Promosi
Kesehatan dan Individu
Tujuannya adalah setelah menyelesaikan
chapter ini, perawat akan mampu :
1.
Mendefinisikan
kerangka kerja fungsional pola kesehatan yang dideskripsikan oleh Gordon
2.
Mendeskripsikan
penggunaan kerangka pola kesehatan fungsional dalam menilai individu sepanjang
umur
3.
Memberikan
contoh dari data klinis untuk dikumpulkan dalam masing-masing pola kesehatan
4.
Memberikan
contoh dari kategori perubahan perilaku dalam pola kesehatan: fungsional,
berpotensi disfungsional dan benar-benar disfungsional
5.
Menjelaskan
aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan saat mengidentifikasi faktor risiko atau
faktor etiologi pola kesehatan aktual atau potensial disfungsional
6.
Mendiskusikan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intervensi keperawatan di promosi
kesehatan individu
7.
Mengembangkan
perencanaan promosi kesehatan spesifik yang berdasarkan pada penilaian
individu, diagnosis keperawatan, and kontribusi faktor risiko atau faktor
etiologi
Unit ini
menyajikan pola perilaku yang ditampilkan oleh individu, keluarga, dan
masyarakat dan menyediakan pedoman untuk penilaian kesehatan di arena
multipraktek. Penentuan pertumbuhan dan perkembangan dalam setiap pola perilaku
diperkenalkan dalam unit ini tetapi sangat diperluas dan ditentukan untuk
setiap fase perkembangan dalam bab unit empat.
Meskipun
peran perawat telah berkembang dari waktu ke waktu, beberapa link tema sentral
yang menyatukan semua definisi, filosofi, dan kerangka kerja keperawatan. Dari
keyakinan Nightigale menyatakan bahwa hukum kesehatan dan keperawatan adalah
sama dan relevan untuk individu yang sehat maupu sakit dengan kerangka kerja konseptual keperawatan
saat ini, promosi kesehatan terus menjadi komponen integral. ANA mendefinisikan
praktek keperawatan sebagai kinerja pelayanan dengan menggunakan proses
keperawatan dalam 1) mempromosikan dan menjaga kesehatan; 2) penemuan kasus dan
mengelola penyakit, cedera, atau kelemahan; 3) mengembalikan fungsi optimal,
atau 4) membantu pasien mencapai kematian yang bermartabat. Meskipun definisi
ini dirancang untuk menyediakan model untuk tindakan keperawatan praktek
negara, terminologi yang sering dalam pernyataan kebijakan sosial ANA adalah
lebih ringkas: "Keperawatan adalah diagnosis dan pengobatan respon manusia
terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial". Respon-respon ini
digambarkan dalam respon memulihkan kesehatan (reaksi terhadap masalah
kesehatan, seperti penyakit) dan respon pendukung kesehatan (berhubungan dengan
masalah kesehatan potensial, seperti kerentanan terhadap penyakit).
Berdasarkan
definisi tersebut, pencegahan primer adalah elemen penting dari keperawatan dan
mencakup promosi kesehatan umum serta perlindungan yang spesifik terhadap
penyakit. Konsep promosi kesehatan berkonotasi suatu proses aktif yang
melibatkan perlindungan khusus (Imunisasi, keselamatan kerja, kontrol
lingkungan) bersama dengan sistem gaya hidup, nilai dan keyakinan, dan satu set
dengan perilaku yang meningkatkan kesehatan. Bab 1 menjelaskan kesehatan setiap
keluarga, invidual, atau komunitas sebagai keseimbangan yang berkelanjutan yang
melibatkan respon yang kompleks antara sistem fisiologis dan psikologik
internal dan lingkungan eksternal. Perawat membutuhkan kerangka kerja untuk
menilai interaksi ini antara status biofisik seseorang, seni (makeup) psikososial, dan lingkungan.
Dengan
promosi kesehatan sebagai tema dasar, bab ini fokus pada pengkajian keperawatan
individu. Kerangka yang digunakan untuk penilaian adalah pola kesehatan
fungsional yang dijelaskan oleh Gordon, sebagaimana disebutkan dalam bab-bab
sebelumnya dan didefinisikan ulang di sini. Kerangka kerja yang sama digunakan
di seluruh unit ini untuk menunjukkan pendekatan penilaian untuk keluarga dan
masyarakat juga (Bab 8 dan 9). Bab ini juga membahas komponen-komponen dari
proses keperawatan yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk individu. Hal
ini dimungkinkan hanya melalui pemahaman yang jelas dari kerangka pola
kesehatan fungsional.
Penilaian
Individu
Penilaian
Keperawatan bertujuan untuk menentukan determinan dari status kesehatan klien.
Tabel 7-1 menunjukkan aspek-aspek umum untuk penilaian "baik"
keperawatan. Penilaian di sini mengacu pada pengumpulan data saja, meskipun
pemisahan komponen buatan - diagnosis atau identifikasi masalah - dianggap
secara terpisah untuk memperjelas. Ini mengikuti pedoman yang diusulkan oleh
Bloch dan digunakan dalam Standar Pelayanan ANA. Penilaian status kesehatan
tidak hanya mempertimbangkan parameter fisiologis, tetapi seluruh biopsikososial
yang berinteraksi dengan lingkungan. Pola perilaku, keyakinan, persepsi, dan
nilai-nilai merupakan komponen penting dari penilaian kesehatan (keperawatan)
jika potensi kesehatan maksimal individu terrealisasikan. Memahami pola
merupakan dasar untuk memahami kesehatan individu.
Gordon
telah mengambil satu set perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, yang telah
fokus pada keperawatan tradisional dan mengembangkan kerangka penilaian dari 11
pola kesehatan fungsional. Pola fungsional berinteraksi untuk membuat gaya
hidup individu. Perawat, menggunakan seperti kerangka, menggabungkan
keterampilan penilaian dengan data subyektif dan obyektif untuk membangun pola
reflektif dari gaya hidup itu.
Tabel 7-1 Aspek Penilaian Keperawatan
Definisi
|
Pengumpulan
data secara sistematis dan sengaja
|
Komponen
|
Data subjektif : sejarah kesehatan- laporan subjektif
dan persepsi klien
Data Objektif : Observasi perawat dalam menemukan
penilaian fisik, informasi dari catatan kesehatan, menghasilkan pengujian
klinis
|
Fungsi
|
Deskripsi status kesehatan klien
|
Struktur
|
Bagian organisasi interdependen : mendeskripsikan
kesehatan, fungsi, atau pola perilaku yang merefleksikan keseluruhan
individual dan lingkungan
|
Proses
|
Intervies, observasi, dan pemeriksaan
|
Format
|
Sistematis tetapi fleksibel, individual untuk klien,
perawat dan situasi
|
Tujuan
|
Diagnosis keperawatan atau identifikasi masalah, untuk
mengidentifikasi bidang kekuatan, pembatasan, perubahan, respon terhadap
perubahan dan terapi, dan risiko
|
Bagian
ini memperluas pola penilaian kesehatan fungsional sebagai kerangka kerja dan
proses penilaian yang menggunakan kerangka ini. Setiap pola disajikan dan
mencakup:
1.
Definisi pola
2.
Signifikansi
dari pola gaya hidup individu, termasuk fokus perkembangan dan pengaruh lingkungan
yang tepat
3.
Penilaian
tujuan
4.
Penilaian
parameter untuk riwayat kesehatan
5.
Pola indikator
dalam pemeriksaan fisik
6.
Implikasi untuk
praktek, termasuk contoh-contoh spesifik untuk klarifikasi
Kerangka Kerja
Fungsional Pola Kesehatan
Keutuhan
orang dan totalitas interaksi seseorang dengan lingkungan adalah dasar
filosofis buku ini. Ini juga adalah perspektif Tipologi Gordon dari 11
fungsional pola kesehatan, yang menyediakan mekanisme untuk pengumpulan data
yang mencakup seluruh orang dan semua proses kehidupan. Dengan memeriksa pola
fungsional yang spesifik dan interaksi antara pola-pola, para perawat secara
akurat dapat menentukan dan mendiagnosa masalah aktual atau potensial, campur
tangan lebih efektif, dan mencapai hasil yang mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain menyediakan kerangka kerja untuk menilai individu,
keluarga, dan masyarakat, fungsional pola kesehatan memberikan kerangka
diagnostik (Lihat Kotak di hlm 87-88 dalam Bab 4).
Tabel 7-2 Tipologi dari 11 Fungsional Pola Kesehatan
Pola
|
Deskripsi
|
Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
|
Persepsi klien tentang sehat dan hidup yang baik, dan
bagaimana memanajemen kesehatan
|
Gizi dan metabolisme
|
Makanan dan konsumsi cairan merupakan kebutuhan relatif
untuk metabolik dan indikator suply gizi lokal
|
Eliminasi
|
ekskretoris fungsi (usus, kandung kemih, kulit)
|
Aktivitas dan latihan
|
Latihan, aktivitas, waktu luang dan rekreasi
|
Tidur dan istirahat
|
Tidur, istirahat, dan relaksasi
|
Kognitif dan persepsi
|
Persepsi sensorik dan pola kognitif
|
Persepsi diri dan konsep diri
|
Pola konsep diri dan persepsi diri (kenyamanan tubuh,
citra tubuh dan merasakan sebagai suatu bangsa
|
Peran dan hubungan
|
Keterlibatan peran dan hubungan
|
Seks dan reproduktif
|
Kepuasan dan ketidakpuasan klien dengan seks dan
reproduktif
|
Mengatasi dan toleransi terhadap stress
|
Pola penanggulangan umum dan efektivitas dalam
toleransi stress
|
Nilai dan keyakinan
|
Nilai dan keyakinan (termasuk keagamaan), atau tujuan
yang menunjukkan pilihan atau keputusan
|
Definisi
Fungsional
pola kesehatan merupakan kelompok area perilaku yang saling berkaitan yang
menentukan pandangan keseluruhan individual. Tipologi dari 11 pola pelayanan
sebagai alat yang berguna untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan (mengatur)
penilaian data dan menciptakan mekanika untuk verifikasi informasi dengan klien
atau menyiarkan kembali kepada perawat lain dan anggota team pelayanan
kesehatan.
Setiap
pola, dengan singkat dideskripsikan pada tabel 7-2 tentang ekspresi
biopsikososial pada keseluruhan orang. Laporan klien dan observasi perawat
menentukan data untuk mendeskripsikan pola. Sebagai kerangka kerja untuk
penilaian, fungsional pola kesehatan menentukan makna efektif pada perawat
untuk mempersepsikan dan mencatat interkasi komplek status biopsikis seseorang,
riasan psikologik, dan hubungan dengan lingkungan.
Karakteristik
Fungsional
pola kesehatan dikarakteristikan oleh fokus. 4 area fokus telah diidentifikasi
: pola, lingkungan klien, pengembangan dan fungsional.
Fokus
pola menyatakan bahwa perawat menyelidiki pola-pola atau rangkaian perilaku
dari waktu ke waktu. Penggunaan Gordon, istilah perilaku meliputi biofisikal,
psikologik, sosiologik, dan beberapa klasifikasi perilaku yang lain. Sebagai
informasi yang dikumpulkan, suatu pola muncul yang mewakili sejarah dan
perilaku sekarang dari waktu ke waktu. Ini adalah paling mudah ketika perilaku
atau informasi dapat dihitung, seperti tekanan darah, dan memudahkan ketika
data dasar tersedia untuk individu. Pola di dalam pola merupakan pengembangan
dan penilaian. Tekanan darah, contohnya adalah pola di dalam pola aktivitas dan
latihan. Dasar individual dan pembacaan berikut boleh menyajikan pola di dalan
norma yang diharapkan. Pengukuran tekanan darah yang tidak menentu menandai
ketiadaan pola yang membentuk tipe pola itu sendirui. Kategori fungsional
kesehatan menentukan struktur untuk fokus kepada menganalisis faktor di dalam
kategori (tekanan darah : pola aktivitas) dan juga menentukan struktur untuk
fokus pada penelitian penyebab penjelasan, yang biasanya di luar kategori
(kelebihan asupan sodium : pola gizi).
Konsep
focus lingkungan-klien dapat dicontohkan oleh asupan makanan. Berdasarkan teori
sistem, apapun di luar individu dikaitkan dengan lingkungan. Walaupun referensi
ini menjelaskan banyak pola lingkungan yang mempengaruhi, ini sering mengacu
pada lingkungan fisik. Pada umumnya setiap fungsional pola kesehatan adalah
pengaruh lingkungan seperti nilai-nilai keluarga dan adat istiadat masyarakat.
Asupan makanan individual diatur oleh pilihan pribadi, pengetahuan tentang
persiapan makanan, dan kemampuan untuk mengkonsumsi dan mempertahankan makanan,
seperti halnya oleh kultural dan kebiasaan keluarga, kemampuan finansial untuk
menjamin makanan, dan crob ketersediaan. Untuk beberapa, terutama anak-anak,
asupan nutrisi diatur oleh selain yang menjamin, menyiapkan dan melayani
makanan, seperti ibu atau ayah.
Pertumbuhan
manusia dan fokus pengembangan adalah refleksi dari setiap pola. Diskusi
kesehatan sebelumnya menunjukkan interaksi yang komplek antara biopsikososial
sistem individu dan lingkungan. Salah satu dari pengaruh-pengaruh utama pada
interaksi dinamik adalah pengembangan orang. Pemenuhan pengembangan tugas meningkatkan
kompleksitas komponen dan interaksi kesehatan. Tugas-tugas ini, bagaimanapun
juga menentukan peluang pembelajaran pada individu untuk mempertahankan dan
memperbaiki kesehatan. Bruhn dkk, telah menyarankan tugas kesehatan spesifik
pada invidu untuk memenuhi setiap pengembangan fase siklus hidup, yang
diidenfikasi oleh Erikson dan Havighurst dan dijelaskan pada tabel 7-3.
Pembelajaran tugas-tugas ini dimulai dari kelahiran dan dilanjutkan pada akhir
lifespan. Fokus pengembangan dan pengaruh termasuk di daerah pola yang
mengikutinya. Unit 4 menyelidiki setiap tugas pengembangan dan hubungan
pembelajaran dengan praktek perilaku kesehatan yang menghasilkan intervensi
keperawatan yang tepat untuk promosi kesehatan.
Area terakhir fokus adalah fokus fungsional,
mengacu pada level fungsional individu, area traditional yang fokus pada
keperawatan. Displin (ilmu) lain menilai fungsional pola, tetapi penilaian data
bertukar-tukar. genitourinary berfungsi untuk kedokteran yang menyiratkan
frekuensi atau kekosongan pola, dan karakteristik air seni seperti warna, bau,
dan analisa laboratorium. sebagai tambahan terhadap faktor ini, ilmu
keperawatan menilai bagaimana pola kekosongan tertentu mempengaruhi gaya hidup
orang, terutama efek frekuensi pada pola tidur dan kemampuan untuk
menyelesaikan aktivitas yang diinginkan seperti belanja atau pola sosialisasi.
Perhatian tambahan mungkin meliputi apakah individu bisa berjalan atau memanjat
tangga menuju kamar mandi atau mengatur . seperti aktivitasnya dengan aman pada
malam hari.
Tabel 7-3 Hubungan antara tugas pengembangan pilihan dengan tugas baik pada
setiap tahapan di siklus kehidupan
8 tahapan hidup Erikson
|
Tugas
Pengembangan Havighust
|
Contoh tugas
baik pada setiap tahapan pengembangan
|
1. Bayi (Percaya vs dasar tidak percaya)
|
Belajar untuk
berjalan, mengambil makanan padat, berbicara, penghapusan kontrol (sampah)
tubuh
|
Memperoleh
kemampuan untuk melakukan keterampilan psikomotor
Belajar definisi fungsional dari kesehatan, sosial dan respon emosional kepada orang lain dan lingkungan fisik |
2. Awal masa kanak-kanak (otonomi vs
rasa malu dan keraguan)
|
Belajar
perbedaan seks dan kerendahan hati seksual
Mencapai stabilitas fisiologis Membentuk konsep sederhana realitas fisik, sosial Belajar berhubungan secara emosional kepada orang tua, saudara, dan lain-lain Belajar untuk membedakan benar dan salah dan mengembangkan hati nurani Pembelajaran fisik keterampilan yang diperlukan untuk permainan biasa |
Belajar tentang makanan yang baik, berolahraga, dan tidur
Belajar kebersihan gigi Belajar pencegahan cedera (sabuk pengaman dan helm, tabir surya, detektor asap, racun, senjata api, berenang) Menyempurnakan psikomotorik dan keterampilan kognitif |
3. Akhir masa kanak-kanak (inisiatif vs
rasa bersalah)
|
Membangun sikap
yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang berkembang
Belajar untuk bergaul dengan teman sebaya |
Mengembangkan konsep diri
Belajar sikap persaingan dan kerjasama dengan orang lain Pembelajaran sosial, etika, dan moral perbedaan dan tanggung jawab |
4. Remaja awal (industri vs
inferioritas)
|
Belajar peran
maskulin atau feminin yang sesuai
Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung Mengembangkan konsep yang diperlukan untuk hidup setiap hari Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan skala nilai-nilai Mencapai kebebasan pribadi Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga |
Belajar
kesehatan merupakan nilai yang penting
Belajar mengatur dirinya sendiri secara fisiologis kebutuhan-tidur, istirahat, makanan, minuman, dan olahraga Belajar pengambilan risiko dan konsekuensinya (pencegahan cedera) |
5. Remaja (mengidentifikasi vs
kebingungan peran)
|
Mencapai
hubungan baru dan lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
Mencapai peran sosial maskulin atau feminin Menerima fisik dan menggunakan tubuh secara efektif Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya Mencapai jaminan kemerdekaan ekonomi Memilih dan mempersiapkan untuk bekerja Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan keluarga Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan untuk kompetensi kewarganegaraan Menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab |
Belajar
tanggung jawab ekonomi
Belajar tanggung jawab sosial untuk diri sendiri dan orang lain (mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual) Merasakan sosial, emosional, dan komitmen etis untuk orang lain Menerima pengembangan diri dan fisik Mendamaikan perbedaan antara konsep kesehatan pribadi dan perilaku kesehatan yang diamati orang lain (penggunaan alkohol, obat-obatan, tembakau, senjata api, kekerasan) Belajar untuk mengatasi peristiwa kehidupan dan masalah (pencegahan bunuh diri) Mempertimbangkan tujuan hidup dan rencana karir dan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Belajar pentingnya waktu untuk diri dan dunia |
6. Dewasa awal (keintiman vs isolasi)
|
Memilih,
belajar untuk hidup dengan pasangan
Memulai keluarga; mengelola rumah Mengambil tanggung jawab sebagai warga |
Melakukan
tanggung jawab pasangan dan keluarga
Memilih karier Memasukkan kebiasaan kesehatan ke dalam gaya hidup |
7. Dewasa tengah (generativitas vs
stagnasi)
|
Menerima,
menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis
Mencapai tanggung jawab sosial dewasa Mempertahankan standar ekonomi hidup Mendampingi anak remaja |
Menerima
penuaan diri sendiri dan orang lain
Mengatasi tekanan masyarakat Menyadari pentingnya kebiasaan kesehatan yang baik Menilai kembali tujuan hidup secara berkala |
8. Kematangan (ego integritas vs putus asa)
|
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan pensiun dan pendapatan berkurang Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan Menetapkan pada afiliasi eksplisit dengan kelompok usia sendiri Menetapkan pengaturan memuaskan hidup fisik |
Menyadari
tugas untuk kesehatan dan menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan untuk
mengatasi risiko
Menyesuaikan diri dengan kehilangan pekerjaan, pendapatan keluarga, dan teman-teman melalui kematian Mendefinisikan ulang konsep diri Menyesuaikan diri dengan perubahan dalam waktu pribadi dan lingkungan fisik baru Menyesuaikan diri dengan kebiasaan kesehatan sebelumnya untuk kemampuan fisik dan mental saat ini |
Alasan untuk
Penggunaan
Seperti
yang dibuktikan dalam pembahasan karakteristik, fokus tentu berorientasi
kesehatan. Pola sendiri mungkin dikategorikan di bawah klasifikasi perilaku
akrab bagi perawat.
Klasifikasi
biologis dan fisiologik termasuk 1) pola nutrisi dan metabolik, 2) pola
eliminasi, 3) aktivitas dan pola latihan, dan 4) pola tidur dan istirahat.
Klasifikasi psikososial meliputi 1) pola peran dan hubungan 2) pola persepsi
diri dan konsep diri, 3) pola penanggulangan dan toleransi stress, dan 4) pola
nilai dan kepercayaan. Pola lain masih mungkin merupakan kombinasi kedua aspek
dari fisiologis dan psikososial: 1) pola persepsi kesehatan dan manajemen
kesehatan, 2) pola seksualitas dan reproduksi, dan 3) pola kognitif dan
persepsi.
Pentingnya
informasi dasar ini untuk promosi kesehatan telah lama didirikan. Hasil studi
oleh Komisi Penyakit Kronis mengindikasikan area atau komponen hidup sehat,
seperti yang tercantum dalam kotak di p.159. Beland dan Passos menambahkan
"sistem nilai yang berfungsi sebagai panduan untuk bertindak" (nilai
dan keyakinan) ke dalam daftar.
Meskipun
klasifikasi data diperoleh, informasi yang dikumpulkan adalah dasar. Berbagai
teori atau kerangka kerja konseptual keperawatan mengumpulkan data yang sama,
variasi yang ada di dalam interpretasi data dan intervensi yang digunakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian, struktur penilaian (kerangka
kerja fungsional pola kesehatan) adalah relevan untuk semua model konseptual.
Sebuah
keuntungan yang berbeda dalam penggunaan fungsional pola kesehatan adalah bahwa
mereka ringkas dan mudah dipelajari. Sedangkan penggunaan berulang
memfasilitasi pembelajaran, perawat yang baru mulai menggunakan fungsional pola
kesehatan untuk penilaian mungkin menemukan akronim (Schrevssnacs) atau kalimat
mnemonik ("Namun, Jangan Harapkan Solusi Diduga", memperingatkan
Suster Rose, "Sejak Kerjasama Bervariasi") yang berguna. Setelah 11
istilah berkomitmen untuk memori, mereka melayani sebagai pedoman untuk
penilaian dan untuk mengambil dari memori item tertentu yang akan dinilai
daerah masing-masing.
Keuntungan lain dari kerangka kerja fungsional pola
kesehatan khusus untuk praktek keperawatan adalah sebagai berikut:
1.
Struktur
menyediakan sarana untuk mengumpulkan, mengorganisir, menyajikan, dan
menganalisis data untuk sampai pada keperawatan, bukan diagnosis, medis, serta
memberikan fokus keperawatan yang konsisten.
2.
Formatnya
adalah fleksibel dan dapat disesuaikan dengan klien, situasi, atau perawat.
3.
Informasi yang
dikumpulkan ini cocok untuk setiap arena praktek, baik di rumah, klinik, atau
lembaga dan apakah menilai individu (dewasa atau anak), keluarga, atau
komunitas.
Teori komponen keperawatan
(pendidikan dan penelitian) juga difasilitasi oleh penggunaan fungsional pola
kesehatan. Mahasiswa atau peneliti mampu untuk:
·
Mengatur pengetahuan klinis dengan cara yang relevan untuk diagnosis
keperawatan
·
Mendapatkan pengetahuan lanjutan dari masalah klien bisa diterima untuk
pelayanan keperawatan dan intervensi diagnosis spesifik dan hasil
·
Mengidentifikasi daerah-daerah di mana pengetahuan dalam keperawatan
membutuhkan perluasan.
Perhatikan
bahwa ilmu kedokteran adalah dimasukkan ke dalam namun tidak fokus untuk
mengorganisir pengetahuan klinis.
Komponen Hidup
Sehat
Nutrisi- yang memadai, aman, dan pasokan makanan
didistribusikan dengan baik serta tingkat gizi yang sesuai pribadi. (Nutrisi
dan metabolik)
Kebersihan Mental- dimulai pada usia dini, penting bahwa
individu mengembangkan keseimbangan batin dalam menghadapi frustrasi alami yang
tidak lepas dari hidup, apresiasi terhadap nilai-nilai kehidupan keluarga, dan
penerimaan diri dan keterbatasan. (mengatasi dan toleransi stres, peran dan
hubungan, persepsi diri dan konsep diri)
Perumahan yang memadai- perlindungan yang tepat terhadap
kecelakaan bagi orang-orang dari segala usia, terutama perlindungan untuk
anak-anak, orang tua, dan cacat. (Manajemen Kesehatan)
Kebiasaan Pribadi yang moderat dan seimbang- pembatasan
dalam penggunaan alkohol dan tembakau, istirahat yang cukup dan jumlah yang
tepat untuk latihan, perhatian kebersihan pribadi. (Manajemen Kesehatan, tidur,
dan istirahat, aktivitas dan olahraga, eliminasi)
Peran yang berguna dan produktif dalam masyarakat. (Peran
dan hubungan, seks dan kesehatan reproduksi)
Pendidikan umum dan pendidikan khusus untuk kesehatan.
(Kognititif dan persepsi)
Rekreasi- akses terhadap peluang rekreasi dan fasilitas dan menyeimbangkan kegiatan rekreasi yang tepat terhadap pekerjaan yang memuaskan. (Aktivitas dan olahraga, peran dan hubungan)
Rekreasi- akses terhadap peluang rekreasi dan fasilitas dan menyeimbangkan kegiatan rekreasi yang tepat terhadap pekerjaan yang memuaskan. (Aktivitas dan olahraga, peran dan hubungan)
Rasa keamanan pribadi- terkait dengan akses ke layanan
kesehatan, ditentukan ketentuan upah minimum dan beberapa jenis keamanan
pekerjaan, dan penyediaan untuk pemeliharaan pendapatan selama sakit atau
pensiun. (Kesehatan persepsi dan manajemen kesehatan, persepsi diri dan konsep
diri, peran dan hubungan)
Pola
Setiap
pola adalah ekspresi biopsikososial individu dan harus mencerminkan gaya hidup
atau proses kehidupan dari kedua klien dan perspektif perawat. Selain itu,
harus mencerminkan 1) pola atau urutan perilaku, 2) peran lingkungan
(lingkungan fisik dan keluarga, sosial, dan pengaruh budaya), dan 3) adanya
pengaruh yang bersifat perkembangan.
Penilaian
masing-masing pola sebagai fungsional, disfungsional, atau berpotensi
disfungsional harus mencakup indikasi kepuasan klien dengan pola. Setiap
masalah yang dilaporkan harus lebih dinilai untuk menyertakan penjelasan
masalah klien, tindakan perbaikan yang diambil, dan dampak yang dirasakan dari
tindakan.
Tujuan
utamanya adalah menilai setiap pola untuk menentukan pengetahuan klien tentang
promosi kesehatan, kemampuan untuk mengelola kegiatan promosi kesehatan, dan
nilai individu yang mengacu pada promosi kesehatan.
Bagian
ini berkembang pada masing-masing pola secara cukup rinci untuk memungkinkan
perawat untuk menggunakan kerangka fungsional pola kesehatan untuk penilaian
dan diagnosis dalam praktek klinis keperawatan. Karena ini juga berguna untuk
memahami pelaksanaan peran masing-masing pola dalam kehidupan individu dan
praktik perawat, akan ada diskusi tentang signifikansi individu dan implikasi
keperawatan.
Persepsi dan
Manajemen Kesehatan
Pola ini
menyediakan tinjauan tentang status kesehatan klien dan praktik kesehatan yang
digunakan untuk mencapai status kesehatan atau kebaikan saat ini. Fokusnya ada
pada persepsi terhadap status kesehatan dan ditempatkan pada pentingnya
kesehatan, bersama dengan tingkat komitmen klien untuk menjaga kesehatan.
Selain memunculkan informasi semacam ini, kemungkinan bahwa akan diperkenalkan
area yang perlu eksplorasi lebih lanjut di bawah fungsional pola kesehatan
lain. Sebagai contoh, jika sebuah lient mengatakan tidak mungkin lagi untuk
memotong rumput tanpa penderitaan sesak napas dan sakit punggung yang parah,
informasi ini disimpan dan diambil ketika menilai pola aktivitas dan latihan
atau pola persepsi kognitif.
Pentingnya
area pola ini untuk individu adalah jelas. Jika klien tidak menyadari bahwa
masalah kesehatan yang hadir, adalah ketidaksadaran promosi kesehatan yang
diperlukan dalam ketiadaan masalah, atau merasa bahwa mereka mampu mengelola
kesehatan mereka sendiri atau setiap kegiatan dalam mempromosikan kesehatan
menurut mereka tidak berguna, gaya hidup mereka dan kemampuan untuk berfungsi
pasti akan terpengaruh. Kegiatan mempromosikan kesehatan (gizi yang cukup,
aktivitas dan olahraga, tidur, dan istirahat), pemeriksaan rutin secara
profesional, pemeriksaan diri, imunisasi, dan tindakan pengamanan (otomatis
hambatan keamanan, lemari obat yang terkunci) telah terbukti menjadi instrumen
dalam meningkatkan atau mempertahankan optimal kualitas hidup.
Tujuan
dalam menilai persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan adalah untuk
memperoleh data tentang persepsi, manajemen, dan praktek upaya prevetif
kesehatan. Petunjuk dapat menyebabkan bahaya kesehatan tentatif
mengidentifikasi potensial, ketidakpatuhan ke medis diresepkan atau rejimen
keperawatan, atau ketidakmampuan untuk mengelola kesehatan secara efektif.
Seiring dengan ini, perawat tidak boleh mengabaikan kesehatan realistis dan
persepsi penyakit dan harapan.
...............................
Nutrisi dan
Metabolik
Pola ini menggambarkan asupan zat
gizi relatif terhadap kebutuhan metabolisme. Fokus kemudian tidak hanya
mencakup deskripsi klien tentang konsumsi makanan dan cairan (sejarah) tetapi
juga pengamatan perawat dan persepsi mengenai kecukupan gizi (pemeriksaan fisik
)..... Semua fungsi tubuh dan gaya hidup klien diatur oleh asupan dan pasokan
nutrisi yang memadai ke jaringan dan organ ...... tujuan penilaian adalah untuk
mengumpulkan data tentang pola khas makanan dan konsumsi cairan, kecukupan pola
konsumsi, dan semua pola, setiap masalah yang dirasakan terkait dengan asupan
nutrisi .....
Eliminasi
Pola
ini dibentuk untuk menjelaskan mengenai fungsi usus, kandung kencing dan kulit
dalam mengeskresi sampah dalam tubuh. Perawat mengukur secara reguler, kualitas
dan kunatitas dari kotoran manusia dan urin tergantung dari hubungan laporan
klien, menilai pertolongan digunakan untuk pencapaian secara teratur atau
control dari perubahan beberapa pola atau masalah yang ada. Kulit terdiri dari
hanya istilah fungsi excetory, jumlahnya keringat dan hubungan kontrol bau.
Pola
eliminasi dari semua orang bermacam-macam pada tingkat individu. Beberapa klien
melihat secara tertaur eliminasi dan mengukur kesehatnnya dan sebagai indikator
yang sensitif sesuai dengan tingkat gizi dan tingkat stres. Persepsi klien
adalah penting jika pola ini sudah menjadi masalah atau tidak berfungsi dan
penilaian tergantung apa yang disebut normal menurut masing-masing individu.
Beberapa konsep yang salah mengenai adanya keteraturan, khususnya pada fungsi
usus. Lebih dari area yang lain, ini adalah salah satu yang sering diperlakukan
ketika maslah itu sudah dirasa. Ini penting untuk mengumpulkan data data
mengenai metode perawatan yang digunakan.
.....................................................................................................
Aktivitas dan Latihan
Pola
ini menggambarkan tingkat aktivitas klien, program latihan, dan kegiatan
rekreasi. Perawat menilai kemampuan gerakan, toleransi aktivitas, dan kemampuan
perawatan diri, serta penggunaan alat bantu, perubahan dalam pola, kepuasan
klien dengan pola aktivitas dan latihan, dan setiap masalah yang dirasakan.
......
Tidur dan Istirahat
Mungkin
faktor yang paling penting yang dinilai dalam pola ini adalah persepsi
kecukupan tidur dan relaksasi. Laporan subjektif tentang kelelahan atau tingkat
energi memberikan beberapa indikasi kepuasan klien. Karena peran yang
diasumsikan bahwa tidur dan istirahat bermain dalam mempersiapkan individu
untuk kegiatan harian yang diperlukan atau diinginkan, akan menjadi sangat
penting ketika pola-pola ini dianggap tidak cukup untuk mendukung istirahat dan
menyediakan energi.....................
Kognitif dan Persepsi
Pola kognitif mencakup kemampuan
individu untuk memahami dan mengikuti petunjuk, menyimpan informasi, membuat
keputusan, memecahkan masalah, dan menggunakan bahasa dengan tepat. Pola
sensorik dan persepsi menjelaskan audiotory, visual, olfatory, pengecapan,
sensasi taktil, dan kinestetik dan persepsi. Persepsi yang salah, serta
toleransi sakit, diuraikan dalam area pola.
......................
Persepsi Diri dan Konsep Diri
Pola ini mencakup pengertian
klien tentang mengidentifikasi pribadi, tujuan, pola emosi, dan perasaan
tentang dirinya sendiri. Citra diri dan rasa yang layak dari persepsi klien
tentang penampilan pribadi, kompetensi, dan keterbatasan. Ini termasuk persepsi
diri klien serta persepsi orang lain. Perawat menilai petunjuk verbal dan non
verbal.
.......................
Peran dan Hubungan
Pola ini menggambarkan peran dan
hubungan yang diasumsikan terlibat oleh individu. Sebagai bagian dari
penilaian, persepsi klien merupakan komponen utama dan harus mencakup tingkat
kepuasannya dengan peran dan hubungan.
......
Seksualitas dan Reproduksi
Pola
ini menjelaskan konsep seksual secara individu, fungsi seksual dan metode
intimasi, dan wilayah reproduksi. Ini mengkombinasikan data subjektif,
observasi perawat dan pengujian fisik mengumpulkan data. Perkembangan normal
dan kepuasan yang dirasa adalah elemen yang penting.
Seksualitas
adalah ekpresi perilaku identifikasi seksual. Pentingnya pola ini pada
kehidupan dan kesehatan individu sangat dekat hubungannya dengan persepsi
dirinya sendiri dan hubungannya dengan pola. Gambaran tubuh, konsep pribadi dan
peran serta identitas gender dihubungkan pada identitas seksual. Konsep seksual
self ini, sepanjang pola hubungan kedekatan individu, hasil dari tingkat fungsi
seksual dicapai dan dirasa saling memuaskan keduanya. Meliputi fungsi seksual
tetapi ini tidak terbatas, huungan seksual dengan partner.
Pola
reproduksi juga sama keduanya secara significan untuk penilaian pola dan
individu secara keseluruhan sebagus pada keluarga dan masyarakat (lihat pada
chapter 8 dan 9)
...........................................................................................
Toleransi Stres dan Penanggulangannya
Gordon
mendeskripsikan pola ini sebagai pola penggandaan individu secara umum dan
efektifitas pola dalam istilah manajemen stres. Pola ini meliputi individual 1.
Kemampuan untuk menangani krisis hidup dan faktor pembalas yang mengganggu
integritas pribadi terhadap ego, 2. Bentuk resolusi konflik, 3. Terjangkaunya
kebutuhan sehari-hari
.......................................................................................................................
Nilai dan Kepercayaan
Pola
ini mendeskribsikan nilai, kepercayaan dan tujuan dari individudan termasuk
salah satunya adalah persepsi yang benar dan apa yang bagus untuk seseorang dan
beberapa konflik yang menjadi kepercayaan dan suatu nilai seseorang mungkin
ada.
Masing-masing
pola ditunjukkan dengan sistem nilai pada individu dan masyarakat. Hidup itu
diatur oleh apa yang kepercayaan dan nilai individu, nilai dan kepercayaan ini
dikembangkan sepanjang waktu, merefleksikan pengalaman seseorang seperti
pengaruh dalam keluarga dan masyarakat.
..........................................................................................................................
Proses Penilaian
Pada
chapter 4 mendiskusikan mengenai proses penilaian. Tujuan dari sesi ini adalah
untuk memberitahukan informasi mengenai kebutuhan keahlian, tipe dari data yang
dikumpulkan, dan format yang digunakan secara khusus yang berhubungan dengan
penilain pola fungsi kesehatan pada individu. Sebagai tambahan, pedoman pada
isu yang penting diadakan sepanjang dengan contoh metode yeng tersedia untuk
penilaian individu terhadap fungsi pola kesehatan.
Skill
Garis
besar keahlian komunikasi pada chapter 5 adalah penting jika penilaian
kesehatan seksama dan akurat dapat diperoleh. Mendengar tidak dapat ditekankan
secara berlebih ini adalah bagaian yang penting untuk mencegah isyarat yang
salahuntuk mengindikasi disfungsi, atau pola disfungsi yang potensial. Fig 7.1
menyediakan contoh data dasar untuk dikumpulkan dengan pola fungsi kesehatan.
Menggunakan
pertanyaan terbuka mengikuti konstruksi pola ini. Tidak menghakimi adalah sikap
yang perlu dibangun dengan klien. Ini mungkin akan berakibat secara langsung
pada jumlah dan tipe informasi yang diberikan klien berikutnya yang disampaikan
sebagai data yang reliabel. Beberapa individu mengetahui kebenaran jawaban
(tipe makanan yang dimakan, banyaknya olahraga yang disarankan) tetapi
mengetahui itu tidak sepenting ketika kita mengaplikasikannya. Sikap tidak menghakimi,
akan mengikuti beberapa jawaban menjadi jawaban yang benar.
..............................................................................
Pengumpulan Data
Essential elements of data
collection include the method of collection, the nature of the data, and the
depth of exploration. Data are collected through subjective reports and
objective nursing observations. The subjective data are obtained through
reports of the client (primary source) whenever possible. In assessment of the
individual, secondary source (parents, relatives) are used only when absolutely
necessary, as deemed by age or cognitive functioning ability of the client,
such as a child or a confused individual. This is further discussed as it
relates to the type of data being collected (see the section on cognitive
perceptual pattern earlier in this chapter.
Elemen penting dari pengumpulan
data meliputi metode pengumpulan, sifat data, dan kedalaman eksplorasi. Data
dikumpulkan melalui laporan subjektif dan pengamatan keperawatan obyektif. Data
subjektif diperoleh melalui laporan dari klien (sumber utama) bila
memungkinkan. Dalam penilaian sumber, individu sekunder (orang tua, kerabat)
hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan, yang dianggap oleh usia atau
kemampuan fungsi kognitif dari klien, seperti anak atau individu yang bingung.
Hal ini dibahas lebih lanjut yang berkaitan dengan jenis data yang dikumpulkan
(lihat bagian pada pola persepsi kognitif sebelumnya dalam bab ini).
...................
Format
Urutan spesifik dari pola dalam mengumpulkan dan merekam
informasi yang dikumpulkan selama penilaian fungsional pola kesehatan yang
fleksibel. Namun, metode pencatatan harus sistematis dan konsisten. Hal ini
biasanya menguntungkan untuk wawancara pertama klien dan kemudian melakukan
pemeriksaan fisik. Hal ini penting untuk kejelasan bahwa data subyektif dan
obyektif dicatat secara terpisah. Data subjektif dicatat dalam frasa, dan pola
masing-masing secara terpisah diberi label. Informasi direkam dalam bahasa yang
ringkas dan mungkin harus mencakup setidaknya beberapa kutipan langsung dari
klien. Data obyektif dapat mengikuti pola fungsi kesehatan atau sistem
("kepala sampai ujung kaki") pendekatan. (Lihat Gambar. 7-1 dan
Database Perawatan Penilaian dalam Bab 4)
.........................
Pedoman
Perkembangan masing-masing pola dalam bagian berikut ini memberikan dimensi dan parameter untuk penilaian. Dimensi-dimensi dan parameter tidak termasuk tetapi memberikan dasar untuk penilaian awal dalam ketiadaan masalah. Perawat, menggunakan pengetahuannya tentang situasi dan persepsi apakah masalah ada, mengarahkan alur pertanyaan ke kedalaman yang sesuai. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan cara biasa, baik oleh dokter atau perawat, sebagaimana diatur oleh pedoman situasi atau institusional.
Perkembangan masing-masing pola dalam bagian berikut ini memberikan dimensi dan parameter untuk penilaian. Dimensi-dimensi dan parameter tidak termasuk tetapi memberikan dasar untuk penilaian awal dalam ketiadaan masalah. Perawat, menggunakan pengetahuannya tentang situasi dan persepsi apakah masalah ada, mengarahkan alur pertanyaan ke kedalaman yang sesuai. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan cara biasa, baik oleh dokter atau perawat, sebagaimana diatur oleh pedoman situasi atau institusional.
...............................
PROMOSI
KESEHATAN INDIVIDU MELALUI PROSES KEPERAWATAN
Proses
Keperawatan - pendekatan sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan
masalah-klien dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan.
Perawat melakukan analisis data, mengidentifikasi diagnosis keperawatan, hasil
proyek, menetapkan intervensi, dan mengevaluasi efektivitas. Penilaian ulang,
penataan ulang prioritas, penetapan tujuan baru, dan revisi rencana berlanjut
sebagai bagian dari proses menuju pencapaian hasil. Little dan Carnevali
menggambarkan proses keperawatan dapat membantu klien dan keluarga mereka dalam
mengatasi lebih efektif tentang tuntutan hidup sehari-hari dan aktivitas hidup
dan gaya hidup yang diinginkan dalam menghadapi tantangan aktual atau potensial
untuk kesehatan mereka.
Bagian
ini menunjukkan proses keperawatan yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan
individu. Karena banyak komponen dari proses keperawatan dibahas dalam bagian
sebelumnya pada fungsional pola kesehatan, diskusi ini lebih lanjut
mencontohkan bahwa langkah-langkah yang digunakan secara bersamaan dan
berulang.
Pengumpulan dan
Analisis Data
Penilaian
adalah teknik sistematis untuk belajar sebanyak mungkin tentang klien. Tujuan
utama dalam mengumpulkan data dari klien baru adalah untuk melihat apakah
masalah kesehatan ada dan untuk mengidentifikasi tujuan kesehatan klien.
Pengumpulan
data meliputi data biografi yang diperlukan, seperti usia dan jenis kelamin dan
tujuan kunjungan. Ini diikuti dengan penilaian dari 11 fungsional pola
kesehatan yang diuraikan sebelumnya. Pelaporan subjektif, pengamatan perawat
dan persepsi, dan pemeriksaan fisik yang dinilai dan dicatat. Pembahasan yang
tersisa fokus pada diagnosis keperawatan.
Identifikasi Masalah
Meskipun
konsep identifikasi masalah telah diperdebatkan di masa lalu, sebagian besar
perawat sekarang memiliki perbedaan diagnosis keperawatan sebagai label
masalah. Diagnosis merupakan pemeriksaan hati-hati dan analisis dari
fakta-fakta dalam upaya untuk menjelaskan sesuatu. Diagnosis keperawatan adalah
penamaan dari respon klien terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial /
proses kehidupan. "Diagnosis keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dari perawat bertanggung
jawab". NANDA telah menyediakan kepemimpinan dalam pengembangan
standardisasi deskripsi tentang respon manusia yang diobati oleh perawat.
Revisi terbaru dari taksonomi ini berisi diagnosis 99 keperawatan yang
disetujui untuk uji klinis dan telah disahkan oleh ANA.
Gordon mengusulkan format yang diterima diagnosis
keperawatan, PES, yang berisi daftar masalah, etiologi, dan tanda-tanda dan
gejala, atau ciri-ciri tertentu untuk setiap diagnosis diterima untuk uji
klinis.
.......................
Etiologi
Masalah
Untuk
rencana perawatan, perawat harus terlebih dahulu menentukan untuk kemampuannya
yang terbaik apa yang menyebabkan masalah kesehatan aktual atau potensial, atau
memberikan kontribusi tentang etiologi faktor. Faktor etiologi dari sebagian
besar pola disfungsional terletak pada pola lain. Meskipun etiologi tidak
pernah mutlak dalam ilmu-ilmu manusia, proyeksi hasil atau tujuan harus
didasarkan pada beberapa kemungkinan penyebab. Intervensi kemudian fokus pada
mediasi atau menyelesaikan kemungkinan penyebab. Paling sering adalah
keterlibatan faktor banyak penyebab, dan masalah dikatakan untuk
"berhubungan dengan" daripada disebabkan oleh faktor-faktor.
Karena
masalah potensial bukan merupakan masalah sebenarnya, tetapi menyatakan risiko,
mereka tidak memiliki etiologi dan faktor risiko yang diidentifikasi ketika
faktor risiko ada. Intervensi diarahkan pada pengurangan risiko melalui
pendidikan (kelas, brosur) untuk meningkatkan gizi, mencegah kecelakaan, dan
sebagainya. Teori memperkirakan risiko dan potensi masalah kesehatan
dikembangkan lebih lanjut dalam bab 8 dan 9 dan unit 4.
Diagnosis
Variabel
Kemampuan
untuk sampai pada diagnosis yang akurat, bahkan jika semua informasi yang tepat
tersedia, diatur terutama oleh keterampilan klinis perawat. Pengalaman
meningkatkan teknik jika menyusui dilakukan sebagai proses ilmiah. Keperawatan
membutuhkan pengumpulan informasi, menafsirkan atas dasar nilai-nilai normatif,
pengorganisasian dan pengelompokan temuan yang tidak sesuai, mengidentifikasi
masalah, dan kemudian mencoba untuk merencanakan tujuan dan intervensi yang
sesuai.
Kesulitan
yang ditemui ketika tidak ada norma-norma yang tersedia, yang sering terjadi
dalam komponen penilaian psikososial ....................
Perencanaan Pelayanan
Perencanaan
dalam proses keperawatan adalah usulan spesifik diagnosis pengobatan untuk
membantu klien ke arah tujuan kesehatan yang optimal. Hal ini didasarkan pada
tujuan klien dan ketentuan diagnosis keperawatan. Kejelasan tujuan dan diagnosa
sangat penting untuk pengembangan rencana perawatan yang efektif.
Yura dan
Walsh mengidentifikasi tujuan-tujuan tahap perencanaan sebagai berikut: 1)
untuk menetapkan prioritas untuk diagnosis masalah, 2) untuk menentukan hasil
perilaku atau tujuan klien, termasuk waktu yang diharapkan dari prestasi; 3)
untuk membedakan masalah klien yang dapat diselesaikan oleh intervensi
keperawatan, yang dapat ditangani oleh klien atau anggota keluarga, dan yang
harus ditangani dengan atau disebut anggota lain dari tim kesehatan; 4) untuk
menunjuk tindakan-tindakan spesifik, frekuensi tindakan ini, dan, langsung
hasil jangka menengah, dan panjang, dan 5) ke daftar masalah klien (diagnosis
keperawatan) dan tindakan keperawatan (frekuensi, hasil yang diharapkan atau
tujuan) pada rencana asuhan keperawatan atau cetak biru untuk tindakan. Rencana
ini memberikan arahan untuk kegiatan klien dan keperawatan dan merupakan
panduan untuk evaluasi.
Implementasi
Rencana
Mengimplementasikan
kebutuhan tindakan dengan komplek untuk memenuhi tujuan kearah kesehatan yang
optimal. Ini adalah pemberitahuan rencana merawat keperawatan kearah peilaku
yang mendeskribsikan usulan outcome clien. Perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor, keduanya klien dan perawat perlu didemonstrasikan.
.......................................................................................................
Evaluasi
Perencanaan
Proses
analisa mengalami perubahan dari dari kejadian klien pada tahap evaluasi
keperaeatan, dengan perawat menguji aksi keperawaratan dengan pencapaian tujuan
klien. Yura dan Walsh menekankan pada pertimbangan klien responden merencanakan
tindakan. Seperti yang telah didiskusikan diagnosis keperawatan atau masalah
kesehatan dan tujuan atau harapan, menjadi petunjuk evaluasi dari rencana keperawatan.
....................................................................................................
Ringkasan
Data
yang sesuai untuk aktifitas promosi kesehatan pad individu fokus pada penilaian
status kesehatan yang terbaru sehingga perawat dapat mengidentifikasi
masalahnya, atau wilayah yang tidak berfungsi, dengan pola gaya hidup dan
kesehatan seseorang. Ini adalah langkah yang penting dan mendahului semua
komponen pada proses keperawatan. Tanpa gambaran masalah yang jelas aktifitas
keperawatan tidak ada hasilnya apa-apa.
Kerangka
berpikir pola fungsi kesehatan Gordon menyediakan kerangka berpikir untuk
penilaian seseorang. Fokus dari pola ini termasuk meliputi digunakannya
pengaruh perkembangan, peran dari lingkungan, fungsi kemampuan yang
ditunjukkan, bersamaan dengan pla perilaku yang spesifik untuk setiap individu.
Interaksi antara mekanisme internal dan lingkungan dinilai melalui 11 fungsi
pola kesehatan.
Ketika
penilaian masing-masing pola, perawat harus mengerti pengertian pola, signifikansinya
pola pada individu secara keseluruhan, tujuan penilaian, penilaian tolok ukur
dan indikator, dan implikasi keperawatan. Penilaian ini penting untuk semua
komponen proses keperawatan pada promosi kesehatan untuk individu.
CHAPTER 8
Nancy Curro McCharty
PROMOSI
KESEHATAN DAN KELUARGA
Tujuan :
Setelah melengkapi bagian ini, seorang perawat akan mampu
untuk :
- Mendeskripsikan fungsi dari kerangka berpikir mengenai pola kesehatan dalam keluarga di sepanjang hidupnya
- Memberikan contoh data klinik yang dikumpulkan dari masing-masing pola kesehatan pada fase perkembangan keluarga yang berbeda
- Memberikan contoh yang mengikuti perubahan perilaku dengan pola kesehatan di keluarga : 1. Fungsional, 2. Disfungsional potensial, 3. Disfungsional aktual
- Mendeskripsikan perkembangan dan karakteristik budaya keluarga sebagai pertimbangan identifikasi faktor resiko atau faktor etiologi pada pola kesehatan yang tidak berfungsi secara nyata dan secara potensial
- Rencana diskusi, implementasi, dan evaluasi intervensi perawat dalam promosi kesehatan di keluarga
- Mengembangkan rencana promosi kesehatan secara spesifik berdasarkan kebutuhan keluarga, diagnosa perawat dan kontribusi faktor resiko atau faktor etiologi
Pencegahan primer pada promosi kesehatan dan oencegahan penyakit
adalah melalui keluarga. Keluarga yang
dimaksud disini adalah dimana anak-anak dan remaja dibesarkan, disediakan untuk
diajarkan mengenai nilai-nilai kesehatan dengan kata-kata atau dengan contoh.
Keluarga merupakan pembelajaran individu pertamakali untuk membuat pilihan
dalam mempromosikan dirinya, kesehatan fisik dan dan emosional.
Healthy People 2000: Promosi kesehatan nasional dan
tujuan pencegahan penyakit dari Departemen kesehatan dan Pelayanan Masyarakat
Amerika Serikat sebagai landasan yang kuat masyarakat. Laporan dokumen
menyebutkan bahwa keluarga secara formal terdiri dari dua grup atau lebih yang
dihubungkan dengan kelahiran, pernikahan atau adopsi dan bertempat tinggal
bersama dalam rumah tangga.
Perawat membantu
perkembangan konsep kesehatan sebagai sistem yang diaplikasikan dalam keluarga.
Anderson dan tomlinson menulis tentang sistem kesehatan keluarga sebagai
paradigma yang penting. Definisi dari kesehatan keluarga dihubungkan dengan
strukstur keluarga, fungsi, dan variabel kesehatan (meliputi keduanya-duanya
kesehatan dan kesakitan) menyertakan biopsikososial dan aspek sistem
kontekstual perawat, khususnya dari sudut pandang paradigma dan level alamat
interaksi keluarga. Anderson dan Tomlinson menjaga definisi sebagai masukan untuk
pergeseran paradigma bahwa ini memanfaatkan lebih dari kesehatan individual
sebagai bagian dari keluarga tetapi pengakuan sistem kesehatan keluarga sebagai
fenomena pembelajaran yang terpusat.
Keluarga kelihatan sebagai sistem kehidupan terbuka yang
dikembangkan oleh Fawcet menggunakan Model Life Proses Rogers. Fawcet
melanjutkan penelitiaannya menggunakan konsep keluarga secara integral,
keutuhan yang dipersatukan oleh pola perubahan dan organisasi yang unik.
Perubahan yang berkelanjutan pada pola dan organisasi mencerminkan interaksi
kebersamaan dan timbal balik antara sistem keluarga dan lingkungan. Dalam penelitian Fawcett, wanita hamil
dan postpartal dan suami mereka
merupakan pola dan organisasi dan kekuatan identifikasi mewakili interaksi timbal balik dan simultan.
Kristjanson dan chalmers sebagai contoh pembelajaran
kesehatan masyarakat interaksi perawat dan pasien menemukan 5 area utama yang
diidentifikasi : kesehatan maternal, perkembangan dan pertumbuhan anak, fokus
hanya yang berhubungan dengan kesehatan, penyaringan kesehatan, yang
berhubungan dengan kesehatan sosial dan lingkungan. Promosi kesehatan adalah
kategori yang berfariasi, dan pencegahan kesehatan mengajarkan elemen apda setiap
pertukaran ilmu keperawatan.
Luker dan Chalmers pada studinya melakukan perluasan
konsep yaitu akses yang menguntungkan klien
pada waktu itu dimunculkan dari studi kualitatif mendalam dari
identifikasi 3 komponen praktek kunjungan kesehatan Pender dan model promosi
kesehatan Pender yang memfasilitasi akses untuk klien. Klien yang menempatkan
nilai tinggi pada kesehatan secara primer akan menghubungkan kesehatan dengan
kegiatannya, kegiatan yang lain atau tantangan yang lain dan definisi kesehatan
klien.
Zerwekh mengidentifikasi 4 strategi yang hakiki untuk
mendorong pertolongan keluarga untuk dirinya sendiri: 1. Percaya pada kemampuan
klien untuk membuat pilihan dan membantu keluarga percaya pada dirinya
sendiri., 2. Mendengarka apa yang keluarga inginkan dan memulainya dari sini,
3. Memperluas pilihan untuk visi keluarga, 4. Memberikan kembali kenyataan
untuk membantu keluarga melihat pola hidup mereka dan implikasinya jika pada
pilihan tidak sehat.
Gilis menulis pada ilmu keperawatan keluarga menghadirkan
9 tantangan pada pengamatan penelitian ilmu keperawatan keluarga, teori dan
praktek. Tantangan tertinggi diantara yang alin adalah dialok terbuka mengenai
bidang. Dalam menangani terkumpulnya pengetahuan tentang keluarga dan praktek
ilmu keperawatan sebagai satu dari sembilan tantangan. Akumulasi penelitian
di keperawatan dan katalog kata-kata sesuai dengan fokus, desain dan metode. Dalam tingkatan keperawatan Gillis perlu menentukan apa yang kita ketahui tentang
keluarga dan bagaimana untuk merawat mereka dalam
kesehatan dan penyakit
Chapter ini menggunakan teori sistem, teori pengembangan,
dan teori estimasi resiko untuk melidungi proses ilmu keperawatan dengan
keluarga. 11 pola kesehatan secara fungsional, dijelaskan pada chapter 4 dan 7
yang digunakan untuk memperoleh data dugaan. tahap analisis dari proses keperawatan mengategorikan data-data ini kedalam tahap-tahap perkembangan keluarga, dan
dari analisis diagnosis keperawatan dirumuskan. Sebuah status
kesehatan keluarga dianggap funcsional,potensially disfunctional (masalah Potensi) dan disfungsional (masalah yang sebenarnya). Perencanaan dengan tahapan keluarga sebagai tujuan dan
sasaran untuk mengukur perubahan perilaku. Pelaksanaan rencana keperawatan dapat dilakukan oleh perawat, keluarga, atau kalangan praktisi kesehatan
lainnya. Empat
jenis intervensi yang akan dibahas untuk Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Berbagai peran perawat dapat mengasumsikan melalui tahap-tahap
perkembangan keluarga
juga terdaftar. evaluasi menganggap hasil yang
spesifik, objektif terukur dan yang
mengandalkan interpretasi subjektif keluarga dari succes dan observasi perawat merubah dalam fungsi keluarga.
PROSES
KEPERAWATAN DAN KELUARGA
Proses keperawatan dengan dimulai dari keluarga ketika
perawat dan keluarga menemui tujuan menambah kesehatan atau mennyelesaikan
masalah terutama masalah yang potensial. Meskipun ini bertemu secara kebetulan
mungkin terjadi dibeberapa pengaturan, rumah adalah lingkungan yang alami untuk
keluarga. Anggota dari kelompok yang berbeda, bayi, anak dan orang tua lebih
siap berada di rumah. Perawat juga dapat mengamati langsung lingkungan fisiknya
selama kunjungan di rumah. (mendeteksi hal-hal di rumah tangga yang mungkin
menimbulkan ancaman keamanan). Perawat dapat melihat keseluruhan dari keluarga
sebagi kesatuan, mengamati kebiasaan waktu makan. Peran anggota keluarga, dan
interaksi interpersonal. Pada umumnya perawat menelpon keluarga terlebih dahulu
dan menentukan jadwal bertemu untuk kunjungan. Meliputi setiap anggota keluarga
yang pada kunjungan tersebut akan memberikan perspektif yang luas daripada
mewawancarai anggota keluarga yang terisolasi saja. Selam kunjungan proses
keperawatan ini dilaksanakan dengan keluarga dan tidak dengan keluarga,
keluarga akan menjadi rekan dengan perawat di semua proses tahapan. Petunjuk
untuk kunjungan rumah ada pada kotak P. 181.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tahapan dugaan pada
proses keperawatan, persepsi perawat apa yang membentuk pada keluarga: teori
pengetahuan, norma dan standar dan kemampuan meletakkan keluarga pada kunjungan
yang menenangkan. Penambahan faktor yang menjadi bagian pemikiran dari perawat,
faktor kekeluargaan juga mempengaruhi fase dugaan, kerjasama dari anggota
keluarga, persetujuan bersama untuk bekerja ke arah tujuan yang diinginkan dan
kemampuan keluarga untuk dapat melihat aksi perawat yang sesuai kebutuhan dan
keinginan mereka.
Fase dugaan pada proses identifikasi keperawatan dan
melihat informasi dari keluarga tentang aktifitas di promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit. Untuk memperoleh informasi ini, perawat harus tahu
perkembangan keluarga meliputi tugas perkembangan dan ini adalah kemampuan
mengahasilkan perilaku yang membawa
resiko rendah berhubungan dengan pencegahan penaykit. Hasil pendekatan pada
chapter ini adalah perkembangan kerangka berpikir dan estimasi faktor resiko.
Perkembangan norma sesuai yang diusulakan oleh Duvall, dan estimasi faktor
resiko sesuai yang diusulkan oleh laporan secara umum surgeon, digunakan untuk
petunjuk perawat selama tahap proses keperawatan.
PETUNJUK
KUNJUNGAN RUMAH UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Rencana
kunjungan
Membuat persiapan dengan keluarga
Mempelajari informasi pengamatan keluarga dari rekaman
agency, bentuk penyerahan, dan sumber informasi lain
Tahapan tujuan kunjungan
Memperoleh masukan yang sesuai dan pengajaran tujuan
untuk kunjungan
Membuat
kunjungan
Memperkenalkan diri dan mennjelaskan tujuan kunjungan
Menempatkan tas perawat pada tempat yang sesuai
Melibatkan smeua anggota keluarga dalam diskusi
Mengidentifikasi permintaan keluarga untuk bantuan
Mengerti situasi dari perspekstif kelluarga
Mengidentifikasi aktifitas yang sesuai untuk promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit
Mengidentifikasi kunjungan rumah adalah dibiayai
Membuat kesepakatan dengan keluarga bahwa tahapan tujuan
khusus dan sasaran keluarga ingin dicapai.
Mengakhiri kunjungan dengan instruksi yang spesifik dan
informasi pada kunjungan berikutnya : ketika itu akan terjadi, apa yang akan
terjadi, siapa yang akan hadir, dan apa yang keluarga butuhkan memenuhi sebekum
itu
PERAN PERAWAT
Bekerja dengan keluarga dari perspektif sistem, perawat
mengerti bagaimana anggota keluarga berinteraksi, apa norma dalam keluarga, dan
ekspekstasinya, bagaimana komunikasi yang efektif pada anggota keluarga,
bagaimana keluarga setuju dengan kebutuhan dan ekspektasi. Peran perawat dalam
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit meliputi tugas berikut ini :
- Menjadikan perhatian yaitu sikap dan perilaku keluarga dibawa kearah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
- Melayani sebagai role of model untuk keluarga
- Bekerjasama dengan keluarga dalam menilai, meningkatkan, menambah, dan mengevaluasi praktek kesehatan mereka yang terbaru
- Membantu keluarga mengidentifikasi perilaku yang membawa resiko
- Membantu keluarga dalam membuat keputusan dalam pilihan gaya hidup
- Menyediakan penguatan untuk praktek perilaku kesehatan yang positif
- Membantu keluarga dalam pembelajaran perilaku yang mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit
- Melayani sebagai penghubung untuk penyerahan atau kerjasama anatara Sumber Daya Masyarakat dan keluarga
Bagaimana perawat bekerja dengan keluarga untuk membantu
mereka dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan tergantung dari
kerangka berfikir yang digunakan sebagai petunjuk dan mengelompokkan situasi.
Tabel 8-1 menghadirkan peran keperawatan dalam keluarga pada perkembangan
tahapan yang berbeda.
KELURGA DARI
PERSPEKTIF SISTEM
Keluarga dapat dijelaskan sebagai interaksi individual
yang berhubungan oleh darah. Pernikahan, perkumpulan atau adopsi dan yang
saling tergantung dalam menyelesaikan fungsi yang relevan meliputi peran.
Fungsi yang relevan ari keluarga meliputi nilai dan praktek ditempatkan dalam
kesehatan. Kesehatan dilihat dari banyak aktifitas yang ditangani oleh keluarga
untuk tujuan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelaksanaan kesehatan
yang efektif dihubungkan dengan fungsi berdasarkan pada cara dimana meliputi laporan keluarga ini
tugas perkembangan dan ini kemampuan untuk menghasilkan perilaku resiko yang
rendah berhubungan dengan pencegahan penyakit. Pilihan menganai promosi
kesehatan dan perilaku pencegahan menentukan perkembangan praktek kesehatan
yang potensial di anggotanya dalam keluarga.
Teori sistem merasakan pola hidup anatara orang yang menyusun
sistem keluarga. Perilaku dan tanggung jawab anggota keluarga dilihat dari
pengaruh hidup dan pola keluarga. Arti dan nilai adalam komponen yang sangat
penting dalam sistem keluarga dan memberikan motivasi serta energi. Setiap
keluarga mempunyai budaya yang unik, nilai, struktur, dan sejarah. Nilai
mempunyai arti pemahaman terhadap suatu kejadian dan informasi yang dilewati
dari generasi ke generasi dan perubahan interaksi secara berkelanjutan dengan
lingkungan. Proses pertukaran informasi dan energi keluarga dengan lingkungan
meliputi nilai, identifikasi nilai mengartikan informasi untuk penggunaan
keluarga.
Sistem mempunyai batasan-batasan yang memisahkan sistem
keluarga dari lingkungan dan control informasi yang mengalir, energi dan
kejadian diantara sistem dan sekitar lingkungan untuk menjaga sistem. Ini
menjadikan energi fisik keluarga dan pengatur internal, menyusun interaksi dan
hubungan anggota dengan yang lain dan dengan diluarnya sistem keluarga.
Keluarga adalah terdiri lebih dari satu kesatuan yang secara menyeluruh
daripada menjumlahkan bagian-bagiannya. Integrasi sistem fungsi yang saling
bergantung, struktur dan hubungan yang bereaksi sebagai keseluruha tunggal.
Sistem kehidupan adalah sitem yang terbuka. Seperti sistem kehidupan keluarga
harus terbuka secara untuk pertukaran energi dan informasi secara konstan
dengan lingkungan, lebih besar keluarga terbuka, lebih besar pula
kemungkinannya untuk berubah. Merubah satu bagian atau anggota dari keluarga
mengahasilkan perubahan keluarga secara keseluruhan. Perubahan memerlukan
adaptasi pada setiap anggota dengan peran dan fungsi kelurga membawa makna
baru. Sekali ketika keluarga sudah berubah, ini tidak berbalik kembali ke
tahapan yang terdahulu, perubahan menyatukan sebagai bagian dari sistem.
Keluarga disusun dari 2 komponen struktur dan fungsi.
Struktur menunjukkan peran keluarga sebagai hubungan, dimana fungsi adalah
proses perubahan yang berkelnajutan dalam sistem sebagai pertukaran informasi
dan energi diantara keluarga dan lingkungan.
MEMBANGUN
KERANGKA BERPIKIR
Membangun pada teori Erikson yaitu perkembangan
psikososial, Duval telah mengidentifikasi tahapan putaran kehidupan keluarga
dan tugas perkembangan kritik keluarga. Meskipun klasifikasi Devall dikritik untuk kelas homogenitas
tengah dan kurang keanekaragaman dalam bentuk keluarga, ini bermanfaat untuk
dugaan keluarga karena ini menyediakan cara untuk mengantisipasi apa yang
diharapakan. Dengan tahu komposisi dari keluarga , bagaima anggota dihubungkan,
dan putaran kehidupan keluarga, perawat dapat memprediksikan sedikit banyak
pola secara keseluruhan dari akifitas keluarga yang dapat dipercaya, apa bagian
yang signifikan untuk dicari dan apa paksaan yang ditemukan dan dapat
dipercaya. Tabel pada P. 183 menjelaskan
tugas yang penting untuk keluarga dapat bertahan hidup dan berkelanjutan. Pada
umumnya, duvall menyatakan bahwa semua keluarga mempunyai tugas dasar ini
sepanjang mereka masih ada, dengan masing-masing performancenya pada caranya
masing-masing. Perawat mengumpulkan data untuk memastikan bagaimana keluarga
menemui masing-masing tugasnya. Sebagai tambahan tugas bertahan dan
berkelanjutan pada umumnya, masing-masing keluarga mempunyai tahapan
perkembangan dan tugas yang spesifik yang berhubungan pada masing-masing tingkatannya.
Tugas yang spesifik adalah tanggung jawab yang tumbuh dan muncul pada tahapan
tertentu dalam kehidupan keluarga. Kegagalan tugas mungkin menimbulkan
penolakan oleh masyarakat (melalaikan atau menyalahgunakan dalam perawatan
anak) dan kemungkinan mendapat intervensi dari polisi, departemen
kesejahteraan, departemen kesehatan, atau instansi yang lain. Penolakan awal
pada putaran hidup mungkin menimbulkan kesulitan dengan perkembangan tugas
selanjutnya.
Sebagai
keluarga masuknya masing-masing tahapan baru adalah perkembangan, peran penting
pada terjadinya transisi. Peristiwa pernikahan, persalinan anak, melepaskan
anggota sebagai remaja dan dewasa awal, dan melanjutkan pada pasangan atau
orang yang sendiri melalui tempat yang tinggal yang nyaman, dan perpindahan
masa tua dalam keluarga dan melalui tahapan baru dalam sejarahnya
Setiap
perkembangan tahapan baru memerlukan adaptasi dan tanggungjawab baru. Pada saat
yang sama pada tahap perkembangan membuka kesempatan baru bagi keluarga untuk
merealisasian potensialnya secara penuh. Sebagai keluarga memasuki
masing-masing tahapan ini. Perawat disiagakan untuk apa yang mungkin diharapkan
dan direncanakan untuk antisipasi adanya perubahan. Pada masing-masing tahapan
yang baru menjadi kesempatan untuk mempromosikan kesehatan dan intervensinya.
Tahapan
pada perkembangan keluarga, meskipun reflektif pada jaringan keluarga kecil dan
keluarga besar, dapat diaplikasikan pada pengaturan keluarga yang lain. Sebagai
contoh, pasangan yang menikah dan membawa anak mereka pada berbagai usia dari
sebelum pernikahan harus memenuhi perkembangan tugas pada tahapan pasangan,
sebaik pada keluarga khusus pada tahapan anak. Keluarga dan anak membawa nilai
dan kepercayaan khusus dari pernikahan yang lalu yang terdiri dari kelompok yang
harus berhubungan dan berperanan. Pada situasi ini dimana tidak ada anak,
perkembangan individu dihubungkan dalam
kehidupan pasangan. Pasangan yang tidak mempunyai anak hadir pada perkebangan
tugas yang berbeda daripada keluarga dengan anak.
Tabel 8.1 Peran perawat dalam promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit
STAGE
|
NURSING ROLE
|
couple
|
Konselor seksusal dan penyesuain peran pada pernikahan
Guru dan konselor pada rencana keluarga
Guru untuk keahlian dalam mengasuh
Koordinator untuk konseling genetik
Fasilitator untuk hubungan interpersonal
|
Persalinanan anak
|
Memonitor perawatan sebelum melahirkan dan sebagai
petunjuk pada masalah kehamilan
Konselor untuk gizi sebelum melahirkan
Konselor pada kebiasaan ibu sebelum melahirkan
Pendukung amniocentesis
Konselor pada masa menyusui
Koordinator dengan pelayanan pediatrik
Supervisor pada pelayanan imunisasi
Petunjuk pelayanan sosial
|
Keluarga pada tahap sebelum sekolah dan usia anak
sekolah
|
Monitor perkembangan masa kanak-kanak petunjuk ketika
Koordinator dengan pelayanan pediatrik
Guru pada penyelesaian masalah mengenai isu-isu
kebiasaan dalam kesehatan
Partisipan pada organisasi masyarakat untuk untuk
kontrol lingkungan
Guru pada perawatan gigi yang higienis
Konselor pada keamanan di lingkungan rumah
Fasilitator pada hubungan interpersonal
|
Keluarga dengan anak remaja awal
|
Guru untuk faktor resiko kesehatan
Guru untuk penyelesaian maslah mengenai alkohol,
merokok, diet dan olahraga
Fasilitator untuk keahlian interpersonal antara anak
remaja dan orang tua
Pendukung secara langsung, konselor atau petunjuk untuk
sumber kesehatan mental
Konselor pada rencana keluarga
Partisipan pada organisasi kemasyarakatan
|
Keluarga dengan anak usia muda atau pertengahan
|
Partisipan pada organisasi masayarakat untuk kontrol
penyaikit
Guru untuk penyelesaian masalah mengenai gaya hidup dan
kebiasaan
Partisipasi dalam organisaasi masyarakat untuk kontrol
lingkungan
Penemu kasus di rumah dan masyarakat
Penyaring pada penyakit hipertensi, pap smear, ujian
memnyusui, tanda-tanda kanker, kesehatan mental, dan perawatan gigi
Konselor untuk transisi menopousepada suami dan istri
Fasilitator hubungan interpersonal
|
Keluarga dengan
usia dewasa yang lebih tua
|
Fasilitator hubungan interpersonal antara anggota
keluarga
Petunjuk untuk aktifitas kerja dan sosial, program gizi
dan pelayanan pengatur rumah tangga dan lain lain
Monitor olahraga, gizi dan pelayanan pencegahan dan
obat-obatan
Supervisor pada imunisasi
Konselor pada keamanan di rumah
|
TUGAS UNTUK
KELUARGA DALAM BERTAHAN HIDUP DAN DAPAT
BERKELANJUTAN
Menyediakan tempat tinggal, makanan, pakaian, perwatan
kesehatan dan lain-lainuntuk anggota dalam rumah.
Membayar biaya keluarga dan alokasi sumberdaya seperti
waktu, jarak, dan fasilitas tergantung dari kebutuhan masing-masing anggota.
Menentukan siapa yang mendukung, mengatur dan merawat
rumah dan ini adalah anggota
Menentukan sosialisasi masing-masing anggota melalkui
internalisasi peran kedewasaan yang meningkat dalam keluarga masyarakat.
Membangun cara berinteraksi, berkomunikasi dan cara
berekspresi, beragresi, seksualiti, dan lain-lain dengan batasan yang dapat
diterima masyarakat.
Melahirkan atau mengadopsi dan membesaran anak,
menyertakan dan melepaskan anak dengan sesuai
Menghubungkan dengan sekolah, gereja, tempat kerja dan
lehidupan bermasyarakat dan membangun kebijakan meliputi hukum, sanak saudara,
tamu, teman, media massa, dan lain-lain
Menjaga moral dan motivasi, memberikan penghargaan,
pembayaran kemelut personal dan keluarga, mengatur tujuan yang dapat dicapai
dan pengembangan loyalitas dan nilai keluarga.
Diadaptasi dari
Duvall EM : Perkembangan pernikahan dan keluarga Edisi 6. New York, 1985,
Harper dan Row
Tabel 8.2. Seleksi tugas perkembangan pada keluarga pada
tahapan yang penting.
Tahapan
|
Posisis dalam keluarga
|
Tugas pengembangan
|
pasangan
|
Istri
Suami
|
Membangun hugungan yang memuaskan dalam pernikahan
Berhubungan dengan jaringan keluarga
|
Keluarga yang melahirkan anak
|
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan atau laki-laki atau keduanya
|
Mempunyai dan melakukan penyesuain untuk bayi dan
mendukung semua keperluandari tiga anggota tersebut
Bernegosiasi kembali mengenai pernikahan dan hubungan
dengan keluarga besar
|
Keluarga dengan anak sebelum sekolah
|
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
|
Penyesuain untuk biaya yag tidak dapat diprediksi dan
tidak diharapkan dalam kehidupan keluarga.
Beradaptasi dengan keperluan yang penting, menstimulasi
anak sebelum sekolah dan mempunyai cara dalam mempromosikan pertumbuhan anak.
Penggandaan dengan penghabisan energi dan kurangnya
privasi sebagai orang tua.
|
Keluarga dengan anak usia sekolah
|
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
|
Penyesuaian aktifitas pertumbuhan anak
Mempromosikan bersama-sama dalam mengambil keputusan
anatara anak dan orang tua.
Mendorong dan mendukung prestasi anak dalam belajar
|
Keluarga dengan anak remaja
|
Ibu - istri
Ayah – suami
Anak perempuan – adik/kakak
Anak laki-laki – adik/kakak
|
Menjaga komunikasi yang terbuka antara anggota
keluarga.
Memperkuat hubungan pernikahan.
Mendukung nilai etik dan moral dengan keluarga.
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab remaja
sebagai kedewasaannya dan keikutsertaannya.
|
Keluarga dengan anak dewasa
|
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
Anak perempuan – adik/kakak-keponakan
Anak laki-laki – adik/kakak-paman
|
Melepaskan anak pada usia dewasa dengan kebiasaan yang
sesuai dan membantu.
Membangun kembali hubungan pernikahan kembali sebagai
pasangan
Merawat rumah sebagai dasar yang mendukung
|
Keluarga dengan anak dewasa pertengahan
|
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
|
Mempersiapkan untuk hari tua
Merawat ikatan kelurga pada generasi yang lebih muda
atau lebih tua
|
Keluarga dengan anak dewasa tua
|
Duda/janda
Ibu – istri- nenek
Ayah – suami- kakek
|
Mempersiapkan untuk hari tua
Mempersiapkan kehilangan pasangan
Penutupan rumah keluarga atau mengadopsi anggota yang
lebih tua
|
ESTIMASI FAKTOR
RESIKO
Secara tradisional, epidemiologi digunakan pada tingkat
atau tren kematian dan kelahiran (death and illness) dan angkanya sebagai bukti
secara tidak langsung pada keehatan. Data seperti angka kematian anak, angka
kelahiran, dan penyebab terbanyak kematian sudahlama digunakan sebagai
indikator kumpulan kesehatan masyarakat. Kesehatan keluarga berfungsi
menghubungkan tahapan pada perputaran hidup dan faktor resiko bersama yang
spesifik. Resiko pada kesehatan dapat berupa psikologis, beberapa diantaranya
adalah faktor genetik, atau psikologi dimana dapat menghasilkan gambaran yang
rendah pada diri sendiri. Resiko mungkin timbul dari lingkungan termasuk
lingkungan fisik, dan kondisi sosial ekonomi. Sebagai bagian yang sangat
penting dari lingkungan, keluarga dianggap paling penting dalam terjadinya sistem dukungan sosial pada
resiko yang rendah dalam anggota.
Estimasi resiko diperoleh dari membandingkan frekuensi
kematian, kesakitan, dan luka dari penyebab yang spesifik didalam kelompok yang mempunyai ciri atau faktor
resiko dengan frekuensi pada kelompok atau populasi yang lain secara
keseluruhan yang tidak mempunyai ciri serupa. Beberapa penyakit mungkin terjadi
lebih dari frekuensi pada keluarga tertentu. Seperti sickle cell anemia pada
black family dan penayakit Tays Sachs pada Jewis family. Seperti keluarga yang
mempunyai resiko tinggi tidak susah untuk diidentifikasi karena berhubungan
antara faktor hereditas dengan penyakitnya.
Penyakit yang lain, bagaimanapun tidak dapat dihubungkan
secara jelas dengan faktor hereditas dan sangat susah untuk menunjukkan
penyebab spesifiknya. Sejarah alami dari penyakit kronik, misalnya, kemungkinan
pengaruh anggota keluarga untuk resiko yang lebih besar, tetapi penyebab
khususnya mungkin susah diidentifikasi. Leppink mengidentifikasi 9 tahapan
perkembangan pada sejarah alami penyakit kronik :
1.
Tahapan tidak
berisiko : periode dimana hidup individu yang tidak terdapat faktor resiko
berkembangnya suatu penyakit, bermacam-macam dari sedikit atau banyak tahun.
2.
Tahapan
berisiko : satu atau lebih agen tau faktor penyebab menjadi bagian lingkungan
individu tersebut
3.
Tahapan
penyususpan : agen penyebab atau agen yang aktif dalam tubuh individu meskipun
tidak ada gejala dan tanda penyakit secara jelas dapat dideteksi dengan
menggunakan diagnositik yang dapat mengenal penyakitnya.
4.
Tahapan kritis
: terdapat tanda. Ini adlaah transisi dari sehat ke sakit,. Jika resiko dapat
dihilangkan sebelum tahapan ini, dapat disembuhkan atau di perlambat secara
signifikan. Klien mungkin tidak sadar dengan proses penyakitnya dalam tubuhnya.
Dalam tahap ini sebenarnya masih mungkin untuk menghentikan atau mengurangi
keseriusan penyakit dan memperpanjang umur hidup.
5.
Tahapan gejala
: klien sekarang sadar dengan masalahnya dan mencari pertolongan pada layanan
kesehatan. Diagnosis mungkin masih diabaikan. Beberapa perubahan perilaku tidak
memberikan efek yang signifikan dalam mengurangi penyakit.
6.
Tahapan
penyakit yang jelas : bukti terlihat dan diagnosisnya sudah dapat ditegakkan
secara pasti. Banyak setuju terdapat ketidakmampuan dalam tubuh, dan sedikit
yang setuju dapat dilakukan lagi upaya penyembuhan atau kemunduran pada
perubahan anatomik.
Kanker pada lambung misalnya: tahapan pada sejarah alami
penyakit kronik mengindikasikan bahwa klien mungkin tidak mempunyai resiko
sampai dia memulai merokok. Di beberapa poin displasia pada sel epitel pada
saluran pernafasaan akan mengindikasikan penyakit yang aktif. Intervensi pada
tahap ke 3 akan bisa mencegah terjadi pencegahan penyakit dan perubahan anatomi
dapat dihilangkan.
Model ini dapat digunakan pada penyakit kronik seperti
kanker servik, stroke, dan penyakit jantung. Pencegahan dan pengurangan
kematian biasanya mungkin dengan mengubah perilaku atau aktifitas selama
tahapan penyakit ke 1-3.
Melalui perputaran hidup keluarga, kemungkinan merubah
faktor resiko tergantung dari aktifitas keluarga dalam mempromosikan kesehatan
dan mencegah penyakit. Tahapan perkembangan keluarga digunakan untuk
mengklasifikasikan faktor resiko (Fig. 8-1). Tahapan perkembangan dengan
spesifikasi umur dan masalah keehatan dengan spesifikasi umur nampak pada tabel
8.3 dan menghadirkan periode ketika keluarga paling peka atau sensitif terhadap
faktor resiko sebagus watu mempromosikan kesehatan atau pencegahan penyakit
dapat diperluas. Beberapa masalah kesehatan dihubungkan pada kelebihan :
merokok, minum, kurangnya gizi, penggunaan obat yang berlebihan, mengendarai
dengan cepat, tekanan tidak ada belas kasihan dalam pencapaian. Berlebihan
mungkin disebabkan oleh kebiasaan dalam keluarga. 10 penyebab kematian
tertinggi disebabkan oleh laporan ahli bedah secara umum, 7 diantaranya dapat
dikurangi secara substansial jika keluarga mengembangkan 5 kebiasaan yaitu :
diet, merokok, kurangnya olahraga, penyalahgunaan alkohol, dan stres.
Gambar 8-1. Tahapan Perkembangan Keluarga
Table 8-3 Tahapan Keluarga – Faktor Resiko yang Spesifik
dan Berkaitan dengan Masalah Kesehatan
Tahap
|
Faktor Resiko
|
Masalah Kesehatan
|
Keluarga pada Awal Kelahiran Anak
|
Kurang pengetahuan tentang program/perencanaan keluarga
Pernikahan usia dini (remaja)
Kurang pengetahuan tentang seksual dan peran setelah
menikah dan penyesuaian
Kelebihan atau kekurangan berat badan
Kekurangan perawatan kehamilan (sebelum kelahiran)
Ketidakseimbangan gizi
Kebiasan makan yang buruk
Merokok, konsumsi alkohol dan penggunaan narkotika
Status tidak menikah
Kehamilan pertama pada umur di bawah 16 atau diatas 35
tahun
Riwayat hipertensi dan infeksi selama kehamilan
Rubella, Syphilis, GO, dan AIDS
Faktor genetik
Kondisi sosio-ekonomi dan tingkat pendidikan yang
rendah
Kekurangan rasa aman saat di rumah
Rumah yang tidak aman
|
Bayi lahir prematur
Pernikahan yang gagal
Berat badan bayi lahir rendah
Lahir cacat
Lahir luka
Kecelakaan
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) = Kematian Bayi
yang mendadak
Respiratory Distress Syndrome (RDS) = gangguan sistem
pernapasan
Kemandulan
Pelvic Inflammatory disease (PID)
Fetal alcohol syndrome (FAS) = penyakit jarena alkohol
pada janin
Keterbelakangan mental
Perlakuan keras pada anak
Luka
Gangguan Kelahiran
|
Keluarga dengan Anak pada Usia Sekolah
|
Di rumah tidak distimulus
Orang tua yang bekerja dengan penggunaan sumber daya
yang tidak tepat dalam merawat anak
Lingkungan miskin
Penyalahgunaan atau tidak menghiraukan anak
Pola umum di masyarakat yang menggunakan agen sosial
sebagai cara hidup
Jarak kelahiran yang dekat dan berulang
Rendahnya penghargaan terhadap keluarga sendiri
Anak digunakan sebagai pelampiasan dari frustasi yang
dialami orangtua
Infeksi, kecelakaan, mendapat perawatan rumah sakit
yang berulang
Orang tua belum dewasa, ketergantungan dan tidak
sanggup untuk memgang tanggung jawab
Masalah kesehatan yang tidak disadari atau tidak
dikenali
Keyakinan yang kuat tentang hukuman fisik
Terdapat materi-materi yang beracun yang tanpa
perlindungan di rumah
Gizi yang buruk (kelebihan makan dan kekurangan makan)
|
Gangguan perilaku
Masalah dalam bicara dan penglihatan
Penyakit menular
Karies gigi
Masalah-masalah di sekolah
Ketidakmampuan dalam memahami / belajar
Kanker
Luka
Penyakit kronis
Pembunuhan
Kekerasan
|
Keluarga dengan Anak pada Usia Remaja
|
Ras dan etnis dari asal keluarga
Gaya hidup dan pola perilaku yang menyebabkan penyakit
kronis
Kekurangan kemampuan memecahkan masalah
Nilai-nilai keluarga tentang kompetisi dan keagresifan
Faktor-faktor sosio-ekonomi yang mempengaruhi hubungan
sebaya
Nilai-nilai keluarga yang kaku dan tidak fleksibel
Sikap berani menghadapi resiko
Perilaku menyangkal
Konflik antara orang tua dan anak-anak
Tekanan untuk menjalani hidup sesuai harapan keluarga
|
Kekerasan yang menyebabkan luka dan kematian
Penyalahgunaan alkohol dan narkotika
Kehamilan yang tidak diinginkan
Penyakit Menular Seksual
Bunuh Diri
Depresi
|
Keluarga pada Orang Dewasa pada Usia Pertengahan
|
Hipertensi
Merokok
Kolestoral tinggi
Diabetes
Kelebihan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Pola kepribadian yang mengarah pada stress
Genetik sebagai pemicu
Penggunaan kontrasepsi
Jenis kelamin, ras, dan faktor keturunan lainnya
Kondisi geografi, umur, dan kekurangan pekerjaan
Kebiasaan (pola makan yang rendah serat, makan
berpengawet, penggunakan batu bara, dipanaskan/broiling)
Penyalahgunaan alkohol
Terpajan pada substansi tertentu ( sinar matahari,
radiasi, air atau polusi udara)
Kelas sosial
Tempat tinggal
Depresi
Radang gusi (gingivitis)
|
Penyakit kardio-vaskular, terutama penyakit koroner
(coronary artery disease) and serangan pada otak (cerebrovascular accident /
stroke)
Kanker
Kecelakaan
Pembunuhan
Bunuh diri
Janin yang tidak normal
Penyakit mental
|
Keluarga dengan Orang Dewasa pada Usia Tua
|
Umur
Interkasi obat-obatan
Depresi
Gangguan metabolisme
Gangguan fungsi kelenjar pituitary
Cushing’s syndrome
Hiperkalsemia
Penyakit kronis
Pemberhentian pekerjaan
Kehilangan pasangan
Berkurangnya pendapatan
Gizi yang tidak seimbang
Kurang olah raga
Lingkungan dan gaya hidup di masa lalu
Kekurangan persiapan kematian
|
Penyakit periodontal dan kehilangan gigi
Kebingungan mental
Pengurangan kemampuan penglihatan
Kelemahan pendengaran
Hipertensi
Penyakit akut
Penyakit infeksi
Influenza
Pneumonia
Luka seperti terbakar atau terjatuh
Penyakit kronis
Perlakuan kasar pada lansia
Kematian tanpa martabat
|
Diadopsi dari Healthy
People. National promotion and disease prevention objectives. US Department
of Health and Human Services, Public Helath Service 91-50212 Washington DC,
1990. US Governmenr Printing Office.
Resiko-resiko yang berhubungan dengan keluarga bida
disimpulkan dari :
- Gaya hidup (kebiasaan makan berlebihan , ketergantungan obat, mengkonsumsi gula berlebih, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, merokok) ;
- Faktor biologis (keturunan genetis, gangguan pembentukan pada saat kandungan, keterbelakangan mental) ;
- Faktor lingkungan (bekerja di bawah tekanan yang menyebabkan stres, kecemasan, ketegangan, polusi udara, air dan kebisingan) ;
- Dimensi sosial dan psikologi (kepadatan, isolasi / pengucilan, dan perubahan yang cepat) ; dan
- Sistem Pelayanan Kesehatan (penggunaan yang berlebihan, penggunaan yang sangat jarang, atau penggunaan yang tidak tepat)
Peran keluarga dalam mengurangi faktor resiko sebagian
besar akan mempengaruhi perilaku sehat dari seluruh anggota keluarga. Keluarga
didorong untuk membuat pilihan gaya hidup pribadi di dalam masyarakat yang
banyak mengandung perilaku berbahaya melalui media atau iklan ketika
konsekuansi kesehatan tidak segera nampak. Keluarga bisa berpengaruh dalam
upaya membimbing anggota keluarga untuk menimbang konsekuensi jika melakukan
perilaku berbahay. Kewaspadaan pada faktor resiko mungkin menyebabkan keluarga
harus membuat usaha ekstra untuk mengurangi resiko dengan dikendalikan secara
langsung dan hal itu mengurangi keseluruhan resiko yang bisa menyebabkan
penyakit dan luka. Perilaku sehat, termasuk penggunaan pelayanan kesehatan yang
preventif secara bijaksana, adalah suatu tanggung jawab keluarga untuk
kesehatan perorangan dari seluruh anggota keluarga.
POLA FUNGSI
KESEHATAN
Sebelas pola fungsi kesehatan yang diperkenalkan oleh
Gordon membantu pengumpulan dan penilaian informasi dasar. Struktur dari pola
tersebut menyebutkan format penilaian yang terstandar yang bisa diintegrasikan
ke dalam pengembangan dan pendekatan resiko. Informasi yang didapatkan dari 11
pola adalah ditentukan oleh norma yang berkembang di kelaurga dan faktor resiko
yang berhubungan dengan usia tertentu. Ketika suatu masalah dalam satu pola
diketahui, faktor etiologi mungkin ditemukan dalam pola tersebut dan dalam satu
atau lebih dari pola-pola yang lain. Masalah dalam satu pola akan tergambarkan
di tempat yang lain karena pola-pola tersebut saling berkaitan (Lihat Chapter
7)
Masalah dalam pola fungsi bisa diidentifikasi sebagai
pola kesehatan yang malfungsi, bukan penyakit ; suatu malfungsi yang potensial
ketika faktor-faktor resiko ada. Perkembangan resiko dan suatu resiko dari
perubahan yang mengarah pada kecilnya pola fungsi kesehatan adalah tipe-tipe
dari keadaan resiko. Jika faktor resiko muncul, keluarga harus peka beranggapan
resiko tersebut sebagai suatu masalah. (Lihat Tabel 8-3)
Gordon menyebutkan bahwa bila kondisi suatu resiko berpotensial sebagai resiko, yang menyiratkan
keberadaan faktor tersebut sebagai pemicu suatu keluarga menuju pola kesehatan
yang malfungsi. Untuk membentuk diagnosa keperawatan, perawat menamai masalah
dan menentukan faktor etiologi. Kejadian mungkin merupakan hasil dari
penyebab-penyebab yang berkaitan secara logis dengan masalah atau mungkin
mengawali atau terjadi bersamaan dengan masalah. Perawat harus mengidentifikasi
faktor-faktor etiologi untuk merencanakan perawatan, lalu intervensi langsung
pada faktor penyebab yang bisa diubah dan bida diprediksikan pengaruhnya pada masalah.
Faktor-faktor resiko merupakan indikator dari suatu masalah yang potensial,
dalam hal ini hal tersebut adalah penyebab-penyebabnya. Karena kondisi
potensialnya bisa diprediksikan dan hal ini bukan kondisi nyata (aktual) dengan
penyebab nyata (aktual), etiloginya mungkin akan tidak spesifik. Dalam kasus
ini, intervensi dilakukan langsung pada upaya pengurangan faktor-faktor resiko.
Riwayat urutan dari pola-pola dimulai dari persepsi
keluarga tentang kesehatan dan pengelolaan kesehatan keluarga. Pola ini
memberikan gambaran yang bisa digunakan untuk memprediksikan dimana masalah
tersebut ada di pola-pola yang lain dan mungkin membutuhkan analisis yang
mendalam. Riwayat dimulai dari pandangan keluarga dan membantu keluarga untuk
mengartikan situasi. Peran dan pola hubungan menggambarkan struktur dan fungsi
keluarga. Indikator gaya hidup dianalisis dengan mengingat 9 pola lainnya.
PERSEPSI
KESEHATAN DAN PENGELOLAAN KESEHATAN
Pola ini menggambarkan karakteristik persepsi keluarga
dan pengelolaan serta upaya pencegahan secara umum. Pratt telah
mengidentifikasi ada 6 karakteristik sehat dari suatu keluarga :
- Anggota keluarga mudah dalam menjalani proses interaksi
- Anggota keluarga meningkatkan pengembangan diri
- Hubungan antar peran dalam keluarga terstruktur secara efektif
- Anggota keluarga berusaha aktif dalam menyelesaikan masalah
- Anggota keluarga mendukung terciptanya lingkungan rumah dan gaya hidup yang sehat
- Anggota keluarga membangun hubungan yang wajar dengan masyarakat yang lebih luas.
Tindakan yang berhubungan dengan kesehatan berbeda dari
satu keluarga ke keluarga yang lain, masing-masing mengidentifikasi dan
melakukan kegiatan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan apa yang diyakini
anggota keluarga tentang apa yang dianggap sehat dan apa yang mungkin bisa
mereka lakukan, sebagai gambaran gaya hidup mereka.
Pertanyaan yang diajukan perawat untuk analisis adalah
sebagai beriikut :
Apa pemikiran / filsafat dari keluarga tentang kesehatan
? Apakah setiap anggota keluarga meyakini hal yang sama ? apakah mereka
mempraktekan apa yang mereka yakini ?
Apakah keluarga berperilaku atau mempunyai gaya hidup
seperti merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkotika ?
Perilaku keluarga apa yang dilakukan yang mendorong
terjadinya penyakit kronis ?
Apakah kelaurga melakukan perilaku sehat seperti makan
tiga kali sehari pada waktu yang normal, sarapan setiap hari, berolahraga
minimal 2 atau 3 hari dalam seminggu, tidur 7-8 jam setiap malam, dan bebas
dari merokok ?
Apakah terdapat faktor resiko yang bisa menyebabkan penyakit
infeksi ? seperti imunisasi tidak lengkap, kurang pengetahuan tentang penyakit
menular, dan PHBS yang rendah ?
Apakah terdapat faktor resiko yang bisa menyebbakan luka
pada tubuh, kecelakaan, obat-obatan yang tidak terlindungi, dan zat kimia di dlaam
rumah yang mudah dijangkau oleh anak-anak ?
Apakah lansia mengetahui obat-obatan yang mereka konsumsi
beserta fungsinya ?
Appakah terdapat obat-obatan di dalam rumah yang tidak
digunakan atau yang seharusnya dibuang ?
Apakah nutrisi yang didapat adekuat untuk memliharan
energi yang adekuat ?
Apakah ada masalah kesehatan yang sebelumnya tidak pernah
terjadi menjadi muncul ?
Apakah ada riwayat menderita penyakit infeksi dan
mendapat perawatan rumah sakit yang berulang-ulang ? apakah aman di dalam rumah
?
Apakah di dalam rumah melakukan stimulus atau tidak ?
Dimana keluarga akan pergi untuk mencari perawatan
kesehatan dan penyembuhan penyakit ?
Apakah keluarga mengikuti program perawatan gigi ?
Gambarkan pengalaman kelaurga di masa lalu tentang
hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya !
PERAN DAN
HUBUNGAN
Pola ini mengidentifikasikan karakteristik peran dan
hubungan di dalam keluarga. Analisis pada aspek struktural dan fungsional.
Aspek struktural dalam keluarga termasuk nama, peran
(ibu, bibi, kakak), umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan masing-masing
anggota keluarga. Asal keluarga (etnis dan ras) dan genetis keturunan
melengkapi apa yang secara umum disebut sebagai identifikasi data keluarga.
Secara tradisional, terdapat keluarga inti (suami, sitri dan anak) dan keluarga
besar (bibi, paman, kakek, sepupu).
Jumlah keberadaan keluarga inti yang tradisional
dipengaruhi oleh perubahan sosial, seperti pergerakan wanita, pekerjaan untuk
ibu-ibu, pernikahan, perceraian, dan pernikahan lagi. Hal ini sebagai hasil
dari pengenalan yang lebih luas dari struktur keluarga lain. Seperti yang ada
dalam tabel 8-4. banyak pertanyaan dan isu yang tak terpecahkan berhubungan
dengan efek khusus dari struktur keluarga yang berbeda-beda pada kelahiran
anak, pertumbuhan dan pekembangan
individu . dan menyebabkan tantangan pada perawat dalam promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Spradley telah mengklasifikasikan struktur keluarga
menjadi 3 tipe yang relevan pada perawat. Tipe pertama adalah pertumbuhan jumlah
remaja yang menjadi ibu tanpa menikah yang mempunyai kebutuhan perkembangan dan
kekurangan akan keterampilan menjadi orang tua menyebabkan suatu tantangan pada
perawat. Tipe yang kedua merujuk pada pasangan setelah menjadi janda/duda atau
bercerai menikah lagi dan menjadi 2 keluarga. Kedua keluarga ini, berkaitan
dengan Spradley, membutuhkan penyesuaian dan pembelajaran kembali peran, tugas,
pola komunikasi, dan hubungan. Tipe ketiga diidentifikasi oleh Spradley sebagai
membuat pasangan lansia, atau individu lansia (kebanyakan perempuan) yang hidup
sendirian. Kelompok orang ini sering membutuhkan bimbingan dalam memahami
fungsi dan pengembangan tugas-tugas yang akan membantu mereka menyesuaikan dan
menjalani proses masa tua secara positif.
Culkin Rhyne, dalam tulisannya tentang pemahaman dan
dukungan keluarga dalam proses perceraian, menyatakan bahwa sangatlah penting
memahami perceraian sebagai serangkaian kejadian yang melibatkan periode
transisi. Proses ini sangat kompleks dan mempunyai banyak sisi, membutuhkan
disintegrasi dari suatu struktur keluarga dan pengorganisasian kembali satu
sama lain. Tingkat perkembangan pada anak, tempramen individu mereka, dan
dukungan lingkungan akan memainkan peran dalam hal bagaimana anak tersebut akan
merespon. Mendukung anak mungkin sulit bagi orang tua yang dalam waktu yang
sama mengalami penyesuaian satu sama lain. Bagaiaman orang tua mengatasi
situasi yang krisis dan mencapai organisasi dari sebuah keluarga dalam periode
setelah perceraian adalah variabel yang signifikan dalam individu jangka
panjang dan penyesuaian keluarga.
Dietz-Omar mempelajari pengalaman keluarga dengan
keluarga tiri dan keluarga inti yang tradisional selama masa kehamilan.
Keluarga tiri tampil sebagai “pengembangan” keluarga baru dan karena itu
penulis menyarankan meraka membutuhkan banyak bimbingan dalam menyelesaikan
peran, aturan, ikatan, dan batas-batas di dalam struktur keluarga. Keluarga
inti yang tradisional ketika mengalami kehamilan dengan pasangan barunya dan
mungkin akan merasa mampu menambah jumlah anak. Penulis mencatat keluarga yang
telah dibangun ini mungkin akan mendapatkan suatu kepuasan dalam kemampuan adaptasi dan kohesi melalui
negosiasi tentang perilaku dan melibatkan emosi di dalam suatu struktur
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam melakukan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit mungkin dipengaruhi oleh bagaimana cara hal ini diatur.
Contoh, orang tua tunggal (single parent) tanpa dukungan dari keluarga besar
mungkin membutuhkan bantuan dari masyarakat untuk membesarkan anaknya. Dua
orang tua dalam satu keluarga tinggal dekat dengan keluarga besarnya mungkin
akan mendapatkan semau dukungan yang mereka butuhkan untuk membesarkan anak
mereka tetapi mungkin perlu waspada pada pertumbuhan dan tahapan perkembangan
serta jadwal imunisasi.
Individu yang sama mungkin mengalami bentuk keluarga yang
berbeda di dalam seumur hidupnya. Seseorang mungkin menjadi bagian dari
keluarga inti saat dia bayi, orang tua tunggal saat kedua orang tua nya
bercerai, orang tua tiri ketika orang tuanya menikah lagi dan pasangan yang
tidak menikah ketika salah seorang dari 2 orang dewasa yang berbagi tempat
tinggal. Seseorang membawa nilai-nilai konfigurasi dan keyakinan pada
masing-masing kelaurga barunya terkait dengan pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan yang telah dia lakukan di hubungan lamanya. Nilai-nila yang tidak
terbagi bisa menyebabkan harapan-harapan yang menyimpang kecuali jika hal
tersebut terintegrasi dalam nilai-nilai dan keyakinan yang dibagi pada keluarga
baru. Pergeseran norma-norma dalam keluarga akan mempengaruhi individu dalam
cara menentukan kelangsungan hidup keluarga di masa depan dan arahan dalam
sistem perawatan kesehatan.
Tabel 8-4 Macam Bentuk Keluarga
Konfigurasi
|
Posisi dalam
Keluarga
|
Orang tua tunggal (single parent karena terpisah,
bercerai, janda/duda)
Orang tua tunggal karena tidak pernah menikah
Pasangan yang tidak menikah
Orang tua yang tidak menikah
Keluarga komune
Orang tua tiri
Oraang tua adopsi
|
Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan
Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan
Dua orang dewasa
Ibu atau ayah, anak laki-laki, anak perempuan
Ibu-ibu dan ayah-ayah, anak laki-laki, anak perempuan
Ibu atau ayah,
anak laki-laki, anak perempuan dari pernikahan
sebelumnya
Ibu atau ayah,
anak laki-laki, anak perempuan adopsi
|
GENOGRAM
Sebuah cara yang berguna dlama melihat sebuah kelurga
berdasar identifikasi data adalah menggambar genogram, atau diagram keluarga,
menggambarkan masing-masing anggota keluarga dan menunjukkan hubungan diantara
tiap generasi. Penyakit yang berhubungan dengan genetis dengan anggota keluarga
dan keluarga besar juga diidenfifikasi. Jika relevan, data kakek dan nenek dari
pihak perempuan maupun laiki-laki dikumpulkan, termasuk peman dan bibi serta
anak-anak mereka. Genogram dari keluarga besar tergantung dari petunjuk yang
menyebabkan penyakit terkait riwayat keuarga. Hal ini mungkin berguna untuk
menamai penyakit yang terhubung secara genetis, karena individu sering lupa
mereka sebutkan.
Gambur 8-2 menggambarkan sebuah genogram dari tiga
generasi dari Keluarag Foley. Keluarga inti terdiri dari Tuan dan Nyonya Foley
dan anak perempuan mereka berumur 2 tahun. Kelaurga besar dari Taun dan Nyonya
Foley terdiri dari kakek, nenek, orang tua, bibi dan paman. Genogram menunjukkan
riwayat dari penyakit kronis pada kedua sisi keluarga dan seharusnya perawat
memberikan peringatan (Lihat tabel 8-3) terkait dengan penyakit kronis yaitu
cerebral vascular accident (CVA), cardiovascular disease (CVD), chronic
obstructive pulmonary disease (COPD), tuberkulosis (TB), kanker (CA), diabetes,
dan arthritis. Kelebihan berat badan akan berisiko terkena CVD, hipertensi, DM,
dan kanker.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK PENILAIAN
Perawat harus mempertimbangkan pertanyaan dalam
menganalisis pola kesehatan keluarga. Data dikumpulkan dalam 11 pola fungsional
memberikan petunjuk untuk promosi kesehatan keluarga dan prektek pencegahan
penyakit. (Lihat kotak halaman 192-193 untuk pertanyaan penilaian dalam 11 pola
kesehatan fungsional).
Resiko pada fungsi keluarga yang sehat mungkin bisa
diidentifikasi di setiap pola, dan sebagian faktor resiko bisa ditemukan di
satu area atau lebih. Polusi udara dari asap rokok, contohnya, bisa
diidentifikasi dengan mudah sebagai faktor lingkungan (rumah). Reaksi kelaurga
terhadap polusi udara, akan menentukan kerentanan terkena penyakit (genetik).
Jika suatu keluarga mempunyai insiden yang tinggi pada penyakit kronis
paru-paru obstruktif di dalam keluarga besar inti atau di generasi sebelumnya,
dan semua anggota keluarga yang dewasa merokok (persepsi kesehatan dan
pengelolaan kesehatan), mengabaikan peringatan dari hasil penelitian
(kognitif), lalu bebrapa pola mungkin mengindikasikan bahwa terdapat
faktor-faktor resiko.
Intinya, bagaimanapun, perawat harus mengenali dan
mengidentifikasi tidak hanya faktor resiko tetapi juga hubungan-hubungan resiko
tersebut dan efek-efek dari satu sama lain.
ANALISIS DAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
setelah menyelesaikan pengumpulan data, perawat
membandingkan informasi dengan norma yang terdokumentasi tentang promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Norma atau nilai yang diharapkan bisa
diperoleh dari informasi dasar tentang kelaurga berdasar 11 pola fungsional,
pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan semua kelompok umur dari suatu
keluarga sebagai satu kesatuan, dan faktor-faktor resiko yang diperirakan dan
norma-norma populasi.
Norma populasi menjelaskan batas normal dari suatu
kelompok khusus. Sebagai contoh, umur diasosiasikan dengan berbagai faktor
resiko, sebagian gangguan kesehatan menjadi biasa untuk dinamai dengan penyakit
masa kanak-kanak dan penyakit lansia. Resiko tterhadap penyakit menular
berkaitan dengan umur tertentu, seperti chikenpox (varicella) atau pertusis,
menjelaskan hal ini. Dalam penyakit yang lain, seperti kanker paru, dalam
jangka panjang terkait dengan pajanan dalam waktu yang lama. Ketika resiko
meningkat karena pajanan yang terakumulasi, frekuensi terjadinya penyakit juga
kan meningkat seiring bertambahnya umur. Jenis kelamin juga berpengaruh pada
berbagai macam faktor resiko (seperti kanker payudara pada perempuan dan
serangan jantung pada laki-laki).
Analisis terhadap nilai, keyakinan, persepsi diri, atau
peran hubungan dengan norma pada populasi umum mungkin saja tidak mudah;
perawat harus juga mempertimbangkan faktor budaya, etnik dan agama. Analisis
mungkin berdasarkan apakah keluarga tersebut mengganggap situasi tersebut
sebagai sebuah masalah atau potensial menjadi masalah. Oleh karena itu, data
dasar keluarga sangalah penting, karena hal ini menyediakan kriteria yang bisa
dikomparasikan dalam sebuah analisis. Meninjau kembali riwayat dari sebuah
keluarga mungkin berguna dalam mendapatkan data ini. Jika riwaya masa lalu
tidak tersedia, informasi didapat pada kontak pertama yaitu kriteria untuk
pengukuran lebih lanjut terhadap perkembangan.
Dari analisis data, perawat memformulasikan diagnosa
keperawatan, yaitu berupa pernyataan tantang status kesehatan keluarga dimana
keperawatan bisa mengaplikasikan suatu intervensi. Suatu status kesehatan
keluarga bisa didiagnosa sebagai fungsional (pengalaman kesuksesan menghadapi
masalah, jaringan keluarga besar, penyellesaian secara keuangan, komunikasi
terbuka), potensial menjadi malfungsi (aturan yang kaku, peran yang tidak
jelas, tata rumah yang tidak tepat), dan malfungsi (alkohol dan penyalahgunaan
narkotika). Indikator yang membuat suatu keluarga menjadi malfungsi dapat
diklarifikasi dan diidentifikasikan sebagai suatu masalah kesehatan.
Setelah membuat suatu keputusan tentang status kesehatan
keluarga, perawat bisa mengidentifikasi kebutuhan perawatan yang akan
menyelesaikan masalah. Sangat penting memvalidasi masalah kesehatan yang
potensial dan aktual dengan keluarga; hanya ketika perawat dan keluarga setuju
dengan situasi tersebut, kerjasama bisa terjadi. Jika kelaurga tidak
menyetujui, penilaian dan negosiasi lebih lenjut mungkin dibutuhkan. Keluarga
dan perawat harus juga setuju dengan urutan penyelesaian masalah.
ANALISIS DATA
Analisis data didapat dengan menggunakan 3 pendekatan
kepada keluarga : teori sistem, teori perkembangan, dan teori perkiraan resiko.
Dari pendekatan sistem, keluarga dievalusi sebagai
terbuka dan tertutup. Dengan fleksibel atau kaku dalam menghadapi perubahan.
Pendekatan sistem termasuk komponen struktural dan fungsional dari suatu
keluarga sebagai suatu sistem. Sebelas pola fungsional digunakan untuk
mendapatkan data dasar untuk penilaian.
Teori perkembangan menggunkaan pendekatan pada kelaurag
dari tugas-tugas dan tahapan perkembangan melalui siklus hidup. Perawat
menganalisis data yang terkumpul sebagai alat untuk mengidentifikasi tahapan
dari siklus hidup suatu keluarga sama seperti tugas-tugas yang perlu
diselesaikan untuk mencapai fungsi kelluarga yang sukses. Perawat kemudian
mencatat kebutuhan dari perkembangan suatu keluarga tersebut.
Penyebab spesifik dalam teori perkiraan resiko,
menyebutkan di awal, mungkin akan sulit untuk diisolasi, sebagai penyebab
kematian di US saat ini. Sebagai contoh, setidaknya ada 5 faktor resiko yang
berhubungan dengan penyakit jantunbg : tekanan darah tinggi, obesitas,
kandungan lemak dalam darah yang tinggi, faktor keturunan, dan kebiasaan
merokok. Resiko yang terkait dengan keluarga bisa diperoleh dari gaya hidup,
faktor biologi, faktor lingkungan dan dimensi sosio-psikologis. Tujuan dari
analisis resiko yaitu menyediakan informasi tentang ancaman yang nyata pada
keluarga, yang sekarang diketahui maupun yang diperkirakan, khususnya pada apa
mereka harus merasa peka sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi sign atau
symptomps dari suatu malfungsi (lihat table 8-3)
Tahapan perkembangan suatu keluarga digunakan sebagai
pegangan untuk mengkategorikan dan menganalisis data dasar. Jika perawat
menemukan gap, data yang salah, atau informasi yang membingungkan, rencana
segera dibuat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pada saat kunjungan
selanjutnya.
KELUARGA
PASANGAN
tahapan pertama mungkin atau mungkin tidak dimulai dengan
suatu pernikahan. Di dalam masayarakat saat ini, pernikahan resmi/legal mungkin
tidak menjadi dasar sebuah hubungan, dan orang dewasa mungkin mendefinisikan
diri mereka sebagai sebuah keluarga. Menikah atau tidak, 2 individu berpindah
dari orientasi mereka pada keluarga mereka menjadi hubungan pasangan yang tidak
umum. Analisis terhadap perkembangan tugas sebuah keluarga termasuk pembangunan
hubungan antara orang dewasa yang sama-sama memuaskan yang cocok pda jaringan kekerabatan.
Penyesuaian yang utama untuk pasangan adalah belajar bagaimana untuk menjalin 2
kepribadian, 2 sejarah hidup, dan 2 inspirasi pertumbuhan. Keputusan utama
dalam tahapan ini memasukkan apakah dua orang tersebut sama-sama bekerja,
bagaimana dengan uanga (cara memperoleh, menghabiskan dan menabung) juga
diatasi, kemana arah mereka akan melanjutkan hidup, bagaimana mereka trehubungn
dalam hukum dan anggota keluarga lainnya, dan jika dan ketika mereka mempunyai
anak. Kepurtusan yang lain, dibuat secara sadara tau tidak, apakah berbagi
tugas seperti memasak, mencuci, belanja, dll.
PETUNJUK
PENILAIAN 11 POLA KESEHATAN FUNGSIONAL UNTUK KELUARGA
Penilaian Keluarga
Area-area pada 11 pola kesehatan fungsional aplikatif
untuk penilaian keluarga. Keluarga adalah pelanggan utama dalam kesehatan
masyarakat keperawatan. Di dalam bebrapa kasus, penilaian keluarga mungkin
menunjukkan 1) dalam perawatan bayi dan anak yang perkembangannya dipengaruhi
oleh pola kesehatan keluarga atau 2) ketika orang dewasa mempunyai masalah
kesehatan khusus yang dipengaruhi oleh pola keluarga. Petunjuk berikut ini akan
memberikan informasi dalam fungsi keluarga :
- Pola persepsi kesehatan dan pengelolaan kesehatan
a.
Bagaimana
kondisi kesehatan keluarga secara umum ? (dalam beberapa tahun belakangan)
b.
Terserang
penyakit flu di tahun lalu ? pernah tidak masuk kerja atau sekolah ?
c.
Hal terpenting
apa yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan ? apakah hal tersebut memberikan
perbedaan pada kesehatan ? (termasuk perbaikan kesehatan pada anggota keluarga,
jika sesuai)
d.
Ada anggota
keluarga yang mrokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika ?
e.
Bagaimana
dengan imunisasi ? tenaga pelayan kesehatan ? frekuensi cek kesehatan ?
kecelakaan (rumah, tempat kerja, sekolah, berkendara)? (jika sesuai, :
penyimpanan obat, pembersihan produk, penyebaran karpet, dll)
f.
Di masa lalu,
apakah mudah untuk menemukan cara untuk mengikuti petunjuk dan saran dokter,
perawa, pekerja sosial (jika sesuai) ?
g.
Hal penting
dalam kesehatan keluarga yang bisa saya tangani ?
Penilaian :
a.
Penampakan umum
dari anggota keluarga dan kondisi rumah
b.
Jika sesuai :
penyimpanan obat, tempat tidur,box/tempat bermain bayi, kompor, penyebaran
karpet, bahaya-bahaya, dll.
- Pola Metabolisme Gizi
Riwayat :
a.
Pola konsumsi
makanan keluarga ? (gambarkan). Suplemen (vitamin, jenis snack, dll) ?
b.
Pola konsumsi
minum keluarga? (gambarkan). Suplemen : jenis yang tersedia (jus buah, soft
drink, kopi, dll) ?
c.
Selera makan ?
d.
Masalah gigi?
Frekuensi perawatan gigi ?
e.
Apakah ada yang
mempunyai masalah kulit? Masalah dalam penyembuhan ?
Penilaian :
a.
Jika ada kesempatan
: lihat isi kulkas, persiapan makanan, komposisi makanan, dll.
- Pola Eliminasi
a.
Apakah keluarga
menggunakan pencahar / laksatif atau obat yang lain ?
b.
Apakah
mempunyai masalah dalam pembuangan limbah/sampah ?
c.
Bagimana pembuangan
kotoran hewan peliharaan ? (dalam atau luar ruangan)
d.
Jika
terindikasi : maslaah dengan lalat, kecoa, tikus ?
Penilaian :
a.
Jika ada
kesempatan : nilai fasilitas toilet, pembuangan sampah, pembuangan kotoran
hewan peliharaan; indikator resiko adanya lalat, kecoa, tikus.
- Pola Kegiatan Olah Raga
a.
Secara umum,
apakah keluarga sering/jarang melakukan olah raga ? apakah secara berkala ?
b.
Apakah kegiatan
keluarga yang disenangi ? aktif atau pasif ?
c.
Masalah dalam
belanja (transportasi), memasak, menyimpan dalam rumah, menyusun anggaran untuk
makan, baju, perawatan rumah, biaya rumah ?
Penilaian :
Pola pmeliharaan rumah secara umum, pemeliharaan
masing-masing personal.
- Pola Istirahat-Tidur
Riwayat :
a.
Secara umum,
anggota kelaurag terlihat beristirahat dengan baik dan siap untuk
bekerja/sekolah ?
b.
Kondisi ruang
dan tenang untuk tidur ?
c.
Keluarga
mempunyai waktu khusus untuk bersantai ?
Penilaian :
Jika ada kesempatan : observasi ruang untuk tidur dan
penyusunannya.
- Pola Persepsi-Kognitif
Riwayat :
a.
Punya masalah
pendengaran atau penglihatan ? bagaimana mengatasinya ?
b.
Apakah ada
keputusan besar yang dibuat dalam keluarga ? bagaimana cara memutuskannnya ?
Penilaian :
a.
Jika terindikasi
: bahasa yang digunakan di dalam rumah
b.
Ide-ide dan
pertanyaan yang dimiliki (abstrak/konkret)
c.
Tingakatan
Kosakata
- Pola Persepsi Diri dan Persepsi Kosep Diri
Riwayat :
a.
Sebagian besar
anggota kelaurga merasa nyaman/tidak nyaman menjadi bagian dari keluarga?
b.
Suasana hati
keluarga secara umum ? senang ? cemas ? depresi ? apa yang bisa membantu
mengubah suasana hati keluarga?
Penilaian :
a.
Pernyataan umum
tentang suasana hati keluarga : gugup (5) santai (1), tingaktan 1 sampai 5
b.
Anggota
keluarga secara umum tegas (5) atau pasif(1), tingkatan mulai 1-5.
- Pola Hubungan Peran
Riwayat :
a.
Anggota
keluarga (atau rumahtangga) ? umur anggota keluarga dan struktur keluarga
(diagram)
b.
Ada masalah keluarga
yang sulit diatas (keluarga inti/besar)? Kelahiran anak ? jikasesuai : pasangan
pernah memperlakukanmu dengan kasar atau pada anak-anak?
c.
Hubungan baik
atau tidak terlalu baik diantara anggota keluarga ? saudara kandung? Mendukung
satu sama lain ?
d.
Jika sesuai
pendapatan sesuai dengan kebutuhan ?
e.
Merasa ada
jarak (terisolasi) dari masyarakat ? tetangga ?
Penilaian :
a.
Interaksi
diantara anggota keluarga (jika tersedia)
b.
Observasi :
Peran kepemimpinan dalam keluarga
- Pola seksual-Reproduksi
Riwayat :
a.
Jika sesuai
(pasangan seksual dalam rumah tangga atau situasinya): hubungan seksual
memuaskan? Berubah? Masalahnya?
b.
Menggunakan
program keluarga ? kontrasepsi ? masalah ?
c.
Jika seusia (umur
anak) : merasa nyaman dalam menjelaskan/berdiskusi tentang hal yang berkaitan
dengan seksual?
Penilaian : tidak ada
- Pola mengatasi stres
Riwayat :
a.
Ada perubahan
besar dalam keluarga dalam bebrapa tahun terakhir ?
b.
Keluarga sering
bisa bersantai atau tegang? Kapan ketegangan terjadi dan apa yang bisa membantu
ketegangan ? apakah ada yang menggunakan obat, narkotika, alkohol, untuk
mengurangi ketegangan ?
c.
Kapan (jika
ada) terjadi masalah keluarga, bagaimana cara mengatasinya ?
d.
Apakah cara
tersebut kebanyakan selalu berhasil menangani masalah ?
Pengamatan : tidak ada
- Pola Nilai dan Keyakinan
a.
Secara umum,
keluarga mendapat hal yang mereka harapkan dalam hidupnya ?
b.
Apa Hal penting
untuk masa depan ?
c.
Apakah ada
aturan dalam keluarga yang setiap orang yakini sebagai hal yang penting ?
d.
Pentingnya
agama dalam keluarga ? apakah hal ini membantu anda ketika muncul masalah ?
Pengamatan : tidak ada.
Dari : Gordon M. Manual
of Nursing Diagnosis. 1993-1994, st.Louis. 1993. Masbby;
Mengintegrasikan prektek dan kebiasaan yang berhubungan
dengan kesehatan kedalam gaya hidup suatu pasangan adalah pengembangan tugas
terkait kesehatan yang membutuhkan pertimbangan dalam analisis. Perilaku sehat
mendasari aksi-aksi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.; sebagai contoh,
mengikuti praktek hygiene, melakukan
program istirahat/tidur yang baik, olah raga, dan gizi seimbang; menghadiri
kelas cara berhenti merokok, menggunakan sabuk pengaman, dan mengarahkan
kegiatan pada pencapaian aktualisasi diri. Setiap individu membawa nilai dan
keyakinan masing-masing dari asal keluarganya dan mengembangkan nilai-nilai dan
keyakinan lain dari pengalaman probadi. Secara sadar bekerja keras dalam
melakukan praktek-praktek kesehatan yang akan menjadi bagian dari gaya hidup
pasangan yang akan mempromosikan kesehatan sebagai nilai di awal siklus hidup
suatu keluarga.
Mencapai hubungan yang memuaskan satu sama lain
tergantung dari cara pasangan mampu mengatasi konflik dan perbedaan. Jika
metode yang digunakan pasangan untuk nmenyelesaikan masalah bertentangan satu
sama lain, mereka akan mampu melakukan penyesuaian yang akan memuasakan kedua
pihak. Jika satu individu mempunyai kebiasaan penyelesaian masalah dengan cara
menghindari koflik di setiap hal, penyelesaian masalah akan menjadi tidak
efektif.
Jika terdapat keputusan untuk adopsi atau melahirkan
anak, selanjutnya tanggung jawab dalam jangka panjang menjadi fokus dari
perkembangan suatu keluarga dan kebutuhan kesehatan yang utama. Perawat, dalam
menganalisis dan mempelajari kebutuhan
dari pasangan yang tengah hamil, harus memperhatikan semua aspek keputusan dari
pasangan tersebut dan motivasi mereka yang mungkin berhubungan dengan
kehamilan. Dengan meningkatnya orang tua tunggal (single parent) menjadi hal
yang umum, melalui perceraian, kematian, adopsi, atau pilihan lain untuk
mempunyai anak di luar ikatan pernikahan, analisis data harus mempertimbangkan
kebutuhan khusus dari bentuk keluarga semacam ini.
Sikap dan praktek yang bebas dalam suatu masyarakat
terkait seksualitas meningkatkan resiko Penyakit Menular Seksual seperti herpes
pada alat kelamin, GO, dan sypilis. AIDS adalah salah satu PMS yang umum
terjadi saat ini, ditemukan pertama pada tahun 1981. Penyakit ini mempunyai
masalah-masalah yang unik, memberikan ancaman pada orang dewasa muda, dan pada
keluarga dan masyarakat. HIV ini bisa ditransmisikan melalui hubungan seks
heteroseksual maupun homoseksual, kontak langsung dengan darah yang terinfeksi,
berbagi jarum pada penggunaan narkotika suntik (IDU), dan dari ibu yang
terinfeksi ke janinnya. Pencegahan penularan HIV membutuhkan pengendalian
perilaku yang beresiko dan patuh pada tindakan pencegahan dan keselamatan bagi
tenaga kesehatan dalam menangani cairan darah yang terinfeksi.
Faktor resiko berkaitan dengan seksualitas termasuk
kurang pengetahuan terkait “seks yang aman”, anatomi dan psikologi dari sistem
reproduksi, kebersihan pribadi, dan kurang perawatan saat sebelum melahirkan,
kehamilan sebelum umur 16 dan sesudah umur 35, riwayat hipertenssi dan infeksi
selama hamil dan kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan.
Faktor-faktor resiko untuk kehamilan prematur dan
pernikahan yang tidak memuasakan adalah karena kurang pengetahuan terkait
perencanaan keluarga, umur perempuan dan laki-laki saat menikah (kehamilan pada
remaja mempunyai banyak resiko, orang dengan umur 20an mempunyai resiko yeng
lebih kecil), kurang pengetahuan terkait seksual dan peran pernikahan dan
penyesuaian-penyesuaian. Dalam hal kehamilan pada remaja yang tidak
direncanakan, orang tua menyebabkan resiko biologis pada usaha memsarkan anak
mereka. Kurang pengetahuan terkait perawatan sebelum kelahiran, saat kelahiran
dan praktek persalinan menyebabkan risiko baik pada ibu maupun anak.orang tua
tidak mampu memainkan peran fungsi sebagai orang tua akan memberika resiko
terjadinya keluarga yang tidak memuaskan, pemutusan hubungan, dan perkembangan
awal tahapan dari siklus hidup keluarga yang tidak tepat.
Jika pasangan membuat keputusan untuk tidak mempunyai
anak, mereka harusbelajar banyak tentang kebutuhan akan metode konstrasepsi
yang tersedia.
KELUARGA DENGAN
AWAL KELAHIRAN ANAK
Kelahiran bayi merupaka awal dari unit yang baru. Semua
anggota keluarga harus belajar peran baru mereka dalam hal fungsi dan tanggung
jawab ketika unit berkembang. Cara perkembangan akan dipengaruhi oleh riwayat
orang tua di masa lalu sebagai diad dan pengalaman mereka di kelompok yang
lain, khususnya keluarga asal mereka.
Keluarga mungkin akan mengalami ketidakseimbangan ketika
pasangan mencari cara untuk mengakomodasi anggota baru dalam keluarga. Sebagai
kelompok, ketiganya mencari cara untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, unutk
meminimalisasi perbedaan dan untuk bekerja sama. Pada awalnya, orang tua sering
merasa kekurangan dukungan emosional selama bebrapa awal bulan pada masa
menjadi orang tua. Beberapa hari awal setelah pulang dari rumah sakit,
membutuhkan usaha khusus jika pasangan tidak mempunyai relasi atau keluarga
atau teman untuk memberikan dukungan. Analisis kebutuhan selama masa kritis
sangat membantu orang tua baru ini. Orang tua mungkin tahu dalam merawat bayi
dan memnuhi kebutuhannya tetapi mungkin kekurangan kemampuan untuk merasa
tumbuh peran sebagai orang tua dalam dirinya. Jika ibu bekerja, mungkindia akan
melakukan perawatan bayi yang rutin dan berada di dalam rumah sepanjang waktu
yang membosankan. Suami mungkin cemas apakah satu pendapatan cukup untuk
mendukung keluarga atau haruskah dia meningkatkan jadwal bekerjanya. Keduanya
mungkin bisa memberikan dukungan emosional jika sudah mempersiapkan pola peran
orang tua yang memuaskan. Sebagai keluarga dengan awal kelahiran anak akan
menghadapi masalah dalam menyesuaikan anggota baru, keluarga asal mereka atau
sistem pendukung yang lain (kelopok dukungan diri, tetangga, teman) mungkin
bisa memberikan bimbingan.
Bebrapa orang tua tumbuh dengan baik selama periode ini
ketika janisn membutuhkan peratawan dan pemeliharaan yang total dan
konsisten.mereka mampu menemukkan dukungan satu sama lain dalam hubungannya
dengan keluarga san teman. Pasangan akan menemukan kepuasan dalam memainkan
peran orang tua diketahui bahwa pengaruh orang tua dimulai saat kelahiran dan
merupaka faktor terpenting dalam hal : fisik anak, emosi, dan perkembangan
kognitif; mereka siap untuk mengenali tanggung jawabnya. Kemampuan orang tua
untuk menngenali tanggung jawab sangat tergantung pada tingkat kedewasaannya;
bagaimana dulu mereka dirawat saat kecil; perasaan mereka tentang diri sendiri,
budaya, kelas sosial dan agama; hubungan mereka satu sama lain; nilai-nilai dan
filsafat kehidupan mereka; persepsi dan pengalaman mereka dengan anak-anak dan
orang tua; stres yang pernah mereka alami. Terdapat hubungan positif iantara
tingkat kesehatan emosi pada anak dengan kondisi hubungan orang tua.
Dalam menganalisis kebutuhan keluarga dalam mebesarkan
anak, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut seperti
perkembangan tugas keluarga untuk menyediakan kesehatan fisik, dukungan
ekonomi, dan memelihara kegiatan vital dalam hal pembelajaran anak-anak dan
perkembangan sosial. Di dalam mengalnalisis kebutuhan pasangan selama masa ini,
perawat haruss waspada pada interaksi diantara ketiganya. Mengobservasi
bagaimana keputusan diambil memperhatikan kebutuhan akan menunjukkan bagaiman
fungsi dari keluarga tersebut, peran apa yang dimiliki oleh masing-masing
anggota keluarga, dan bagaimana keluarga dengan efektif memnuhi kebutuhan
masing-masing anggota keluarga.
Resiko-resiko yang berhubungan dengan hubungan peran
termasuk orang tua yang bekerja dengan penggunaan sumber daya yang tidak tepat
dalam merawat anak, berperilaku kerasa atau tidak menghiraukan anak, jumlah
anak yang jarak umurnya berdekatan, rendahnya penghargaan terhadap diri
sendiri, orang tua menggunakan anaknya sebagai pelampiasan frustasi yang dia
alami, orang tua yang tidak dewasa yang tergantung dan tidak mampu untuk
memagang tanggung jawab, dan keyakinan yang kuat tentang hukuman fisik atau
ketaatan.
KELUARGA DENGAN
ANAK USIA SEBELUM SEKOLAH
Keluarga ini mungkin mempunyai lebih dari satu anak,
masin-masing tumbuh dan berkembang dengan pola masing-masing. Anak-anak pada
usia sebelum sekolah tuntutan yang besar pada keluarganya; kelaurga harus
menyesuaikan pada masing-masing anggota keluarga yang baru yang muncul ke dalam
kelompok inni dan harus menyediakan ruang serta perlengkapan untuk perluasan
ini.
Lingkungan rumah harus dianggap sebagai kebutuhan yang
penting dan keperluan anak pada usia sebelum sekolah. Dalam menganalisi data
rumah, perwata mengobservasi apakah anak distimulus dengan kesempatan untuk
merasakan dan menggali lebih dalam. Rumah harus aman dalam waktu yang bersamaan
saat anak diberikan kesempatan untuk berekplorasi. Sebagai ganti menjauhkan
anak dari dapur atau taman, harus menemukan cara untuk melibatkan anak ke dalam
kegiatan memasak dan bercocok tanam untuk menyediakan pengalaman belajar bagi
anak. Pengaruh lingkungan yang lain yang akan mempengaruhi kecepatan dan gaya
perkembangan pada anak, termasuk praktek agama, latar belakang etnis, pendiidkan,
dan teknik dsiplin.
Meningkatnya bukti menunjukkan terjadinya sakit
terhuubung dengan kuat dengan pengaruh lingkungan. Di dalam lingkungan rumah,
kontaminasi udara, air dan makanan meningkatakan resiko kesehatan. Sebagai
contoh, karena keracunan, penyakit yang yang bisa dicegah memberikan efek yang
berkelanjutan pada ratusan anak-anak, bisa sebagai pengaruh dari pengecatan dan
faktor lain di dalam rumah. Meskipun pengaruh pengecatan eksterior rumah
dibatasi di US, banyak trumah yang mempunyai dinding interior. Rumah dan
automobile harus diwaspadai sebagai sumber pajanan agen berbahaya, yaitu
karbon. Perawat juga harus menijau ulang data tentang keselamatan di dalam
rumah.
Perkembangan tugas-tugas untuk keluarga termasuk
penyesuaian pada penghabisan energi dlaam suatu pasangan ketika mereka merespon
pada tuntutatn peran orang tua satu sama lain. Perawat mungkin juga harus
bertanya untuk menggali makna peran orang tua bagi pasangan tersebut. Mereka
membutuhkan waktu diri masing-masing dan pada saat yang bersamaan mereka perlu
tahu bahwa anak mereka aman bersama orang yang bisa bertanggung jawab;
pengendalian ekonomi mungkin membuat hal ini menjadi sulit.
Keluarga dengan anak pada usia sebelum sekolah harus
memperhatikan kebiasaan yang berkaitan dengan promosi kesehatan seperti makanan
yang sesuai, olah raga, tidur, dan hygene gigi. Melalui contoh mereka,
rutinitas yang mereka berikan pada anak, menggunakan pendorong yang positif,
orang tua mampu melakukan banyak pembelajaran pada anal sebelum sekolah tentang
kesehatan.
KELUARGA DENGAN
ANAK USIA SEKOLAH
Keluarga dengan anak yang bersekolah mungkin mencapai
ukuran maksimum dalam hal jumlah dan hubungan anata anggota. Masalah orang tua
yang utama selama tahap ini adalah merasa dikotomi antara kepentingan probadi
dan usaha pemenuhannya dalam memlihara generasi berikutnya. Perkembangan tugas
keluarga melibatkan tujuan-tujuan utama dari pengorganisasian ulang untuk
menyiapkan duania yang lebih luas bagi anak mereka yang berada di usia
sekolah.mendorong prestasi di sekolah merupakan tugas penting dalam proses sosialisasi
pada anak. Dengan melihat tujuan sosial dan pendidikan berkaitan dengan budaya
keluarga dan tujuan yang dipunyai orang tua manjadi sangat penting di dalam
perkembangan tahap ini. Sebagai contoh, benyak kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan kesehatan di sekolahnya yang akan mempengaruhi anak untuk berkembang
dan ingin melakukan kebiasaan kesehatan dan untuk mendapatkan keyakinan tentang
kesehatan yang benar. Masih karena tekanan orang tua, pendidikan kesehatan di
sekolah ditujukan terutama pada masalah yang banyak terjadi seperti merokok,
penyalahgunaan narkotika dan alkohol. Oleh karena itu, pesan yang diberikan
berorientasi pada masalah kesehatan dan krisi, ketika anak harus mempelajari
aspek positif dari perilaku sehat. Sebagi hasilnya, baik sekolah maupun di
rumah menyediakan keterampilan anak usia sekolah dan pengembangan nilai-nilai
yang berkaitan dengan kesehatan dan membuat keputusan perilaku berisiko dan
konsekuansinya. Selama perkembangan tahap ini keluarga menjadi penting baik di
rumah baik di sekolah dalam mengajari anak bagaimana cara menilaia resiko
sebagai hasil perilaku tertentu dan apa manfaat dari mempraktekkan perilaku
yang lain.
Perkembangan tugas yang penting lainnya dalam tahap ini
bagi orang tua dan anak adalah membiarkan mereka nberaktivitas baik di dalam
maupun di luar rumah. Orang tua mungkin bisa tergabung dalam kelompok
masyarakat seperti asosiasi orang tua dan guru, kelompok pemantau, kelompok
olah raga, dan sukarelawan berabagi organisasi lainnya. Ibu mungkin bisa berpperan
dalam pembaharuan kesempatan-kesempatan dalam pendidikan. Orang tua bisa
membantu pembentukan konsep sdiri yang positif pada anak dengan mendoronbg
mereka untuk terlibat dalam diskusi keluarga dan membuat rencana pembuatan
kebijakan dan pengambilan keputusan. Posisi kelompok pada praktek-praktek
kesehtaan yaitu pada kebijakan dan keputusan keluarga.
Di tahap ini, keluarga peka terhadap faktor-faktor
resiko bila rumah yang tidak aman dan
tidak terstimulus, infeksi yang berulang, berperilaku keras dan tidak
menghiraukan anak, lingkungan kemiskinan, dan rendahnya penghargaan terhadap
keluarga sendiri. Anak yang terpajan rumah yang tidak aman dan tidak
terstimulus akan menyebabkan perilaku yang mengganggu, masalah di sekolah,
ketidakmampuan dalam belajar. Orang tua yang tidak bisa mengatur anaknya dengan
cara mendukung pertumbuhannya akan segera kehabisan energi dan mungkin akan
mengambil cara yang tidak orthodox dalam usaha pembebasan dari peran orang tua.
Saya kenal seorang wanita yang tahu tanda yang tepat utuk meyakinkan staf ruang
gawat darurat bahwa tiga anaknya itu harus masuk rumah sakit agar dia bisa
mendapatkan akhir pekan yang bebas untuk sekarang dan nanti.
KELUARGA DENGAN
REMAJA
Keluarga dengan anggota seorang remaja mungkinakan
mengalami “kehamilan dalam perubahan hidup” yaitu yang berarti orang tua harus
merawat bayi ketika anaknya yang lain sedang sekolah. Mempunyai anggota baru
yang masuk ke keluarga pada tahap ini mungkin merupakan sumber kesenangan atau
sumber frustasi bagi keluarga. Tujuan umum dari keluarga yang mempunyai remaja
adalah menghilangkan beberapa ikatan keluarga dengan maksud untuk memberikan
tanggung jawab yang lebih luas dan kebebasan dalam persiapan melepaskan remaja
muda. Ketika setiap anggota keluarga melakukan perkembangan tugasnya
masing-masing di tengah-tengah tekanan sosial, keluarga sebagai satu kesatuan
mempunyai tugas-tugas yang harus dipenuhi. Memperkuat hubunngan pernikahan
untuk membangun dasar dari tahapan keluarga di masa depan adalah suatu tugas
selama tahapan ini berlangsung.
Komunikasi yang terbuka, perkembangan tugas-tugas yang
kritis pada tahapan ini, mungkin akan sulit terjadi antara orang tua dan
remaja, karena sering terjadi penolakan satu sama lain antara orang tua dan
remaja karena perbedaan nilai dan gaya hidup maisng-masing. Nilai dan standard
pada kuarga harus ditanyakan. Meskipun ibu dan ayah memiliki kekuatan yang
seimbang siapa yang harus melakukan hal tertentu, siapa yang akan memakai mobil
keluarga, bagaimana cara membelanjakan uang keluarga, remaja mungkin ingin
melakukan hal yang teman meraka lakukan, mempunyai mobil pribadi, menghasilkan
uang sendiri dan membelanjakannya dengan cara yang mereka anggap benar. Orang
tua yang memberikan kesempatan pada remaja untuk merasakan situaso sosial, emosional,
dan etical dengan orang lain akan memberikan kesempatan pembelajaran untuk meningkatkan otonomi dan
tanggung jawab.
Keluarga harus setuju dengan perkembangan tugas keluarga
yaitu keseimbangan kebebasan dengan tanggung jawab sebagai remaja yang matang
dan emansipasi diri. Masalah kesehatan dalam kelompok umur ini yaitu kekerasan
yang menyebabkan kematian, luka, dan penyalahgunaan narkotik dan alkohol.
Berpengaruh pada faktor resiko tersebut yaitu kurang kemampuan pemecahan
masalah, nilai-nilai keluarga tentang kompetisi dan keagresifan, faktor
sosio-ekonomi yang berhubungan dengan hubungan teman sebaya., nilai yang kaku
dan tidak fleksibel, perilaku berani berbuat sikap yang berisiko, dan konflik
antara orang tua dan anak. Keluarga, meskipun tidak sepenuhnya mengendalikan
dan bertanggung jawab total pada faktor-faktor resiko ini, mungkin mempunyai
kendali kecil pada resiko seperti rendahya faktor sosio-ekonomi. Keluarga juga
tidak bisa lasngung siap mengurangi banyak resiko-resiko lingkungan untuk mencegah
kekerasan dan kematian; sebagaian tanggung jawab terletak pada kepolisian,
produsen automobile dan badan pembuat undang-undang tentang standar
keselamatan.keluarga harus membuat usaha ke tenaga kesehatan masyarakat dan
lainnya untuk mengurangi faktor resiko lingkungan.
Bagaimanapun, keluarga bisa membuat tenaga pendorong
untuk remaja dalam perkembangan tahap ini, seperti menghasilkan kosekuensi
positif dan konsekuensi negatis. Membuat pilihan, komitmen melakukan perilaku
yang dipilih, nilai keluarga tentang menang dan tidak kalah, keagresifan, dan
kompetisi mungkin perlu untuk dilihat kembali selama masa ini; remaja mungkin
memutuskan mereka tidak lagi bisa menjalankannya. Perubahan nilai dalam rdiri
remaja mungkin akan menghasilkan konflik dan memunculkan ancaman bagi keluarga,
yang mungkin direnspon dengan memberikan tekanan yang tidak sesuai pada remaja
untuk menekankan nilai-nilai keluarga. Dalam hal mati dan hidup, orang tua
perlu untuk menmberikan informasi dan menunjukkan kedudukannya, seperti “tidak
mengemudi saat minum/mabuk!”
Tahapan perkembangan keluarga mungkin menggambarkan
krisis pada diri remaja, orang dewasa dan pada keluarga itu sendiri. Anak
berpindah dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Ketika dewasa melewati masa
tergantung orang tua dan mandiri dari orang tua. Remaja berusaha mencari
identitas secara mandiri dan masih berhubungan dengan keluarga. Orang dewasa
berada di tengah hidupnya dan remaja mengintrepetasikannya dengan fantasi
remaja tersebut dan memutuskan siapa mereka dan akan jadi apa mereka di sisa
hidupnya
REMAJA DENGAN
ORANG DEWASA MUDA
Keluarga ini seperti pusat pelepasan karena anak-anak
mulai meninggalkan rumah. Dalam hal membiarkan anak pergi, orang tua
melepasakan peran orang tua yang sudah berlangsung 20 tahun atau lebih kembali
menjadi asal yaitu dyad pernikahan.
Pasangan membangun hidup baru bersama sambil menjaga hubungan dengan
orang tua yang sudah tua, cucu, dan keluarga karena pernikahan anaknya.
Pasangan mungkin akan menemukan kesulitan untuk
mengartikan kembali hubungan mereka. Untukm wanita, perannya sebagai ibu
berubah karena anaknya suah tidak membutuhkan peran seperti dulu. Jika dia
telah mengasuh anaknya selama 20 tahun, mungkin dia akan merasa tidak
dibutuhkan dan kehilangan tujuan. Dia mungkin akan memutuskan untuk masuk dalam
dunia kerja untuk yang pertama kali dan mungkin hal ini bisa membantu transisi
mereka. Untuk suaminya, mungkin merasa melehnya karir dan dan menyadari bahwa
dia tidak akan lagi berkembang. Sebagai tambahan Perubahan individual pada pasangan,
keluarga dengan anak pada usia dewasa muda mungkin akan mengalami tekanan.
Orang tua yang menua dalam keluarga besar membutuhkan bimbingan dan anaknya
mungkin memrlukan dukungan finansial dan emosional untuk meninggalkan rumah
untuk berkuliah, menikah atau bekerja. Tenggung jawab finansial dan emosional
dengan anggota lain dalam keluarga mungkin akan mencegah pasangan memusatkan
pikiran pada diri mereka dan hubungan pernikahan meraka selama tahap
perkembangan ini.
KELUARGA DENGAN
ORANG DEWASA PADA USIA TENGAH
Keluarga ini mungkin hanya terdiri dari dua anggota,
memikirkan diri sendiri dan memperkaya kosep diri dan hubungan pernikahan
muncul pada saat ini. Biasanya smeua anaknya telah meninggalkan rumah, orang
tua mengalami kebebasan baru dan kehidupan baru. Beberapa pernikahan, pada
tahap ini, dengan sejumlah keamanan dan stabilitas tertentu; pasangan telah
mampu untuk memahami kebutuhan masing-masing.
Tekanan menjadi orang tua telah ditinggalkan, dan pasangan bisa
menikmati pencapaian anak dan cucu mereka. Pasangan mungkin tinggal di tempat
tinggal tertentu dalam waktu yang lama dimana tetangga agar bisa mendapatkan
jaringan pertemanan dalam jangka panjang. Perkenalan yang lama akan memerlukan
pastisipasi mereka dalam sejumlah ritual atau acara rutin tetangga. Kemanan
ekonomi dan penghargaan pada diri mungkin merupakan puncak pasangan ini.
Di lain pihak, beberapa pernikahan yang berada tahap ini
mungkin dalam masalah. Anak terakhir yang meninggalkan rumah juga mungkin akan
membuat “sindrom sarang kosong”. Jika pasangan tidak mepersiapkan diri meraka
untuk tahap ini, mereka mungkin akan melihat tempat lain untuk mencari
kesempatan memperkaya konsep diri. Suami, merasa peran ayah-nya tidak lagi
diperlukan, mungkin akna mencari istri muda dimana dia akan memulai keluarga
baru. Istri, merasa tidak lagi diperlukan oleh anak dan suaminya, mungkin
memepunyai perilaku yang merusak seperti mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan.
Suami dan istri mungkin akan mengalami masalah khusunya hbungan seks mereka dan
mungkin tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Tugas-tugas kesehtan ini dalam tahapan perkembangan ini
membutuhkan sebuah kewaspadaan baru karena kerentanan pada kesakitan dan
penyakit di kelompok umur ini. Pasangan harus waspada pada reiko-resiko
kesehatan dan menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan untuk menangani hal ini.
Kehilangan pada tahap ini mungkin juga merupakan hasil dari masalah kesehatan; pasangan
mungkin mengahdapi kematian anggota keluarga atau teman dan menurunnya
pendapatan. Jika suami atau istri menderita sakit fisik atau mental, yang lain
harus bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Mengartikan
kembali konsep diri mungkin diperlukan.
Dewasa dengan usia pertengahan peka menjadi host dari faktor-faktor resiko yang
bisa menyebabkan 3 penyakit utama penyebab kematian : penyakit jantung, kanker,
dan CVA (stroke). Gaya hisup keluarga mungkin membantu untuk mengurangi resiko
dengan menempatkan nilai yang tinggi pada aktivitas fisik, tidak merokok,
manjeaga kebiasaan makan yang bergizi, dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah
sedikit. Kebiasaan gaya hidup yang ditularkan dengan model peran mempunyai
peran yang lebih besar pada anggota keluarga yang lebih muda daripada
menggunakan bahasa verbal. Jika mungkin, anggota yang usia tengah bisa memilih
lingkungan yang bebas [polsusi. Anggota keluarga juga bisa memasang tekanan
pada key person dalma masyarakat untuk mengurangi resiko di lingkungan.
KELUARGA DENGAN
ORANG DEWASA YANG TUA
Penyesuain pada pemberhentian bekerja menjadi penting di
tahap ini. Hal ini bisa mempengaruhi hubungan dengan yang lain. Pemberhentian
kerja selain kehilangan pekerjaan juga menurunnya pendapatan. Tugas tahap ini
adalah menghasilkan pendapatan yang mendukung dan menyesuaikan lingkungan rumah
menjadi aman dan nyaman serta penyesuaian kkehilangan pasangan hidiup yang
mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada anggota kelaurga.
Promosi kesehatan pada tahap ini ditujukan pada kemmapuan
fungsional, membatasi efek buruk dari peningkatan ketidakmampuan, dan mejaga
kualitas hidup. Orang dewasa yang tua mengharapkan departemen sosial bisa
memberikan mereka fasilitas untuk menanmpilkan kapasitas tertinggi baik fisik,
psikologis dan tingkatan sosial. Banyak orang tua yang mengingat rumah mereka,
pada umumnya sangat ketergantungan.
Integritas ego menjadi tantangan di tahap ini dan
memberikan tuntutan penuaan yang sukses melalui aktivitas yang
berkesinambungan. Meningglakan semua tahapan perkembangan keluarga, pasangan
menerima apa yang mereka lalkukan adalah apa yang mereka punyai. Saat ini
mereka mungkin mengejar kepentingan lain dan menjaga aktivitas unutkm merasa
diperlukan dan berguna.
DIAGNOSA
FORMULA KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan keluarga adalah untuk membantu keluarga
mempromosikan kesehatan selam asiklus hidupnya dan mencegah penyakit melalui
perilaku yang minim dari resiko. Perawat menenntukan diagnosa dan memvalidasi
data dan dari persepsi-persepsi.
Kesimpulan dari penyataan maslaah, diagnosa juga menyediakan arahan
untuk tujuan dan intervensi dengan mengidentifikasi pernyataan tentang kesehtan
yang negatif dan faktor yang haruis diubah untuk mencegah maslaah.
Andrews menyebutkan petunjuk untukm diagnosa keperawatan
:
1.
Harus ringkas
dan jelas
2.
Harus
berorientasi pada klien
3.
Harus spesifik
dan akurat
4.
Mungkin sebuah
penrnyataan deskripsi
5.
Harus
menyediakan narahan untuk intervensi perawatan
6.
Memungkinkan
untuk mengimplementasikan intervensi
7.
Harus
mencerminkan status kesehatan klien saat ini.
Tabel 8-5 Contoh Doagnosa Keperawatan Keluarga
Model Teori
|
Tahapan
|
Status Kesehatan
|
Pola
|
Masalah
|
Perkembangan
Faktor-faktor resiko
|
Keluarga dengan remaja
Keluarga dengan anak sebelum sekolah
Keluarga dengan orang dewasa tua
Pasangan muda
Keluarga dengan dewasa usia tengah
|
Perubahan dalam peran orang tua
Potensial untuk luka pada tubuh
Rasa duka
Berkompromi dan tidak efektif
Reaktif dan depresi pada situasi tertentu
|
Peran dan hubungan
Pengelolaan kesehatan
Peran dan hubungan
Koping
Persepsi diri dan kosep diri
|
Nilai sistem dari orang tua dan remaja menimbulkan
konflik
Membersihkan obat atau zat yang berbahaya dari
jangkauan anak
Kehilangan pasangan
Pernikahan remaja
Kehamilan sebelum 16 th
Merasa bersalah
Ketidakmampuan menjalin hubungan dengan pasangan dan
anaknya
Penyalahgunaan alkohol dan obat
|
PERENCANAAN
DENGAN KELUARGA
Perencanaan intervensi diperlukan untuk menlengkapi
penilaian, analisis dan diagnosa keperawatan. Tujuannya untuk membawa perubahan
perilaku pada keluarga yang kana mem[promosikan kesehatan dan mencegah
keterbatasan fungsi. Seperti di tahap penilaian, keluarga sebagai partisipan
aktif dalam proses perencanaan; tingkatan tanggung jawab diantara anggota
keluarga menentukan status kesehatan individu adalah penting untuk mendukung
hasil perubahan perilaku. Proses perencanaan sebagai berikut :
1.
Menentukan
masalah yang menjadi prooritas diantara masalah-masalah
2.
Hal yang bisa
ditangani perawat dan keluarga dan itu harus ditunjukkan pad ayang lainnya
3.
Tujuan dari
pemecahan masalah
4.
Aksi dan hasil
yang diharapkan.
Jika status kesehatan keluarga dipertimbangangkan sebagai
fungsional, perawat memverifikasi situasi dan menetapkan rencana untuk
mengevaluasi kembali staus kesehatan keluarga. Rencana untuk melanjutkan
perilaku sehat terus digalakkan, dan informasi yang diperlukan nharus diberikan
pada keluarga, seperti jadwal imunisasi. Bekerja dengan keshetan keluarga,
perawat mengendalikan penilaian dan fase analisis dari proses keperawatan. Jika
status kesehatannya ditetapkan fungsional, perencanaan materi pendidikan
kesehatan, jadwal pengamatan periodik dan akes perawat merupaak tanggung jawab
profesional. Impelentasi dan evaluasi dari kegiatan promosi kesehatan meruapakn
tanggung jawab keluarga.
Hirarki kebutuhan oleh maslow menyebutkan prioritas yaitu
fisik, keamanan, cinta, penghargaan dan aktualisasi diri; perawat harus
mengingat bahwa kebutuhan rasa aman harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan kan penghargaan. Mennetukan prioritas keluarga dan perawat juga harus
menentukan siapa yang aakn mengerjakan penyelesaian masalah.
Masalah atau potensial menjadi masalah yang bisa
ditangani perawat diidentifikasi terpisah dengan intervensi keluarga. Masalah
yang bisa ditangani keluarga harus didukung oleh perawat. Kelaurga bisa
mengembangkan kemampuan promosi kesehatannya tergantung pengetahuan,
keterampilan, motivasi dan orientasi pada kesehatan.
Masalah yang membutuhkan medis, hukum dan perhatian
sosial harus ditangani lembaga yang sesuai. Perawat bisa memberikan informasi
sumber daya yang tersedia di masyarakat yang mungkin mereka butuhkan.
Masalah yang butuh bantuan perawat harus dinyatakan dalam
aksi keperawatan yang jelas, bertujuan, moral, bisa diselesaikan, bisa diadopsi
di situasi, keyakinan dan harapan khusus dari suatu keluarga.
TUJUAN
Tujuan adalah pernyataan yang menggambarkan outcome. Juga
aapa hasil yang diharapkan oleh keluarga tersebut. Tujuan peomosi kesehtaan
menggambarkan keinginan fungsi di tingakatan yang lebih tinggi untuk tumbuh
dengan memelihara kesehatan dan mencegah penyakit, seperti contoh dibawah ini :
Diagnosa Keperawatan
Pertahanan kelaurga; pertumbuhan stres yang tersembunyi
karena ketidakpahaman yang btidak sesuai
|
Tujuan
Setiap reaksi anggota keluarga akan diamati dan direkam
dalam situasi tegang selama seminggu
|
Diagnosa Keperawatan
Perubahan potensial dalam jadwal orang tua yang sibuk
|
Semua anggota keluarga berpartisipasi dalam rekreasi
bersama seminggu sekali
|
Tujuan Promosi kesehatan mencerminkan keinginan untuk
merubah kebiasaan kesehatan yamng mengindikasikan sebagai potensial menjadi
masalah selemu sign dan simptomp muncul
Diagnosa Keperawatan
Usaha yang tidak kuat untuk melakukan berhenti merokok
|
Keluarga akan memberikan dukungan pada anggota keluarga
yang mengikuti program berhenti merokok
|
Perubahan gizi : potensial manjadi obes dan intake
kalori yang berlebihan
|
Kaluarga akan menguangi500 kalori per hari
|
Kekurangan pengetahuan dan keterampilan penyembuhan
|
Kelaurga akan membaca Relaxation Response yang ditulis oleh Hebert Benson
|
Keluarga dan perawat adalah partner dalam mencapai
tujuan. Perawat berkontribusi memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
implikasi dari diagnosa keperawatan. Keluarga membawa mptivasi dan pandangan
keluarga pada masalah tersebut. Keduanya menentukan keberhasilan outcome apakah
bisa meningkatkan status kesehatan keluarga.
PETUNJUK
PELAKSANAAN
Setiap tujuan duibangun untuk diagnosa yang sesuai,
petunjuk npelaksanaan dikembangkan yang menjelaskan bagaimana untuk mencapai
tujuan. Biasanya nomor dari petunjuk pelaksanaan ditulis untuk setiap tujuan
karena mungkin terdapat banyak tujuan dalam sebuat diagnosa keperawatan. Sebagi
contoh :
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Petunjuk Pelaksanaan
|
Potensial untuk pengelolaan kesehatan yang buruk karena
gaya hidup yang pasif
|
Pengurangan resiko hipertensi
|
Berjalan 4 kali seminggu selama 45 menit
Membeli alat pengukur tekanan darah dan belajar
mengukur tekanan darah
Memeriksakan tekanan darah setiap 3 bulan
|
Menjaga berat badan di bawah 190 pound
|
Merecall makanan 24 jam dalam seminggu
Mengurangi kalori dan menurunkan BB 1 pund setiap 2
bulan dalam 6 bulan
Merencanakan olahraga dan mejaga kalori yang masuk
untuk menjaga berat badan
|
IMPELEMENTASI
Impelementasi yaitu merubah perencanaan keperawatan
menjadi sebuah aksi. Di dalam promosi kesehatan, perawat membimbing keluarga
untuk meningkatkan kapasitas untuk berbuat atas kehendaknya.
Keluarga mungkin tahu resiko dari merokok, perawat
menjelaskan perencanaan untuk perubahan, keluarga mungkin saja menolak dan
melanjutkan perilaku tidak sehat mereka.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit mempunyai 4
tipe intervensi keperawatan :
1.
Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan (sehingga keluraga bisa meningkatkan kapasitas
mereka dalam melakukan kegiatan di promosi kesehatan dan pencegahan penyakit)
2.
Meningkatkan
kekuatan (mendorong keluarga untuk nbersatu dan kompak yang bisa meningkatkan
kekuatan potensial keluarga)
3.
Meningkatkan
kekuatani pajanan / faktor resiko (termasuk membuat pperilaku orang tua menjadi
selaras dengan perilaku anak, menjauhkan bahan/tempat berbahaya dari anak
dengan kegiatan pembersihan dan ketidakmudahan dijangkau oleh anak,dan waspada
terhadap zat penggunanan kimia berbahaya seperti cat )
4.
Mengurangi
suceptibilitas (meningkatkan pendidikan pada keluarga tentang prisnsip
pencegahan, keluarga harus tahu bagaimana penyakit bisa menular ke orang lain,
melalui apa, dan peran penting PHBS dalam kesehatan, haru sbisa mengenali tanda
/ gejala yang mulai membutuhkan obat dan bagaimana acara merawat sakit yang
kecil/tidak berat)
Pender menjelaskan bahwa suceptibilitas merupakan
indikator perilaku pencegahan. Persepsi keluarga tentang resiko kesehatan dan
suceptibilitas mereka akan menjelaskan bagaimana mereka mengubah perilaku
mereka. Jika keluarga mengangggap kelebihan BB dan obesitas merupakan anacaman
bagi kesehatan mereka dan jika perawta bekerja sama dengan mereka dalam upaya
mengubah kebiasaan makan dan mengurangi BB, kmaka keluarga nampaknya berekasi
positif unutk mengadakan perubahan perilaku.
EVALUASI
Tujuan dari evaluasi adalah menjelaskan bagaimana respon
keluarga dalam intervensi perncanaan dan jika ini berhasil. Tujuan dan sasaran
wilayah ini adalah istilah perilaku akan lebih mudah dievaluasi daripada
diberikan secara umum. Kriteria yang spesifik digunakan untuk intervensi
evaluasi, seperti perubahan berat badan,meningkatkan kapasitas lambung dengan
program berolahraga, dan angka denyut yang rendah karena hasil dari olahraga
relaxation, dan semuanya ini mudah untuk diukur.
Leavitt
mengidentifikasi 5 ukuran fungsi keluarga
yang dapat digunakan untuk menentukan fungsi yang efektif.
- Merubah pola interaksi
- Komunikasi efektif
- Kemampuan mengekspresikan emosi
- Tanggung jawab keperluan individu dalam anggota
- Kemampuan menyelesaikan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar