Jejak Seni Manusia Gua
Reporter : Windu Tiastuti Juru
Kamera : Joni Suryadi indosiar.com, Sulsel - Lukisan yang terdapat di dinding
gua peninggalan manusia pra-sejarah ribuan tahun lalu, menjadi salah satu bahan
bagi perkembangan manusia dari zaman ke zaman. Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan dan juga Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, menyimpan berbagai karya seni
manusia pra-sejarah, yang telah berusia ribuan tahun tersebut. Belum ada
jawaban yang pasti, mengenai kapan tepatnya manusia mulai mengenal seni lukis.
Para ahli menemukan, karya seni lukis manusia paling tua, terdapat pada
dinding-dinding gua alam. Dibuat oleh manusia yang diperkirakan hidup pada
zaman Batu Tengahan. Zaman yang berlangsung beribu-ribu tahun lalu. Lukisan
dinding gua paling primitif ditemukan diberbagai belahan dunia. Bukti bahwa
seni bersifat amat Universal. Lukisan ini bisa ditemui disejumlah wilayah
Kepulauan Indonesia Bagian Timur. Seperti di Gua Leyang-leyang, Sulawesi
Selatan, dan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Gua Leyang-leyang di Kabupaten
Maros, menjadi sangat berarti bagi penelitian sejarah Indonesia. Karena lukisan
karya manusia pra-sejarah dibeberapa bagian dindingnya masih bertahan hingga
sekarang. Lukisan berwarna dasar merah tua, terdiri dari beberapa motif. Yakni
lukisan babi rusa yang merupakan binatang buruan dan gambar cap tangan. Dari
hari penelitian beberapa ahli, terungkap bahwa cap tangan manusia sebatas
lengan dengan kelima jari masih lengkap. Merupakan tanda penolak bala dalam
kepercayaan di masa itu. Sedangkan cap tangan, yang salah satu jarinya
terpotong atau mengalami mutilasi, merupakan tanda berkabung. Manusia Purba
juga mengambarkan babi rusa yang tertancap tombak, dengan pengharapan agar
hasil buruan membawa hasil memuaskan. Selain Gua Leyang-leyang, lukisan dingin
gua juga bisa ditemui di Sulawesi Tenggara, terutama di Kabupaten Muna. Gua
Liang Kabori dan Gua Metanduno. Ribuan tahun lalu juga telah dimanfaatkan
sebagai hunian sementara oleh Manusia Purba yang hidupnya masih nomaden. Kedua
gua ini berada di Desa Bolo, Kecamatan Katobo,dan karna terjadi pemekaran desa
maka gua tersebut sekarang ini berada di desa liangkabori (pemekaran dari desa
bolo) kecamaran lohia, sekitar 12 kilometer dari Raha, kota Kabupaten Muna. Di
dinding gua-gua inilah, mereka melukiskan aktifitas sehari-hari, termasuk
lukisan berbagai jenis binatang. Di dalam Gua Metanduno yang artinya Bertanduk,
terdapat 330 lukisan. Sedang di Gua Liangkabori atau Liang Bergambar, terdapat
130 lukisan. Lukisan yang mengambarkan manusia sedang berburu menjadi tema yang
dominan. Dan digambarkan sangat atraktif dengan tombak yang siap dihujap, dan
sejumlah pemburu menunggang kuda. Di samping lukisan berbagai binatang seperti
rusa, babi dan kambing. Berburu adalah kegiatan yang mendominasi kehidupan
Manusia Purba, untuk memenuhi kebutuhan logitik mereka. Aktifitas ini menjadi
bagian yang harus dikerjakan kaum pria. Sedangkan warna merah yang menjadi
satu-satunya warna lukisan dinding gua dibuat dari unsur-unsur alam. Seperti
tumbukan jenis batuan tertentu. Sari akar atau kulit tumbuhan dan air, sehingga
menghasilkan warna yang hingga kini masih bertahan. Warna merah, konon
dipercaya sebagai simbul kekuatan. Gua Layang-layang, Gua Metanduno dan
Liangkabori, memiliki karateristik Giologis yang sama. Yakni berada diantara
perbukitan, terbentuk dari lapisan kapur dan endapan laut. Berjuta-juta tahun
lalu, lokasi gua-gua ini merupakan dasar laut. Sebelum mengalami masa surut
yang hebat dan akhirnya menjadi daratan sampai saat ini. Sisa-sisa habibat laut
seperti terumbu karang dan kerang-kerangan atau moluskas yang sudah menfosil,
masih banyak ditemukan menyatu dengan batuan kapur. Sayangnya, belum banyak
wisatawan nusantara yang tertarik dengan jenis wisata sejarah. Terutama obyek
pra-sejarah yang miskin ornamen dan berada ditempat-tempat yang umumnya sulit
dijangkau, sehingga membutuhkan usaha. (Sup)
-------------------------------------------------------------------------
SUMBER http://www.indosiar.com/ragam/jejak-seni-manusia-gua_39287.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar