Makalah : Ilmu Penyakit Dalam
Dosen : dr. Lelly Marlina Machmud
“ SISTEM URINARIA “
O
L E H :
K
E L O M P O K 3
La Ode Muhamad Tahir
Nurdin Kowa
LM Acal Mansiri
La Ode Muh. Saleh
La Ode Muh. Anabati
Lili Asmin
Muh. Aswin
Mulya Hartama
Nurhidayah
Nuriatil Jannah
Nurni
Nurul Fitriani Ningsih
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2012.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya
serta taufikNya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas Mata kuliah Ilmu
Penyakit Dalam yang berjudul ”SISTEM URINARIA”.
Tugas
ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar atau kriteria
penilaian dari Mata Kuliah Ilmu Penyakit Dalam yang diberikan secara
berkelompok.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dr. Lelly Marlina Machmud selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam di Akper Pemkab. Muna yang
telah banyak mebimbing dan mengarahkan kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelasaikan tugas makalah
ini.
Kami
menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena keterbatasan
sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan baik itu dalam penyusunan maupun
isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari
Ibu Dosen Pembimbing ataupun pihak-pihak lain dan sesama teman mahasiswa untuk
dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau memperbaiki
sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini.
Akhirnya
kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk lebih
memperluas wawasan kita.
Raha, Maret 2012.
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
C.
Permasalahan
D.
Manfaat
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
A.
Keimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh
lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen danvariabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil
nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat
menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih atau urinaria memainkan peran
ekskretoris dan homeostatik penting. Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel
secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan
elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga
bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolisme
toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi
kelangsungan hidupnya.Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari
organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar
tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen
plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semuazat sisa
metabolisme.Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang
terutama bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu
sepertikalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan
produk limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring
darah,sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih,
kandungkemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui
tubuh.Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang
adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air
tambahandan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem
urin adalahkemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang
bermanfaatuntuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah
yang beracun dan harus dihilangkan.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a.
Membahas
pengertian dari sistem urinaria
b.
Membahas
mengenai anatomi dan fisiologi sistem urinia
c.
Mebahas
tentang keadaan patologi dari sitem
terkait
C. Permasalahan
Berdasarkan tujuan di atas, maka
yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai:
a.
Pengertian
dari sitem urinaria
b.
Anatomi
fisiologi sistem urinaria
c.
Panyakit-penyakit
yang berkaitan dengan masalah pada sistem urinaria
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini yaitu dapat
dijadikan sebagai bahan untuk mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan kita
untuk lebih mendalami tentang anatomi dan fisiologi pada sistem urinaria yang
terkait dalam struktur dan fungsinya serta penyakit-penyakit sehubungan dengan
adanya permasalahan pada sistem tersebut untuk dijadikan sebagai salah satu
bagian integral dari konsep dasar teori dalam memahami tentang Ilmu Penyakit
Dalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria
Sistem perkemihan terdiri dari: dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih), satu vesika urinaria (VU) sebagai tempat urin dikumpulkan, dan
satu urethra sebagai urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum
abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan
melekat langsung pada dinding abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),
jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal
kanan.
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya
ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.
atuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di
sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler.
Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan
kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat
kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat
pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar)
berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang
bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki)
atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara
pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal,
bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus
kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi
saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle
atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke
korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
a.
Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa
ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal
(medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1.
Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak
mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut
glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan
antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu
diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah
akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan
menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di
dalam sumsum ginjal.
2.
Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan
jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18
buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli
dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut
dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
3.
Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di
ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal,
pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing –
masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila
renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari
papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke
ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
b.
Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat – zat sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak
2. Mengeluarkan zat-zat toksis atau
racun,
3. Pengendalian terbatas terhadap
konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
4. Mengatur keseimbangan air dan garam.
5. Mengatur keseimbangan asam atau
basa.
6. Pengaturan konsentrasi ion-ion
penting
7. Pengaturan produksi sel darah merah
c.
Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :
1.
Tes untuk protein albumin
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein
dapat bocor masuk ke dalam urine.
2.
Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum
darah naik di atas kadar normal (20 – 40) mg%.
3.
Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai
seberapa tinggi berat jenisnya naik.
d.
Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi oleh alat yang disebut
dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapiler darah
yang meninggalkan sampai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena
kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor)
saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal,
saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak
ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah
kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin
dan hormn kortison.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan
dinding ureter terdiri dari :
a.
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b.
Lapisan tengah otot polos
c.
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik
tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang
dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia
muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada
tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh
darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3.
VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk
kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian
vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap
kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis
dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks
dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah
muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu,
peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4.
URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui
tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang
pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra
pada laki – laki terdiri dari :
1.
Uretra Prostaria
2.
Uretra membranosa
3.
Uretra kavernosa/spongiosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa
(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis
pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra
pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
C. Proses Miksi (Rangsangan
Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah
cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek
kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis.
Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau
menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf
yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan
terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan
retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh
torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan
ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri
vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk
anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.
C. Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih
o
Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
o
Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
o
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan
dan sebagainya.
o
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan
berbau amoniak.
o
Baerat jenis 1.015 – 1.020.
o
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis,
tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi
reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
ü Air kemih terdiri dari kira – kira
95 % air
ü Zat – zat sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
ü Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat,
fosfat dan sulfat
ü Pigmen (bilirubin, urobilin)
ü Toksin
ü Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap
menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah
filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah
ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian
diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
a.
Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan
aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein,
cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b.
Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan
sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus
bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c.
Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal
sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis
lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria
(kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
d.
Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke
dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan
tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.
Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia,
gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
5.
Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata –
rata 6.
D. Kelainan- kelainan pada sistem perkemihan
Masalah-masalah
dalam Eliminasi
Masalah-masalahnya adalah : retensi, inkontinensia urine,
enuresis, perubahan pola urine (frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan
urine suppression).
Penyebab
umum masalah ini adalah :
§ Obstruksi
§ Pertumbuhan jaringan abnormal
§ Batu
§ Infeksi
§ Masalah-masalah lain.
Retensi
a. Adanya penumpukan urine didalam
kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
c. Normal urine berada di kandung kemih
250 – 450 ml
d. Urine ini merangsang refleks untuk
berkemih.
e. Dalam keadaan distensi, kandung
kemih dapat menampung urine sebanyak 3000 – 4000 ml urine
Tanda-tanda
klinis retensi
ü Ketidaknyamanan daerah pubis.
ü Distensi kandung kemih
ü Ketidak sanggupan unutk berkemih.
ü Sering berkeih dalam kandung kemih
yang sedikit (25 – 50 ml)
ü Ketidak seimbangan jumlah urine yang
dikelurakan dengan intakenya.
ü Meningkatnya keresahan dan keinginan
berkemih.
2.
Inkontinensi urine
a. Ketidaksanggupan sementara atau
permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung
kemih
b. Jika kandung kemih dikosongkan
secara total selama inkontinensia sampai inkontinensi komplit
c. Jika kandung kemih tidak secara
total dikosongkan selama inkontinensia sampai inkontinensi sebagian
Penyebab
Inkontinensi
o
Proses penuaan
o
Pembesaran kelenjar prostat
o
Menurunnya kesadaran
o
Menggunakan obat narkotik sedative
Perubahan
pola berkemih
Frekuensi
a. Normal, meningkatnya frekuensi
berkemih, karena meningkatnya cairan
b. Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan
intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis
c. Frekuensi tinggi pada orang stress
dan orang hamil
d. Canture / nokturia – meningkatnya
frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak akibat meningkatnya intake
cairan.
Urgency
a. Adalah perasaan seseorang untuk
berkemih
b. Sering seseorang tergesa-gesa ke
toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih
c. Pada umumnya anak kecil masih buruk
kemampuan mengontrol sfingter eksternal.
Dysuria
a. Adanya rasa sakit atau kesulitan
dalam berkemih
b. Dapat terjadi karena : striktura
urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.
Polyuria
a. Produksi urine abnormal dalam jumlah
besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake
cairan
b. Dapat terjadi karena : DM,
defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik
c. Tanda-tanda lain adalah : polydipsi,
dehidrasi dan hilangnya berat badan.
Urinari
suppresi
a. Adalah berhenti mendadak produksi
urine
b. Secara normnal urine diproduksi oleh
ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 – 120 ml/jam (720 – 1440 ml/hari)
dewasa
c. Keadaan dimana ginjal tidak
memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria
d. Produksi urine abnormal dalam jumlah
sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100 – 500 ml/hari
e. Penyebab anuria dan oliguria :
penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan Urine meliputi Volime,
warna, Berat Jenis, Ph, Protein, Bikokarbonat, warna tambahan, dan osmolalitas.
2. pemeriksaan darah meliputi : HB,
SDM, kalium, Natrium, pencitraan radionuklida, dan Klorida, fosfat, dan
magnesium meningkat.
3. pemeriksaan ultrasound ginjal
4. arteriogram ginjal
5. EKG
6. CT Scan
7. Endourologi
8. Urografi ekskretorius
9. sistouretrogram berkemih
ISK
Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai
untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih adalah berkembang
biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran
perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan
beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi
saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru,
septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Etiologi
1.
Dapat berasal dari organisme pada faeces yang naik dari
perineum uretra dan kandung kemih, serta menempel pada permukaan mucosa.
2.
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap .
3.
Gangguan status metabolis (diabetes).
4.
Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari
uretra ke dalam kandung kemih.
5.
Refluks uretrovesikel ®dapat disebabkan o/ disfungsi leher
kandung kemih uretra.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.
6.
Kontaminasi fekal.
7.
Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum
ke dalam kandung kemih.
8.
Pemasangan alat ke dalam traktus urinarius
9.
Statis urine
Patofisiologi
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari
mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih
serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus
mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu
dan cetusan inflamasi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih
yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan
imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu
mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan
pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung
kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi
hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis
kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering
disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh
aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal),
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis
gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak
seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan
niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan
infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu
atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke
ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai
ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3
%.
Macam-macam ISK :
1. Uretritis (uretra)
2. Sistisis (kandung kemih)
3. Pielonefritis (ginjal)
Gambaran Klinis :
- Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
- Mukosa memerah dan oedema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent
- Ada ulserasi pada urethra
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Good morning sign
- Adanya nanah awal miksi
- Nyeri pada saat miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah.
- Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
- Disuria (nyeri waktu berkemih)
- Peningkatan frekuensi berkemih
- Perasaan ingin berkemih
- Adanya sel-sel darah putih dalam urin
- Nyeri punggung bawah atau suprapubic
- Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
- Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
- Demam
- Menggigil
- Nyeri pinggang
- Disuria
Pielonefritis kronik mungkin
memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga
menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
Manifestasi Klinis
- Bakteriuria
- Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)
- Hematuria
- Nyeri punggung
- Demam
- Menggigil, nyeri ketika berkemih
- Terdesak kencing (urgency), disuria
Komplikasi
:
- Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
- Gagal ginjal
Pemeriksaan
diagnostik
Urinalisis
- Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih.
- § Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Bakteroilogis
- Mikroskopis ; satu bakteri
lapangan pandang minyak emersi.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria. - Biakan bakteri
- Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
Pengobatan
penyakit ISK
1.
Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun
gram negatif. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
2.
Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg
trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
3.
Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
4.
Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten
terhadap cotrimoxazole.
5.
Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin
tidak digunakan pada anak-anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan
ginjal pada ISK.
6.
Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi
atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
7.
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra
oleh bakteri faeces.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari: dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih), satu vesika urinaria (VU) sebagai tempat urin dikumpulkan, dan
satu urethra sebagai urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima
saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah
ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar
FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan
fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Snell, Richard S. 2006. Anatomi
Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan/
Luvina, Evi Dwisang, (2003), Inti
Sari Biologi Untuk SMA, Jakarta : Gramedia.
Prawirohartono Slamet, (1991), IPA Biologi SMP, Jakarta : Gramedia.
Syamsuri Istamar, (2004), Biologi Untuk SMA, Jakarta : Erlangga.
Syarifuddin, (1992), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.
Gambar ginjal, (2008), www.geoogle.com
Gambar proses pembentukan urine, (2008), www.geoogle.com
Prawirohartono Slamet, (1991), IPA Biologi SMP, Jakarta : Gramedia.
Syamsuri Istamar, (2004), Biologi Untuk SMA, Jakarta : Erlangga.
Syarifuddin, (1992), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.
Gambar ginjal, (2008), www.geoogle.com
Gambar proses pembentukan urine, (2008), www.geoogle.com
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar