do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 08 Maret 2016

Ayah Mengapa Aku Berbeda



resensi novel ''Ayah Mengapa Aku Berbeda?"

Identitas Buku:
Judul                                       : Ayah Mengapa Aku Berbeda?  
Penulis                                     : Agnes dan Teddy Davonar 
Penerbit                                   : Inandra Published 
Tempat dan tahun terbit          : Jakarta, September - 2011 
Tebal buku                              : 234 halaman




.,.
Sinopsis Cerita:
Kisah ini berawal dari pasangan suami-istri yang kemudian dikaruniai seorang gadis cantik bernama Angel. Gadis ini luar biasa, membawa ketegaran khususnya ayah-ibunya sendiri. Akan tetapi ia terlahir dengan sebuah keterbatasan hingga membuatnya menjadi sosok yang dikagumi semua orang. Lahir prematur dan divonis menderita tunarungu. Meskipun ia terbilang berbeda dengan anak seusianya, namun dalam dirinya begitu banyak tersimpan anugerah yang mungkin tidak orang lain dapatkan. Angel mampu bermain piano dengan indahnya, sungguh hadiah luar biasa dari Tuhan yang dikaruniakan kepadanya. Sejak Angel dilahirkan hingga usianya sekarang, tidak pernah tahu wujud ibu yang telah melahirkannya, hanya foto senyum indah Ibunya yang tergambar disalah satu sudut kamarnya. Ibunya meninggal ketika melahirkan Angel. Ia tinggal bersama Ayah dan Neneknya yang selalu menjaganya bagaikan permata ditengah-tengah keringnya karang.
Kini, Angel beranjak memasuki usia sekolah. Martin Ayahnya, mengajaknya untuk melihat sebuah sekolah. Namun ini berbeda, ya...sekolah luar biasa. Sekolah dimana Angel akan menjadi bagian didalamnya. Dengan hati yang tak kuasa menghadapinya, Ayah membawa Angel masuk. Meskipun sejak pertama melihat seluruh bagian depan sekolah Angel merasakan hal yang tidak biasa, namun Ayahnya tak pernah bosan memberikannya pengertian. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Angel resmi dan mengarungi pendidikannya di sekolah itu. Beberapa tahap berhasil diembannya, Guru disekolahnya pun  heran dibuatnya. Kemampuannya jauh lebih berkembang dibandingkan anak-anak lainnya, hingga setara dengan kemampuan anak-anak normal diluar sana. Bahkan meraih predikat nilai terbaik dikelasnya. Semuanya...senang mendengernya, Gurunya menyarankan Ayah Angel untuk mencoba berpikir memindahkan Angel ke sekolah biasa pada umumnya.
Tentunya dengan saran tersebut membuat Martin, Ayahnya berpikir ulang untuk benar-benar mendengarkan saran guru tersebut. Tapi berpindahnya Angel bisa terbilang membuat Ayah dan Neneknya khawatir, ada ketakutan jika Angel tidak bisa beradaptasi bahkan tidak diterima dilingkungan sekolah barunya. Seiiring berjalannya waktu sejauh Ia berada ditempat itu, gadis luar biasa ini bisa membuktikan kepada Ayah dan Neneknya kalau Ia mampu menghadapi segala kemungkinan yang bagi orang lain tidak mungkin Ia lakukan. (Anda semua tentunya bertanya-tanya, gimana caranya Angel berkomunikasi kan?...) ya, Angel memiliki seorang Nenek sekaligus Ibu ke-2 yang cerdas. Sebelumnya, Neneknya telah menyiapkan note kecil yang disisipkan dengan pena diatasnya dan ada tali yang menggantung, sehingga kemana pun Angel pergi, Ia bisa membawanya. Dengan begitu, Angel bisa menuliskan segala yang Ia perlukan disana, dan komunikasi dengan temannya pun menjadi lebih mudah.   
Pelajaran yang berharga juga bisa kita temukan dalam novel ini. Tidak sedikit yang merasa aneh ketika Angel menghabiskan separuh waktunya di sekolah itu. Hanya ada Hendra, sahabat yang selalu setia menemani hari-hari penuh cerita seorang Angel. Antara harus senang atau sedih yang selalu Angel rasakan ketika menginjakkan kaki di sekolahnya itu. Anges, dia lah perubah senyum manis Angel menjadi butiran air mata. Hanya karena keterbatasan, Agnes dengan sinisnya selalu saja membuat Angel tersiksa. Dihina, dicaci, dilukai baik secara fisik maupun psikisnya. Tapi, Angel tetap bertahan, kuat, tegar, dan berani menghadapinya. Sampai-sampai membuat lawannya itu terheran-heran bahkan bisa mengalahkan kemampuan Agnes baik dalam pelajaran maupun musik. Piano...ya, itulah alat musik dengan dentingan yang indah saat tutsnya dimainkan oleh seorang Angel. Berkat kemampuannya itu, Ia bisa bergabung dalam klub musik yang dipimpin oleh Bu Katrina.
Usai jam pelajaran selesai, Angel dan teman-temannya selalu menyisihkan waktu untuk berlatih piano diruang musik tentunya dengan arahan Bu Katrina. Kendalanya bukan karena Ia tidak bisa mendengar, tapi hadirnya Agnes dan teman-temannya. Setiap latihan selalu saja ada tingkah laku Agnes yang membuat kesabaran Angel teruji. Alasan berlatih adalah karena diumumkannya konser untuk tim musik sekolah ini oleh Ibu Katrina. Singkat cerita, tiba-tiba tanpa diketahui oleh Angel, Ayahnya jatuh pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit oleh pembatunya dirumah. Jantung, itulah sakit yang diderita oleh Ayah Angel, dan itu sudah pasti membuatnya sedih.  Meskipun Agnes telah melarangnya ikut serta dalam konser itu, namun Angel tidak memperdulikannya. Ia telah berjanji kepada Ayahnya, kalau Ia akan menampilkan yang terbaik untuk Ayahnya.
Hari konser pun tiba, Agnes dan teman-temannya ternyata telah mempersiapkan hal buruk untuk Angel. Dibelakang panggung tepatnya didalam sebuah kotak, ada rambut palsu dan baju compang camping bahkan robek dibeberapa bagiannya. Mereka menyuruh Angel untuk memakainya di atas panggung. Tanpa ada pilihan lain Ia tetap harus memakainya, karena kalau tidak Ia tidak diizinkan untuk tampil oleh mereka. Angel memang anak yang berhati mulia, demi janjinya dan untuk membuat Ayahnya bangga, Ia melakukan semua yang Agnes perintahkan dengan air mata yang jatuh dipipinya. Mereka berpikir Angel akan ditertawakan oleh semua orang yang menyaksikan konser itu, tapi ternyata salah. Memang sih awalnya ketika Angel berdiri dihadapan orang banyak, mereka semua terlihat heran. Tapi  setelah tuts piano Ia mainkan, semua nampak hening. Hingga berakhir pada tepuk tangan meriah dari seluruh penonton yang menyaksikannya.
Ayah Angel menyaksikan putrinya dengan bangga menangis bahagia anaknya benar-benar menepati janji untuk tampil luar biasa dihadapan semua orang yang mungkin memandangnya sebelah mata. Angel langsung berlari menuruni panggung dan menuju tempat Ayahnya. Tak tersadar air matanya pun mengalir saat memeluk erat Ayahnya. Semua yang telah Ayahnya ajarkan kepadanya, kini Angel mengerti “Mengapa Ia berbeda dengan yang lainnya”.Angel percaya mereka yang terlahir dengan kekurangan sepertinya di dunia ini adalah mereka yang bahagia karena keterbatasannya.

Tidak ada komentar: