Tugas
individu Makalah Farmakologi
Nama
Dosen : Drs.
H. Muhammad syaharuddin,A.pt
OBAT PERDARAHAN
OLEH
NAMA: ANDI HASPIDA
HAFID
NIM:
PSW.B.2014.IB.0002
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “ OBAT PERDARAHAN” yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Tidak sedikit kesulitan yang saya alami dalam
proses penyusunan makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua
pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan
tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini saya menyampaikan
rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing saya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa
untuk meningkatkan kualitas makalah ini saya membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata,
besar harapan saya agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Raha, Januari 2016
Penyusun
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ............ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ........... ii
BAB
I : PENDAHULUAN ............................................................................ ............ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... ............ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ ............ 1
C. Tujuan...............................................................................................................
1
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Obat Perdarahan................................................................. ...... …2
B.
Contoh Obat Perdarahan..................................................................................3
C.
Dosis yang digunakan pada Obat Anti Perdarahan dalam Kasus Kebidanan..9.
D.
Efek samping
dari obat anti perdarahan……………………………………...9
E.
Cara
mengatasi efek samping dari obat anti perdarahan…………………….10
BAB
III : PENUTUP...................................................................................... …..…11
A.
Kesimpulan....................................................................................................11
B.
Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala
macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat. Dengan
penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam
penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan
racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh
kita.
Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah
uterotonik. Obat – obat uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah
kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Masalah kehamilan
dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena sangat erat dengan
keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan
walau hanya sedikit saja. Hal – hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama
obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek
samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat
perdarahan?
2. Apa saja macam-macam obat
perdarahan?
3. Bagaimana
dosis yang digunakan pada obat anti perdarahan dalam kasus
kebidanan?
4. Apa
efek samping dari obat anti perdarahan?
5. Bagaimana
cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian obat perdarahan.
2. Untuk
mengetahui macam-macam obat perdarahan
3.
Untuk mengetahui dosis
obat anti perdarahan dalam kasus kebidanan.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi akibat dari
efek samping obat anti perdarahan.
5. Untuk
mengetahui cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan
1
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Obat Perdarahan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis
merupakan proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi,
Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah
Mekanisme Pembekuan Darah :
Faktor jaringan
Platelets factors
Ca ++
Prothombin Thrombin
Fibrinogen Fibrin
Ca ++
Faktor jaringan
Platelets factors
Ca ++
Prothombin Thrombin
Fibrinogen Fibrin
Ca ++
Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1. aktivasi tromboplastin
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-tromboplastin plasma
2
|
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat diatasi dengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.
B.
Contoh Obat Anti Perdarahan
Obat
hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :
·
Obat
hemostatik lokal
·
Obat
hemostatik sistemik
1.
Hemostatik
Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini
dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan mekanisme
hemostatiknya.
a. Hemostatik serap
Mekanisme kerja :
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan
buatan atau memberikan jalaserat-serat
yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah . Dengan
kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang
memulai proses pembekuan darah.
Indikasi:
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.
3
|
Contoh obat :
Spongelatin, oksisel ( selulosa oksida ) Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa .Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada
patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangkapanjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
b. Astringen
Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic.
Indikasi :
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
Contoh Obat :
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
4
|
Mekanisme kerja :
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2
cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin
dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat :
Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat
digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien
hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1
% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan
bahaya emboli.
d. Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja :
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian :
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang
telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang
berdarah.
2. Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan transfuse darah,
seringkali perdarahan dapat dihentikan
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua
faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi
dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.
dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua
faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang
disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi
dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.
1) Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti
Hemophilic Factor
· Indikasi
Kedua
zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita
hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
· Efek samping
Cryoprecipitated
antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain dalam jumlah
yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor IIIV, sehingga kemungkinan
terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar pula. Efek samping lain yang dapat
timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi
hemolitik,
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.
· Cara pemakaian
Kadar
faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia.
Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB.
Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis
tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari
normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk
7-10 hari.
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia.
Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB.
Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis
tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari
normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk
7-10 hari.
2)
kompleks
Faktor X
·
5
|
Sediaan
ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain
dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
· Efek samping
Trombosis,demam,
menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas berat (shok
anafilaksis).
· Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan
penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan pembekuan sebelum dan selama pengobatan
sebagai petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan aktivitas
factor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi diperlukan
kadar factor IX 25-30% dari normal.
3. Vitamin K
· Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak
mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada penderita defisiensi vitamin K,
vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan
darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu
untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
·
Indikasi:
Digunakan
untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
·
Efek samping:
Pemberian
filokuinon secara intravena yang
terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat,
bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat,
bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
·
Perhatian:
6
|
·
Sediaan
:
Tablet
5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
4. Asam aminokaproat
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
4. Asam aminokaproat
· Mekanisme kerja:
Asam aminokaproat merupakan
penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin
sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor pembekuan darah
lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat akibat
fibrinolisisyang berlebihan.
·
Indikasi
:
a. Pemberian asam aminokaproat, karena
dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan
fibrinolisis berlebihan.
b. Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
c. Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam
mulut.
d. Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV
b. Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
c. Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam
mulut.
d. Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
Cara pemakaian :
Dapat diberikan secara peroral dan IV
·
Efek
samping
·
7
|
F. Asam traneksamat
·
Mekanisme
Kerja :
a. Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat
aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin
b. Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
c. Memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
b. Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
c. Memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
·
Indikasi
a. Hipermenorrhea
b. Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
c. Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
b. Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
c. Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
·
Perhatian
Bila
diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
·
Efek
Samping
a. Gangguan
gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
b. Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatan
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg
6. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)
b. Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatan
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg
6. Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)
·
Mekanisme
Kerja :
a. Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
b. Meningkatkan resistensi kapiler
a. Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
b. Meningkatkan resistensi kapiler
· Indikasi
a. Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas kapiler
b. Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Pendarahan otak
Sediaan : Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg
a. Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas kapiler
b. Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Pendarahan otak
Sediaan : Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg
8
|
C.
Dosis yang digunakan pada Obat Anti Perdarahan dalam Kasus Kebidanan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik.
Hemostatis merupakan proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang
cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang
digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Dosis Ergotamin :
- Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari
selama 2 hari
- IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang
2
- 4 jam bila perdarahan hebat.
Dosis Oksitosin :
Untuk
induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U /
menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan
uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan
kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah
lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff )
disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit
sebelum menyusui.
Dosis prostaglandin :
Dosis prostaglandin :
- Karbopros trometamin : Injeksi 250
ug/ml
- Dinoproston (PGE) : Supositoria
vaginal 20 mg
- Gemeprost : Pesari 1mg ( melunakan
uterus)
- Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100
ug/ml IM atau IV
D.
Efek Samping
Obat Anti Perdarahan
Efek
samping prostaglandin :
Hiperstimulasai
uterus, pireksia, infalamasi, Infalamasi, Sensitisasi terhaap rasa nyeri,
Diuresis+kehilangan elektrolit, Efek pada sistem syaraf pusat( tremor merupakan
efek samping yang jarang terjadi , Pelepasan hormon hipofise renin steroid
adrenal, Sakit persisten pada punggung bwah dan perut
Efek
samping oksitosin :
9
|
Efek samping lain yang dapat timbul
pada penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi hemolitik,
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam. Pemberian filokuinon secara intravena
yang terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat,
bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan kematian.
E. Cara Mengatasi Akibat Efek Samping dari Obat Anti Perdarahan
- Baca Dosis dan Aturan Pakainya
- Lihat Tanda Peringatan
- Ketahui Efek Samping Obat
- Bacalah
kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat
- Mintalah dokter mengevaluasi
pengobatan jangka panjang.
10
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat anti perdarahan disebut juga
hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian perdarahan pada
pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia )
adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
B.
Saran
Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada
ibu atau untuk mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar
ibu memiliki kekuatan yang cukup selama persalinan, anjurkan kepadanya untuk
makan makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga
anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak hamil
lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali kekuatan
sepenuhnya.
11
|
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nurindahs4ri.blogspot.com/
http://desantra.blogspot.co.id/2012/01/obat-anti-perdarahan.html
12
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar