BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ketika
mempelajari RE dan apatatus golgi, kita telah mengenal adanya vesikuli-vesikuli
yang berfungsi untuk mengangkut senyawa-senyawa hasil biosintesis RE untuk
disekresikan maupun ditimbulkan. Beberapa vesikuli tersebut mengangkut
enzim-enzim yang antara lain berperan untuk proses metabolisme sel.Pada tahu
1950 de Duve dan kawan-kawannya sedang intensif mempelajari enzim-enzim yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat.
Salah satu
enzimya adalah asam fosfatease. Diketahui bahwa di dalam sitoplasma terdapat
zat yag mengadung enzim tersebut, sehingga dapat di upayakan untuk dapat
mengisolasi zahara tersebut dalam keadaan utuh. Novikoff pada tahun 1955 dengan
menggunakan mikroskop electron menemukan adanya zahara yang banyak mengandung
asam fosfatase.
Hasil
penelitian menunjukan bahwa enzim dalam zarah tersebut akan paling aktif jika isolatnya dibuat dengan air suling
disbanding isolatya dibuat dari isolatonis misalnya dengan sukrosa, Sehingga zahaara
tersebut mengandung enzim hidrolik. Zahara yang mengandung enzim hidrolik ini
kemudia ditentukan sebagai organela baru dan diberi nama lisosom. Karena enzim
terbanyak terdapat di lisosom adalah asam fosfatase,maka enzim ini dijadikan
sebagai enzim penanda lisosom.
Lisosom adalah organel yang termasuk dalam sistem
endomembran, produk atau hasil ER kasar dan Golgi aparatus. Lisosom merupakan
kantung terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang digunakan untuk
mencerna makromolekul. Nama lisosom berasal dari dua kata Latin yang berarti
badan pemecahan. Terdapat enzim lisosom yang dapat menghidrolisis protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Enzim-enzim tersebut bekerja sangat baik
pada keadaan asam kira-kira pada ph 5.
Lisosom bekerja sebagai organel
pencerna. Lisosom mengandung berbagai macam enzim hidrolitik yang dihasilkan
oleh reticulum endoplasma.
Lisosom dapat mencerna semua mokromolekul menjadi molekul yang lebih kecil dan
dikeluarkan ke sitoplasma. Enzim lisosom sangat penting. Enzim merupakan asam
hidrolase sehingga dapat bekerja secara optimum pada pH asam. Lisosom secara
mikroskopis merupakan suatu partikel yang secara struktur dibatasi oleh suatu
membran, mengandung hidrolase yang berupa asam fosfatase.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
perlu adanya pembahasan lebih jauh lagi mengenai struktur dan fungsi dari
lisosom agar kita lebih memahami tentang peran dari lisosom itu sendiri sebagai
bagian dari sel yang membentuk tubuh makhluk hidup khususunya pada manusia.
1.2. Tujuan
Tujuan
daripada penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan mengenai pengertian dan
sejarah dari lisosom,
2. Menjelaskan mengenai struktur atau
bagian dari lisosom,
3. Menjelaskan fungsi dan peranan lisosom
dalam sel,
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan
tujuan di atas maka yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu:
1. Apakah lisosom itu?
2. Bagaimanakah sejarah dari lisosom?
3. Bagaimanakah struktur atau bagian-bagian
dari lisosom?
4. Apakah fungsi dan peranan lisosom?
1.4. Manfaat
Dengan
adanya materi struktur dan fungsi lisosom yang akan dibahas dalam makalah ini
tentunya dapat menjadi bahan sumber bacaan bagi kita guna menambah dan
mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi
daripada lisosom itu sendiri serta peranannya sebagai bagian dari unit sel yang
merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lisosom
Secara umum, sel eukariotik terdiri
atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Sitoplasma merupakan daerah
intrasel selain inti sel, yang terdiri atas sitosol dan sitoskeleton (rangka
sel). Sitosol menempati sekitar 55% volume sel, dan pada sitosol inilah melekat
organel-organel. Ada lima organel utama yang menempati sitosol, yaitu retikulum
endoplasma, mitokondria, badan golgi, peroksisom, dan lisosom. Kelima organel
ini memiliki fungsi yang berbeda-beda satu sama lain, namun saling terintegrasi
untuk menjalankan fungsi sel secara keseluruhan demi menjaga keseimbangan
homeostasis tubuh.
Seperti yang telah dikemukakan di
atas, ada banyak pengertian yang dikemukakan mengenai lisosom,
yang di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Lisosom adalah tempat pencernaan intrasel
dan pergantian komponen intrasel,
2. Lisosom adalah kantung terbungkus
membran yang mengandung enzim-enzim hidrolitik kuat yang mampu mencerna dan,
dengan demikian menyingkirkan berbagai sisa sel dan benda asing yang tidak
diinginkan, seperti bakteri yang masuk ke dalam sel,
3. Lisosom adalah satu dari benda kecil
yang terdapat dalam berbagai jenis sel, mengandung berbagai enzim hidrolitik
dan secara normal berperanan pada proses pencernaan intrasel terbatas,
4. Lisosom adalah organel yang
mengandung enzim pencernaan, dan lain-lain.
Lisosom adalah organel yang termasuk dalam sistem
endomembran, produk atau hasil ER kasar dan Golgi aparatus. Nama lisosom
berasal dari dua kata Latin yang berarti badan pemecahan. Lisosom terdiri atas
enzim-enzim pencernaan (hidrolitik) yang dikemas dalam suatu kantung
bermembran. Lisosom menggambarkan tema pokok struktur sel eukariotik, yaitu
kompertamenalisasi atau perkamaran. Membran lisosom sebagai suatu kompartemen
di mana enzim pencernaan disimpan dan secara aman terpisah dari bagian sitoplasma
yang lain.
Lisosom
merupakan organel bermambran bulat, dengan diameter yang begitu kecil (hanya
0,2 µm sampai 0,4 µm) sehingga sukar dilihat dalam mikroskop. Jumlah lisosom
dalam sangat berfaryasi menurut jenis selnya. Namu ciri paling mecolok organel
khusus ini adalah bahwa ia mengaqndung sejumlah besar hidrolasme asam, yang
aktifitas ezimnya akan maksimal pada pH asan pada bagia dalam lisosom, Yaitu pH
lebih kurang 5. Klompok enzim peting ini berpotensi menghancurkan hampir semua
ungsur makromelekul pokok sel; karena itu ia harus dipencilkan dari bagian lain
sel oleh mambran lisosom.
Lisosom memiliki beberapa tipe fungsi pencernaan. Lisosom
bergabung dengan vakuola makanan, sehingga makanan dapat dicerna enzim yang
dimiliki lisosom menjadi molekul-molekul kecil. Molekul kecil hasilnya
meninggalkan lisosom dan digunakan lagi oleh sel. Lisosom juga menghancurkan
bakteri yang membahayakan. Sel darah putih kita memasukkan bakteri ke dalam
vakuola untuk mencernakan dinding sel bakteri. Lisosom juga berfungsi penting
pada perkembangan embrio. Contohnya, enzim lisosom menghancurkan sel-sel
selaput yang menghubungkan antara jari-jari pada tahapan perkembangan awal
manusia. Lisosom yang abnormal menyebabkan penyakit yang fatal atau menyebabkan
kematian.
Berdasarkan keadaan
fisiologisnya lisosom dapat dibedakan atas 2 yaitu;
-
Lisosom
primer yang merupakan lisosom yang baru terbentuk dan terlibat dalam kegiatan
degradasi.
-
Lisosom
sekunder yang berasal dari vakuola fagositosis (heterofagosom) atau bagian dari
sitoplasma yang dibatasi oleh suatu membran (autofagosome) di mana tertuang
enzim lisosom primer.
Lisosom primer dan
sekunder selanjutnya menjadi Telolysosome yang berdegenerasi menjadi residu di
dalam sel dan disebut Badan residu pascalisosom. Lisosom primer mengandung
enzim hidrolase dan dapat bergabung (fusi) dengan vesikula endositosis
(heterofagi) atau dengan vakuola autofagi. Hasil dari lisosom sekunder adalah
merupakan tempat digesti.
1.
Lisosom primer
Lisosom primer adalah
organel sel yang tetap, dibatasi oleh satu membran, mengandung enzim hidrolisa
yang belum terlibat dalam proses katabolisme. Strukturnya berupa suatu badan
yang bulat atau oval berdiameter antar 0,3 dan 1,5 micrometer. Dibatasi oleh
hanya satu membran yang memungkinkan penyimpanan enzim. Lisosom primer dapat
ditemukan pada hepatocyte yang jumlahnya tergantung pada aktivitas sel.
Lisosom primer
diketahui mengandung lebih dari 60 jenis enzim. Enzim lisosom menghidrolisa
substrat dari 4 kelompok utama makromolekul yaitu:
-
Protein
-
Asam
nukleat
-
Karbohidrat
-
Lemak
Semuanya merupakan enzim
degradasi atau enzim katabolisme yang aktivitas optimalnya berada di sekitar pH
5.
Sintesa enzim
lisosomal dilakukan oleh ribosom dari Retikulum endoplasma granular,
selanjutnya menuju ke apparatus golgi yang selanjutnya berkecambah menjadi
lisosom primer.
Peranan
utama dari lisosom primer adalah berisi hydrolase yang memungkinkan transport
intrasitoplasma menuju fagosome atau autofagosome dan menuangkan produk
enzimatiknya balik di dalam vakuola intraseluler dari system digestif seluler
maupun dalam miliu ekstraseluler.
2.
Lisosom sekunder
Lisosom sekunder
terlibat dalam fenomena digesti seluler dan merupakan hasil fusi dari lisosom
primer dengan fagosom atau autofagosome. Lisasom sekunder dari jenis
heterolysosome (vakuola heterofagi atau heterofagolisosom) dihasilkan dari
vesikula tertentu. Sedangkan autolysosome (vakuola autofagi atau eytolisasom)
adalah dibentuk dari fusi satu autofagosome dengan lisosom primer).
Vakuola heterofagi
memiliki fungsi sebagai digesti intraseluler dan pertahanan. Fungsi sebagai
digesti intraseluler yaitu bahwa alimentasi yang dalam bentuk solid atau liquid
ditangkap oleh sel dan didegradasi dan komponennya menembus membran lisosom
untuk dapat digunakan sebagai bahan sintesa.
Sedangkan fungsi
sebagai pertahanan yaitu bahwa lisosom melindungi sel melawan agresi patogen.
Bakteri, dan virus difagosit serta dihancurkan oleh enzim lisis. Senyawa toksik
atau obat-obatan yang didegradasi oleh lisosom dikenal sebagai detoksikasi.
Autofagi
adalah suatu mekanisme di rnana sel membersihkan diri dari partikel atau
fragmen sitoplasma yang tidak digunakan lagi, tanpa kehilangan bahan kimia
penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel. Vakuola autofagi terlibat dalam
beberapa aktivitas sel yaitu:
-
"cell
turnover" clan penyusun sel
-
Differensiasi
sel atau metamorfosis
-
Autofagi
senyawa toksik
Gambar
: keterkaitan antara RE, apparatus Golgi
dan lisosom
3.
Badan residu
Suatu badan residu
adalah suatu vakuola yang berasal dari suatu heterolysome atau heterolysome
atau suatu autolysome yang berupa residu non digesti oleh enzim lisosomal.
Residu memiliki sifat
dan bentuk yang sangat bervariasi karena aspeknya tergantung pada asalnya.
Badan residu mengandung:
-
Myelinis: merupakan produk dari degradasi
fosfolipoprotein atau merupakan senyawa yang menyusun membran dari berbagai
organel.
-
Pigmen
biliair
-
Ferritin
-
Lipuscin:
merupakan pigmen coklat termasuk grup chromolipoid. Merupakan hasil oksidasi
non enzimatik lemak.
-
Suatu substansi asing yang dibuang. Fungsi
Bahan yang diindigesti
dan terdapat dalam vakuola dieliminasi secara exocytosis (defekasi seluler).
Kadang-kadang herada dalam kondisi ketidakmampuan mengeliminasi residu tersebut
{konstipasi seluler), sehingga tetap berada hingga sel mati.
2.2. Sejarah Pencetus Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran
yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk
mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan
pada tahun 1950 oleh Christian
de Duve
dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki
40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH
5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Berlawanan
organel yang telah disinggung sejauh ini, MC tidak menunjukkan bukti langsung
adanya lisosom. Adanya organel ini dalan sitoplasma pertama lkali dipotulatkan
dalam 1955 oleh de Duve dari data biokimia. Sebelum itu de Dave dan kawan-kawan
meneliti kandungan enzim dari fraksi-fraksi yang dipisahkan dari hemogenat sel
hati tikus melalui pemusinga deferensial. Mereka terutama menarik terhadap
penelitian enzim dan fraksi yang mengandung mitokondria. Dengan memperhalus
prosedur pemusingan mereka berhasil mendapat praksi yang kompleks, walau serupa
denga mitokondria dan sifat-sifatnya sedimentasi, mengandung enzim yang berbeda
dengan apa yang ada pada mitokondria.
Dalam
fraksi ini mereka secara tidak diduga mendapat sejumlah enzim hidrolitik,
termasuk fosfatase asam. Mereka kemudian melakukan eksprimen biokimia yang
menghasilkan postulat bahwa enzim hidrolik akan tertampung dalam vasikel
berukuran 0,4 µm, dan bahwa setiap vasikel akan dibatasi mambra yang mencegah
enzim ini bereaksi dengan substrat dalam sitoplasma. Menyadari bahwa
badan-badan kecil dalam fraksi ini bukan mitokondria tetapi,malahan sejenis
organel sitoplasma baru, mereka mengusukan nama lisosom untuk organel ini.
Kemudian
fraksi yang mengandung fosfatase asam diamati dalam ME, seperti yang
diperkirakan sebelumnya, lisosom ternyata merupakan organel bermambara dengan
garis tengah ± 0,5 µm.
Sejak itu Novi
koff dan lain-lain telah mempelajari lisosom dalam sejumlah besar sel dengan
menggabungkan tes hidrokimia degan fasfatase asam dengan mikroskopi elektron.
Diantara
sejumlah besar haydrolase yag trdapat dalam lisosom (fosfatase,protease,nuclease,lipase,fospolipase,glikosidease,dan
sufatase), fosfatase asam merupakan enzim yang apling mudah dideteksi secara
biokimia. Lisosom yang dijumpai dalam mikroskop electron yang dipulas secara
komprasional, yang dapat membedakan mambran unit pembatas dan isinya yang kedap
electron sedangkan-sedang banyak glikoprotein. Bangunan yang di dekatnya yang
lebih kedap electron merupakan lisosom sekunder.
Cara pembentukan
lisosom nenyerupai yang berlaku untuk granula sekresi. Berbagai haidrolisisnya,
yang hampir semuaunya glikoprotein. pada awalnya di sintesis didalam rER dan
kemudian dibawa ke muka cis tumpukan golgi oleh fasikel transfer. Tumpukan
golgi kemudian memisahkan mereka dari produk sekresi lain melalui proses
pengenalan yang melibatkan petanda mannose-6 fosfat, seperti yang telah
diuraikan dalam bab ini pada ssekresi aparat golgi. Sesampainya dimuka trans
tumpukan, enzim hidrolitik memasuki bagian pelebaran mengelembung pada bagian
tepi sakulus paling atas atau GERL, dan pelebaran ini dilepasakan sebagai
lisosom.
2.3.
Struktur Lisosom
1.
Membran lisosom
Membran lisosom sebagai suatu kompartemen di mana enzim
pencernaan disimpan secara aman terpisah dari bagian sitoplasma yang lain.
Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom mempunyai
pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP. Membran
lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal denganlysosomal-associated
membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2,
dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel pada
lisosom.
2.
Enzim Hidrolitik
Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang
mengalami pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang
nantinya akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul
penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida
terikat-N.
2.4.
Fungsi Lisosom
Fungsi
utama lisosom adalah berperan dalam pencernaan intrasel. Fungsi lisosom ada 3
yaitu endositosis, fagositosis, dan autofagi.
1. Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar ke dalam
sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa
ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa
materi tersebut dipilah, ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma),
yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
2. Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran
besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian,
fagosom akan berdifusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
3. Autofagi
Proses autofagi untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, organel yang tidak berfungsi lagi. Bagian dari retikulum endoplasma
kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Lalu autofagosom
berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi
lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi
berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fungsi
lain:
·
Lisosom memiliki beberapa tipe fungsi pencernaan. Lisosom
bergabung dengan vakuola makanan, sehingga makanan dapat dicerna enzim yang
dimiliki lisosom menjadi molekul-molekul kecil. Molekul kecil hasilnya
meninggalkan lisosom dan digunakan lagi oleh sel.
·
Lisosom juga menghancurkan agresi pathogen, bakteri, virus yang
membahayakan. Sel darah putih kita memasukkan bakteri ke dalam vakuola untuk
mencernakan dinding sel bakteri.
·
Lisosom juga berfungsi penting pada perkembangan embrio.
Contohnya, enzim lisosom menghancurkan sel-sel selaput yang menghubungkan
antara jari-jari pada tahapan perkembangan awal manusia. Lisosom yang abnormal
menyebabkan penyakit yang fatal atau menyebabkan kematian.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lisosom adalah satu dari benda kecil yang terdapat dalam
berbagai jenis sel, mengandung berbagai enzim hidrolitik dan secara normal berperanan
pada proses pencernaan intrasel terbatas Lisosom
bekerja sebagai organel pencerna. Lisosom
mengandung berbagai macam enzim hidrolitik yang dihasilkan oleh reticulum
endoplasma. Lisosom secara mikroskopis merupakan suatu partikel yang secara
struktur dibatasi oleh suatu membran, mengandung hidrolase yang berupa asam
fosfatase. Berdasarkan keadaan fisiologisnya lisosom dapat dibedakan atas 2
yaitu lisosom primer yang merupakan lisosom yang baru terbentuk dan terlibat
dalam kegiatan degradasi dan lisosom sekunder yang berasal dari vakuola
fagositosis (heterofagosom) atau bagian dari sitoplasma yang dibatasi oleh
suatu membran (autofagosome) di mana tertuang enzim lisosom primer.
3.2. Saran
·
Setelah kita membaca uraian
di atas, kita bisa mendapat tambahan ilmu pengetahuan dan dapat menambah
wawasan kita tentang struktur dan fungsi dari lisosom sehingga kita lebih
memahami peran dari unit-unit sel yang sangat kecil bentuk dan ukurannya tetapi
manfaatnya yang diberikan untuk kita sangat besar dalam kehidupan kita
·
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kami
membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts B.
1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia
Pustaka
Utama: Jakarta.
Sumadi dan
Aditia, 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu: Jakarta.
Makalah :
Patologi
Dosen :
dr. Muh. Marlin
STRUKTUR DAN FUNGSI LISOSOM
O
L E H :
KELOMPOK
4
La
Ode Muhamad Tahir
Lili
Asmin
Reski
Amaliah Wulandari
Muhammad
Aswin
Mulya
Hartama
Nurdin
Kowa
Nurhidayah
Nuriatil
Jannah
Nurni
Nurul
Fitriani Ningsih
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2011.
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulilllah kami haturkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada kami sehingga dapat
merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas kelompok kami.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah PATOLOGI dengan dosen dr. Muh.
Marlin yang dipercayakan kepada kelompok kami yang pada dasarnya mengulas
tentang Struktur dan Fungsi Lisosom yang secara garis besarnya mengulas
tentang sejarah dan pengertian lisosom, bentuk lisosom, struktur atau bagian
dari lisosom serta fungsi dari lisosom itu sendiri.
Kami
menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki,
materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan dalam hal ini
masih sangat sederhana sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan
kehilafan. Oleh karena itu, kami menghargai segala bentuk masukan dan kritik
dari rekan-rekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan
wawasan yang lebih bijaksana di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan
yang kompetitif.
Tidak
ada kata yang patut kami ucapkan selain rasa terima kasih yang mendalam bagi
dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahannya yang insya Allah kelak
menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana yang kami harapkan.
Raha,
Maret 2011
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1.Latar Belakang………………………………………………………………
1.2.Tujuan……………………………………………………………………….
1.3.Rumusan
Masalah…………………………………………………………...
1.4.Manfaat……………………………………………………………………...
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………
2.1.Pengertian
Lisosom…………………………………………………………
2.2.Sejarah
Pencetus Lisosom…………………………………………………..
2.3.Struktur
Lisosom……………………………………………………………
2.4.Fungsi
Lisosom……………………………………………………………..
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………
3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2.Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA
|
i
ii
1
1
2
2
2
3
3
6
8
8
10
10
10
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar