KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT penulis panjatkan karena atas Rahmat dan Karunia_Nya sehingga penulis dapat
menyelesikan penulisan makalah Kebudayaan Pangan Daerah dengan judul Makanan Khas Sulawesi Tenggara (Muna)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun makalah ini adalah hasil dari
usaha dan kerja dari kelompok II. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
Raha, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................2
Daftar
isi:...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belaakang.......................................................................................................4
B.
Rumusan
Masalah....................................................................................................4
C.
Tujuan dan Manfaat.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Makanan Khas Daerah Muna..................................................................................6
1.
Kabuto...........................................................................................................6
2.
Kambuse........................................................................................................7
3.Katumbu.........................................................................................................7
4.
Kambewe.......................................................................................................7
5.
Kasoami.........................................................................................................8
6. Kadada
Katembe............................................................................................8
7.
Kaparende......................................................................................................9
8. Tunuha............................................................................................................9
9.
Cucuru..........................................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran
......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang selalu meningkat seiring perkembangan zaman. Perkembangan zaman
dan masuknya budaya luar ke Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai macam
jenis makanan baru sehingga makanan lokal yang bersifat tradisional semakin
ditinggalkan oleh masyarakat.
Indonesia
merupakan suatu negara yang memiliki berbagai macam kuliner khas di setiap
daerah-daerahnya, namun banyak dari makanan tersebut masih tergolong sangat
tradisional. Perkembangan zaman menyebabkan banyak dari masyarkat Indonesia
sedikit demi sedikit mulai tergiur dengan makanan modern dan bahkan mulai
meninggalkan budaya pangan daerahnya. Hal ini terjadi juga di daerah Sulawesi
Tenggara dengan suku yang dominan diantaranya adalah suku Tolaki, Buton, Muna,
Wakatobi, Wawonii dan masih banyak lagi. Setiap suku di Sulawesi Tenggara ini
memiliki budaya pangan lokal yang berbeda-beda namun masih memiliki kemiripan
baik dari segi bahan, proses pembuatan maupun cara mengonsumsinya.
Daerah
Muna merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki beragam
makanan khas daerah yang tergolong tradisional diantaranya adalah kabuto,
kambuse, kambewe, kasoami atau kahogo, kapusu, kaparende, kadada katembe atau
sayur bening khas Muna dan lain sebagainya. Beberapa dari makanan ini sudah
tidak dikenal lagi oleh masyarakat khususnya generasi muda yang lebih memilih
makanan bersifat modern. Hal ini akan berakibat pada hilangnya budaya panagan
lokal, padahal tanpa disadari makanan lokal tiap daerah merupakan kekayaan bagi
daerah tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya untuk
mempertahankan berbagai pangan lokal tersebut mulai dari penanaman kesadaran
kepada masyarakat bahkan dengan cara memasarkan pangan lokal tersebut kepada
masyarakat umum dengan membuat inovasi atau penambahan variasi dan peningkatan
kualitas bahan pangan daerah agar dapat diterima dengan baik oleh semua
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah makanan khas dari daerah Muna?
2. Apa yang membedakan antara makanan dari daerah Muna
dengan makanan di daerah lain di
Sulawesi Tenggara?
3. Bagaimana upaya untuk mempertahankan makanan khas
daerah Muna?
C.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin diperoleh dari
pembuatan makalah “Makanan Khas Sulawesi Tenggara (Muna)” adalah untuk mengetahui nama makanan
khas dari daerah Muna, bahan serta batas penyimpanan makanan tersebut.
Manfaat
yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah “Makanan Khas Sulawesi
Tenggara (Muna)” adalah agar kita
sebagai masyarakat Sulawesi Tenggara mengetahui dan dapat mempertahankan
makanan khas daerah Sulawesi Tenggara serta mampu meningkatkan mutu serta
kandungan gizi dari makanan tersebut sehingga menjadi makanan yang sehat bagi
seluruh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makanan Khas
Daerah Muna
Daerah Muna memiliki beragam makanan khas yang dari
dulu sudah menjadi makanan kesukaan masyarakat Muna. Makanan dari Muna ini
sebenarnya memiliki kesamaan dengan makanan-makanan dari daerah lain di
Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan, cara pembuatannya maupun
cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu ciri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain. Berikut ini adalah makanan khas dari
daerah Muna:
1. Kabuto
Pada pembuatan kabuto ini dimulai dari ubi yang
dikupas kemudian dikeringkan selama tiga hari di bawah sinar matahari sehingga
memperoleh produk dalam keadaan setengah kering, dilanjutkan dengan fermentasi
semalam dan dikeringkan kembali. Proses selanjutnya adalah memotong kecil-kecil
ubi yang dikeringkan, kemudian direndam selama 6 jam dan dimasak dengan cara
direbus atau dikukus selama 30 menit. Kabuto yang telah siap disantap dapat
bertahan selama satu 12 jam dan untuk memperpanjang daya simpannya, maka
dilakukan pemanasan kembali.
Kabuto
ini biasa dicampur dengan parutan kelapa saat dikonsumsi oleh masyarakat Muna.
Selain itu, masyarakat juga lebih suka mengonsumsi kabuto ini dengan ikan asin.
Sehingga saat mengonsumsi kabuto tanpa parutan kelapa dan ikan asin akan terasa
kurang.
2. Kambuse
Kambuse merupakan makanan tradisional masyarakat Muna.
Makanan ini terbuat dari jagung putih yang sudah tua dan biasa juga disebut
sebagai nasi jagung. Makanan ini tebuat dari biji jagung yang direbus dalam
larutan air kapur mendidih selama 2-3 jam. Setelah itu buang air kapur dan
mencucinya dengan air bersih. Kemudian proses terakhir adalah memasak ulang
biji jagung dan bisa juga dicampur dengan kacang merah secukupnya agar lebih
sedap dan bergizi. Kambuse ini akan lebih sedap jika dimakan dengan sayur
bening serta ikan asin.
3. Katumbu
Makanan yang terbungkus oleh kulit jagung ini juga
merupakan salah satu makanan khas dari suku muna. Bahan dasar dari katumbu ini
adalah jagung tua yang telah dimasak
yang kemudian dicampur dengan kapur, setelah itu dicuci hingga bersih, kemudian
ditumbuk atau digiling, setelah itu campurkan dengan air secukupnya, tambah
garam seperlunya, santan, dan gula merah. Kemudian masukkan kedalam kulit
jagung, katumbu pun siap di hidangkan.
4. Kambewe
Kambewe merupakan salah satu makanan khas dari suku
muna yang berbahan dasar dari jagung muda yang telah di sisir dan ditumbuk
halus, air kelapa, parutan gula
merah, garam, dan kulit jagung. Adapun cara pembuatan
kambewe ini yaitu dengan mencampur jagung yang telah ditumbuk halus dengan air
kelapa, gula merah,dan garam yang kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah itu
ambil adonan sebanyak dua sendok makan dan meletakkannya diatas selembaran
kulit jagung, bungkus, serta lipaat kedua ujung kulit jagung tersebut. Setelah
itu dikukus hingga matang kira-kira 20 menit, kambewe pun siap disajikan.
5. Kasoami
Kasoami merupakan makanan tradisional yang paling
terkenal di Sulawesi Tenggara. Makanan ini juga cukup terkenal di daerah Muna.
Kasoami memiliki bahan dasar ubi kayu yang dikupas dan kemudian diparut dan
diperas sehingga terpisah antara air dan ampasnya. Setelah terpisaah antara
ampas (tepung kaopi) dan air ini, kita dapat membuat kasoami dengan cara
mengukus ampas ubi kayu selama 30-40 menit tergantung dari ukuran.
6. Kadada Katembe
Makanan yang berbahan dasar dari
daun kelor ini merupakan salah satu makanan khas suku muna. cara pembuatan dari
kadada katembe ini yaitu dengan memasakn air terlebih dahulu, setelah mendidih
masukkan daun kelor yang telah dibersihkan, kemudian satu atau dua menit
masukkan garam,dan bumbu penyedap rasa contohnya ajino moto kedalam masakan.
Setelah beberapa menit makanan diangkat dan siap untuk dihidangkan.
7.
Kaparende
Kaparende merupakan salah satu makanan faforit suku
muna yang berbahan dasar ikan dan ayam. Cara pembuatan dari kaparende ikan adalah
dengan memasukan ikan dalam panci yang berisi air yang mendidih, kemudian
masukan garam, ajino moto, asam dan bahan-bahan lain sesuai selera. Setelah itu
di masak sampai matang sekitarn 30 menit. Ikan kaparende siap untuk di
hidangkan.
Sedangkan cara memasak ayam kaparende tidak
menggunakan berbagai macam bumbu dapur seperti yang terlihat pada daerah lain.
Bahan-bahannya hanya terdiri dari daging ayam segar, garam secukupnya, penyedap
rasa, cabai, dan yang paling utama adalah daun
kedondong.
8. Tunuha
Tunuha ini berasal dari ubi kayu yang diparut dan
dicampur dengan gula merah dan biasa juga dicampur parutan kelapa. Setelah itu,
campuran dari bahan makanan ini dimasukan dalam bambu atau tempurung kelapa
yang ditutupi daun pisang dan kemudian disimpan dalam tanah yang telah sengaja
digali dan ditutupi dengan batu yang telah dibakar hingga panas dalam waktu
beberapa jam hingga masak.
9. Cucur
Cucur terbuat dari tepung beras ketan, gula merah dan
santan. Uniknya makanan ini tidak semua orang dapat membuatnya. Untuk membentuk
bulat dan berkelut pada tengahnya, harus menggunakan keahlian khusus. Makanan
ini biasanya disajikan pada perkawinan atau syukuran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Daerah Muna
memiliki beragam makanan khas yang dari dulu sudah menjadi makanan kesukaan
masyarakat Muna. Berikut ini adalah makanan khas dari daerah Muna diantaranya
adalah kabuto, kambewe, katumbu, kasoami, tunuha, kambuse, kaparende (ikan dan
ayam), dan kadada katembe.
2. Makanan dari Muna
sebenarnya memiliki kesamaan dengan makanan-makanan dari daerah lain di
Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan, cara pembuatannya maupun
cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu ciri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain.
3. Upaya untuk
mempertahankan berbagai pangan lokal masyarakat Muna adalah dengan menanamkan
kesadaran kepada masyarakat dan dengan cara memasarkan pangan lokal tersebut
kepada masyarakat umum dengan membuat inovasi atau penambahan variasi dan
peningkatan kualitas bahan pangan daerah agar dapat diterima dengan baik oleh
semua masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembuatan makalah ini
adalah agar seluruh mahasiswa dapat menyadari betapa pentingnya mengetahui dan
mempertahankan makanan atau pangan lokal sehingga identitas daerah tetap
terjaga dan juga kepada tenaga pengajar agar memberikan pemahaman yang baik dan
menanamkan kesadaran kepada seluruh mahasiswanya agar dapat mempertahankan
setiap pangan lokal daerah masing-masing agar tidak terkikis oleh perkembangan
zaman.
DAFTAR
PUSTAKA
· halokdi.blogspot.com/2013/11/kambose-makanan-khas-masyarakat-
muna.html.
· deviraissa.wordpress.com/2012/07/09/kambewe.html.
· asnafaiza.blogspot.com/2010/11/kabuto-makanan-khas-muna-sulawesi.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar