PENGUKURAN
ANTROPOMETRI
Oleh : Siti Haryani, S.Kep., Ns
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur
tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran)
Ukuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
:
1. Tergantung
umur, yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia
atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang
dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.
2. Tidak
tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya
tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur.
Misalnya berat
badan terhadap umur.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering
digunakan untuk menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :
1. Berat Badan
Berat
badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai
untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Pada
usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal,
yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya
mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya
produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat
badan lahir pada hari kesepuluh.
Pada
bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700
–1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan
III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350
gram/bulan.
Dari
perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan
akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah
2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada
tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (
growth spurt)
Selain
perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25
kg
2. Berat badan usia 3 – 12 bulan,
menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
3. Berat badan usia 1 – 6 tahun,
menggunakan rumus :
( Umur(tahun)
X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan :
n adalah usia anak
4. Berat badan usia 6 – 12 tahun ,
menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 – 5
2
Cara pengukuran berat badan anak adalah :
1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi
dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.
2. Tidurkan bayi pada meja timbangan.
Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu
kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak
untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.
3. Ketika minmbang berat badan bayi,
tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi
jatuh saat ditimbang.
4. Apabila anak tidak mau ditimbang,
ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak
digendong oleh ibu dan ditimbang
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat
badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu
5. Tentukan hasil timbangan sesuai
dengan jarum penunjuk pada timbangan.
6. Selanjutnya, tentukan posisi berat
badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak
normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat
dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada
pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.
2. Tinggi
Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2
tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan
rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya
adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun.
Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup
pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti
pada usia 18 – 20 tahun.
Seperti
halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari
Behram (1992), yaitu :
a.
Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun
= 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun
= 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun
= 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan
lahir
f.
Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman
(1992):
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 +
77
Cara pengukuran tinggi badan anak
adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan
atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)
2. Baringkan
anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan
bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Apabila tidak
ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada
tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada
bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak
antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi
berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian
belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat
pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan
bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian
kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar 2.
3. Lingkar
kepala
Secara
normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran
lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar +
0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan
pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih
dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala
adalah :
a.
Siapkan pita pengukur (meteran)
b.
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita
bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan
hasilnya (lihat Gambar 1)
c.
Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
4. Lingkar
Lengan Atas (Lila)
Pertambahan
lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar
11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran
lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi
dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a.
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian
kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan
lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar
3.
b.
Lingkarkan alar
pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita
pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai
dengan angka yang tertera pada pita pengukur
d.
Catat hasil pada KMS
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid
respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar
dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan
pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara
pengukuran lingkar dada adalah :
a.
Siapkan pita pengukur
b.
Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1
c.
Catat hasil pengukuran pada KMS
Referensi :
Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan), edisai pertama, Jakarta : Salemba
Medika
Soetjiningsih, 2005, Tumbuh Kembang
pada Anak, Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar