do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 04 November 2014

MAKALAH TINGKATAN ORGANISASI MAHLUK HIDUP

MAKALAH
TINGKATAN ORGANISASI
MAHLUK HIDUP


DISUSUN OLEH :
NAMA       : WA HALIA
NIM          : 91302020
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU  PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2014
 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya maka tersusunlah makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Ekologi Umum yang berjudul “Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup”.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Ekologi yang telah membimbing dan semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga  makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan  oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.


                                                                                                                        Raha,   5 Juni  2014
         Penulis


                                                                                                                        WA HALIA













DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A.      Latar Belakang.........................................................................................
B.       Rumusan Masalah.........................................................................................
C.       Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A.    Individu.........................................................................................
B.     Populasi.........................................................................................
C.     Komunitas.........................................................................................
D.    Ekosistem.........................................................................................
E.     Bioma.........................................................................................
F.      Biosfer.........................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A.    Kesimpulan.........................................................................................
B.     Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh – tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya agar dapat menjawab pertanyaan; di mana mereka hidup, bagaimana mereka hidup, dan mengapa mereka hidup di sana.
B.     Rumusan Masalah
Apa sajakah yang termasuk keragaman pada sistem organisasi makhluk hidup?
C.    Tujuan
untuk mengetahui keragaman pada sistem tingkatan organisasi makhluk hidup.
D.    Manfaat
Mahasiswa dapat memahami tingkatan organisasi makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

Keanekaragaman pada sistem organisasi kehidupan memiliki tingkatan organisasi kehidupan, yaitu seperti yang berurutan pada gambar di bawah ini

A.    Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.

B.     Populasi
Populasi adalah individu-individu yang berkumpul di suatu tempat tertentu pada waktu yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Individu-Individu dalam Populasi tersebut dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan. Contohnya populasi semut, sapi,lebah, dan burung.





Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.





C.    Komunitas / Perkumpulan
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan : 1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil. 2) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dan lai- lain. 3) Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik. Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1) Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam, (2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dan lain - lain.
Sebuah komunitas ditandai dengan interaksi yang terjadi antara populasi penyusunnya. Ada banyak cara yang berbeda di mana populasi milik spesies yang berbeda berinteraksi satu sama lain. Cara yang berbeda adalah persaingan, parasitisme, predasi, commensalism dan mutualisme. Di dalam komunitas selalu ada interaksi baik antar anggota spesies yang sama maupun antarpopulasi yang berbeda. Contohnya, dalam komunitas  hewan ada populasi Singa, kadal, tikus ular dan lain – lain. Komunitas sawah di dalamnya terdapat berbagai macam populasi padi, katak, tikus, keong, walangsangit, capung, dan lain sebagainya. Komunitas buah di dalamnya terdapat populasi mangga, kedondong, jambu air, tomat, pisang, dan lain sebagainya.



Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
D.    Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Berdasarkan pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut terjadi karena adanya arus materi dan energi yang terkendali oleh adanya arus transportasi dan transformasi antar komponen dalam ekosistem. Setiap komponen memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.
Ketika kita bergerak menaiki tangga tingkat organisasi makhluk hidup, komplikasi cenderung meningkat. Misalnya, ekosistem istilah didefinisikan sebagai suatu daerah atau lingkungan di mana masyarakat berkembang dan tumbuh subur. Namun, ekosistem tidak sama dengan masyarakat. Bahkan, itu adalah entitas yang lebih besar yang menyediakan ruang bagi masyarakat. Ekosistem kebun di dalamnya terdapat komunitas umbi-umbian, komunitas hewan ternak, komunitas buah, komunitas unggas, komunitas petani, dan lain-lain. Ekosistem Danau, di ekosistem danau dihuni oleh hewan seperti ikan nila, guramekura-kura, ular, katak, dan jonga

Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
1.      Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya).
2.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
3.      Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Sebagai contoh, jika musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus pemakan batang padi tidak mendapat makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun. Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih mendapat makanan untuk bertahan hidup dan sebagian lagi akan mati karena tidak kebagian makanan.
Akan tetapi, pada saat musim penghujan, petani mulai menanam padi maka ulat pemakan daun padi dan tikus pengerat batang padi akan meningkat jumlahnya karena adanya peningkatan jumlah makanan tersebut, yang diikuti juga dengan kenaikan jumlah burung pemakan ulat, dan ular pemakan tikus akan berkembang pesat pula.  Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa perubahan jumlah komponen biotik tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan musim atau keseimbangan ekosistem tetap.
Grafiknya dapat dilihat seperti di bawah ini.  Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Betapa kuatnya pertahanan ekosistem terhadap perubahan.  Biasanya, batas mekanisme homeostatis dapat dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia.
Misalnya, pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang parah terhadap ekosistem sungai.  Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung yang melampaui batas homeostatis sehingga dapat merusak mekanisme homeostatis ekosistem hutan.
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Individu merupakan organisme tunggal. Populasi adalah individu-individu yang berkumpul di suatu tempat tertentu pada waktu yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Komunitas ialah kumpulan dari dua atau berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.


B.     Saran
Setelah mengetahui keanekaragaman makhluk hidup beserta tingkatan organisasinya maka saya harap kepada semua untuk tetap menjaga kelestariannya agar tetap tercipta keseimbangan alam.














DAFTAR PUSTAKA


1.      Indriyanto, 2008, Ekologi Hutan, Jakarta : Bumi Aksara
2.      Lina Yuliana . 2011 . Ekosistem . Aviable from : http://linayuliana15.blogspot.com/2011/02/ekosistem.html . Diakses tanggal : 1 Mei 2014.
3.      Odum, E. P., 1994., Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta : UGM Press
4.      Pringgoseputro, S. , 1998,  Ekologi Umum,  Yogjakarta: UGM Press
5.      Resosoedarmo, S., 1989, Pengantar Ekologi, Bandung: CV REMADJA KARYA
6.      Soeriaatmadja, 1989, Ilmu Lingkungan, Bandung: ITB Press




Tidak ada komentar: