Apa Itu Kecerdasan Emosional?
Ada banyak perbedaan pendapat tentang apa yang
dimaksud dengan kecerdasan emosional. Secara relatif bidang ini dianggap masih
baru dalam Psikologi dan masih mencari bentuknya yang lebih mantap. Secara
sederhana saya mencoba memahaminya sebagai:
·
kemampuan mengenali emosi diri sendiri
·
kemampuan mengendalikan emosi dan mengambil tindakan yang tepat
·
kemampuan mengenali emosi orang lain
·
kemampuan bertindak dan berinteraksi dengan orang lain
Dengan
demikian orang yang cerdas secara emosional adalah orang yang memahami kondisi
dirinya, emosi-emosi yang terjadi, serta mengambil tindakan yang tepat. Orang
tersebut juga secara sosial mampu mengenali dan berempati terhadap apa yang
terjadi pada orang lain dan menanggapinya secara proporsional.
Kecerdasan Emosional dan Realita Dunia Kerja
Dalam bukunya yang terkenal itu, Daniel Goleman
menyebutkan disamping Kecerdasan Intelektual (IQ) ada kecerdasan lain yang
membantu seseorang sukses yakni Kecerdasan Emosional (EQ). Bahkan secara khusus
dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam kesuksesan
dibandingkan kecerdasan intelektual. Klaim ini memang terkesan agak dibesarkan
meskipun ada beberapa penelitian yang menunjukkan kebenaran ke arah sana.
Sebuah studi bahkan menyebutkan IQ hanya berperan 4%-25% terhadap kesuksesan
dalam pekerjaan. Sisanya ditentukan oleh EQ atau faktor-faktor lain di luar IQ
tadi.
Jika kita melihat dunia kerja, maka kita bisa
menyaksikan bahwa seseorang tidak cukup hanya pintar di bidangnya. Dunia
pekerjaan penuh dengan interaksi sosial di mana orang harus cakap dalam
menangani diri sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas secara intelektual
di bidangnya akan mampu bekerja dengan baik. Namun jika ingin melejit lebih
jauh dia membutuhkan dukungan rekan kerja, bawahan maupun atasannya. Di sinilah
kecerdasan emosional membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan yang lebih
jauh.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri dalam proses
rekrutmen karyawan, seseorang dengan nilai IPK yang tinggi sekalipun dan datang
dari Universitas favorit tidak selalu menjadi pilihan yang terbaik untuk
direkrut. Ada kalanya orang yang pintar secara intelektual kurang memiliki
kematangan secara sosial. Orang seperti ini bisa jadi sangat cerdas, memiliki
kemampuan analisa yang kuat, serta kecepatan belajar yang tinggi. Namun jika
harus bekerja sama dengan orang lain dia kesulitan. Atau jika dia harus
memimpin maka akan cenderung memaksakan pendapatnya serta jika harus menjadi
bawahan punya kecenderungan sulit diatur.
Orang seperti ini mungkin akan melejit jika
bekerja pada bidang yang menuntut keahlian tinggi tanpa banyak ketergantungan
dengan orang lain. Namun kemungkinan besar dia akan sulit bertahan pada
organisasi yang membutuhkan kerja sama, saling mendukung dan menjadi sebuah
“super team”, bukan “super man”.
Tentunya tidak semua orang yang cerdas secara
intelektual seperti itu. Dan bukan berarti kecerdasan intelektual tidak
penting. Dalam dunia kerja kecerdasan intelektual menjadi sebuah prasyarat awal
yang menentukan level kemampuan minimal tertentu yang dibutuhkan. Sebagai
contoh beberapa perusahaan mempersyaratkan IPK mahasiswa minimal 3.0 atau 2.75
sebagai syarat awal pendaftaran. Hal ini kurang lebih memberikan indikasi bahwa
setidaknya kandidat tersebut telah belajar dengan baik di masa kuliahnya dulu.
Setelah syarat minimal tersebut terpenuhi,
selanjutnya kecerdasan emosional akan lebih berperan dan dilihat lebih jauh
dalam proses seleksi. Apakah dia punya pengalaman yang cukup dalam
berorganisasi? Apakah calon tersebut pernah memimpin atau dipimpin? Apa yang
dia lakukan ketika menghadapi situasi sulit? Bagaimana dia mengelola motivasi
dan semangat ketika dalam kondisi tertekan? Dan banyak hal lagi yang akan
diuji.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif,
kemampuan seseorang menangani beban kerja, stres, interaksi sosial,
pengendalian diri, menjadi kunci penting dalam keberhasilan. Seseorang yang
sukses dalam pekerjaan biasanya adalah orang yang mampu mengelola dirinya
sendiri, memotivasi diri sendiri dan orang lain, dan secara sosial memiliki
kemampuan dalam berinteraksi secara positif dan saling membangun satu sama
lain. Dengan cara ini orang tersebut akan mampu berprestasi baik sebagai
seorang individu maupun tim.
Beberapa Karakteristik Orang Yang Sukses dalam Pekerjaan
Jika kita melihat orang yang sukses dalam
pekerjaan, ada beberapa karakteristik umum yang mirip satu sama lain:
·
Bekerja dengan sepenuh hati dan riang
·
Memiliki prestasi dalam pekerjaan sebagai individu dan tim
·
Mampu mengelola konflik
·
Mampu menghadapi dan menjalankan perubahan
·
Memiliki empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja
·
Mampu membaca dan mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain
serta mengambil tindakan yang tepat dalam menanganinya
Jika kita perhatikan, maka hampir semua daftar di
atas akan dimiliki oleh orang yang cerdas secara emosional. Khusus untuk item
nomor dua diperlukan kecerdasan intelektual yaitu bagaimana seseorang bisa
menjadi ahli di bidangnya. Memiliki pengetahuan dan skill yang mumpuni agar
bisa berprestasi secara individu. Selanjutnya kecerdasan emosional akan
membantunya berprestasi pula sebagai tim bersama rekan kerja, bawahan maupun
atasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar