BAB
I
PEMIMPIN
DAN POLA PEMBANGUNANYA PASKA TERBENTUKNYA KABUPATEN MUNA SAMPAI ZAMAN ORDE
BARU.
A. Pemerintahan Bupati la
ode Abdul Koedoes
Pada awal terbentuknya kabupaten muna
berdasarkan UU NO 29 Tahun 1959, maka secara administrasi terjadi perubahan
dari pemerintahan kewedanan menjadi pemerintah daerah Tk II (Kabupaten).
Dengan terbentuknya muna sebagai
daerah Tk II ( Kabupaten Muna ) yang
dilegitimasi pada tanggal 2 maret 1960, dengan bupati I (pertama) adalah La Ode
Abdul Koedes.
Pemerintah La Ode Abdul Koedes sangat singkat karena
hanya 1 tahun. Hal ini merupakan refleksii dari pemerintahan La Ode Abdul
Koedes karena peristiwa berdarah yaitu akibat ledakan granat seorang anggota
Mobrig yang mengalami kelainan jiwa. Karena begitu singakatnya masa
pemerintahan beliau, perubahan signifikan terhadap daerah muna. Dan juga tiadk
meningalkan catatan penting yang monumental, karena :
1. Jangka
waktu satu tahun adalah waktu yang singkat, sehingga suatu hal yang mustahil
dapat merealisasikan pogramnya.
2. Kondisi
negara/daerah yang diwarnai dengan berbagai tindakan sepratisme misalnya di
TII.
3. Beliau
sebagai bupati pertama dari kabupaten yang baru terbentuk, sehingga belum
memiliki pola yang efektif untuk menjalankan roda pemerintahan.
Sebagai penghargaan rakyat muna kepada
La Ode abdul koedoes yang tercatat dalam sejarah daerah sebagai bupati pertama
sehingga namanya pun diabadikan sebagai nama salah satu jalan di kota Raha.
Pengabdian dan jasa-jasa beliau anatara lain melakukan dasar-dasar beliau
antara lain pentaan kota raha dengan program perintisan jalan dan
lorong-lorong. Rintisan lain yang dianggap sebagai manufer pembangunan adalah
peletakan dasar pembangunan mesjid raya lama. Namun rencana dan program
tersebut belum sempat terealisasi, beliau terkena musibah peledakan granet di
kediaman bupati saat itu. Dengan demikian maka berakhirlah pemerintahan La Ode
Abdul Koedoes.
B.
Pemerintahan
Lettu Inf M. Thalib
(11-11-1961
s/d 3-12-1965)
Setelah terjadinya peristiwa tragis
terhadap Bupati pertama La Ode Abdul Koedoes maka di kabupaten muna di tetapkan
sebagai daerah rawan, apalagi pada saat itu masih berkecemukan gerakan
sepraratisme di TII dan PKI. Dalam kondisi itu maka pemerintah pusat mengambil
sikap untuk melakukan rehabilitas aparatur dengan menempatkan aparat TNI dan
POLRI mulai jabatan kepala desa hinnga gubernur. Pemikiran ini dengan tujuan
memudahkan proses penumpasan gerakan-gerakan yang merongsong pemerintah. Oleh
karena itu pasca pemerintahan La Ode Abdul Koedoes, maka yang diangkat untuk
mengantikan beliau adalah seorang anggota militer yaitu lettu. Inf.M. Thalib
sebagai bupati ke II. Pemerintahan beliau cukup lama yaitu hingga selesainya
peristiwa G 30 S PKI.
Pada
masa pemerintahan M. Thalib pembangunan di muna tidak dapat berjalan dan bahkan
tidak ada program untuk melakukan pembangunandi muna tidak dapat berjalan dan
bahkan tidak ada program untuk mkelakukan pembangunan karena pada masa itu
setiap saat terjadi tarik menarik antara propoganda PKI dan pemerintah.
Refleksi dari peristiwa itu maka banyak masyarakat muna yang tercatat dalam
buku agenda pemerintahan sebagai golongan anggota organisasi partai terlarang
baik kategori terlibat maupun dilibatkan.
Pengertian
dilibatkan dalam pernyataan tertsebut bahwa banyak masyarakat yang terdaftar
dan mendaftarkan diri untuk mendapatkan pacul, tetapi ironisnya daftar itu
kemudiaan masuk pada agenda PKI sebagai golongan yang mendukung program PKI,
sedangkan gholongan dan kategori yang terlibat dalah mereka yang memahami dan mengetahui
persis tujuan gerakan sepratismr pki.
Kondisi daerah yang tidak menetu akibat
gerakan sepratisme PKI membuat masyarakat dihantui perasaan ketakutan.
Masyarakat bersikap aporiori, bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan,
karena simalakkama antara propoganda PKI dan Program-program pemerintah.
Peristiwa ini membawa masyarakat pada persoalan sosial karena dalam waktu tahun
1961-1965 hampir seluruh masyarakat di timpa bencana kelaparan dan dampaknya
tidak hanya trejadi dalam kurun waktu itu tetappi berlanjut hingga awal lahirya
orde baru.
Peran aktif pemerintah dalam
menangulangi gerakan-gerakan yang dapat mematikan aktifitas rakyat kemudian
dapat di tangulanggi atas kerja sama komponen baik pemerintah ABRI dan rakyat .
sebagai refieksi dari tindakan mereka yang menyesetkan rakyat akhirnya gerakan
PKI dapat teratasi dan dinyatakan sebagai morganisasi terlarang dibumi
Indonesia beridiologi Pacasila. Dan karebna tindakan-tindakan -tindakan mereka pemerintah mengajarkan
tokoh-tokoh PKI serta membuat agenda wasiat untuk mewaspadai dan mengawasi
anggota masyaraksat baik yang terlibat maupun yang dilibatakan.
CITA-CITA GADIS
INDAH YUSARI
......Saya punya cita-cita
untuik menjadi mdokter. Dokter yang baik pada pasien, yang mengizinkan remaja
untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi tanpa perlu didampingi orang
tuanya.........
“Kamu
harusnya ikut dalam lomba itu, bukanya menggundurkan diri”
Tapi,
perut gadis sakit ,eyang . gadis datang bulan semalam”
Jadi
perempuan harus kuat !baru sakit begitu saja sudah manja! Bagaiman kalua
mehirkan?””
Bu
hari ini saya mengundurkan diri dari lompa debat antar SMA. Perut saya sakit
sekali. Setiap datang bulan saya selalu seperti ini. Saya sudah bilang ke Eang,
tapi saya hanya diberi minuman yang pahit sekali rasanya. Kata Eang, itu jamu
supaya perut saya tidak sakit. Tapi tidak berpengaruh, Bu. Perut saya tetap
sakit setiap saya datang bulan.
“Gadis
sakit Eang !”
Hari
ini saya mengundurkan diri untuk menjadi pemimpin upacara bendera Bu. Pagi-pagi
saya datang bulan di sekolah. Perut saya sakit lagi. Sakitnya sampai membuat
saya menggigit bibir. Jadi saya pulang duluan naik taksi. Tapi Eang marah.
Katanya saya tidak becus mengerjakan kewajiban saya.
“Gadis
mau ke dokter, Eyang perut Gadis sakit lagi.”
“udah
minum jamu aja! Entar kalau ke dokter kamu dikasi obat macam-macam.”
“tapi,
Gadis sakit Eyang.”
Bu,
hari ini saya dikasi jamu lagi sama Eyang. Padahal, saya sudah bilang kalau
saya sakit dan mau kedokter. Kata Eyang, nanti kalau ke dokter saya dikasi obat
macam-macam. Saya mau ke dokter, Bu. Perut saya sakit.
“Eyang,
sudah empat bulan Gadis tidak datang bulan. Gadis mau ke dokter.”
“Hah!
Kamu hamil?”
“Gadis
gak ngapain-ngapain Eyang. Sepertinya Gadis sakit. Gadis mau ke dokter.”
“Pak
Man! Siapkan mobil.’
Bu,
akhirnya saya ke dokter. Itupun karena Eyang kira saya hamil. Saya sudah empat
bulan tidak datang bulan. Kata dokter saya tidak hamil. Saya hanya mengalami
gangguan hormon saja dan sudah diberi obat. Tapi saya rasa bukan itu, Bu ada
sesuatu yang lain saya tidak tahu.
“Kamu
tidak sekolah hari ini?” Kan sudah kelas tiga, mau UN juga, masi saja malas.”
“Gadis
sakit Eyang. Hari ini baru datang bulan lagi setelah lima bulan bulan Gadis
tidak datamng bulan. Gadis ngak kuat buat sekolah.”
“Mbak
Inah, buatkan jamu waktu itu untuk Gadis.”
Bu,
Gadis akhirnya datang bulan. Perut saya luar biasa sakitnya, Bu. Lebih radi
sakit yang biasanya. Sampai-sampai saya tidak sekolah hari ini. Bu, saya
sebenarnya ingin ke dokter lagi. Saya rasa ada sesuatu yang tidak beres dengan
diri saya.
“Selamat
siang. Ada yang bisa saya bantu?”
“Saya
mau periksa gangguan alat reproduksi, Mbak.”
“Kamu
bisa mendapatkanya, tapi harus didampingi orang tuamu..”
“Kalau
Ayah?”
“Kamu
‘kan perempuan, masa mau ditemani ayahnya, apa ngak malu.”
Bu,
hari ini saya pergi ke rumah sakit tapi tanpa pengetahuan Eyang. Saya sudah
mencari informasi di internet dan saya rasa ada masalah dengan kesehatan saya.
Saya butuh kesehatan reproduksi. Tapi waktu saya datang ke sana sendirian,
Suster bilang kalau harus didampingi orang tua.
“Gadis....”
“Ayah!
baru datang?”
“Iya,
sayang. Gimana sekolah kamu?”
“Sebentar
lagi UN, ayah. Gadis harus banyak belajar. Ayah, Gadis boleh ke dokter?”
“Kamu
sakit?”
“Gadis
rasa perut Gadis buncit. Bukan karena banyak makan, tapi Gadis rasa ada masalah
dengan kesehatan Gadis.”
“Sekarang
kita ke dokter.”
Bu,
tadi ayah pulang dan bawa Gadis ke dokter. Soalnya perut Gadis sedikit buncit dan keras. Besok Gadis harus periksa
lagi ke dokter. Gadis benar-benar takut... Gadis tidak mendengar dokter bilangapa
karena ayah dan Eyang saja yang dengar penjelasan dari dokter. Di mobil Eyang
berdebat hebat dengan ayah. Saya tidak tahu mereka pastinya membicarakan apa.
Saya hanya dengar kalau Eyang berkali-kali menyebut kata perawan dan tidak
perawan. Ayah tetap dengan pendiriannya. Besok dia akan membawa Gadis ke rumak
sakit lagi.
“Apa
ini sakit, ayah?”
“Enggak,
sayang. Kamu akan baik-baik saja.”
Hari
ini saya operasi, Bu. Untuk mengeluarkan cairan yang membuat perut saya seperti
orang hamil ini. Oh ya, Bu, saya sudah sebulan tidak sekolah. Sepertinya saya
harus mengulang di kelas tiga ini. Saya tidak bisa mengikuti UN karena saya
hari ini di rumah sakit. Tidak apa-apa, ya, Bu. Saya tetap akan jadi anak ibu
yang pintar, kok. Nanti kalau sudah masuk sekolah lagi, saya akan belajar giat.
Tadi
saya hanya sebentar bicara dengan ayah, kemudian saya seperti tertidur setelah
saya bangun, ajaib! Bu, perut saya sudah tidak buncit lagi. Saya senang, Bu.
Karena saya bisa menggunakan baju yang biasanya saya pakai dan saya bisa
sekolah lagi.
“Ayah,
tidak bekerja?”
“Ayah
temani kamu saja.”
“Gadis
senang ayah bisa sama Gadis. Soalnya biasanya ‘kan ayah pergi terus. Gadis Cuma
bisa telepon ayah atau chat di YM aja.
Bu,
maaf saya baru bisa ngobrol sekarang. Beberapa hari yang lalu kondisi saya
memburuk. Sekarang saya sudah membaik, walaupun masih di rumah sakit. Ternyata
saya sakit, Bu. Karena harus tidur di rumah sakit seperti ini. Tapi, saya tidak
tahu sakit apa. Kalau saya tanya ke Eyang. Eyang pasti lansung nangis terus dia
bakal peluk saya. Kalau saya tanya ke ayah, dia Cuma bilang, saya pasti sembuh.
Oh
ya, Bu, perut saya buncit lagi saya seperti waktu dalam foto ibu sewaktu
mengandung saya . lucu, Bu. Tapi saya sudah operasi lagi, jadi hari ini sudah
tidak buncit.
Bu,
kemarin teman-teman datang menjenguk saya, walaupun hanya sedikit. Yang boleh
masuk. Saya di bawakan banyak buku-buku oleh Arin. Katanya, biar saya tidak
bosan disini.
Oh ya,
ibu masi ingat dengan kama, teman sebangku saya yang saya bulang ke ibu kalau
dia baik. Dia juga datang, bawa boneka sapi besar sekali dan puding mangga
buatan ibunya. Kama membantu saya makan dan kami mengobrol cukup lama. Saya
senang Bu.
“Ayah,
Gadis boleh tanya sesuatu?”
“Iya
sayang. Ayah akan jawab kalau memeng itu bisa ayah jawab.”
“Apa
Gadis bisa sembuh, ayah?”
“Pasti
sayang, kamu pasti sembuh.”
Bu,
semalam saya mendengar ayah menangis,ayah memanggil nama ibu dan besok paginya
saya melihat ayah tertidur di kursi dengan memeluk foto kita bertiga waktu saya
masih TK. Saya jadi kangen ibu. Maaf, ya, Bu, kalau sekarang saya malah membuat
repot ayah dan Eyang.
Bu,di
perut saya sekarang ada garis panjang. Itu bekas operasi sedikit sakit Bu, tapi
nggak apa-apa. Soalnya, kata ayah, saya pasti sembuh. Saya ingin cepat-cepat
keluar dari rumah sakit ini karena saya ingin jalan-jalan dengan Kama.
“Kama,
saya mau lihat matahari tenggelam.”
“Kamu
sudah bilang dengan ayah!”
“Saya
sudah bilang sama ayah kalau saya mau lihat matahari terbenam. Nanti akan ada
mobil yang antar kita.”
Bu,
hari ini saya bisa jalan-jalan dengan Kama, walaupun belum keluar dari rumah
sakit. Saya senang bisa melihat ombak, pasir, matahari terbenam dan langit yang
berwarna jingga. Suasananya mengingatkan saya dengan waktu kita dulu. Saya jadi
rindu dengan ibu.
“Ayah, peluk gadis.”
BU, Saya belajar banyak dari kejadian in saya punya
cita-cta untuk menjadi dokter. Dokter yang baik kepada pasiennya, yang
mengijinkan ramaja untuk bisa mengaskes layanan kesehatan reproduksi tanpa
perlu di damping orang tuanya. Bu saya juga ingin punya yayasan yang mau
membagi informasi kepada remaja orang tua agar tidak ada anak harus menderita
karena kehasatan reproduksinya terganggu. Semoga waktu saya cukup ya BU
***
Pria
berkaca mata itu menutup buku bersampul hijau yang dad susdah selesai
dibacanya. Sebuah cita-cita yang pernah dituliskan oleh anak perempuanya.
Untuk seorang
teman yang peernah tertawa bersama.
TUGAS
MULOK
OLEH :
1.
MUH. ALFIAN M
2.
RISDAWATI
3.
RAHMI
4.
SERLIANTI
5.
SURIANI
6.
YUYUN LESTARI
SMA NEGERI 1 RAHA
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar