do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 27 November 2014

Kesehatan adalah keadaan



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang                         
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992 dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007. Hal tersebut berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan social saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya.
Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan dilakukan upaya kesehatan, yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat (Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Upaya mewujudkan kesehatan dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu aspek kuratif dan rehabilitative sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua aspek juga yaitu aspek preventif dan promotif.Hal tersebut dapat diartikan bahwa upaya untuk mewujudkan kesehatan dilakukan secara komprehensif, oleh sebab itu upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau individu harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.
Dengan demikian, sebagai seorang perawat atau calon perawat hendaknya memiliki bekal yang cukup salah satunya adalah kemampuan melakukan pengkajian dan membuat strategi pembelajaran pada konsep pendidikan atau promosi kesehatan sebagai bentuk persiapan dalam melakukan promosi kesehatan.
                                                          
B. Tujuan Penulisan
 Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Promosi Kesehatan, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun makalah ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai makalah “Pengkajian Faktor Predisposisi, Enabling, dan Pengkajian Faktor Reinforcing”.



C. Metode Penulisan
              Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan makalah ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan  makalah  ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
              Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan rujukan materi yang harus dibahas dalam makalah ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai pengertian promkes, konsep promkes, pengkajian kebutuhan promkes (pengkajian faktor predisposisi,  enabling, dan pengkajian faktor reinforcing), dan promkes terkait factor.




















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promkes
Promkes dalam ilmu kesehatan masyarakat adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Menurut Mee Lian Notoatmodjo (2007), promkes adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat meningkatkan kemamapuan dan keterampilannya guna mengontrol berbagai factor yang berpengaruh pada kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Konsep Promosi Kesehatan
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai factor, baik factor internal maupun factor eksternal. Secara garis besar factor – factor yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut yaitu lingkungan yang mencakup fisik, social, budaya, politik, ekonomi, ;perilaku;pelayanan kesehatan dan hereditas (keturunan).
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat hendaknya juga dialamatkan kepada empat factor tersebut. Intervensi terhadap factor lingkungan fisik adalah dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan, sedangkan intervensi terhadap lingkungan social, budaya, politik dan ekonomi dalam bentuk program – program peningkatan pendidikan,  intervensi terhadap factor pelayanan kesehatan adalah dalam bentuk penyediaan dan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan, perbaikan system dan manajemen pelayanan kesehatan sedangkan intervensi terhadap factor hereditas antara lain dengan perbaikan gizi masyarakat khususnya perbaikan gizi ibu hamil.
Dengan demikian, kalau kita telaah secara keseluruhan factor-faktor tersebut terkait dengan perilaku manusia. Perilaku merupakan factor terbesar kedua setelah factor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum:1974, dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 15). Upaya terhadap factor perilaku secara garis besar yaitu :
      1. Tekanan (Enforcement)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan atau koersi (coertion). Upaya enforcement ini biasa dalam bentuk undang-undang atau peraturan-peraturan (law enforcement), instruksi-instruksi, tekanan-tekanan (fisik atau non fisik), sanksi-sanksi. Dampak terhadap perubahan perilaku lebih cepat, tetapi pada umumnya tidak langgeng (sutainable), karena perubahan perilaku yang dihasilkan dengan cara ini tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut.
2. Pendidikan (Education)
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan.
C. Pengkajian Kebutuhan Promkes

Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Pengkajian factor perilaku dalam promosi kesehatan menurut Lawrence Green : 1980 dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 16-17) dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai berikut.
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor yang perlu dikaji adalah :
a. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan
b. Tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
c. Sistm nilai yang dianut masyarakat
d. Tingkat pendidikan
e. Tingkat social ekonomi
Hal di atas dapat dijelaskan bahwa untuk berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun janinnya.Faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut factor pemudah.
2. Faktor Pemungkin (Enambling factors )
Faktor yang perlu dikaji adalah :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat
Missal : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta.
3. Faktor Penguat (Reinforcing factors)
Faktor yang perlu dikaji :
a. Factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas termasuk petugas kesehatan.
b. Undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yg terkait dengan kesehatan.
      D. Promosi Kesehatan Terkait Faktor
1. Promosi kesehatan dalam factor – factor Predisposisi
          Pendidikan atau promosi kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya, begitu pula promosi kesehatan memberikan pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat, dsb.
2. Promosi kesehatan dalam factor – factor Enabling
Pendidikan kesehatan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat agar mereka mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cuma-cuma tetapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik (pelatihan dan bimbingan), memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana, pemberian fasilitas hanya sebagai percontohan. Bentuk pendidikan yang sesuai pengembangan dan pengorganisasian yang sesuai (PPM), upaya peningkatan pendapatan keluarga, bimbingan koperasidsb.yang memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana sehat, dsb.
3. Promosi kesehatan dalam factor Reinforcing
Promosi kesehatan yang paling tepat adalah bentuk pelatihan bagi toga, toma dan petugas kesehatan sendiri.Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat (berperilaku hidup sehat).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan                                                 
            Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. Pengkajian kebutuhan promkes dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor yang perlu dikaji adalah :
a. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan
b. Tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
c. Sistm nilai yang dianut masyarakat
d. Tingkat pendidikan
e. Tingkat social ekonomi
2. Faktor Pemungkin (Enambling factors )
Faktor yang perlu dikaji adalah :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
3. Faktor Penguat (Reinforcing factors)
Faktor yang perlu dikaji :
a. Factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas termasuk petugas kesehatan.
b. Undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yg terkait dengan kesehatan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
                                            DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Smeltzer dan Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan  Suddarth. Jakarta: EGC.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekidjo, Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung Seto.

Tidak ada komentar: