ASKEP KELUARGA
DENGAN ANAK DEWASA
A.
TAHAP
PERKEMBANGAN DEWASA MUDA AWAL
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa,
peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus
bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya.
Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang
pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam
hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain,
termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal
dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna
mem-bentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap
masa depannya.
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan
perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka
memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan
berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
B.
PERKEMBANGAN FISIK DEWASA MUDA AWAL
I. Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
·
Transisi
Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui
bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki
masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang
benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai
seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa
lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai
anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang
lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan
aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari
tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum
pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik,
misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan
reproduksi.
·
Transisi
Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993;
Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa
muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai
masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini
menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan
kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual,
sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi
(uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka
mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun
demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang
bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan
zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan
di lingkungan sosialnya.
II. Aspek-aspek
Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
·
Kekuatan dan
Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa
muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui
jalur karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi
seorang individu. Hal ini karena mereka sedang merintis dan membangun kehidupan
ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu,
mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena
itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai
kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
·
Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis seseorang harus
memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi
kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka
umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik,
Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier
pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga
yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi
seseorang pun suram. Namun, tak sediki seorang individu yang belum cocok dengan
pekerja. Dan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera
pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya
dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah
menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih
pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut
dibayangi kegagalan.
III. Kesehatan Dewasa Muda
·
Pengertian
Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan
dunia (WHO), memberi definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO yang
dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik
secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya
gangguan-gangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik,
keluhan emosional (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
Perilaku dan Status Kesehatan
Status
kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan
perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh
positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi
dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb
(dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi
suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health
behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior .
·
Health
behavior adalah
aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat membangun
kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan
penyakitnya.
·
Illness
behavior adalah
aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh informasi,
nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
·
Sick
role behavior adalah
aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa sakitnya.
IV. Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal
Masa
perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk meraih
tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba dan
bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya. Segala daya upaya
yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti
sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup
di mata orang lain.
II.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap
perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil. Menurut
Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama.
Tahap perkembangan Keluarga dengan anak
dewasa
Masa dewasa awal adalah periode antara
remaja akhir dan pertengahan sampai akhir 30-an (Edelman and mandle, 1994).
Sselama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka,
membangun tujuan karier dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah
keluarga atau tetap sendiri.
Masa dewasa awal dan tengah adalah
periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi
tuntutan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi
penghargaan karena karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa
juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia,
kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubahnya lingkungan ekonomi dan
kebutuhan perkembangan mereka sendiri.
Perkembangan kedewasaan mencakup
perubahan yang teratur dalam karakter dan sikap. Perkembangan setiap orang,
bagaimana pun, merupakan sebuah proses yang unik (Haberet, 1992). Perubahan itu
dialami oleh dewasa awal termasuk proses alami maturasi dan sosialisasi.
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.
III.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Sebagian besar golongan dewasa muda telah
menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam
pekerjaanya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan
dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan
pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus
memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan
keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja
sebelumnya. Havighrust (Turner dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan dewasa muda, diantaranya :
a)
Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
b)
Membina kehidupan rumah tangga
c)
Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
d)
Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
·
Mencari dan menemukan calon
pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematangan fisiologis (seksua) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,
asalkan memenuhi persyaratan yang syah.
·
Membina kehidupan rumah tangga
Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapan
dan membukuan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah
tidak bergantung agi dengan orang tua. Sikap yng mandiri ini merupakan langkah
yang positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk
memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga
harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat menyesuaikan diri
dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga dapat
melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain
itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun
saudara-saudara.
·
Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak
prestasi. Mereka bekerja keras dan bersaing untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan prestasi kerja yag baik akan memberikan kehidupan yang
makmur sejhtera bagi keluarganya.
- Menjadi warga
negara yang baik.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang
yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga
negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,
surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar pajak
(pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan),
(3) menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong,
kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan
sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan, yaitu mencari pasangan hidup dan membina
kehidupan rumah tangga.
Tugas perkembangan keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Menurut Duvall
dan Milller (Friedman, 1998)
1. Memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar.
Tugas perkembangan
berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang lain, terutama
hubungan intim dengan lawan jenis, yang ditandai dengan saling mengenal pribadi
seseorang baik kekurangan ataupun kelebihan masing-masing individu yang dilanjutkan
dengan berpacaran dan menikah
2. Mempertahankan keintiman
pasangan.
Dengan
rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain,
termasuk mempertahankan hubungan intim.
3.
Membantu orang tua memasuki masa tua.
Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong
anggota keluarga yang lebih tua semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk mulai mulai dari menelpon secara rutin hingga
bantuan finansial, transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang tua mereka
dirumah.
4.
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5.
Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung
dengan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak dewasanya.
Tugas perkembangan masa dewasa awal (19–29 tahun)
Menurut Havighurst, tugas-tugas yang harus diselesaikan di setiap
tahapan perkembangan.
· Mencari dan memilih pasangan hidup
· Belajar hidup bersama pasangan
· Memulai sebuah keluarga
· Merawat anak
· Mengatur rumah tangga
· Memulai jenjang karier/bekerja
· Mengambil tanggung jawab sebagai
warga Negara (sipil)
· Menemukan kelompok sosial yang
sesuai
IV. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang
terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.
V. MASALAH
KESEHATAN
a.
Masalah Fisiologis
Dewasa
awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum. Akan tetapi
gaya hidup mereka dapat
menempatkan mereka pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa
tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap
penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus
halus lebih umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga
meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak
klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1.
Faktor Risiko
Faktor
risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan
riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
Ø Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan
adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi dewasa awal. Kematian dan
cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau
kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.
Ø Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan
zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap mortalitas dan
morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan
cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan dan depresan
yang (“upper”) dapat menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat
meluas sehingga menyebabkan kematian.
Ø Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan
yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja, sebanyak
55% kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah ( Alan Guttmacher
Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan
emosional jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan yang tidak
direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan. Sering kali dewasa awal
yang mempunyai tujuan pendidikan, karier dan mengutamakan perkembangan
keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut dapat mempengaruhi hubungan masa
depan dan hubungan orang tua-anak nantinya.
Ø Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit
menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan AIDS.
Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya rabas,
ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang diakibatkan
penyakit herpes genital, infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian
yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang aktif secara
seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi pada individu
berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).
Ø Faktor Lingkungan dan Pekerjaan
Faktor
lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan terhadap partikel udara yang
dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru yang termasuk
silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisema
karena kanker disebabkan paparan tentang
pekarjaan dapat menyerang paru, hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan
tentang paparan pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian
rutin pengkajian perawat.
2.
Gaya hidup
Kebiasaan
gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personal yang buruk
meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga
seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko
penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi
faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
3. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter
pada pria, wanita atau pasangan.
I. PENGKAJIAN
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan
tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.
a.
Perkembangan Fisiologis
Dewasa
muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun. Pengecualian
pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan fisik, kognitif dan
psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan keluarga usia subur
sangat luas.
Dewasa
awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok
usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda
dalam mencari perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah
mendekati usia baya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali
klien mempunyai penyakit.
Namun
demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari
pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat membantu perawat dan
klien mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung,
maligna, paru, ginjal atau penyakit kronik lainnya.
Pengkajian
gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum,
yaitu:
- Hobi dan Minat
- Kebiasaan meliputi : diet, tidur,
olah raga, perilaku seksual dan penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
- Kondisi rumah meliputi :
rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi kesehatan dan hewan peliharaan
- Lingkungan pekerjaan meliputi :
jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan mental.
b.
Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada
masa dewasa awal dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal,
pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis
meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah dan keterampilan motorik.
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah
tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya,
keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan
keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa
dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
c.
Perkembangan Psikososial
Kesehatan
emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu mengarahkan dan
memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang terjebak antara
keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan
memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif
dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa memperbaiki perpepsi
diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan
kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia
35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan hubungan.
Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial dan pekerjaan.
Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan
“krisi usia baya” ketika pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan
pekerjaan dapat berubah.
J
Stres Pekerjaan
Stres
pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan dewasa
awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres
pekerjaan menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan
posisinya lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi
jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
J
Stres Keluarga
Stresor
keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga. Kehidupan
keluarga ada puncaknya, karena setiap orang dalam keluarga bekerja sama, dan
sampai pada lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan diri. Stresor situasi
terjadi pada peristiwa seperti pertengkaran, kematian, penyakit, perkawinan dan
kehilangan pekerjaan. Ketika seorang klien mencari perawatan kesehatan dan
menunjukkan gejala terkait-stesor, perawat harus mengkaji terjadinya peristiwa
perubahan kehidupan.
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan
yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan
keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu
peran penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang
tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam
keluarga orang tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga
besar menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis
keadaan dapat terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga
termasuk sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh
anggota keluarga.
II. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Daftar masalah
yang dapat digunakan sebagai berikut :
Masalah potensial :
·
Gangguan proses keluarga
·
Gangguan penampilan
·
Gangguan proses berpikir
·
Gangguanpemeliharaan kesehatan
·
Gangguan peyalahgunaan zat
·
Gangguan pola seksual
·
Konflik peran keluarga
·
Konflik pengambilan keputusan
·
Ketidakefektifan koping keluarga
·
Hambatan interaksi social
·
Ketidakberdayaan
·
Defisit pengetahuan
·
Defisit perawatan diri
·
Perubahan kebutuhan nutrisi
Masalah risiko :
·
Risiko perubahan peran orang tua
·
Risiko penularan infeksi
·
Risiko kesepian
·
Risiko cedera
Masalah potensial :
·
Potensial berkembangnya koping keluarga
·
Potensial pemeliharaan kesehatan
Beberapa contoh diagnosa dan itervensi keperawatan keluarga kepada
keluarga yang dapat digunakan sebagai berikut :
1.
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier
Analisa
data :
Data
mayor :
·
pengungkapan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan
· penggunaan mekanisme koping yang
tidak sesuai
· ketidakmampuan memenuhi peran yang
diharapkan
Data
minor :
· rasa khawatir, ansietas
·
melaporkan
tentang kesulitan dengan stress kehidupan
· ketidaefektifan partisipasi social
· ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dasar
· perubahan pola komunikasi yang biasa
Intervensi
·
kaji status koping individu saat ini
ü kaji kemampuan
untuk menghubungkan fakta-fakta
ü dengarkan
dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata, intonasi, dan
intensitas suara
·
berikan
dukungan jika individu berbicara
ü tenangkan
bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit
ü jika
individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member harapan pandangan
realistis
·
dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
ü apa hal
tersebut berguna bagi anda ?
ü bagaimana
hal tersebut dapat membantu ?
·
bantu individu untuk memecahkan
masalah dengan cara yang konstruktif
ü apa
yang menjadi masalah
ü siapa
yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut
ü apa keuntungan
dan kerugian dari setiap pilihan
·
bicarakan alternative yang mungin
timbul ( misalnya membicarakan dengan orang terdekat )
·
berikan
kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan stress ( misalnya jogging, yoga )
2. Gangguan
proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga (misalnya
pernikahan )
analisa data :
data mayor :
·
tidak
berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
data minor :
· tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik,
emosi,dan spiritual semua anggota keluarga
·
tidak dapat
mengekspresikan atau menerima perasaan secara terbuka
intervensi
:
· bantu keluarga menghadapi
kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
· dorong keluarga untuk mengungkapkan
rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, bermusuhan, dan mengenal lebih lanjut
perasaannya dalam anggota keluarga
· bantukeluarga untuk mengenal peran
dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan
menurunkan stress
· bina hubungan saling percaya antara
anggota keluarga
3. Ketidakfektifan
pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
pencegahan penyakit
data mayor
· melaporkan atau memperlihatkan gaya
hidup yang tidak sehat (misalnya penggunaan obat-obatan, makan dalam jumlah
yang berlebihan, diet tinggi lemak )
data minor :
· melaporkan atau memperlihatkan
ü system
pernapasan ( sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat aktivitas )
ü rongga
mulut ( sering sariawan, ompong pada usia dini )
ü system
pencernaan dan nutrisi ( obesitas, anoreksia, kakeksia, anemia kronis )
ü system
musculoskeletal ( otot sering tegang, sakit punggung, nyeri leher )
ü konstitusional
( keletihan kronis, malaise, apatis )
ü neurosensori (
sakit kepala,adanya kerutan pada wajah )
ü psikoemosional
( emosi rapuh, gangguan perilaky, sering merasa sanga kacau)
4. konflik pengambilan keputusan berhubungan
dengan pertentangan dalam system pendukung
data mayor :
· mengungkapkan ketidakpastian tentang
pilihan-pilihan dan konsekuensi alternative tindakan yang diinginkan
· kebimbangan tentang alternative
pilihan
· menunda pengambilan keputusan
data minor
·
mengungkapakan
perasaan disstres saat mengupayakan suatu keputusan
·
berfokus pada
diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan (peningkatan frekuensi
jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusan menjadi focus perhatian
·
mempertanyakan
nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu pengambilan
keputusan
intervensi
:
·
jalin hubungan
saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan perhatian
·
fasilitasi
proses pengambilan keputusan yang logis
ü bantu individu
mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas mengidentifikasi keputusan yang harus
dibuat
ü galiapa yang
akan timbul bila tidak membuat keputusan
ü bantu
mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai alternative
ü bantu
individu untuk menghadapi ketakutan
ü benahi
kesalahan informasi
ü bantu dalam
mengevaluasi alternative berdasarakan pada ancaman potensial atau actual
terhadap nilai-nilai atau keyakinan
ü beri dorongan
pada individu untuk membuata keputusan
·
beri dorongan
pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses pengambilan
keputusan
·
dengan aktif
yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan menjadi haknya
untuk melakukan itu
·
libatkan
seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
5. risiko kesepian berhubungan dengan
pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi dari rumah)
data mayor :
· pengungkapan rasa kesepian karena telah melepaskan anak yang menikah
· ingin mencari suasana yang lebih
ramai
data minor :
· cemas, gelisah
· sedih
· sering merenung
intervensi
:
· identifikasi factor penyebab dan
penunjang
· beri dorongan individu untuk
membicarakan perasaan kesepian
· tingkatkan interksi social
ü kerahkan system
pendukung tetangga dan keluarga individu
ü rujuk
pada penyuluhan keterampilan social
ü tawarkan umpan
balik tentang bagaimana individu menampilkan diri pada orang lain
· kurangi hambatan kontak sosial
ü tentukan
ketersediaan transportasi dalam komunitas ( umum, yang berubngan dengan ibadah
)
ü identifikasi
aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk, terytama dalam
periode risiko tinggi kesepian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar