhasil dalam komunikasi harus bersikap wajar, apa adanya. dan
siapapun yang menjadi penceramah/pembicara harus diterima sebagai apa adanya
tanpa sikap curiga atau apriori.
3) Pengetahuan reseptor
(pendengar/pembaca)
Hasil komunikasi di pengaruhi
pula oleh kekayaan pengetahuan si reseptor, dengan pengetahuan yang banyak
seorang pendengar dapat dengan cepat menangkap isi dari suatu pesan atau suatu
bacaan dan mudah menafsirkan maksud dari pembicara/penulis tersebut. Sebaliknya
pendengar/pembaca yang pengetahuannya sangat terbatas akan sulit menangkap
pembicaraan atau bacaan.
4) Komunikasi dipengaruhi pula
oleh sistem sosial.
Artinya si pendengar/pembaca
harus memahami kedudukan pembicara. Sebagai contoh bila kita menghadiri suatu
ceramah tertentu dan si penceramah kebetulan seorang yang berasal dai luar
negeri dan tindak tanduknya seenaknya sendiri, maka kita tidak boleh bersikap
negatif atau acuh tak acuh. Sebab tiap penceramah memiliki kebiasaan-kebiasaan
tersendiri. Demikian pula bila kita ada di suatu kantor tertentu atau
masyarakat tertentu kita sebagai reseptor (pendengar) harus dapat menyesuaikan
diri, artinya memahami tata tertib dan tata pergaulan masyarakat tersebut.
Dengan cara itu maka kita dapat menjadi pendengar yang baik, dan jika tidak
dapat menyesuaikan terhadap kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi
pembicara/penulis, maka komunikasi menjadi terhambat, oleh karena itu sebagai
pendengar atau pembaca harus dapat menyesuikan diri terhadap sistem sosial dari
pihak pembaca/penulis.
5) Komunikasi dipengaruhi pula
oleh saluran komunikasi, (pendengaran/penglihatan) dari pihak reseptor. Bila
pendengaran, penglihatan, atau indera lainnya kurang sempurna maka komunikasi
juga tidak akan sempurna., karena dengan kurang sempurnanya alat-alat penyalur
tersebut (indera) maka tangkapan dapat kurang jelas.. Oleh karena itu agar
komunikasi dapat lancar dan berhasil, maka indera kita harus baik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Komunikasi penyuluhan
pertanian merupakan proses penyampaian pesan secara simultan dari Source
(Penyuluh) kepada Receiver (petani) berupa pesan, (kata-kata, lambang, warna,
angka data, gestura) baik secara verbal maupun non verbal melalui saluran
tertentu hingga menghasilkan umpan balik (feed back).
Tujuan Komunikasi adalah a.
Informatif, artinya bahwa komunikasi bertujuan menyampaikan informasi informasi
yang bersifat obyektif dan nyata, b. Persuasif, artinya komunikasi bertujuan
untuk menggugah hati dan perasaan sasaran atau komunikan sehingga mau mengikuti
atau melakukan tindakan/ perubahan atas kemauan sendiri sesuai yang diharap
komunikator, c. Entertainment, artinya bahwa komunikasi bertujuan untuk
menghibur komunikan, membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun
pesimis.
Suatu proses komunikasi akan
dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat unsur-unsur yang merupakan satu
kesatuan. Unsur-unsur komunikasi tersebut minimal harus ada 3 unsur, yaitu :
1). Sumber/komunikator (source/sender), 2). Pesan (message), 3).
Penerima/komunikan (receiver). Karena proses penyuluhan pertanian dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai metoda, teknik dan media, maka unsur
komunikasi bertambah yaitu 4). Saluran (channel).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas dan efisienasi dari komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor: Dilihat dari komunikator atau sumber komunikasi dipengaruhi
oleh: 1) Kecakapan Komunikator 2) Komunikasi dipengaruhi oleh saluran atau alat
tubuh dari komunikator, terutama dalam Komunikasi lisan. Dilihat dari segi
reseptor (penerima) dipengaruhi oleh: 1) Kecakapan komunikator reseptor. 2)
Sikap Reseptor. 3) Pengetahuan reseptor (pendengar/pembaca) 4) Komunikasi
dipengaruhi pula oleh sistem sosial. 5) Komunikasi dipengaruhi pula oleh
saluran komunikasi, (pendengaran/penglihatan) dari pihak reseptor.
DAFTAR PUSTAKA
Asngari PS.1984. Persepsi Direktur Penyuluhan
Tingkat Karesidenan dan Kepala Penyuluh Pertanian terhadap Peranan dan Fungsi
Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara bagian Texas Amerika Serikat. Media
Peternakan Vol 9 No. 2 Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Departemen Pertanian. 2005. Naskah Akademik
Sistem Penyuluhan Pertanian. www.deptan.gp.id/bpsdm/naskah_akademik diakses
tanggal 21 Oktober 2012 Pukul 16.00 WIB.
Hubels AV, Wahyudi R. Prabowo T.1992.Penyuluhan
Pembangunan Indonesia: Menyongsong Abad XXI. Jakarta:Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara.
Mardikanto. T. 1993. Penyuluhan Pembangunan
Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Rakhmat. D. 2000. Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta:Kanisus.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi
Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Van den Ban AW, H.S. Hawkins.1999. Penyuluhan
Pertanian. Yogyakarta:Kanisius
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makalah
KOMUNIKASI PERTANIAN
OLEH :
YENI AGUSTIANINGSI
913 03 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA RAHA
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar