PENGKAJIAN
FISIK PADA BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
pengkajian secara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji
adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus,
yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi appearence (warna kulit), pulse (denyut
jantung), grimace (refleks atau respon terhadap rangsang), activity (tonus
otot) dan respiratory effort (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak
kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian
fisik. Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan
lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik/penunjang
lain dan catatan medik yang menunjang.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Pengkajian
ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan
pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali
pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan
ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia
berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi.
Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera
dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan
apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan
pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi
selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir. Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah
lahir (immediate care of the newborn) :
1. Mempelajari
hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga.
2. Menilai
skor APGAR
3. Melakukan
resusitasi neonatus
4. Melakukan
perawatan tali pusat,pemotongan jangan terlalu pendek dan harus diawasi setiap
hari.
5. Memberikan
identifikasi bayi dengan memberi kartu bertulisan nama ibu, diikatkan di
pergelagan tangan atau kaki.
6. Melakukan
pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital.
7. Meletakkan
bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam inkubator jika
ada indikasi.
8. Menentukan
tempat perawatan : rawat gabung, rawat khusus atau rawat intensif
9. Melakukan
prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang diturunkan dari ibu,
misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin)
pada bayi.
Prosedur
pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai
berikut :
- Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
- Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
- Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
- Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala,muka,klavikula,lengan,tangan,dada,abdomen,tungkai
kaki,spinal dan genetalia).
- Mengindentifikasi waran dan aktivitas bayi.
- Mencatat miksi dan mekonium bayi.
- Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LILA), menimbang berat badan (BB), dan mengukur panjang
badan (PB) bayi.
- Mendiskusikan hasil pemeriksaan pada orang tua.
- Mendokumentasi hasil pemeriksaan.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Nilai APGAR
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Appearance (Warna Kulit)
|
Blue (Seluruh tubuh
biru atau pucat)
|
Body Pink, Limbs Blue
(Tubuh kemerahan, ekstrimitas biru)
|
All Pink ( Seluruh tubuh
kemerahan)
|
Pulse (denyut Jantung)
|
Absent (tidak ada)
|
<100
|
>100
|
Grimace (Refleks)
|
None (Tidak bereaksi)
|
Grimace (Sedikit gerakan)
|
Cry (Reaksi melawan,
menangis)
|
Actifity (Tonus otot)
|
Limp ( Lumpuh)
|
Some Flexion of Limbs
(Ekstrimitas sedikit fleksi)
|
Active Movement, limbs Well
Flexed
(Gerakan aktif, ekstrimitas
fleksi dg baik)
|
Respiratory Effort (Usaha bernafas)
|
None (Tidak ada)
|
Slow, irregular
(Lambat, tidak teratur)
|
Good, Strong Cry (Menangis
Kuat)
|
Sumber : Matondang dkk,2000
dalam Hidayat (2005) dikutip dari Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Pemeriksaan APGAR bertujuan
untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot,
kemampuan refleks dan warna kulit.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisikbayi baru lahir secara komplit, tenaga
kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini :
Pemeriksaan cairan amnion,
untuk menilai kelainan cairan amnion (volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/oligohidramnion.
Pemeriksaan plasenta, untuk
menentukan keadaan plasenta, apakah terdapat pengkapuran,nekrosis,berat
plasenta dan jumlah korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar
identik/tidak.
Pemeriksaan tali pusat, untuk
menilai adanya kelainan pada vena/arteri, apakah terdapat tali simpul.
Pengukuran antrometri,
minimal meliputi BB (2500-3000 gr), PB (45-50cm), LK (33-35cm), LD (30-33cm).
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Tujuan Pengkajian Fisik Pada
Bayi Baru Lahir
Ø
Untuk mendeteksi
kelainan-kelainan.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan hatrus difokuskan pada anomali kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan extra uteri. Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Ø
Untuk mendeteksi segera
kelainan dan dapat menjelaskan pada keluarga.
Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga menemukannya kemudian hari, akan menimbulkan dampak yang tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak bisa mendeteksi kelainan pada bayinya.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Kapas
Senter
Termometer
Stetoskop
Selimut bayi
Bengkok
Timbangan bayi
Pita ukur/metlin
Pengukur panjang badan
PEMERIKSAAN FISIK
Pernafasan
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata
pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru
lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi
dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir
kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan
terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik
secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal.
Warna Kulit
Lakukan inspeksi pada warna
bayi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat,
ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya
lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya
lebih tebal.
Denyut jantung
Hitung denyut jantung bayi
dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah
bayi mengalami gangguan yang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal,
seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas.
Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara
100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit
dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama
beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres.
Suhu Aksiler
Ukur suhu aksila. Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan
apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi
antara 36,5-37,5 derajat celcius.
Postur dan Gerakan
Kaji postur dan gerakan. Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya
epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke
belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan
postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan
longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi
berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu
ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di
dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau
lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut.
Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan
simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit
gemetar.
Tonus Otot/Tingkat Kesadaran
Periksa tonus atau kesadaran bayi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat
adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan
sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang,
mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons
terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat
kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika
sedang tidur atau dalam keadaan diam.
Ekstrimitas
Pemeriksaan ekstremitas.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas
abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau
ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya
berlebih atau saling melekat.
Periksa posisi, reaksi bayi
bila ekstrimitas disentuh, dan pembengkakan.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Kulit
Pemeriksaan Kulit. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya
kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau
trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada
tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong).
Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan
pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau
selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap
normal.
Tali Pusat
Pemeriksaan tali pusat.
Pemeriksaan ini untuk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau,
atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat
putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas
pada hari ke-7 hingga ke-10.
Berat badan
Normal 2500-4000 gram .
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD to
TOE)
Kepala
Pemeriksaan kepala dan leher.
Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:
Pemeriksaan rambut
dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan
punggung.
Pemeriksaan wajah dan
tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling
menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput
succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya
tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari).
Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari
pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak,
berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi
sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak
yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang terjadi
karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak,
batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya
diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah
menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan,
kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2
bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.
Mata
Pemeriksaan mata untuk menilai
adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi gerakan mata yang belum
sempurna. Cara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara
perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa.
Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang,
maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus
melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma
kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea.
Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih.
Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan
konjungtiva, retina, dan lain-lain.
Telinga
Pemeriksaan telinga dapat
dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan
membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi
refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.
Hidung
Pemeriksaan hidung dapat
dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui
mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya
atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan
gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa. Apabila sekret
mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital
dan kemungkinan lain.
Mulut
Pemeriksaan mulut dapat
dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan
lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila
ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan
kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya
disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai
adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna.
Leher
Pemeriksaan leher dapat
dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam
pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya
kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.
Klavikula dan lenga tangan
Adakah fraktur klavikula,
gerakan, jumlah jari .
Dada
Bentuk dan kelainan bentuk
dada,puting susu,gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.
Sumber : Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Abdomen dan punggung
Pemeriksaan abdomen dan
punggung. Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi
untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat
diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga
perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta
kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat
dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar
otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat
diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian
ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat
disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk
menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk
mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal
(defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).
Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang
penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium uretrae di ujung
penis, kelainan (fimosis, hipospadia/ epispadia). Kelamin perempuan : labia
mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret
dan lain-lain.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Pemeriksaan
genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia
mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila
ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada
sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi
laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi
adalah 3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi
adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis
atau defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn
penis.
Tungkai dan Kaki
Gerakan, bentuk simetris /
tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus / pes equinovalgus.
Anus
Berlubang atau tidak, posisi,
fungsi spingter ani, adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon.
Refleks
Berkedip, babinski,
merangkak, menari atau melangkah, ekstrusi, galant’s, moro’s, neck righting,
palmar graps, rooting, startle, menghisap, tonic neck.
Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal
dan saluran gastrointensial bagian bawah. Bayi baru lahir normal biasanya
kencing lebih dari enam kali perhari . bayi baru lahir normal biasanya berak
cair enam sampai delapan kali perhari. Dicurigai diare apabila frekuensi
meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan vagina
pada bayi baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama
kehidupan dan hal ini di anggap normal.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare
serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi
mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila
frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per
vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu
pertama kehidupan.
Pengukuran Antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat
badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila
ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi
memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi
dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam
kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang
badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran
lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya
adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari
lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala
lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.
Penampilan dan Perilaku Bayi
baru lahir
Kriteria fisik bayi baru lahir (neonatus) normal, antara lain sebagai berikut.
Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat badan lahir antara
2500-4000 gram atau sesuai masa kehamilan, panjang badan antara 44-53 cm,
lingkar kepala melalui diameter biparietal 31-36 cm, skor APGAR antara 7-10,
tanpa kelainan kongenital atau trauma persalinan. Dilihat dari kriteria
neurologik neonatus normal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : posisi bayi
frog position (fleksi pada ekstrimitas atas dan bawah), refleks moro / kejutan
positif (+) dan harus simetris, refleks hisap positif (+) pada sentuhan palatum
molle, refleks menggenggam positif (+), refleks rooting (+).
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal. Beberapa variasi ini
bersifat sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik. Tapi
ada juga beberapa yang menetap dan disebut sebagai “tanda lahir”. Berikut in
ivariasi penampilan yang normal pada bayi baru lahir :
Kulit
Warna kulit bayi sangat
bervariasi tergantung ras,usia,suhu dan keadaan bayi. Saat bayi lahir,
warna kulit mungkin berwarna keunguan,lalu berubah menjadi kemerahan setelah
bayi menangis keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi berwarna
kekuningan. Hal ini dapat merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel
darah merah yang banyak tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warna
kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa hari
Kepala
Bentuk kepala dihari-hari
pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses
persalinan yang dialami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam seminggu
pertama. Bayi juga bisa mengalami cephal hematoma. Yaitu benjolan dikepala
bagian samping akibat adanya kesulitan persalinan, biasanya terjadi 24-48 jam
pasca persalinan. Tapi tak mepengaruhi otak bayi dan bisa menghilang beberapa
minggu. Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.
Telinga
Bentuknya bisa tidak sama
antara kanan dan kiri, kadang terlipat, dan kadang berbulu. Tapi hal ini tidak
akan menetap, melainkan akan menuju ke bentuk yang sempurna. Rambut di sekitar
telinga pun akan rontok.
Bibir
Bibir bayi akan kering untuk
sementara waktu, yang disebut sucking blister. Hal ini terjadi akibat gesekan
antara bibir bayi dengan puting atau aerola. Kulit bibir yang kering akan
segera tergantikan dengan lapisan baru.
Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi
pada bayi barulahir baik laki-laki ataupun perempuan dalam tiga hari pertama kehidupannua.
Hal ini disebut newborn breast swelling , yang dihubungkan dengan hormon ibu
dan menghilang dalam beberapa hari dampai beberapa minggu.
Alat kelamin
Alat kelamin dapat terlihat
membengkok atau mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai usia
kehamilan. Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir vagina
yang dalam. Semakin cukup bulan labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan
dapat mengeluarkan cairan atau mukus kemerahan dari vagina dalam minggu pertama
kehidupan. Kejadiann normal ini dihubungkan dengan hormon ibu. Bayi prematur
laki-laki mempunyai skrotum yang rata dan halus dengan testis yang belum turun
(sebaiknya testis turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih bulan menampakkan
garis-garis pada skrotum dengan testis yang sudah turun.
Tanda Lahir
Tanda lahir seringkali
mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah hingga bokong,
meskipun dapat juga dijumpai di bagian lain. Beberapa jenis tanda lahir berikut
ini dapat membantu memastikan apakah tanda lahir tersebut normal :
Ø Vernix
caseosa
Vernix Caseosa adalah
substansi berwarna putih, licin seperti keju melapisi kulit bayi yang baru
lahir. Fungsinya melindungi bayi dari cairan ketuban dalam rahim. Vernix dapat
tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan. Tidak perlu dibersihkan dan biasanya
diserap kulit.
Ø Lanugo
Lanugo adalah rambut halus
pada tubuh bayi, terutama di punggung, dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat
pada bayi prematur. Biasanya tidak terlihat lagi pada bayi yang lebih bulan.
Ø Milia
Milia adalah bercak putih
kecil dan keras seperti jerawat pada hidung bayi baru lahir. Dapat pula muncul
didagu dan dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar minyak dan dapat
menghilang sendiri. Bila terdapat di mulut dan gusi disebut Epstein pearls.
Ø Strok
bites atau salmon patches
Adalah bercak merah atau pink
kecil yang ditemukan di kelopak mata, diantara mata, bibir atas dan belakang
leher. Bercak ini terlihat jelas ketika bayi mengis dan akan menghilang dengan
sendirinya.
Ø Mongolian
spot
Mongolian spot adalah bercak
biru keunguan seperti memar pada bagian bawah belakang ayi dan bokong.
Penyebabnya adalah penumpukan sel pigemn dan biasanya menghilang pada usia 4
tahun.
Ø Cafe
au lait spot
Yaitu berupa tanda lahir
bewarna cokelat muda ini bersifat permanen dan muncul pada saat lahir atau
beberapa hari kemudian.
Ø Erythema
toxicum
Adalah bercak kemerahan pada
bayi baru lahir. Sering terdapat di dada dan di punggung atau hingga seluruh
tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari pertama.
Tapi jarang terjadi pada bayi prematur. Penyebabnya tidak diketahui. Keadaan
ini tidak membutuhkan pengobatan dan menghilang sendiri dalam beberapa hari.
Ø Acne
Neonatorum
Sekitar 1/5 bayi baru lahir
mempunyai jerawat pada bulan pertama. Biasanya di pipi dan dahi. Hal ini
disebabkan oleh hormon ibu dan akan menghilang dalam beberapa bulan . jerawat
tersebut tidak boleh dipencet karena dapat menyebabkan infeksi.
Ø Strawberry
hemangioma
Adalah area menonjol, sembab,
berwarna merah tua atau terang seperti starwberry yang dobentuk oleh penumpukan
pembuluh darah prematur. Strawberry hemangioma sering terlihat dikepala.
Umumnya tidak muncul pada saat lahir tetapi baru terlihat untuk beberapa bulan,
dan secara bertahap menghilang dan biasanya menghilang sempurna saat uisa 9
tahun.
Ø Portwine
stain
Adalah tanda lahir berupa
bercak tidak menonjol berwarna pink, merah, ungu. Tanda lahir ini berasal dari
penumpukan kapiler dan biasanya muncul di kepala dan leher. Ukurannya dapat
kecil atau menutupi seluruh permukaan tubuh. Cirinya tidakberubah warna atau
menghilang bila ditekan.
Keseimbangan kalori dan
cairan pada bayi baru lahir menunjukkan bahwa, cairan tubuh bayi sebanyak
70-75% berat badan. Jumlah ini lebih banyak dibanding dengan banyaknya cairan
tubuh orang dewasa yaitu 60-65%. Kebutuhan keseimbangan cairan pada bayi
dihitung berdasarkan intakeoutput,insensible loss dan kebutuhan tumbuh kembang.
Sumber : Muslihatun, Wafi
Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Matondang dkk,2000 dalam Hidayat
(2005)
Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan Oleh A. Aziz Alimul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar