do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 26 Maret 2016

6 PENINGGALAN SEJARAH KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA INDONESIA



6 PENINGGALAN SEJARAH KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA INDONESIA

1. Agama
Peninggalan sejarah di bidang keagamaan yang muncul sejak abad ke-2 adalah agama Buddha dan Hindu. Agama Buddha mungkin telah memasuki Indonesia sekitar abad ke-2 sampai ke-5 Masehi berdasarkan penemuan beberapa arca Buddha di Sempaga, Jember, Jawa Timur, dan di Bukit Siguntang.
Agama Buddha mengalami perkembangan yang pesat sejak abad ke-7 ketika Kerajaan Sriwijaya berperan sebagai pusat penyebaran agama Buddha. Sedangkan agama Hindu pertama kali muncul di Kerajaan Kutai sekitar awal abad ke-5, kemudian berkembang di kerajan-kerajaan lainnya di Indonesia.
Semenjak dahulu, para penganut Hindu dan Buddha Nusantara telah mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Mereka bahkan saling membantu dalam pembuatan tempat peribadatan, saling menghormati dalam melaksanakan ibadah masing-masing, dan merayakan hari raya besar keagamaan.
Kerukunan umat Hindu dan Budha masa Kerajaan patutlah dicontoh bagi umat beragama di era modern ini.
2. Seni bangunan
Peninggalan sejarah di bidang seni bangunan (arsitektur) bercorak HIndu Buddha di Indonesia berupa candi, stupa, arca, wihara,keraton, petirtaan, gapura, dan pertapaan.
  • Candi adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau penanaman abu jenazah seorang raja. Misalnya : candi Sumberjati di Blitar tempat pemakaman Raden Wijaya dan candi Rara Jonggrang di desa Prambanan.
  • Stupa adalah bangunan yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi dhatugarbha (tempat menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama) dan caitya (tempat untuk memperingati kejadian penting dalam kehidupan Buddha Gautama). Misalnya : stupa Borobudur dan Stupa Kalasan di Yogyakarta.
  • Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk manusia atau binatang. Misalnya : arca Joko Dolok di Surabaya dan Arca Amoghapasa di Padang Roco.
  • Wihara adalah tempat tinggal para bhiksu yang dibuat dari kayu. Misalnya Wihara yang diduga pernah berada di dekat stupa Kalasan.
  • Keraton adalah bangunan rumah tempat tinggal raja atau ratu. Misalnya Keraton kuno Majapahit di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
  • Petirtaan adalah tempat pemandian suci yang sering digunakan oleh kalangan istana kerajaan. Misalnya : petirtaan di Jolotundo dan Tirta Empu di Bali.
  • Gapura adalah bangunan yang berupa pintu gerbang, ada yang beratap serta berdaun pintu dan ada yang menyerupai candi yang terbelah dua.
  • Pertapaan adalah bangunan yang dicerukkan pada suatu gua batu dan difungsikan sebagai tempat tinggal para pertapa. Mislanya : Goa Selomangleng di Kediri, Jawa Timur yang menjadi tempat wisata, dan Goa Gajah di Bedudu, Bali.
Candi Brobodudur yang kaya stupa
Candi Brobodudur yang kaya stupa
3. Karya sastra
Peninggalan karya sastra yang dihasilkan para pujangga Nusantara sampai abad ke-15 antara lain sebagai berikut :
  • Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanita
  • Sutasoma, karya Empu Tantular
  • Negarakertagama, karya Empu Prapanca
  • Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Empu Panuluh
  • Smaradhana, karya Empu Dharmaja
  • Lubdaka dan Wertasancaya, karya Empu Tanakung
  • Kresnayana, karya Empu Triguna
  • Sumanasantaka karya Empu Monaguna
4. Tulisan dan bahasa
Peninggalan sejarah dalam bidang tulisan dan bahasa yaitu tulisan Palawa dan bahasa Sansekerta. Saat ini, tulisan Pallawa tidak lagi digunakan oleh masyarakat Indonesia, karena terdesak oleh penggunaan tulisan Latin dan Arab. Namun, bahasa Sansekerta masih banyak digunakan dan ikut memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia.
5. Sistem penanggalan
Di India, dikenal perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan, yaitu 1 tahun sama dengan 12 bulan, 1 tahun sama dengan 29 1/2 hari (tidah). Juga perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari yang terkenal dengan nama tarikh saka, yang digunakan semenjak kekuasaan Raja Kaniskha.Perbedaan waktu tahun saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun. Misalnya Prasasti Canggal berangka tahun 654 saka, maka akan dibaca dengan tahun masehi yaitu 654 + 78 = 732 Masehi.
6. Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan telah dikenal orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.

KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA

di wilayah Nusantara, seperti : Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singasari ataupun Majaphit, adalah kerajaan-kerajaan yang menerapkan sistem pemerintahan yang berasal dari tradisi bangsa India. Sistem kerajaan itu diambil dan digunakan karena sistem tersebut dianggap cocok.
Kerajaan Kutai | Inilah sejarah kerajaan kutai dimulai dari berdirinya dan pendiri kerajaan kutai sampai runtuhnya kerajaan kutai. Kemudian kita juga akan membahas beberapa peninggalan kerajaan kutai berupa prasasti dan sililah serta letak kerajaan kutai. Materi sejarah ini adalah materi yang dibuat untuk anda yang masih duduk dibangku SMP dan SMA karena penjelasannya sangat mudah untuk ditangkap oleh anda yang masih duduk dibangku smp sma.
Letak kerajaan kutai berlokasi di daerah kutai, kalimantan Timur. Adapun keterangan tentang keberadaan dari kerajaan ini telah diketahui atas ditemukannya tujuh buah prasasti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa yang berasal dari India. Untuk penggunaan bahasanya pada saat itu masyarakat kutai masih belum mempunyai bahasa yang baku dan huruf tersendiri. Para ahli sejarah, memperkirakan bahwa prasasti atau yupa itu mulai ditulis pada sekitaran tahun 400 M. Untuk perkiraan tersebut didapatkan mengacu pada perbandingan dengan huruf yang sama dan memiliki usia yang telah ditemukan didaerah India.
Pada salah satu yupa tersebut, diketahui bahwa yang menjadi cikal bakal dari kerajaan kutai adalah kundungga, yang diteruskan kepada Aswawarman. Kemudian adapun pengganti dari Aswawarman yang memiliki putra sebanyak tiga orang yaitu Mulawarman. Nampaknya, pada zaman Mulawarman disitulah kerajaan kutai mencapai kejayaan tersebut.

















SEJARAH KERAJAAN KUTAI YANG LENGKAP

Kejayaan ini dapat dilihat dari aktivitas ekonomi. Dalam salah satu Yupa tersebut telah dikatakan bahwa pada Raja Mulawarman telah melakukan sebuah upacara korban emas yang sangat banyak. Kemajuan dari kerajaan kutai ini juga terlihat dari tanda adanya golongan terdidik. Mereka terdiri dari para golongan ksatrian dan brahmana yang kemungkinan telah bepergian ke India atau pada pusat-pusat penyebaran agama Hindu yang ada di Asia Tenggara. M asyarakat tersebut mendapat kedudukan yang terhormat dalam kerajaan kutai
Referensi: IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah), Mamat Ruhimat, Nana Supriatna dan Kosim. 2006
Meskipun kutai itu tak terletak dalam sebuah jalur perdagangan internasional, akan tetapi kerajaan tersebut telah memiliki hubungan dagang dengan india dan sudah berkembang dari sejak awal. Pada hal tersebut kemudian, Pengaruh Hindu-Budha mulai tersebar. Salah satu yang menjadi bukti yang menerangkan mengenai kerajaan kutai dimana Yupa diidentifikasi yang merupakan suatu peninggalan Hindu-Buddha dan bahasa yang telah digunakan yaitu bahasa sansekerta. Bahasa sansekerta ialah bahasa Hindu asli. Tulisan atau bentuk dari hurufnya itu dinamakan huruf pallawa, yaitu tulisan yang digunakan pada tanah Hindu Selatan sekitar ditahun 400 masehi. Dengan melihat adanya bentuk huruf dari prasasti yang telah ditemukan maka para ahli menyatakan bahwa Yupa itu telah dibuat sekitar abad kelima. Jadi bisa disimpulkan bahwa kerajaan kutai adalah kerajaan hindu yang pertama ada di Indonesia.
Letak kerajaan kutai di daerah tepi sungai Mahakam yang ada di Kalimantan timur, dimana terdapat di sekitaran pertemuan sungai mahakam bersama anak-anak sungainya. Sungai mahakam mampu dilayari dari pantai hingga masuk ke Muarakaman yang dapat memudahkan suatu kegiatan perdagangan dan akhirnya dapat memperlancar kerajaan kutai.
Adapun bukti yang selanjutnya mengacu dari prasasti yang telah dikeluarkan oleh Raja Mulawarman yang menyatakan bahwa terdapat tiga penguasa yang ada didaerah tersebut. Mulawarman ialah cucu kudungga yang menurut dari para ahli yang merupakan suatu nama Indonesia asli. Hal tersebut terjadi dikarenakan nama Kudungga yang hampir mirip dengan nama yaitu bugis kadungga. Yang sangat menarik dari prasasti tersebut ialah adanya berita yang menyatakan bahwa pendiri kerajaan kutai ialah Aswawarman, bukan kudungga yang telah dianggap telah menjadi raja pertama. Kudunggu mungkin merupakan suatu kepala suku yang setelah ia berinteraksi dengan kebudayaan Hindu-Buddha akan mengubah struktur pemerintahan yang menjadi kerajaan dan akan menurunkan kekuasaannya pada seluruh keturunannya. Kata warman kerajaan pada nama seseorang yang tampaknya menjadi salah satu yang menjadi ciri bahwa seseorang tersebut ialah suatu penganut hindu dengan secara penuh. Dari kriteria nama yang telah disandang Aswawarman tersebut maka dapa disimpulkan bahwa aswawarman ialah pendiri kerajaan kutai tersebut.
Kehidupan Sosial
Pada kerajaan Kutai memiliki golongan masyarakat yang telah menguasai bahasa sansekerta dan bisa menulis huruf Pallawa yaitu golongan para Brahmana. Golongan yang lain ialah suatu golongan ksatria yang terdiri atas kerabat dari Raja Mulawarman. Pada masyarakat kutai akan sendiri merupakan suatu golongan penduduk yang masih erat memegang teguh suatu kepercayaan asli dari leluhur mereka. Mulawarman kemudian menjadi penganut agama hindu syiwa dan golongan para brahmana.
Kehidupan politik
Kudungga tak dianggap menjadi sebagai pendiri dari dinasti karena menggunakan konsep keluarga raja di zaman tersebut masih terbatas di para keluarga raja yang sudah menyerap kebudayaan india pada setiap kehidupan dalam sehari-hari. Raja mulawaranman juga menciptakan adanya stabilitas politik dimana pada masa pemerintahannya tersebut. Itu terlihat dari adanya Yupa yang menyebutkan bahwa Mulawarman menjadi raja berkuasa, kuat dan bijaksana.
Kehidupan Ekonomi.
Adapun mata pencaharian yang utama dalam masyarakat zaman kerajaan kutai merupakan beternak sapi. Pada mata pencaharian yang lain ialah bercocok tanam dan lewat berdagang. ini dilihat dari letak kerajaan kutai berada ditepian sungai mahakam yang sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.
Silsilah Kerajaan kutai
Penguasa kerajaan kutai yang pertama ialah kudungga yang kemudian digantikan oleh Raja Aswawarman. Kemudian Aswawarman akan digantikan oleh putrannya yang bernama yaitu Raja Mulawawrman. Raja Mulawarman disebut raja yang paling masyhur dari kerajaan kutai dan sebagai pengatu agama Hindu Siwa. Dan juga diterangkan bahwa raja Mulawarman memiliki jalinan yang baik dengan para rakyat dan brahmana. Hal itu dilihat dari adanya pemberian hadiah kurban emas dan sejumlah 20.000 ekor lembu untuk seluruh para brahmana sebagai wujud terimakasih. Sementara itu untuk sebagai peringatan tentang upacara kurban tersebut, para brahmana kemudian mendirikan sebuah yupa.
Kutai yang berada di tepian sunga, mulai mendorong masyarakatnya untuk mengembangkan di bidang pertanian. Selain di bidang pertanian, mereka kemudian banyak menjalan kegiatan perdagangan. Bahkan telah diperkirakan bahwa telah terjadi hubungan dagang ke beberapa wilayah yang ada dari luar. Pada jalur perdagangan internasional waktu ini sudah ada dari India yang melewati selat makassar, sampai terus mengarah ke Filipina dan hingga di Cina. Didalam pelayarannya tersebut dimungkinkan para pedagang tersebut akan singgah terlebih dahulu di Kutai untuk melakukan penjualan dan pembelian barang dagangan dengan sekaligus untuk menyiapkan beberapa berbekalan untuk pelayaran.Hal inilah yang membuat kerajaan kutai semakin ramai dan rakyat akhirnya hidup makmur.

PROSES TERJADINYA  KERAJAAN SRIWIJAYA BESERTA PRASASTINYA

merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa "Sri" yang artinya bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga dapat diartikan dengan kemenangan yang bercahaya atau gemilang.

Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (Provinsi Riau sekarang). Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama.

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa setiap kapal yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan dan pelayaran. Dengan demikian, tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus berkurang. Tidak hanya itu, kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13.







PROSES TERJADINYA  KERAJAAN TARUMANEGARA BESERTA PRASASTINYA

Sejarah kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu yang berdiri setelah kerajaan Kutai, yakni pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Kerajaan yang berkuasa di wilayah Pulau Jawa bagian barat ini berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum berarti sungai yang membelah Jawa Barat yang sekarang menjadi sungai Citarum dan Nagara berarti Kerajaan atau Negara.

Berdirinya kerajaan Tarumanegara masih menjadi perdebatan para ahli. Namun, menurut naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 M terdapat sejumlah pengungsi dari India yang melarikan diri ke pulau dan beberapa wilayah Nusantara untuk mencari perlindungan. Mereka mengungsi ke wilayah Nusantara karena terdapat perang besar di India, yakni kerajaan Palawa dan Calankayana yang melawan Kerajaan Samudragupta.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sebagian besar para pengungsi berasal dari kerajaan Palawa dan Calankayana, pihak yang kalah dalam peperangan tersebut. Salah satu rombongan pengungsi Calankayana dipimpin oleh Jayasingawarman yang tidak lain adalah Maharesi. Kemudian Jayasingawarman membuka pemukiman baru di dekat Sungai Citarum yang diberi nama Tarumadesya atau Desa Taruma. Menginjak sepuluh tahun, banyak penduduk berdatangan ke Desa Taruma sehingga berkembang menjadi desa yang besar yang pada akhirnya menjadi kota (Nagara). Semakin pesatnya berkembangan kota Taruma, Jayasingawarman membentuk menjadi Kerajaan yang bernama Tarumanegara pada tahun 358.
Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara yang mengalami masa pemerintahan kerajaan sebanyak 12 kali telah mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintatahan Raja Purnawarman (395-434 M). Purnawarman merupakan Raja ketiga yang berkuasa setelah Dharmayawarman (382-395 M). Pada masa Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara memperluas wilayahnya dengan menakhlukkan beberapa kerajaan disekitarnya. Kejayaan Raja Purnawarman juga tertulis pada prasati Ciaruteun yang berisi, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".


Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara akibat adanya pengalihan kekuasaan, yakni dari Raja ke-12 Linggawarman kepada menantunya, Tarusbawa. Pada pemerintahan Tarusbawa, pusat Kerajaan Tarumanegara dialihkan ke kerajaannya sendiri, yakni Kerajaan Sunda (bawahan Tarumanegara) yang pada akhirnya Kerajaan Tarumanegara diganti dengan nama Kerajaan Sunda. Demikian tentang Sejarah Kerajaan Tarumanegara yang meliputi berdirinya kerajaan, masa kejayaan dan keruntuhan,  serta raja yang memerintah Kerajaan Tarumanegara.































PROSES TERJADINYA  KERAJAAN  MATARAM HINDU  BESERTA PRASASTINYA

Pada abad ke-8 di pedalaman Jawa Tengah berdiri Kerajaan Mataram Hindu. Pendirinya adalah Raja Sanjaya. Munculnya Kerajaan Mataram diterangkan dalam Carita Parahyangan. Kisahnya adalah dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Galuh. 
Rajanya bernama Sanna (Sena). Suatu ketika, ia diserang oleh saudaranya yang menghendaki takhta. Raja Sanna meninggal dalam peristiwa tersebut, sementara saudara perempuannya, Sannaha, bersama keluarga raja yang lainnya berhasil melarikan diri ke lereng Gunung Merapi. 
Anak Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari mendirikan Kerajaan Mataram dengan ibu kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada tahun 717 M.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Bukti lain mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Hindu atau sering juga disebut Mataram Kuno adalah prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Sanjaya. Prasasti ini berangka tahun Cruti Indria Rasa atau 654 Saka (1 Saka sama dengan 78 Masehi, berarti 654 Saka sama dengan 732 M), hurufnya Pallawa, bahasanya Sanskerta, dan letaknya di Gunung Wukir, sebelah selatan Muntilan. 
Isinya adalah pada tahun tersebut Sanjaya mendirikan lingga di Bukit Stirangga untuk keselamatan rakyatnya dan pemujaan terhadap Syiwa, Brahma, dan Wisnu, di daerah suci Kunjarakunja. Menurut para ahli sejarah, yang dimaksud Bukit Stirangga adalah Gunung Wukir dan yang dimaksud Kunjarakunja adalah Sleman (kunjara = gajah = leman; kunja = hutan). Lingga adalah simbol yang menggambarkan kekuasaan, kekuatan, pemerintahan, lakilaki, dan dewa Syiwa.
Raja-raja wangsa Sanjaya, seperti dimuat dalam prasasti Mantyasih (Kedu), sebagai berikut.
1) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (717 – 746 M) 
Raja ini adalah pendiri Kerajaan Mataram sekaligus pendiri wangsa Sanjaya. Setelah wafat, ia digantikan oleh Rakai Panangkaran.
2) Sri Maharaja Rakai Panangkaran (746 – 784 M)
Dalam prasasti Kalasan (778 M) diceritakan bahwa Rakai Panangkaran (yang dipersamakan dengan Panamkaran Pancapana) mendirikan candi Kalasan untuk memuja Dewi Tara, istri Bodhisatwa Gautama, dan candi Sari untuk dijadikan wihara bagi umat Buddha atas permintaan Raja Wisnu dari dinasti Syailendra. 
Ini menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan raja ini datanglah dinasti Syailendra dipimpin rajanya, Bhanu (yang kemudian digantikan Wisnu), dan menyerang wangsa Sanjaya hingga melarikan diri ke Dieng, Wonosobo. Selain itu, Raja Panangkaran juga dipaksa mengubah kepercayaannya dari Hindu ke Buddha. Adapun penerus wangsa Sanjaya setelah Panangkaran tetap beragama Hindu.
3) Sri Maharaja Rakai Panunggalan (784 – 803 M)
4) Sri Maharaja Rakai Warak (803 – 827 M)
Dua raja ini tidak memiliki peran yang berarti, mungkin karena kurang cakap dalam memerintah sehingga dimanfaatkan oleh dinasti Syailendra untuk berkuasa atas Mataram. Setelah Raja Warak turun takhta sebenarnya sempat digantikan seorang raja wanita, yaitu Dyah Gula (827 – 828 M), namun karena kedudukannya hanya bersifat sementara maka jarang ada sumber sejarah yang mengungkap peranannya atas Mataram Hindu.
5) Sri Maharaja Rakai Garung (828 – 847 M)
Raja ini beristana di Dieng, Wonosobo. Ia mengeluarkan prasasti Pengging (819 M) di mana nama Garung disamakan dengan Patapan Puplar (mengenai Patapan Puplar diceritakan dalam prasasti Karang Tengah – Gondosuli).
6) Sri Maharaja Rakai Pikatan (847 – 855 M)
Raja Pikatan berusaha keras mengangkat kembali kejayaan wangsa Sanjaya dalam masa pemerintahannya. Ia menggunakan nama Kumbhayoni dan Jatiningrat (Agastya). Beberapa sumber sejarah yang menyebutkan nama Pikatan sebagai berikut.
a) Prasasti Perot, berangka tahun 850 M, menyebutkan bahwa Pikatan adalah raja yang sebelumnya bergelar Patapan.
b) Prasasti Argopuro yang dikeluarkan Kayuwangi pada tahun 864 M.
c) Tulisan pada sebelah kanan dan kiri pintu masuk candi Plaosan menyebutkan nama Sri Maharaja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan. 
Diduga tulisan tersebut merupakan catatan perkawinan antara Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan. Sri Kahulunan diduga adalah Pramodhawardhani, putri Samaratungga, dari dinasti Syailendra. Mengenai pernikahan mereka dikisahkan kembali dalam prasasti Karang Tengah.
Rakai Pikatan sendiri mengeluarkan tiga prasasti berikut.
1) Prasasti Pereng (862 M), isinya mengenai penghormatan kepada Syiwa dan
penghormatan kepada Kumbhayoni.
2) Prasasti Code D 28, berangka tahun Wulung Gunung Sang Wiku atau 778 Saka (856 M). Isinya adalah

(1) Jatiningrat (Pikatan) menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Lokapala (Kayuwangi dalam prasasti Kedu);
(2) Pikatan mendirikan bangunan Syiwalaya (candi Syiwa), yang dimaksud adalah candi Prambanan;
(3) kisah peperangan antara Walaputra (Balaputradewa) melawan Jatiningrat (Pikatan) di mana Walaputra kalah dan lari ke Ungaran (Ratu Boko).

3) Prasasti Ratu Boko, berisi kisah pendirian tiga lingga sebagai tanda kemenangan.
Ketiga lingga yang dimaksud adalah Krttivasa Lingga (Syiwa sebagai petapa berpakaian kulit harimau), Tryambaka Lingga (Syiwa menghancurkan benteng Tripura yang dibuat raksasa), dan Hara Lingga (Syiwa sebagai dewa tertinggi atau paling berkuasa).

Sebagai raja, Pikatan berusaha menguasai seluruh Jawa Tengah, namun harus menghadapi wangsa Syailendra yang saat itu menjadi penguasa Mataram Buddha. Untuk itu, Pikatan menggunakan taktik menikahi Pramodhawardhani, putri Samaratungga, Raja Mataram dari dinasti Syailendra. Pernikahan ini memicu peperangan dengan Balaputradewa yang merasa berhak atas tahta Mataram sebagai putra Samaratungga. Balaputradewa kalah dan Rakai Pikatan menyatukan kembali kekuasaan Mataram di Jawa Tengah.

7) Sri Maharaja Kayuwangi (855 – 885 M)
Nama lain Sri Maharaja Kayuwangi adalah Lokapala. Ia mengeluarkan, antara lain, tiga prasasti berikut.

a) Prasasti Ngabean (879 M), ditemukan dekat Magelang. Prasasti ini terbuat dari tembaga.
b) Prasasti Surabaya, menyebutkan gelar Sajanotsawattungga untuk Kayuwangi.
c) Prasasti Argopuro (863 M), menyebutkan Rakai Pikatan pu Manuku berdampingan dengan nama Kayuwangi.

Dalam pemerintahannya, Kayuwangi dibantu oleh dewan penasihat merangkap staf pelaksana yang terdiri atas lima orang patih. Dewan penasihat ini diketuai seorang mahapatih.

8) Sri Maharaja Watuhumalang (894 – 898 M)
Masa pemerintahan Kayuwangi dan penerus-penerusnya sampai masa pemerintahan Dyah Balitung dipenuhi peperangan perebutan kekuasaan. Itu sebabnya, setelah Kayuwangi turun takhta, penggantinya tidak ada yang bertahan lama. 

Di antara raja-raja yang memerintah antara masa Kayuwangi dan Dyah Balitung yang tercatat dalam prasasti Kedu adalah Sri Maharaja Watuhumalang. Raja-raja sebelumnya, yaitu Dyah Taguras (885 M), Dyah Derendra (885 – 887 M), dan Rakai Gurunwangi (887 M) tidak tercatat dalam prasasti tersebut mungkin karena masa pemerintahannya terlalu singkat atau karena Balitung sendiri tidak mau mengakui kekuasaan mereka.

9) Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung (898 – 913 M)
Raja ini dikenal sebagai raja Mataram yang terbesar. Ialah yang berhasil mempersatukan kembali Mataram dan memperluas kekuasaan dari Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur. Dyah Balitung menggunakan beberapa nama:

a) Balitung Uttunggadewa (tercantum dalam prasasti Penampihan),
b) Rakai Watukura Dyah Balitung (tercantum dalam kitab Negarakertagama),
c) Dharmodaya Mahacambhu (tercantum dalam prasasti Kedu), dan
d) Rakai Galuh atau Rakai Halu (tercantum dalam prasasti Surabaya).

Prasasti-prasasti yang penting dari Balitung sebagai berikut.
a) Prasasti Penampihan di Kediri (898 M).
b) Prasasti Wonogiri (903 M).
c) Prasasti Mantyasih di Kedu (907 M).
d) Prasasti Djedung di Surabaya (910 M).

Sebenarnya, Balitung bukan pewaris takhta Kerajaan Mataram. Ia dapat naik takhta karena kegagahberaniannya dan karena perkawinannya dengan putri Raja Mataram. Selama masa pemerintahannya, Balitung sangat memerhatikan kesejahteraan rakyat, terutama dalam hal mata pencaharian, yaitu bercocok tanam, sehingga rakyat sangat menghormatinya.

Tiga jabatan penting yang berlaku pada masa pemerintahan Balitung adalah Rakryan i Hino (pejabat tertinggi di bawah raja), Rakryan i Halu, dan Rakryan i Sirikan. Ketiga jabatan itu merupakan tritunggal dan terus dipakai hingga zaman Kerajaan Majapahit.

Balitung digantikan oleh Sri Maharaja Daksa dan diteruskan oleh Sri Maharaja Tulodhong dan Sri Maharaja Wana. Namun, ketiga raja ini sangat lemah sehingga berakhirlah kekuasaan dinasti Sanjaya.


Ketika Mataram diperintah oleh Panangkaran (wangsa Sanjaya), datanglah dinasti Syailendra ke Jawa. Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul dinasti Syailendra ini. Dr. Majumdar, Nilakanta Sastri, dan Ir. Moens berpendapat bahwa dinasti Syailendra berasal dari India. Adapun Coedes berpendapat bahwa dinasti Syailendra berasal dari Funan.

Dinasti ini lalu berhasil mendesak wangsa Sanjaya menyingkir ke Pegunungan Dieng, Wonosobo, di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Di sanalah wangsa Sanjaya kemudian memerintah. Sementara itu, dinasti Syailendra mendirikan Kerajaan Syailendra (Mataram Buddha) di wilayah sekitar Yogyakarta dan menguasai Jawa Tengah bagian selatan.

Sumber-sumber sejarah mengenai keberadaan dinasti Syailendra sebagai berikut.
1) Prasasti Kalasan (778 M)
2) Prasasti Kelurak (782 M)
3) Prasasti Ratu Boko (856 M)
4) Prasasti Nalanda (860 M)

Raja-raja dinasti Syailendra sebagai berikut.

1) Bhanu (752 – 775 M)
Bhanu berarti matahari. Ia adalah raja Syailendra yang pertama. Namanya disebutkan dalam prasasti yang ditemukan di Plumpungan (752 M), dekat Salatiga.

2) Wisnu (775 – 782 M)
Nama Wisnu disebutkan dalam beberapa prasasti.

a) Prasasti Ligor B menyebutkan nama Wisnu yang dipersamakan dengan matahari, bulan, dan dewa Kama. Disebutkan pula gelar yang diberikan kepada Wisnu, yaitu Syailendravamsaprabhunigadata Sri Maharaja, artinya pembunuh musuh yang gagah berani.

b) Prasasti Kalasan (778 M) menyebutkan desakan dinasti Syailendra terhadap Panangkaran.

c) Prasasti Ratu Boko (778 M) menyebutkan nama Raja Dharmatunggasraya.

3) Indra (782 – 812 M)
Raja Indra mengeluarkan prasasti Kelurak (782 M) yang menyebutkan pendirian patung Boddhisatwa Manjusri, yang mencakup Triratna (candi Lumbung), Vajradhatu (candi Sewu), dan Trimurti (candi Roro Jongrang). Setelah wafat, Raja Indra dimakamkan di candi Pawon. Nama lain candi ini adalah candi Brajanala atau Wrajanala. Wrajanala artinya petir yang menjadi senjata dewa Indra.

4) Samaratungga (812 – 832 M)
Raja ini adalah raja terakhir keturunan Syailendra yang memerintah di Mataram. Ia mengeluarkan prasasti Karang Tengah yang berangka tahun Rasa Segara Krtidhasa atau 746 Saka (824 M). Dalam prasasti tersebut disebutkan nama Samaratungga dan putrinya, Pramodhawardhani. Disebutkan pula mengenai pendirian bangunan Jimalaya (candi Prambanan) oleh Pramodhawardhani.

Nama Samaratungga juga disebutkan dalam prasasti Nalanda (860 M) yang menceritakan pendirian biara di Nalanda pada masa pemerintahan Raja Dewapaladewa (Kerajaan Pala, India). Pada masa pemerintahannya, Samaratungga membangun candi Borobudur yang merupakan candi besar agama Buddha. Samaratungga kemudian digantikan oleh Rakai Pikatan, suami Pramodhawardhani yang berasal dari wangsa Sanjaya. Kembalilah kekuasaan wangsa Sanjaya atas Mataram Kuno sepenuhnya.


Kerajaan Mataram Kuno merupakan negara agraris yang bersifat tertutup. Akibatnya, kerajaan ini sulit berkembang secara ekonomi, terutama karena segi perdagangan dan pelayaran sangat kering. Kejayaan baru diperoleh pada masa pemerintahan Balitung. Ia membangun pusat perdagangan seperti disebutkan dalam prasasti Purworejo (900 M).

Dalam prasasti Wonogiri (903 M) diterangkan bahwa desa-desa yang terletak di kanan-kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan syarat penduduk desa tersebut harus menjamin kelancaran hubungan lalu lintas melalui sungai.


Ketika wangsa Sanjaya menyingkir ke Pegunungan Dieng sejak masa Panangkaran hingga Rakai Pikatan, banyak didirikan candi yang kini dikenal sebagai kompleks candi Dieng. Kompleks candi ini, antara lain, terdiri atas candi Bimo, Puntadewa, Arjuna, dan Nakula. Adapun di Jawa Tengah bagian selatan ditemukan candi Prambanan (Roro Jonggrang), Sambi Sari, Ratu Boko, dan Gedung Songo (Ungaran) sebagai hasil budaya Mataram Kuno.






PROSES TERJADINYA  KERAJAAN KEDIRI BESERTA PRASASTINYA

Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur, di sekitar Sungai Brantas, dan beribu kota di Daha. Sejarah kerajaan Kediri terdapat dalam prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kediri :


·         Prasasti Sirah Keting, berangka tahun 1104 M. Berisi tentang pemberian hadiah berupa  tanah dari Raja Jayawana kepada rakyat desa.
·         Prasasti Tulungagung dan Kertosono, diperkiran berangka tahun 1118 M – 1130 M. Berisi tentang permasalahan yang berkaitan dengan hal keagamaan.
·         Prasasti Ngantang, berangka tahun 1135 M. Berisi tentang Jayabaya memberikan hadiah berupa tanah yang bebas dari pajak kepada rakyat di Desa Ngantang.
·         Prasasti Jaring, berangka tahun 1181 M, ditulis oleh Raja Gandra. Berisi tentang sejumlah nama hewan yang dijadikan pangkat atau gelar pejabat kerajaan Kediri (misalnya Kebo Waruga atau Tikus Jinada)
·         Prasasti Kamulan, berangka tahun 1194 M. Berisi tentang Kertajaya yang berhasil mengalahkan musuh yang menggangu istana di Katangkatang.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri antara lain adalah Sri Samarawijaya (1040 – 1059 M), Sri Bameswara (1112 – 1130 M), Jayabaya (1135 – 1157 M), Sri Sarweswara, Aryeswara, Sri Gandra, Kameswara (1182 – 1185 M), dan terakhir Kertajaya atau Dandang Gendis (1185 – 1222 M).
Sri Samarawijaya ketika memerintah, antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Jenggala selalu muncul pertikaian yang memperebutkan wilayah kekuasaan. Pada saat masa pemerintahan Jayabaya, Kerajaan Kediri mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, Mpu Sedah berhasil menyusun kitab Baratayudha, di dalamnya terdapat nama Jayabaya, karyanya dilanjutkan oleh Mpu Panuluh. Jayabaya menulis buku Jangka Jayabaya atau Keropak Jayabaya yang mana di dalamnya terdapat ramalam Jayabaya yang menulis ‘kelak akan ada Ratu Adil yang akan memerintah Indonesia’.
Pada masa pemerintahan Kertajaya, banyak terjadi perselisihan dengan kaum Brahmana yang dimanfaatkan oleh Ken Arok. Upaya Ken Arok untuk merebut Kerajaan Kediri pun berhasil dengan cara menyerbu Kerajaan Kediri dan pertempuran benar-benar terjadi Desa Ganter tahun 1222 M. Kertajaya gugur dan berakhirlah Kerajaan Kediri.
Namun, masih ada prestasi-prestasi dan peninggalan lainnya selain prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Kediri, yaitu Candi Tuban, Candi Panataran, Candi Tangkilan, Keropak Jayabaya (Jayabaya), Cerita Gatutkacasraya dan Hariwangsa (Mpu Panuluh) serta Kitab Baratyudha (Mpu Sedah). Kerajaan Kediri juga membuat dua prestasi, yaitu memiliki mata uang emas dan memeliki aturan pajak yang baik.
PROSES TERJADINYA  KERAJAAN SINGASARI  BESERTA PRASASTINYA

Setelah Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, ia segera membangun dinasti baru yang diberi nama Dinasti Rajasa dan sekaligus mendirirkan Kerajaan baru bernama Singasari pada tahun 1222 M. Kerajaan Singasari terletak di Malang, Jawa Timur. Sumber sejarah-sejarah Kerajaan Singasari berasal dari beberapa kitab, peninggalan purbakala, dan berita Cina.
1.             Prasasti Mula Malurung yang dikeluarkan oleh kerabat Raja Singasasri pada masa pemerintahan Wisnuwardhana. Berisi tentang keadaaan politik Kerajaan Singasari tahun 1255 M.
2.             Kitab Pararaton yang menceritakan tentang keberadaan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari, salah satunya Ken Arok. Di kitab ini diceritakan bahwa Ken Arok adalah anak titisan Dewa Brahma yang dilahirkan oleh wanita petani. Saat muda, Ken Arok dilindungi oleh dewa-dewa apa pun aktivitasnya. Dengan bantuan Danghyang Lohgawe, Ken Arok dapat mengabdi kepada Tunggul Ametung (Bupati di Tumapel).
3.             Kitab Nagarakartagama yang Menjelaskan hubungan silsilah raja-raja Majapahit dengan raja-raja Singasari.
4.             Berita Cina yang Menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan dari Cina mengirim pasukkannya untuk menyerang Singasari.
5.             Candi dan arca. Candi Singasari (tempat penyimpanan abu raja Kartanagara), Candi Kidal (tempat menyimpan abu Anusapati), Arca Ken Dedes, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Jawi.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari adalah Ken Arok                    (1222 – 1227 M), Anusapati atau Kalagemet (1227 – 1248 M), Tohjaya (1248 M), Ranggawuni (1248 – 1268 M), dan Kartanagera atau Joko Dolok (1268 – 1292 M).
            Setelah Ken Arok berhasil mengalahkan Tunggul Ametung, kedudukan Tunggul Ametung digantikan oleh Ken Arok. Istri Tunggul Ametung, Ken Dedes, diperistri oleh Ken Arok. Kemudian, ia mempersatukan wilayah Tumapel dan Kediri menjadi Kerajaan Singasari. Anusapati naik tahta menggantikan Ken Arok dan memerintah selama 21 tahun.
Tohyaja naik tahta Setelah ia mengalahkan Anusapati dengan perlombaan menyabung ayam. Tohyaja hanya memerintah beberapa bulan saja karena pemerintahannya selalu diberontak oleh saudara tirinya, Ranggawuni dan Mahesa Campaka. Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana, namun pada prasasti Maribog, Ranggawuni bergelar Mapanji Sminingrat. Ranggawuni dibantu oleh Mahesa Campaka yang menjabat sebagai Ratu Angabaya dengan gelar Narasinghamurti.
Kartanagara naik tahta menggantikan ayahnya (Ranggawuni) dan bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kartanagara. Ia merupakan raja terbesar di Singasari. Pada masa pemerintahannya ia berkali-kali mendapat utusan dari Kubilai Khan. Kartanagara mendapat ancaman yang sangat serius, namun Kartanagara tetap tidak mau mengakui kekuasaan Cina-Mongol. Ia pun membuat garis pertahanan “Pahang – Tanjungpura”. Tahun 1289, dating rombongan utusan dari Kerajaan Cina-Mongol, dipimpin oleh Meng-ki agar Kertanagara mengakui kekuasaan Kaisar Kubilai-Khan. Raja Kartanagara menolak dengan cara melukai utusan dan disuruh pulang. Upaya untuk membalasnya, Khubilai-Khan (Kubilai-Khan, atau juga bisa Kublai-Khan) menyiapkan tentara untuk menghukumnya, namun karena perjalan jauh dari Cina ke Jawa butuh waktu yang lama, maka tahun 1292 M, ketika tentara Cina sudah sampai, Raja Kartanagara sudah gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Tamatlah riwayat Kerajaan Singasari karena sudah dikuasai oleh Jayakatwang.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Singasari antara lain adalah Candi Kidal, Candi Jago, Patung Ken Dedes, Patung Joko Dolok. Singasari juga sudah berhasil menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.


























PROSES TERJADINYA  KERAJAAN MAJAPAHIT  BESERTA PRASASTINYA


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixP0tndx7H4mZB8G0RDDjaqskoBUs8ZGJfqm9iAxSFY1b7tdyarjm3ayTa6GJHPhhVq8d9g5riVFIV8wMAHRpN2qytdxxPO2a7lCfs0_jr0MgCZh9oDl0CJDpY9QhRs2Sx0Xl_EU_rfeQ/s1600/KerajaanMajapahit.jpg
Prasasti adalah bukti sumber tertulis yang sangat penting dari masa lalu yang isinya antara lain mengenai kehidupan masyarakat misalnya tentang administrasi dan birokrasi pemerintahan, kehidupan ekonomi, pelaksanaan hukum dan keadilan, sistem pembagian bekerja, perdagangan, agama, kesenian, maupun adat istiadat (Noerhadi 1977: 22).
Seperti juga isi prasasti pada umumnya, prasasti dari masa Majapahit lebih banyak berisi tentang ketentuan suatu daerah menjadi daerah perdikan atau sima. Meskipun demikian, banak hal yang menarik untuk diungkapkan di sini, antara lain, yaitu:

Prasasti Kudadu (1294 M)
Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.

Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M)
Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadni Dyah Dewi Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha.

Prasasti Waringin Pitu (1447 M)
Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha,  Bhre Kahuripan,  Bhre Pajang, Bhre Wengker, Bhre Wirabumi, Bhre Matahun,  Bhre Tumapel,  Bhre Jagaraga,  Bhre Tanjungpura, Bhre Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre Keling, dan Bhre Kelinggapura.

Prasasti Canggu (1358 M)
Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo.
Prasasti Biluluk (1366 M0, Biluluk II (1393 M), Biluluk III (1395 M).
Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan garam dan ketentuan pajaknya.
 Prasasti Karang Bogem (1387 M)
Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem.
Prasasti Marahi Manuk (tt) dan Prasasti Parung (tt)
Mengenai sengketa tanah, persengketaan ini diputuskan oleh pejabat kehakiman yang menguasai kitab-kitab hukum adat setempat.
Prasasti Katiden I (1392 M)
Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah Gunung Lejar.
Prasasti Alasantan (939 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawikrama memerintahkan agar tanah di Alasantan dijadikan sima milik Rakryan Kabayan.
Prasasti Kamban (941 M)
Meyebutkan bahwa apada tanggal 19 Maret 941 M, Sri Maharaja Rake Hino Sri Isanawikrama Dyah Matanggadewa meresmikan desa Kamban menjadi daerah perdikan.
Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M).
Menyebutkan bahwa pada tanggal 12 Agustus 966 M, mpu Mano menyerahkan tanah yang menjadi haknya secara turun temurun kepada Mpungku Susuk Pager dan Mpungku Nairanjana untuk dipergunakan membiayai sebuah rumah doa (Kuti).
Prasasti Wurare (1289 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 21 September 1289 Sri Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan Janggala dan Panjalu, menahbiskan arca Mahaksobhya di Wurare. Gelar raja itu ialah Krtanagara setelah ditahbiskan sebagai Jina (dhyani Buddha).
Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)
Menyebutkan bahwa pada tanggal 28 Agustus 1264 M Wisnuwardhana memberi tanda pemberian hak perdikan bagi desa Maribong.
Prasasti Canggu (Trowulan I)
Mengenai aturan dan ketentuan kedudukan hukum desa-desa di tepi sungai Brantas dan Solo yang menjadi tempat penyeberangan. Desa-desa itu diberi kedudukan perdikan dan bebas dari kewajiban membayar pajak, tetapi diwajibkan memberi semacam sumbangan untuk kepentingan upacara keagamaan dan diatur oleh Panji Margabhaya Ki Ajaran Rata, penguasa tempat penyeberangan di Canggu, dan Panji Angrak saji Ki Ajaran Ragi, penguasa tempat penyeberangan di Terung.
Kerajaan Majapahit – Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas, tepatnya di Kecamatan Trowulan. Oleh para ahli arkeolog Pusat pemerintahannya diperkirakan di sekitar Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaannya pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi. Rajanya pada masa itu adalah Hayam Wuruk dengan maha patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk berarti “Ayam Jantan Muda“, dengan gelarnya Rajasanagara. Ia juga dikenal dengan sebutan Bhra Hyang Wekasingsuka.
Pada zaman Hayam Wuruk, Majapahit memiliki tata pemerintahan yang teratur dan cermat. Sang raja bersama patihnya Gajah Mada mampu membangun kerajaan Majapahit. Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi hampir seluruh Nusantara sampai ke semenanjung Malaka, termasuk Tumasik yang sekarang masuk wilayah negara Singapura.
Hubungan dengan negara-negara tetangga terjalin cukup baik. Misalnya hubungan dengan Syangka (Thailand), Marutma (Myanmar), Campa, Kamboja, Yawana (Tonkin Amman), India, Cina. Hubungan baik dengan negara-negara tetangga pada masa Majapahit disebut Mitreka Satata.
 Pengaturan pemerintahan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit mengatur kekuasaan dan pengelolaan negara dengan teratur. Pengaturan ini dapat dilihat pada bidang-bidang berikut :
1. Bidang pemerintahan
Kekuasaan pemerintahan tertinggi dipegang oleh raja. Untuk menjalankan roda pemerintahan, kerajaan membagi kekuasaan menjadi 3 lembaga, yaitu :
a. Sapta Prabhu, yang beranggotakan keluarga raja. Keluarga raja disebut juga dewan kerajaan. Dewan ini bertugas mengurus masalah keluarga raja, seperti penggantian mahkota kerajaan dan keputusan kerajaan.
b. Dewan Menteri Besar, yang dipimpin langsung oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini beranggotakan 5 orang. Tugasnya mengatur urusan kenegaraan, kejaksaan, dan angkatan perang.
c. Dewan Menteri, yang beranggotakan 3 orang menteri. Dewan ini bertugas melaksanakan perintah raja.
Perjalanan panjang Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit mengatur wilayah pemerintahan menjadi beberapa kadipaten. Setiap Kadipaten dipimpin oleh seorang adipati. Adipati merupakan wakil raja di daerahnya. Para adipati memegang kekuasaan tertinggi di wilayahnya. Agar tidak terjadi pemberontakan oleh adipati, maka dibuat ikatan yang kuat antara raja dan adipati. Pengikat hubungan tersebut dilakukan dengan cara menikahkan para adipati dengan keluarga raja.
Untuk mengawasi para adipati di kadipaten, maka setiap 12 tahun sekali dilakukan upacara srada. Upacara ini untuk menghormati arwah nenek moyang. Upacara srada dihadiri oleh segenap pejabat, adipati, dan rakyat Majapahit.
Upacara Srada merupakan sarana untuk mengontrol kesetiaan para adipati kepada raja Majapahit. Pada upacara ini, adipati harus hadir dan membawa upeti untuk diserahkan kepada raja sebagai tanda kesetiaannya. Suksesnya upacara Srada merupakan lambang tingginya kewibawaan kerajaan di mata para adipati.
Hal lain yang dilakukan raja untuk mengontrol wilayahnya, yaitu dengan melakukan perjalanan yang megah ke daerah-daerah. Disamping mengamati kehidupan rakyatnya, raja juga mengawasi kinerja para adipati.
2. Bidang Perdagangan
Perdagangan masa Kerajaan Majapahit berkembang cukup pesat. Banyak pedagang dari luar kerajaan singgah di pelabuhan yang berada di muara Sungai Brantas. Mereka juga berlabuh di daerah Tuban, Gresik, dan Pasuruan. Hal ini membuktikan ramainya perdagangan di zaman Majapahit.
3. Bidang Pertanian
Di daerah pedalaman, rakyat Majapahit giat bercocok tanam. Kerajaan membangun sarana pengairan, tanggul, dan saluran-saluran air. Hasil pertanian seperti padi dan lada cukup melimpah.
4. Bidang Kebudayaan
Kerajaan Majapahit sangat memperhatikan bidang kebudayaan terutama bidang sastra. Banyak karya sastra yang dihasilkan pada masa Kerajaan Majapahit, misalnya :
– Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca
– Kitab Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular
Dalam Kitab Sutasoma tertulis makna budaya yang luhur, Yaitu Bhinneka Tunggal ika. Selain sastra, kebudayaan dalam bantuk bangunan candi berkembang cukup pesat.
Raja Pertama di Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan keturunan dari penguasa kerajaan Singasari. Ketika pasukan Jayakatwang yang dibantu pasukan Andaraja mengalahkan Kerajaan Singasari, Raden Wijaya dan pasukannnya meloloskan diri ke Pulau Madura dengan tujuan Sumenep. Ia meminta perlindungan Bupati Arya Wiraraja. Atas nasihatnya, Raden Wijaya kemudian mengabdi ke Kerajaan Kadiri.
Raden Wijaya kemudian meminta tanah di hutan Tarik untuk dijadikan tempat tinggalnya. Permohonan itu dikabulkan oleh Jayakatwang. Raden Wijaya beserta pengikutnya dibantu rakyat Madura kemudian membuka hutan tarik untuk dijadikan tanah pertanian yang subur.

Awal mula nama Majapahit

Di sinilah asal muasal nama Majapahit. Ketika sedang membuka hutan, ada seorang pekerja yang kelaparan, kemudian memakan buah maja. Setelah dimakan, ternyata rasanya pahit sekali. Oleh karena itu, daerah itu diberi nama Majapahit.
Tidak lama kemudian, tentara Cina yang dikirim oleh Kubilai Khan mendarat di Tuban. Tujuannya untuk menghukum Raja Kertanegara yang telah menghina Cina dengan melukai Mengchi, seorang utusan Kaisar Cina. Pada saat tentara itu datang, Kertanegara sudah meninggal dunia.Kedatangan pasukan Cina merupakan kesempatan emas bagi Raden Wijaya untuk membalas sakit hatinya terhadap Jayakatwang. Mereka kemudian bergabung menyerang Kerajaan Kadiri. Oasukan Jayakatwang dapat dikalahkan.
Ketika tentara Cina sedang merayakan kemenangan, pasukan Raden Wijaya yang dibantu oleh Arya Wiraraja secara mendadak menyerang dan membuat tentara Cina porak poranda.
Setelah Jayakatwang runtuh dan kembalinya tentara Cina ke negerinya, pada tahun 1293 Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi nama Majapahit. Raden Wijaya menobatkan dirinya sebagai raja Majapahit yang pertama dengan gelar “Kertarajasa Jayawardhana“.
Buah Majapahit
Buah Majapahit
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan digantikan oleh putranya yang bernama Kalagemet. Setelah menjadi raja ia bergelar Sri Jayanegara. Sri Jayanegara memerintah dari tahun 1309 – 1328. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Pemberontakan tersebut adalah :
– Rangga Lawe yang berkedudukan di Tuban tahun 1309
– Pemberontakan Sora terjadi tahun 1311
– Pemberontakan Nambi (putra Arya Wiraraja) tahun 1316
Semua pemberontakan di atas dapat ditumpas. Namun, pada tahun 1319 muncul pemberontakan Kuti. Pemberontakan ini membahayakan kerajaan, karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Kerajaan Majapahit.
Raja Jayanegara dengan dikawal pasukan Bhayangkari sebanyak 15 orang yang dipimpin oleh Gajah Mada menyingkir ke Badander, sebuah tempat di Jawa Timur. Akhirnya Gajah Mada berhasil menyusun kekuatan dan berhasil menumpas pemberontakan Kuti, sehingga Jayanegara dapat kembali ke istana Majapahit.
Karena jasanya, Gajah Mada diberi kedudukan sebagai patih Kahuripan yang kemudian menjadi patih Kadiri. Inilah prestasi awal Gajah Mada di Majapahit menuju puncak kejayaannya.
Raja Jayanegara wafat pada tahun 1328 tanpa meninggalkan keturunan. Orang yang berhak menggantikannya menjadi raja adalah Putri Gayatri. Karena ia menjadi Bhiksuni (pendata wanita agama Buddha), maka ia diganti putranya Bhre Kahuripan yang kemudian bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnu Wardhani.
Pada masa pemerintahnnya, terjadi pemberontakan Sadeng pada tahun 1331. Karena Perdana Menteri Arya Tadah sedang sakit, maka Gajah Mada diangkat menjadi Panglima Majapahit. Gajah mada berhasil menumpas pemberontakan Sadeng. Ratu Tribuwana kemudian mengangkat Gajah Mada menjadi mangkubumi atau perdana menteri menggantikan Arya Tadah.
Pada waktu pelantikan Gajah Mada, beliau mengucapkan sumpah yang sangat terkenal hingga sekarang, yaitu “Sumpah Palapa“. Ia bertekad ingin menyatukan Nusantara dibawah naungan Majapahit. Untuk mewujudkan cita-citanya Gajah Mada membangun armada angkatan laut Kerajaan Majapahit. Armada tersebut dipimpin oleh Laksamana Nala atau Mpu Nala. Pada tahun 1340 Gajah Mada bersama armada tersebut menguasai Dompo.
Pada tahun 1343 Gajah Mada dibantu Adityawarman, putra Majapahit keturunan Melayu berhasil menguasai Bali. daerah-daerah lain yang berhasil dikuasai Majapahit adalah Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Tumasik (Singapura), dan Semenanjung Malaya.
Pada tahun 1364 Gajah Mada meninggal dunia. Sepeninggal beliau Kerajaan Majapahit kesulitan mencari penggantinya.
Peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit di antaranya berupa karya sastra dan bangunan bersejarah, antara lain : Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Sutasoma karangan Mpu Tantular, Candi Kedaton, Candi Tikus, Candi Sawentar, dan Candi Jabung.
Keruntuhan Majapahit berawal dari meninggalnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Para penggantinya tidak secakap beliau keduanya. Beberapa penyebab kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut :
1. Perang Paregrek, yaitu perang saudara yang terjadi antara Wirakramawardhana dan Bhre Wirabumi pada tahun 1401 – 1406.
2. Mulai kuatnya pengaruh agama Islam di pesisir Jawa. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Kerajaan Demak Bintoro





13 ORGANEL SEL TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

 

13 Organel Sel Tumbuhan dan Fungsinya - Tumbuhan memiliki bentuk yang kaku di banding hewan. Strukur tubuh tumbuhan disusun oleh sel yang memiliki organel-organel sebagai berikut:

1.    Dinding Sel

Dinding sel merupakan struktur terluar sel tumbuhan. Struktur dinding sel dibangun oleh senyawa selulosa yang tersusun secara bertautan seperti anyaman yang sangat rapat sehingga akan memiliki struktur yang kuat. Struktur demikian sangat keras, bersifat impermeable (tak dapat ditembus) terhadap partikel atau senyawa kimia apapun. Oleh karena itu dengan struktur yang demikian rupa menyebabkan sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap dan kaku. Lalu bagaimana proses transportasi zat pada sel tumbuhan??? Dinding sel memiliki struktur yang berlubang, plasmodesmata yang akan menghubungan sitoplasma sel satu dengan sel lain. Pertukaran atau tranportasi zat pada sel tumbuhan terjadi melalui plasmodesmata.
Dinding sel sejatinya berfungsi untuk memperkuat bentuk sel dan melidungi sel. Struktur dinding sel lebih tebal dibanding membran plasma. Pada sel muda, baru terbentuk dinding sel primer (utama). Saat sel berkembang menjadi dewasa, akan terbentu dinding sel sekunder di sebelah dalam dinding sel primer. Antara dinding sel primer sel satu dengan sel lainnya terdapat lamella yang tersusun atas zat pektin. Lamella akan melekatkan sel satu dengan sel lain dengan senyawa pektin yang dimiliki. Dengan demikian akan menopang dan memperkuat bentuk tumbuhan.

2.    Membran Plasma

Membran plasma merupakan selaput selektif permeable baik. Membran plasma tersusun atas lapisan bilayer fosfoslipid. Lipid bagian yang hidrofobik (hidro, air + fobia, takut) terletak di bagian dalam, sedangkan pospat merupakan bagian hidrofilik (hidro, air + filia, suka) terletak dibagian tepi. Selai itu, membran sel disusun oleh protein membran yang memperkuat struktur membran. Membran plasma berfungsi sebagai sawar selektif yang mengatur materi tertentu masuk dan ke luar sel. Membran sel juga berfungsi terhadap pengenal dan pengaturan spesifik melalui reseptor yang terdapat di permukaan selnya.

3.    Sitoplasma

Komponen sel paling besar, mengisi sebagian besar ruangan sel. Sitoplasma merupakan cairan sel (plasma sel). Komponen yang penyusunnya sebagian besar adalah air, senyawa kimia (karbohidrat, lemak, dan protein), enzim, pigmen, dan lain-lain. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya beberapa  reaksi kimia, seperti respirasi anaerob dan sintesis protein. Selain itu, sitoplasma merupakan tempat bagi organel-organel.

4.    Inti Sel

Inti sel atau nukleus merupakan organel yang berperan mengatur semua kegitan sel. Inti sel bertanggung jawab dalam reproduksi, yang mana di dalam inti sel mengandung materi genetik (DNA) yang akan diwariskan kepada sel berikutnya. Struktur inti sel tersusun atas membran rangkap yang berpori. Adanya membran ini (membran inti/nukleoplasma) yang digunakan dalam klasifikasi basic sel makhluk hidup.

5.    Retikulum Endoplasma (RE)

RE merupakan organel double membran yang keluar dari membran inti sel. RE bersama dengan inti akan melaksanakan fungsi sintesis protein, selain itu juga sintesis lipid dan  karbohidrat, serta bertanggung jawab dalam transportasi produk sintesis. RE dibedakan menjadi dua, RE kasar dan RE halus. RE kasar, permukaan membran RE terdapat banyak ribosom yang menempel. Sehingga terlihat seperti tumpukan membran yang bergeririgi (bergranul). RE jenis ini dikhususkan untuk melaksanakan fungsi sintesis protein. RE halus, merupakan RE yang tidak memiliki ribosom di permukaan membrannya, sehingga terlihat licin, halus, dan tidak bergranul. RE halus berfungsi dalam sintesis lemak, oksidasi biologi, detoksifikasi serta transfer produk sintesis.

6.    Apparatus Golgi (AG)

Organel ini merupakan tumpukan sisterna yang berentuk pipih dan melengkung. Terdapat banyak vesikel  kecil disekitar tumpukan ini. AG menjalankan fungsi pengemasan dan sintesis produk sintesis protein yang merupkan proses lanjutan.
Advertisement

7.    Ribosom

Partikel kecil non membran yangberfungsi sebagai tempat berlangsungnya penerjemahan kode-kode genetik mRNA menjadi deretan asam amino pada sintesis protein. Ribosom tersusun atas 65% rRNA dan 35% protein ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau menempel di membran retikulum.

8.    Lisosom

Lisosom merupakan organel hidrolitik, berperan dalam “pencernaan sel”. Lisosom tersusun atas selapis membran yang terbentuk dari vesikula aparatus golgi. Lisosom berisi enzim hidrolitik (enzir penghancur). Sehingga dengan enzim ini, lisosom akan memakan sel yang tidak digunakan. Lisosom pada sel tumbuhan jumlahnya sangat sedikit, bahkan terkadang tidak ditemukan.

9.    Kloroplas

Kloroplas merupakan plastida yang menyimpan pigmen hijau (klorofil) yang sangat penting dalam fotosintesis. Organel ini sangat penting bagi tumbuhan tingkat tinggi. Kloroplas berperan dalam proses fotosintesis, suatu reaksi kimia dalam mensintesis karbohidrat dari senyawa anorganik. Kloroplas merupakan organel kompleks dengan membran rangkap, dalam dan luar. Cairan kloroplas (stroma) menjadi tempat berlangsungnya reaksi gelap (siklus Calvin) fotosintesis. Sedangkan grana (tumpukan tilakoid yang tersebar di dalam stroma) merupakan tempat reaksi terang fotosintesis. Hal ini karena klorofil (pigmen hijau) yang dapat menangkap energi cahaya terletak di membran-membran tilakoid. Sedang pada stroma terdapat senyawa dan enzim-enzim yang dibutuhkan saat fotosintesis berlangsung. Adanya kloroplas, memberikan kemampuan kepada sel tumbuhan maupun tumbuhan itu sendiri untuk membuatnya sendiri kebutuhan pangannya melalui fotosintesis. oleh karena itu, tumbuhan tergolong makhluk autotrof.
Kloroplas memiliki DNA ekstrakromosom yang memungkinkan kloroplas untuk melakukan sintesis enzim-enzim fotosintesis di dalm stroma.

10.    Vakuola

Vakuola merupakan organel terbesar pada sel tumbuhan memiliki ukuran, bahkan lebih besar dibanding nukleus. Vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan, pigmen, maupun enzim. Vakuola dibatasi oleh membran tonoplas. Selain itu, vakuola bertanggung jawab dalam menjaga turgiditas (tekanan turgor) sel tumbuhan.

11.    Mitokondria

Mitokondria merupakan organel penghasil energi. Tempat berlangsungnya proses oksidasi biologi (respirasi aerob) yang menghasilkan energi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Sel hewan dan sel tumbuhan akan memerlukan sejumlah energi untuk pertumbuhan, pertahanan, dll. Mitokondria disebut juga sebagai rumah energi merupakan tempat lanjutan dari respirasi seluler yang menggunakan oksigen. Hasil energi yang diperoleh dari mitokondria jauh lebih besar dibanding respirasi yang hanya berlangsung di sitoplasma sel saja. Mitokondria tersusun atas membran rangkap (membran luar dan membran dalam), yang mana membran dalam mengalami pelipata-pelipatan disebut dengan kristae. Pelipatan-pelipatan ini membuat luas wilayah membran dalam lebih besar. Krista merupakan tempat berlangsungnya proses puncak dari respirasi, yang mana dari tahap ini dihasilkan energi paling besar. Sedangkan bagian tengah mitokondria berisi cairan yang mengandung enzim-enzim respirasi, disebut dengan matriks. Mitokondria memiliki DNA ekstrakromosom dan ribosom sendiri yang memungkin kan mitokondria dapat membelah diri dan melakukan sintesis protein. Hal ini biasanya terjadi pada organ yang memiliki aktivitas yang tinggi. Seperti sel otot pada hewan.

12.    Sitoskleton

Sitoskleton atau rangka sel merupakan protein strukturan no membran berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel serta mengakomodir pergerakan sel. Terdapat tiga macam sitoskleton yaitu mikrotubul, filamen intermediet, dan mikrofilamen.

13.    Glioksisome

Glioksisom memiliki struktur yang hampir sama dengan lisosom, hanya dibatasi oleh selapis membran. Hanya saja, glioksisom terbentuk dari protein-protein yang disintesis di sitoplasma. Glioksisome pada tumbuhan mengandung enzim-enzim yang berperan mengubah amilum (karbohidrat) menjadi lemak.






























11 ORGANEL SEL HEWAN  DAN FUNGSINYA


Gambar anatomi sel hewan
1. Nukleus
Nukleus (inti sel) adalah organel yang menyimpan materi genetik sel berupa DNA di dalam kromosom. Nukleus terdiri dari pori nukleus, selubung nukleus, kromatin, dan nukleolus. Pori-pori nukleus adalah pori-pori yang terdapat pada selubung nukleus. Fungsi pori nukleus adalah untuk memasukkan molekul atau mengeluarkan RNA di nukleus. Selubung nukleus (membran inti) adalah dua lapis membran yang menyelubungi nukleus. Kromatin adalah benang berwarna kompleks yang terdiri dari DNA, protein histon, dan protein non histon. Nukleolus (anak inti) adalah struktur tanpa membran yang terdiri dari protein dan DNA.
2. Badan Golgi
Badan golgi (aparatus golgi) adalah organel yang berperan dalam proses ekskresi sel. Bentuknya seperti kantung-kantung berbentuk cakram yang bercabang. Secara tidak langsung, badan golgi dapat membentuk membran plasma pada sel dengan cara melepaskan kantung yang berisi zat yang harus dibuang.
3. Lisosom
Lisosom adalah organel berupa kantung bermembran yang mengandung enzim hidrolitik. Fungsi lisosom adalah untuk melakukan pencernaan intraseluler dan fagositosis. Fagositosis adalah proses pencernaan mikroorganisme seperti bakteri yang berhasil masuk ke dalam sel.
4. Sentriol
Sentriol adalah organel berbentuk tabung yang berperan dalam proses pembelahan sel, pembentukan silia, dan pembentukan flagela. Sentriol terdiri dari beberapa mikrotubulus yang tersusun menyerupai kincir. Sentriol hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
5. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian yang berada di antara membran sel dan membran inti. Wujudnya adalah cair yang menjadi perantara antara organel satu dengan organel yang lain. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton dan organel-organel.
6. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah organel sel yang terdiri dari beberapa membran. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar dan RE halus. Pada RE kasar terdapat ribosom yang berperan dalam sintesis protein. Sedangkan RE halus berfungsi sebagai metabolisme beberapa zat dan sintesis lipid.
7. Ribosom
Ribosom adalah organel yang berukuran kecil dan padat yang tersebar di sitoplasma atau menempel pada RE kasar. Ribosom terdiri dari RNA dan protein ribosom. Fungsi ribosom adalah membentuk rantai polipeptida dengan menerjemahkan mRNA dengan bantuan asam amino hasil dari translasi tRNA.
8. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah kerangka sel yang tersusun atas jaring-jaring protein. Sitoskeleton terdiri dari tiga bagian utama yaitu mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen penghubung. Fungsi sitoskeleton adalah untuk mempertahankan bentuk sel.
9. Peroksisom
Peroksisom adalah organel yang terdiri dari membran tunggal dan lipid. Pada sel hewan hanya terdapat satu peroksisom. Fungsi peroksisom adalah menyederhanakan rantai asam lemak. Proses tersebut menghasilkan hidrogen peroksida yang beracun. Enzim katalase pada peroksisom berfungsi untuk memecah hidrogen peroksida tersebut.
10. Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang berperan dalam proses respirasi sel. Mitokondria terdiri dari dua lapis membran. Karena memiliki DNA sendiri, banyak yang sempat berpikir bahwa mitokondria adalah makhluk hidup independen yang bersimbiosis dengan sel eukariotik.
11. Membran Sel
Membran sel adalah lapisan luar sel hewan yang memisahkan sitoplasma dengan lingkungan diluar sel. Membran sel tersusun dari fosfolipid, protein, oligosakarida, glikopid, dan kolesterol. Fungsi membran sel adalah untuk mengatur zat yang masuk atau keluar sel dan untuk menjaga agar organel di dalam sel tidak keluar.

Tidak ada komentar: