MAKALAH
TINGKATAN ORGANISASI
MAHLUK HIDUP
DISUSUN
OLEH :
NAMA : WA HALIA
NIM : 91302020
JURUSAN :
AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya maka tersusunlah makalah ini.
Makalah ini
dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Ekologi Umum yang
berjudul “Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup”.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Ekologi yang
telah membimbing dan semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan atau kesalahan oleh karena
itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik lagi.
Raha, 5 Juni 2014
Penulis
WA HALIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Individu.........................................................................................
B. Populasi.........................................................................................
C. Komunitas.........................................................................................
D. Ekosistem.........................................................................................
E. Bioma.........................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan
upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan
fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir
adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di
mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan
dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau
kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi
pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di
alam.
Jelaslah
bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya
atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.
Ekologi mencoba memahami
hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh – tumbuhan, binatang, manusia
dengan alam lingkungannya agar dapat menjawab pertanyaan; di mana mereka hidup,
bagaimana mereka hidup, dan mengapa mereka hidup di sana.
B.
Rumusan
Masalah
Apa sajakah
yang termasuk keragaman pada sistem organisasi makhluk
hidup?
C.
Tujuan
untuk mengetahui keragaman pada sistem tingkatan
organisasi makhluk hidup.
D.
Manfaat
Mahasiswa dapat
memahami tingkatan organisasi makhluk hidup.
BAB
II
PEMBAHASAN
Keanekaragaman
pada sistem organisasi kehidupan memiliki tingkatan organisasi kehidupan, yaitu
seperti yang berurutan pada gambar di bawah ini
A.
Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus,
seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah
hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku
tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari
makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
B.
Populasi
Populasi
adalah individu-individu yang berkumpul
di suatu tempat tertentu pada waktu
yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Individu-Individu dalam Populasi
tersebut dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan. Contohnya
populasi semut, sapi,lebah, dan burung.
Ukuran populasi berubah
sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi.
Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi
waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980
populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung
lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10
tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon.
Dinamika populasi dapat
juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang
dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau
lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh
satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari
jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah
peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga
populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan
meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan
jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan
tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila
ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana
alam, dan wabah hama.
C.
Komunitas / Perkumpulan
Nama komunitas harus dapat
memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling
sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan
bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.
Cara yang paling baik untuk
menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan
mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat
berdasarkan : 1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup
atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau
hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti
hutan sklerofil. 2) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dan lai- lain. 3)
Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat
di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik. Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam
komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1)
Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di
sungai, di parit atau di kolam, (2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok
organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang
pasir, dan lain - lain.
Sebuah
komunitas ditandai dengan interaksi yang terjadi antara populasi penyusunnya.
Ada banyak cara yang berbeda di mana populasi milik spesies yang berbeda
berinteraksi satu sama lain. Cara yang berbeda adalah persaingan, parasitisme,
predasi, commensalism dan mutualisme. Di dalam komunitas selalu ada interaksi
baik antar anggota spesies yang sama maupun antarpopulasi yang berbeda. Contohnya,
dalam komunitas hewan ada populasi Singa, kadal, tikus ular
dan lain – lain. Komunitas
sawah di dalamnya terdapat berbagai macam populasi padi, katak, tikus, keong,
walangsangit, capung, dan lain sebagainya. Komunitas buah di dalamnya terdapat
populasi mangga, kedondong, jambu air, tomat, pisang, dan lain sebagainya.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
D.
Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam.
Berdasarkan
pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik)
dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut terjadi karena adanya
arus materi dan energi yang terkendali oleh adanya arus transportasi
dan transformasi antar komponen dalam ekosistem. Setiap komponen
memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama setiap komponen
tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan
ekosistem akan tetap terjaga.
Ketika
kita bergerak menaiki tangga tingkat organisasi makhluk hidup, komplikasi cenderung
meningkat. Misalnya, ekosistem istilah didefinisikan sebagai suatu daerah atau
lingkungan di mana masyarakat berkembang dan tumbuh subur. Namun, ekosistem
tidak sama dengan masyarakat. Bahkan, itu adalah entitas yang lebih besar yang
menyediakan ruang bagi masyarakat. Ekosistem kebun di dalamnya terdapat komunitas umbi-umbian,
komunitas hewan ternak, komunitas buah, komunitas unggas, komunitas petani, dan
lain-lain. Ekosistem Danau, di ekosistem danau dihuni oleh hewan seperti ikan
nila, gurame, kura-kura, ular, katak, dan jonga
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi.
Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen
penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora,
karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Secara
garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
1. Ekosistem
darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya).
2. Ekosistem
Air Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.
3. Ekosistem
air laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
Keseimbangan
Ekosistem
Ekosistem yang
tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu
keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan
ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat
berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat
disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Sebagai contoh,
jika musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus pemakan
batang padi tidak mendapat makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun.
Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih
mendapat makanan untuk bertahan hidup dan sebagian lagi akan mati karena tidak
kebagian makanan.
Akan tetapi,
pada saat musim penghujan, petani mulai menanam padi maka ulat pemakan daun
padi dan tikus pengerat batang padi akan meningkat jumlahnya karena adanya
peningkatan jumlah makanan tersebut, yang diikuti juga dengan kenaikan jumlah
burung pemakan ulat, dan ular pemakan tikus akan berkembang pesat pula.
Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa perubahan jumlah komponen biotik
tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan musim atau keseimbangan
ekosistem tetap.
Grafiknya dapat
dilihat seperti di bawah ini. Dalam suatu ekosistem terdapat suatu
keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Betapa kuatnya
pertahanan ekosistem terhadap perubahan. Biasanya, batas mekanisme
homeostatis dapat dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia.
Misalnya,
pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai sehingga
melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang parah
terhadap ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung
yang melampaui batas homeostatis sehingga dapat merusak mekanisme homeostatis
ekosistem hutan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Individu merupakan organisme tunggal. Populasi
adalah individu-individu yang berkumpul
di suatu tempat tertentu pada waktu
yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Komunitas ialah kumpulan dari dua atau berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.
B.
Saran
Setelah mengetahui keanekaragaman
makhluk hidup beserta tingkatan organisasinya maka saya harap kepada semua
untuk tetap menjaga kelestariannya agar tetap tercipta keseimbangan alam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Indriyanto, 2008, Ekologi Hutan,
Jakarta : Bumi Aksara
2.
Lina
Yuliana . 2011 . Ekosistem . Aviable from : http://linayuliana15.blogspot.com/2011/02/ekosistem.html . Diakses tanggal : 1
Mei 2014.
3.
Odum, E. P., 1994., Dasar-Dasar
Ekologi, Yogjakarta : UGM Press
4.
Pringgoseputro, S. , 1998, Ekologi
Umum, Yogjakarta: UGM Press
5.
Resosoedarmo, S., 1989, Pengantar Ekologi, Bandung: CV
REMADJA KARYA
6.
Soeriaatmadja, 1989, Ilmu Lingkungan, Bandung: ITB Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar