BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etik merupakan prinsip yang menyangkut
benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain. Etik
merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan
pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral
adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah
etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian
tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual,
kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk
mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat,
prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara
hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan
bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang
terhadap orang lain.
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi
individu memainkan peranan penting pada pengambilan keputusan etik yang menjadi
bagian tugas rutin perawat. Peran perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan
masalah dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang
dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika
semua solusi tampak salah.
Dilema etik dapat bersifat personal ataupun
profesional. Dilema sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat
diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu
pilihan, dan harus membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama
memiliki kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi
semua kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya
dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional.
Pada pasien dengan kasus-kasus terminal
sering ditemui dilema etik, misalnya kematian batang otak, penyakit terminal
misalnya gagal ginjal. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai dilema etik pada
kasus pasien dengan gagal ginjal terimnal yang menuntut haknya untuk dilakukan
transplantasi ginjal.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata
kuliah etika keperawatan yang telah dipercayakan kepada kelompok kami untuk
membahas mengenai teori etika dan dilema etika.
C. Permasalahan
Berdasarkan
tujuan di atas, maka yang menjadi beberapa permasalahan yang akan di bahas
dalam makalah ini yaitu:
1.
Pengertian Etika
2.
Teori-Teori Etika
3.
Dilema Etika
D. Manfaat
makalah
ini diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita guna menambah
dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan kita mengenai teori etika dan dilema
etika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penegrtian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi
prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7)
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau
tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena
etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak
memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang
atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi
digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode
etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau waah yang membina
profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik
menerapkan konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan
menghargai kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi,
tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak
istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh: benarkah di[andang
dari segi etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional kesehatan
menghentikan upaya penyelamtan hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti
mebawa kematian?.
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (
pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan
organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan
subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak
asasi dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu
memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui
kode etik yang disusunnya.
Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan
masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosia dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.
Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak
membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain.
Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia
juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan
berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien
dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi bertingkah laku
berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak.
B. Teori Etika
a. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari
tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan Contoh :
Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada
dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga
aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed
consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
C. Dilema Etika
Dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana
alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik
tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang
harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional
Dilema etik yang sering ditemukan dalam
praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi
sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau
lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena
keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan.
Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti
rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang
harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik
dari seorang perawat.
Masalah pengambilan keputusan dalam
pemberian transplantasi ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena
sangat berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan
tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ tubuh yang dapat didonorkan
kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu
sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat
meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang
terbaik.
D. Langkah-Langkah Penyelesaian Dilema Etika
Langkah penyelesaian dilema etik menurut
Tappen (2005) adalah :
a. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah
“adakah saya terlibat langsung dalam dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua
sisi dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah
terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan
yaitu :
1. Apa yang menjadi fakta medik ?
2. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
3. Apa yang menjadi keinginan klien ?
4. Apa nilai yang menjadi konflik ?
b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan
berhasil, setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk
dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat
spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :
1. Tentukan tujuan dari treatment.
2. Identifikasi pembuat keputusan
3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.
c. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang
menjadi pengambil keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari
kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi
komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama
implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis
seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka,
marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan
kegagalan komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya
disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien”.
Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema
etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat
alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan,
pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai
karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau
lain waktu, perawat tak dapat menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien
/ keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain
permintaan klien dapat dihormati.
d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah
terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-nya.
Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat
dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk
dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara.
Model
Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima
langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji
situasi
b. Mendiagnosa masalah
etik moral
c. Membuat
tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan
rencana
e. Mengevaluasi
hasil
Model Curtin
a. Mengumpulkan
berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.
c. Identifikasi
orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
d. Identifikasi
semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu.
e. Aplikasi
teori, prinsip dan peran etik yang relevan.
f. Memecahkan
dilemma
g. Melaksanakan
keputusan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tori etika terdiri dari 2
yaitu:
a. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari
konsekwensi atau akibat tindakan.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga
aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed
consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
Dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif
yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang
benar atau salah.
B. Saran
Ø Ketika kita menghadapi sebuah dileme etik allam menjalankan tugas profesi
sebagai seorang perawat, pastikan kita dapat mengambil jalan penyelesaian yang
terbaik tanpa menimbulkan masalah baru yang beresiko.
Ø Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu, kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSATAKA
Ø Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995).
AIDS dan Hukum / Etika. Seri Monogragi No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi
Nasional bekerja sama dengan The Ford Foundation.
Ø Guwandi,J. (2002). Hospital Law (Emerging
doctrines & Jurisprudence). Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ø Guwandi,J. (1992). Trilogi Rahasia
Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ø Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006).
Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and Application.
5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Ø Kozier B., Erb G.,
Berman A., & Snyder S.J, (2004), Fundamentals of Nursing Concepts, Process
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line
Ø C., Lilies C., &
Lemone P. (1997), Fundamentals of Nursing, Philadelphia : Lippincott
Makalah : Etika Keperawatan
Dosen :
Mursalin, SKM.
TEORI ETIKA DAN DILEMA ETIKA
O
L E H :
KELOMPOK 5
ASAMUDIN OHA
KUNTNASIA SEKARTINI
LA ADI
ROSNAWATI
NURIATIL JANNAH
NURHIDAYAH
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2011.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat limpahan rahmat dan karuniaNya akhirnya makalah Etika Keperawatan yang berjudul “Teori Etika dan Dilema Etika” dapat terselesaikan. Makalah ini
dibuat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti dengan mengikuti semua
tata cara dan ketentuan-ketentuan dalam membuat sebuah karya tulis yang baik
dan benar.
Penulisan makalah ini dilakukan guna
memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Etika Keperawatan Akademi Keperawatan Pemkab. Muna yakni Bpk. Mursalin, SKM, yang diberikan sebagai tugas kelompok
kepada kami.
Kami selaku penyusun makalah ini
mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu Kami dalam menyusun
tugas makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa meskipun
makalah ini telah disusun dengan baik dan teliti tetapi di dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tulisan maupun isi. Oleh karena
itu, Kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca makalah ini.
Raha, Juni 2011.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................
A.
Latar Belakang.........................................................................................
B.
Tujuan......................................................................................................
C.
Permasalahan...........................................................................................
D.
Manfaat....................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................
A.
Pengertian Etika.......................................................................................
B.
Teori
Etika...............................................................................................
C.
Dilema Etika............................................................................................
D.
Langkah-Langkah Penyelesaian Dilema
Etika.......................................
BAB III
PENUTUP.............................................................................................
A.
Kesimpulan..............................................................................................
B.
Saran........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
|
i
ii
1
1
2
2
2
3
3
4
4
5
8
8
8
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar